73. Dalang Masalah

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kenapa dia tersenyum seperti itu? Apa dia sudah mengetahui sesuatu? Fiona bertanya-tanya dalam hati, tetapi tidak berani menatap penyihir Collin secara langsung. Gadis itu takut ketahuan kalau ia penasaran apa yang telah dilihat oleh sang protagonis.

Collin tak menghiraukan Fiona yang berpaling darinya. Pemuda itu tahu, bahwa Fiona saat ini sedang berharap yang Lucas alami tadi akan kembali terjadi padanya.

Tiba-tiba, Collin menoleh pada Fiona. Dengan volume suara yang hanya dapat didengar oleh mereka berdua, pemuda itu berkata, "Tenang saja."

"Eh?" Fiona tak mengerti maksud Collin. beberapa detik berikutnya, sorotan gambar kembali muncul di udara, kejadian-kejadian dari awal Fiona tiba di kastel dan bekerja sebagai pelayan, hingga akhirnya ia dipekerjakan di kedai dan restoran.

Tak ada penyiksaan apa pun yang dilakukan Lucas Foxton. Jangankan penyiksaan, saat seharusnya muncul kejadian ia tengah bercumbu dengan sang majikan di ruang kerja restoran pun tak ada. Seperti terlewat sama sekali.

Ini tidak mungkin ... Apakah Collin saat ini sedang membantuku? Seharusnya dia adalah peternak, tetapi kini malah jadi penyihir. Itu berarti, kekuatan sihirnya benar-benar nyata? Mungkinkah ia sengaja memanipulasi visual ingatanku dan Lucas? Tapi ... bagaimana mungkin ia membantuku, padahal tidak mengenalku sama sekali?

Aku yakin, ia telah melihat cuplikan ingatanku sewaktu di bumi dalam layar mesinnya itu. Tapi, kenapa ia tidak mengatakan apa pun?

"Dari penggalan memori Nona Fiona, kita dapat mengetahui bahwa keadaannya baik-baik saja selama bekerja di kastel Abbott." Collin menarik kesimpulan. Semua yang membela Lucas mengembuskan napas lega, baik itu Count Jillian dan Duke Alfred yang sedari tadi diam menyaksikan.

Linden sendiri tak percaya pada apa yang telah dilihatnya. Menurut Seri yang bekerja sebagai informannya di kastel, ia sering melihat Fiona masuk kamar Lucas pada malam hari dan baru keluar dini hari. Tidak mungkin tak ada apa pun. Namun, baik dalam memori Lucas dan Fiona yang ditampilkan, tak sedikit pun ada indikasi yang mengarah hal itu pernah terjadi.

Fiona dipersilakan kembali ke stan. Raja Reagan pun mengambil kesimpulan. "Seperti yang Count Jillian katakan, Lucas Foxton tidak dapat dijatuhi hukuman atas kejahatan perbudakan, karena ia tak memenuhi tiga kriteria untuk bisa disebut pelaku."

Lucas menahan napas. Sang Raja akan segera mengambil putusan yang akan memengaruhi masa depannya dan Fiona.

"Dengan ini, sidang menyatakan bahwa Lucas Foxton ... tidak bersalah!"

Raja Reagan mengetuk palu satu kali. Putusan sidang telah dijatuhkan. Para hadirin pun bersorak. Lucas mengucap syukur hingga membenamkan wajahnya di atas pagar stan terdakwa dengan kedua tangan. Fiona sendiri masih terperangah. Ia tak percaya bisa melampaui sidang dengan selamat tanpa perlu asal-usulnya diketahui.

"Bohong!! Ini semua bohong! Pasti ada manipulasi!" Fransiska berteriak histeris, tak menerima kekalahan. "Mereka harus diperiksa kembali! Perbudakan itu pasti terjadi! Penyihir itu pasti bersekongkol dengan mereka!"

"Apa kau bilang!" Linden bangkit dari kursinya, melompati meja pembela yang menghalangi jalannya menuju Fransiska di seberang. Dua orang prajurit sampai harus menahannya untuk tidak terlalu dekat dengan pihak penuntut. "Justru kau yang mencurigakan! Beraninya kau memfitnah nama Foxton!"

Fransiska bergidik ngeri. "Sa-saya tidak bermaksud menghina nama Foxton, Tuan Linden. Rumor mengatakan Anda sering bermasalah dengan Tuan Lucas. Justru saya melakukan ini semua, agar Anda tidak terbebani dengan kakak yang seperti itu dan bisa menjadi penerus---"

"Mau bagaimanapun, Lucas tetap kakakku! Dia menyandang nama Foxton sama sepertiku! Kau atau siapa pun, tidak perlu ikut campur dalam masalah internal keluarga kami!" Linden menunjuk-nunjuk marah pada wajah Fransiska. Lucas sampai terkejut. Tak pernah Linden berbuat seperti itu di hadapan seorang wanita, apalagi untuk membelanya.

"Tenang! Semua tenang!!" Raja Reagan memberikan titah. Seketika itu juga, semua terdiam di tempat.

"Yang Mulia Raja, mohon izin untuk berbicara." Collin menatap Fransiska dan Otto dengan tatapan licik. "Bagaimana kalau saya periksa memori mereka berdua, untuk membuktikan apakah mereka sendiri telah berkata jujur."

"Apa?! Ta-tapi, bukan kami pelakunya di sini---"

"Izin diberikan." Raja Reagan menyela perkataan Fransiska, hingga gadis itu tak bisa berkelit lagi.

Otto hendak kabur, tetapi dua orang penjaga telah menghalangi jalannya dan memegang kedua lengannya kuat-kuat. "Lepaskan! Lepaskan!! Aku tidak bersalah!"

Collin tak peduli sama sekali. Ia memasang paksa mahkota memori di kepala Otto dan segera memproses ingatannya. Dalam sorotan gambar, jelas terlihat bahwa Otto sering memukul, mencaci, dan menendang Fiona dan ibunya. Pria tua itu juga sering meminta paksa upah Fiona dari kerja serabutan. Para hadirin meringis melihat tampilan ingatan tersebut karena tak tega.

Lucas menggeram marah. Andai saat itu aku mengenal Fiona lebih cepat, ia tak perlu sampai disiksa seperti itu.

Giliran Fransiska, Collin memasangkan mahkota memori dengan cara paksaan yang sama. Sorotan gambar ingatan pun muncul dan bergerak dari sudut pandang gadis itu. Sesuatu yang mengejutkan pun terjadi.

Bukan hanya ia telah berbohong mengenai pertemuannya dengan Otto di Desa Glossop, Fransiska juga ternyata tidak sendiri. Ada orang lain yang menyuruhnya untuk melayangkan surat tuduhan perbudakan pada pasukan khusus. Bahkan orang lain tersebut juga mengatur jalannya pertemuan antara Fransiska dan Otto. Bukan di desa, melainkan di kediaman Fransiska sendiri.

Orang itu pula juga yang merencanakan skenario mengenai apa saja yang harus dikatakan Fransiska dan Otto di persidangan.

Orang tersebut adalah Renata Basset.

"Sudah kuduga, dialah dalang dari semua ini!" Linden menggeletuk giginya, saking geram pada apa yang tampil dalam memori Fransiska. Duke Alfred sendiri sampai maju dari kursi hadirin ke sebelah Linden di kursi pembela untuk bisa melihat lebih jelas. Beliau tak percaya, bahwa putri mendiang sahabatnya bisa tega melakukan semua ini.

Usai menampilkan seluruh fakta, Fransiska dan Otto menunduk dalam-dalam, tak berani menatap siapa pun saking malunya. Para hadirin melemparkan umpatan pada mereka berdua. Raja Reagan sampai harus menenangkan mereka kembali.

"Duke Alfred Foxton. Karena masalah ini terjadi dalam wilayahmu, maka hukuman pada yang bersangkutan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Dukedom Foxton," titah Raja Reagan.

"Baik, Yang Mulia." Duke Alfred mengangguk, lalu memanggil putranya. "Linden."

"Ya, Ayah?"

"Datangi putri keluarga Basset di rumahnya. Ia harus bisa menjelaskan semua yang terjadi."

"Siap, laksanakan!"

***

Usai sidang, seluruh yang ada dalam ruangan dipersilakan untuk keluar. Setelah menyelesaikan semua prosedur administrasi yang dilakukan, Lucas menemui Duchess Sofia yang rupanya telah menunggu di koridor. Duke Alfred berdiri di sebelah istrinya, sementara Linden telah kembali ke Warwick untuk menjalankan tugas baru dari ayahnya.

Sofia segera memeluk erat putra kesayangannya itu. "Maafkan Ibu yang sempat meragukanmu ... rupanya kau anak yang sangat baik, sampai-sampai mempertaruhkan nyawa dengan transaksi perbudakan seperti itu hanya untuk menyelamatkan seseorang ...."

Air mata Sofia menetes di atas pundak Lucas saat memeluknya. Pemuda itu jadi merasa bersalah, karena sebenarnya tuduhan ibunya adalah benar. Ia memang memperlakukan Fiona secara rendah sewaktu dulu. Namun, ia tak ingin merusak kebahagiaan ibunya yang sekarang.

Lucas melepaskan pelukan ibunya dan menyeka air mata yang meleleh di pipi wanita tua tersebut. "Tidak apa, Bu. Tidak usah dipikirkan. Siapa pun pasti akan salah paham atas tindakan yang kulakukan."

Duke Alfred yang berdiri di sebelah istrinya itu juga turut merangkul Lucas. "Bila terjadi sesuatu seperti ini lagi, jangan bertindak sendirian. Kau bisa membicarakannya denganku, ibumu, atau Linden."

"Baik, Ayah. Kau benar. Maafkan aku," ucap Lucas.

Tak jauh dari sana, Lucas melihat Fiona yang baru saja keluar dari ruangan, mengurus prosedur pasca sidang. Lucas memanggilnya untuk mendekat. Fiona segera melakukan curtsy dan memberikan salam hormat pada pasangan Duke dan Duchess Foxton.

"Salam hormat, Tuan dan Nyonya," sapa Fiona, yang langsung dibalas dengan anggukan. Sofia bahkan terlihat sangat ceria ketika akhirnya ia bisa melihat wajah Fiona dari dekat.

"Ayah, Ibu. Aku belum pernah memperkenalkan Fiona secara resmi pada kalian." Lucas menatap Fiona lekat-lekat. "Namanya Fiona Nayesa. Gadis inilah yang telah berhasil mengubah hidupku."

Sofia langsung menarik Fiona, dan mendekapnya dalam pelukan. "Sudah lama sekali, aku ingin mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya. Aku sangat bersyukur, Lucas bisa bertemu denganmu ... ."

"Nyo-nyonya, Anda tidak perlu merasa seperti itu! Justru aku yang harus bersyukur karena telah bertemu Tuan Muda!" Fiona merasa tak enak.

Sofia melepas pelukannya, lalu tersenyum seraya membelai wajah Fiona. "Kau cantik sekali. Jadi, kapan pernikahan kalian akan dilangsungkan?"

"Eh?! Pe-per-pernikahan?!!"

Spontan, derasnya aliran darah yang mengalir di tubuh Fiona bergerak cepat ke kepala. Wajah gadis itu amat sangat merah hingga ke leher dan telinga. Tak hanya Fiona, Lucas pun mengalami hal yang sama. "I-ibu! Be-belum sampai sana ...!"

"Belum? Memangnya tunggu apa lagi?" tanya Sofia dengan polosnya. Duke Alfred sendiri jadi ikut malu melihat putranya yang salah tingkah. Beliau pun berdeham. "Istriku, sebaiknya kita tunggu saja kabar baik dari Lucas."

"Oh iya. Baiklah." Sofia tertawa kecil, sementara Lucas dan Fiona saling bertatapan malu.

"Mohon maaf. Apakah kehadiran saya mengganggu perbincangan kalian?" Tiba-tiba, ada suara terdengar dari balik Duke Alfred. Collin si penyihir jenius telah berdiri di sana, lengkap dengan tas yang disampirkannya ke pundak.

"Oh, Tuan Collin!" Kedua mata Lucas berbinar melihat Collin. Ia langsung menjabat tangan sang penyihir. "Terima kasih atas bantuannya tadi!"

"Sama-sama." Collin menjawab singkat seraya tersenyum. Kemudian, pandangan mata pemuda itu tertuju pada Fiona yang ada di belakang Lucas.

"Bolehkan saya meminjam Nona Fiona sebentar? Ada hal sangat penting yang harus kami bicarakan."

***

Baca lebih cepat di Karyakarsa.com/ryby dengan harga hanya Rp. 1000/bab! Di sana sudah TAMAT + 1 Extra ch yang tidak ada di Wattpad! Tanpa download, tanpa apk, tanpa jeda iklan, dan babnya lebih cepat tayang!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro