72. Manipulasi

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Seorang penyihir memasuki ruang sidang melalui pintu samping di sebelah mimbar Raja. Rambut cokelat gelapnya tersingkap saat penutup kepala jubahnya turun ke pundak, memperlihatkan satu wajah rupawan dan sepasang mata yang sama cokelatnya. Di pundaknya, tersampir tali yang terhubung dengan tas kulit besar, seperti yang sering dibawa oleh para pedagang keliling.

Penyihir muda tersebut segera memberikan salam penghormatan pada Raja. 

"Rupanya Anda, kreator jenius yang dikatakan oleh Grand Magus, yang telah menciptakan terobosan baru!" seru Raja Reagan.

"Saya tidak dapat mengatakan kalau saya jenius, tapi memang saya yang menciptakan," jawab si penyihir. "Oh, mohon maaf atas kelancangan saya yang belum memperkenalkan diri. Nama saya Collin, penyihir divisi kreator."

Collin mengedarkan pandangan pada seluruh hadirin yang ada di ruangan. Seketika itu juga, para wanita terpana menatap sosok tampan ini, begitu pula dengan Fransiska di meja penuntut. Ada rona merah terbit di wajahnya, ketika mata sang penyihir bertemu dengan gadis itu. Namun, si penyihir mengabaikannya. Penyihir itu berhenti mengedarkan pandangan ketika menemukan sosok Fiona. 

Fiona juga terpana, tetapi dengan alasan berbeda. Ia jelas mengenali wajah tampan Collin dari webtoon "Lady Renata". Bukankah dia adalah protagonis utama pria? Kenapa dia bisa ada di sini? Dan profesinya adalah penyihir? Seharusnya ia adalah seorang peternak sapi!

Kemudian, Collin berjalan ke arah Fiona yang berdiri di stan. Refleks, Fiona menjadi waspada menatap sang protagonis yang seharusnya belum muncul dalam cerita. Collin seharusnya baru akan muncul saat Renata kabur ke pedesaan karena menentang perjodohan. Namun, makin dilihat, Fiona makin yakin kalau sosok di hadapannya adalah Collin, si calon Putra Mahkota di masa depan.

Setibanya di hadapan Fiona, Collin menatap gadis itu lekat-lekat, dari ujung kepala hingga kaki. Tiba-tiba, ia tersenyum menyeringai seraya mengangguk-angguk, membuat Fiona sedikit bergidik. 

Collin berpaling pada Lucas yang ada di sisi kiri ruang sidang, lalu menatapnya lekat-lekat pula. Pemuda itu kembali tersenyum, menimbulkan banyak tanda tanya di hati Lucas. 

"Yang Mulia," Collin kembali menghadap sang Raja. "Aku ingin memulai tes dari sisi pembela terlebih dahulu." 

Kedua mata Lucas langsung membulat. Ia jelas tidak siap. Di memorinya akan muncul tiap kejadian ketika ia memaksa Fiona untuk melayaninya, tepat saat gadis itu menghabiskan malam pertama menginap di kastel Abbott.

Sesegera mungkin, Lucas ingin berkelit. "Ta-tapi, saya tidak---"

"Apa yang Anda takutkan, Tuan Lucas?" tanya Collin. "Bukankah Anda sendiri yang mengatakan kalau tidak menyiksa korban?"

"Tapi ... ."

Para prajurit segera menyiapkan satu buah meja panjang dan dua buah kursi di tengah-tengah ruangan. Di atas meja tersebut, Collin dapat mengeluarkan isi tasnya, berupa sebuah kota kayu besar yang sisi sampingnya dapat dibuka. Di dalamnya ada sebuah mesin lain dengan layar dan papan ketik yang terbuat dari lempengan besi. Melihat benda itu, membuat Fiona teringat sesuatu. Bentuknya seperti laptop ... .

Di sisi kanan mesin yang mirip laptop tersebut, Collin mengeluarkan satu benda bundar kuningan mirip mahkota, yang ukurannya bisa disesuaikan pada kepala si pemakai. Ada seutas kabel pada mahkota itu yang terhubung dengan mesin. Collin mengutak-atik sejenak alat buatannya tersebut, lalu meminta Lucas untuk keluar dari stan dan duduk di kursi yang telah disediakan.

Lucas ingin menolak, tetapi pergerakannya terkunci oleh dua prajurit yang menggiringnya paksa ke tengah ruangan. Collin memperlihatkan sejenak mahkota yang ia bawa, lalu memperkenalkannya. "Ini adalah mahkota memori. Dari sinilah, ingatan seseorang akan diserap, lalu masuk ke dalam mesin di sini dan diproses menjadi visual, menggunakan sudut pandang pertama."

Collin menyalakan mesin di atas meja, hingga layarnya menampilkan sesuatu. Penyihir muda itu mengetik sejenak, lalu memasangkan mahkota memori di kepala Lucas. Sesaat kemudian, lampu-lampu yang ada di sisi mahkota berkelap-kelip merah dan kuning, menandakan mahkota siap digunakan.

Collin tersenyum ceria. Kemudian, jari-jemarinya kembali menari di atas papan ketik dengan cepat. Kabel yang menghubungkan antara mahkota dengan mesin juga mulai mengeluarkan cahaya. berpendar-pendar.

Di sini, Lucas sudah pasrah. Ia yakin, pasti akan segera masuk penjara setelah tes selesai.

Tiba-tiba, mesin di tangan Collin menyorotkan gambar bergerak ke atas, di tengah-tengah udara. Seluruh hadirin berdecak kagum, termasuk Fiona. Di dunia yang tanpa listrik seperti ini, sorotan gambar tersebut mengingatkannya pada proyektor.

Pada sorotan gambar tersebut, sudut pandang diambil dari mata manusia yang dipasangi mahkota memori. Muncullah tampilan koridor kastel Abbott, menandakan Lucas tengah menyusurinya. Sesekali pemuda itu menoleh ke belakang, di mana Fiona mengekorinya.

Di ujung koridor, ada seorang pemuda lain, yakni Alan, sekretaris sang Duke. Lucas berhenti dan berkata, "Mulai hari ini, dia akan bekerja untuk kita sebagai pelayan pribadiku. Kau uruslah dia."

"Baik, Tuan." sahut Alan di dalam gambar. Tak ada yang salah pada hal tersebut. Setelah menyerahkan pada Alan, Lucas langsung pergi ke kamar tidurnya. 

"Ini adalah kejadian saat Nona Fiona pertama kali tiba di kastel," ucap Collin." Aku akan percepat, hingga hanya menampilkan ketika Nona Fiona berada di dekat Tuan Lucas."

Tiap adegan yang ditampilkan, tak ada yang aneh. Fiona bekerja sebagai pelayan biasa yang senantiasa berada di kamar Lucas, melayaninya membawakan pakaian atau makanan ke kamar sang tuan muda. Lucas sendiri juga terlihat beberapa kali pergi ke pedesaan seorang diri, berdonasi, hingga ia bertemu penjual lahan pangium beracun dan bertransaksi.

Lucas tampak malu. Ia dipaksa mengingat kembali, bahkan kini melihatnya lagi dalam bentuk gambar, ketika ia dengan mudahnya percaya pada si penjual lahan. Di sisi lain, ia bersyukur karena bisa dekat dengan Fiona setelahnya.

Namun, ada yang berbeda dari apa yang ia ingat. Di sorotan gambar tersebut, Lucas tak terlihat sama sekali memaksa Fiona berhubungan badan hingga gadis itu memberontak. Anehnya, dalam gambar Lucas seolah berkonsultasi pada Fiona seperti perbincangan biasa, hingga esoknya mereka berdua mengunjungi lahan pangium.

Ini janggal. Kenapa tidak ada sedikit pun memoriku yang tampil ketika memaksa Fiona melayaniku? Seolah aku benar-benar orang baik yang tak pernah melampiaskan amarah sama sekali pada Fiona!

Di saat yang bersamaan, Fiona juga kebingungan melihat apa yang tampil pada sorotan gambar. Tidak ada kejadian ketika ia harus melawan Lucas agar tidak berlaku kasar padanya setelah mendapat omelan dari sang Duke. Seolah-olah, semua gambar yang tampil telah dimanipulasi.

"Dari sini, kita semua sudah dapat melihat dengan jelas, bahwa tak sedikit pun Tuan Lucas berlaku kasar, apalagi melecehkan Nona Fiona. Itu berarti, apa yang ia katakan tadi adalah kebenaran," ucap Collin, seraya menyudahi sorotan gambar yang mesinnya tampilkan.

Para hadirin bertepuk tangan riuh, menyisakan amarah di wajah Fransiska dan Otto. 

Selanjutnya adalah giliran Fiona yang dites kejujurannya. Gadis itu berharap mati-matian dalam hati agar keajaiban juga terjadi pada memori yang ditampilkan nanti dari kepalanya. Jangan sampai kehidupanku sebelumnya terkuak. Bukan di sini. Bukan saatnya! Kumohon, terjadilah keajaiban yang sama seperti pada ingatan Lucas tadi!

Usai memasangkan mahkota memori di kepala Fiona, Collin kembali mengutak-atik mesin di tangannya. Tampilan ingatan Fiona muncul pada layar, dan penyihir muda itu memeriksa setiap kejadian sebelum ditampilkan dalam sorotan ke udara.

Tiba-tiba, sesaat kemudian, Collin berpaling pada Fiona sembari tersenyum penuh makna.

***

Baca lebih cepat di Karyakarsa.com/ryby dengan harga hanya Rp. 1000/bab! Di sana sudah TAMAT + 1 Extra ch yang tidak ada di Wattpad! Tanpa download, tanpa apk, tanpa jeda iklan, dan babnya lebih cepat tayang!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro