42. Alur dan Plot

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Materi: Alur dan Plot
Hari/Tanggal: Selasa, 14 Maret 2017
Tutor: Teh Pia Devina ( wp: piadevina )
Notulen: irmaharyuni
Disclaimer: theWWG

=====>>>>>=====<<<<<=====

Sesi wawancara dengan Tutor Pia Devina:

Kenalin, namaku Pia Devina.Pekerjaan ibu rumah tangga merangkap karyawan di industri farmasi. Hehehe.

Karya pertamaku terbit di 2013, tp aku suka nulis sejak SMP *aduh klo sebut taun, ketauan umurnya deh, haha.

Akun WP piadevina

*Belum banyak yang ditulis di sini, tapi Insyaallah mau menggiatkan diri nulis di wp hehehe.

Iya, saya suka ikut lomba.

Ya, nggak selalu menang sih, hahaha. Tapi motivasiku untuk ikut lomba sebetulnya bukan buat menang, tapi buat memotivasi ngeberesin naskah. Klo menang, Alhamdulillah... tp klo kalah juga nggak harus patah hati.

Lomba yg pernah menang?

Hmmm... kalau novel yg PSA3 grasindo, twigora yg tahun 2015.

kalau twigora yg tahun ini baru 20 besar nggak tau lanjut menang apa nggak. hihi minta doanya saja ;),
trs novela bentang, nggg apalagi ya?

Tapi aku sering kalah juga kok, hihihi
kemarin ikut yg stiletto, kalah :)

Tapi at least aku punya naskah utuh.

Jadi tabungan
ini ttg alur dan plot ya. :) hihi Lebih ke sharing kali ya, bukan materi.

Aku lebih sering "bertarung sama diri sendiri" buat beresin naskah.. wkwkwk.

Aku sudah lihat2 materi yg udah dikasih di theWWG, ada yg ttg plot dan alur yg udah disampaikan.

Aku di sini menambahkan saja mungkin ya, sekaligus merefresh, hehe.

Wah, jadi itu kuncinya ya, kemauan dan just do it.

***

Alur = bergeraknya cerita dari waktu ke waktu.

Plot = hubungan yg bikin cerita itu saling terkait.

Alur adalah badannya, plot adalah ruhnya.

Kurang lebih seperti itu simple-nya, hehehe.

Kalau alur, seperti yang kita tau, ada maju, mundur, dan maju-mundur.

Masing-masing punya kelebihan. Dan memang yang "dipercaya" lebih bikin penasaran adalah yg maju-mundur. Ini nggak mutlak, hanya kebanyakan aja
soalnya kita sbg pembaca akan dibikin penasaran, ini kenapa bisa begini *lalu lanjut baca.

Sebelum masuk ke plot, aku share gmn biasanya aku bikin alur.

Kebanyakan tulisanku pakai metode maju-mundur dengan harapan itu, pengin bikin penasaran.

Jadi aku "masang" klimaks cerita di depan, tp, ga full kukasih. Hanya icip-icip, hehehe.

Pindah ke part berikutnya, dimulailah kehidupan normal
dalam bikin alur maju-mundur, jangan lupa untuk mencatat detail waktunya (nggak harus disebut jelas di naskahnya), misalnya di kertas corat-coret kita.

Yang jelas waktu harus detail, untuk kejelasan setting waktu.

Kita bikin tokoh sekarang usianya 22 tahun, pakai flashback saat usia 10 taun, berarti setting taun 2005. Nah, misalnya contoh sederhana kyk gitu.

Jangan lupa "atmosfer" di masa lalu itu seperti apa. Tokoh yang terlibat siapa aja. Pakai baju apa, mereka di mana.

Pernah di salah satu naskahku, udah diedit sama editornya, tai dia "memastikan lagi" runutan waktunya karena alurku maju mundur.

Nah, kalau kita punya catatannya, inget alurnya gmn, kita bisa menjelaskan dgn baik
nggak belepotan. Nggak gagal logika. Masuk akal. Hitungannya tepat.

Aku bahkan download kalender dari google, untuk menghitung waktu2 di masa lampau. Iyes, timeline.

Jadi kita nggak pusing dgn alur yg kita bikin sendiri
itu untuk alur maju-mundur.

Nah, sekian untuk alur tips dari saya.

Sekarang saya mau sharing soal the hero's journey. ada yg pernah denger? :)

Aku denger ttg the hero's journey untuk pertama kalinya pas ikut kelas nulis novel jakarta school dari Mas AS Laksana.

*The Hero's Journey digagas sama Joseph Campbell.*

Intinya adalah, gimana cara kita "ngebangun" cerita
biar nggak statis.

Gambarannya The Hero's of Journey:


1. Kehidupan Normal,

2. Panggilan Bertualang,

3. Menolak Panggilan Bertualang,

4. Pertemuan dengan Mentor,

5. Melintasi Gerbang Pertama,

6. Ujian Pertama: Bertemu musuh, bertemu sekutu,

7. Memasuki Gua atau Dunia yang Berbahaya,

8. Cobaan Berat,

9. Mendapatkan Pedang Sakti,

10. Keluar dari Gua atau Dunia Berbahaya,

11. Kebangkitan Kembali, dan

12. Kembali dengan Obat Mujarab.

>>>Penjelasannya:

1. Kehidupan Normal

Lupakan sejenak ttg pembukaan (yg biasanya dibikin "nendang" dan bikin penasaran).

Anggaplah itu sebagai prolog, lalu kita maju ke bab 1-nya ke kehidupan normal (poin pertama dalam The Hero's Journey).

Cth:
a.) Pernah nonton Lord of The Rings? Gimana frodo awalnya hidup baik-baik aja? >>>Biasa aja. Kehidupannya normal.

b.) NAH, kalau contoh keduanya:
Kalau cerita romance,bayangkan anak SMA dengan kehidupan normalnya, ulangan, ikut ekskul, mesti les, dsb.

2. Panggilan Bertualang

Lanjut poin kedua.

Nah, tiba-tiba kehidupan normal itu didatangi sesuatu yg tiba-tiba, bikin kaget, dan .... jadi konflik!
Ini jadi panggilan bertualang!

Cth:
a.) Kalau contoh Lord of The Rings tadi, frodo dikejar-kejar gara-gara megang cincin.

b.) Kalau cerita romance, dia ketemu temen sekelas yg berandalan dan mereka ketemu di tempat judi (ini misalnya si cewek lagi terpaksa mendatangi tempat itu karena nyari ayahnya atau apalah.)

ITU adalah fase kedua:
Panggilan bertualang
memicu konfliks, tapi masih pembukaan(!)

3. Menolak Panggilan Bertualang

Tahap ketiga, kita nggak langsung ikut berpetualang dong ...?

Pasti kalau kita ditawari "dunia" baru, mikir-mikir dulu kan, ya?

Cth:
a.) Mana mau frodo tiba-tiba harus pergi dari rumahnya gara-garacincin?

b.) Mana mau cewek anak SMA kenal lebih jauh sama si cowok brandalan itu?

Mikir beribu kali ya, istilahnya. Ha ha.

Nggak langsung: OK, saya ikut!

Nah, tahap itulah yang dinamakan menolak panggilan bertualang.

Setelah menolak panggilan bertualang, ada fase: pertemuan dengan mentor.

4. Pertemuan dengan Mentor

Cth:
a.) Kalau frodo, ketemu sama gandalf kan, yaa?

b.) Nah kalau cerita romance tadi, misal si cewek ketemu kakaknya si cowo itu dan mulai penasaran karena si cowok kyknya "need a help".

Ini nggak harus dalam bentuk ketemu orang sebagai mentor. Tapi "sesuatu" yg bikin tokohnya berpikir ulang untuk "ya udah, saya emang mesti masuk dunia itu".

Pokoknya berfungsi untuk menyiapkan tokoh utama agar kokoh dalam menghadapi petualangannya...!

Yang jadi catatan, si mentor ini jangan jadi pemecah masalah/nyari solusi di kemudian hari.

Kasih mentornya keterbatasan!

Pokoknya, yang solve problem adalah tokoh itu sendiri, bukan mentornya.

5. Melintasi Gerbang Pertama

Fase kelima: melintasi gerbang pertama.

Tokoh utama mau-nggak mau akhirnya masuk ke dunia penuh konflik.

Yang bikin cerita itu ada
kalau nggak ada konflik, statis dong, ya? hehehe.

"Perburuan" dimulai, tokoh utama nggak tahu apa dia nantinya bisa balik atau nggak.

Cth:
a.) Frodo nggak tau apa dia bisa pulang ke tempat tinggalnya yg nyaman;

b.) si cewek nggak tau apa hidupnya akan seperti sebelum ketemu cowok berandalan itu?

6. Ujian Pertama: Bertemu musuh, bertemu sekutu

Yang nomor 6: ujian pertama, bertemu musuh, bertemu sekutu

Setelah masuk "dunia baru" dia ketemu orang-orang baru juga. Yang jadi kawan, bahkan jadi musuh.

Cth:
a.) Kalau cerita romance, misalnya si cewek tadi kenal sama temen-temen cowoknya yg berandalan itu,
atau di antara kawanan berandalan itu malah ada satu yg baik, yg bisa jd temen.

7. Memasuki Gua atau Dunia yang Berbahaya

Ini pake contoh cerita romance si cewek itu aja ya...

Cth:
Misalnya dia kenal si cowok berandalan makin jauh, "masuk ke dunianya", orang-orang pengedar narkoba atau semacamnya. Dunia yg membahayakan si cewek.

8. Cobaan Berat

Bangun ketegangan cerita, dengan si tokoh terancam.

Ada pertanyaan: dia bisa selamat nggak?

Cth:
Nyawa si cewek terancam karena ada perkelahian geng itu dengan polisi. Si cewek dibawa sama anggota geng. dia sekarat, tp bisa melarikan diri.

Jadi cobaan ini biar pembaca hopeless, tp jangan dulu dibikin "kalah" tokoh utamanya. Bikin dia selamat dulu

9. Mendapatkan Pedang Sakti

Ini fase "kebangkitan" si tokoh cewek. Karena ini romance, libatkan si cowok. Mereka menyelamatkan diri bersama. Cari kartu "As" yang bisa bikin mereka terbebas dari penjahat.

Entah nyari bantuan polisi atau mereka berjuang berdua buat lari

10. Keluar dari Gua atau Dunia yang berbahaya.

Ini sebisa mungkin dibuat mendebarkan, karena udah di klimaks dan cerita akan selesai. Dalam misi penyelamatan tentu tidak ada yang mulus.

Tapi akhirnya, mereka pun bebas.

11. Kebangkitan Kembali

Semua yg terjadi bikin si cewek dan cowok "bertransformasi".

Transformasi dalam arti yg luas.

Misal, hubungan mereka kini berubah, jadi lebih deket, lebih terbuka.
Pokoknya dunia mereka udah berbeda, bukan orang asing lagi.

12. Kembali dengan Obat Mujarab

Ada hasil dari "petuangan" yg mereka alami.

Misal, ngejalanin hidup lebih baik dengan orang-orang sekitar, yg manis-manis juga biasanya di ending ini.

Tapi, kalau mau bikin sad ending, itu kembali ke penulis, pgnnya gmn mengakhiri cerita.

Nah, sekian Teori The Hero's of The Journey.

Yang harus diperhatikan lagi:

Ada 4 elemen utama dalam plot: Karakter, Konflik, Krisis, dan Perubahan

Ini harus kuat masing-masing aspeknya untuk ngebangun cerita.

***

SESI TANYA JAWAB:

Q1: Teh, kalau misalnya kita pakai flashback cuma setengah2 terus kembali ke kehidupan normal, yang ada nanti ada plot hole gitu. Saya takut terjadi itu😢😢

A1: Itulah perlunya kita mencatat detail cerita kita. biar nggak plot hole, karena plot hole bisa diawali dari "lupa" dengan rincian cerita kita.

Trus, klo kita flashback di bab 12, misal, dengan meninggalkan tanda tanya, siapin jawaban di bab depan. misal, di bab 17

Pokoknya kita bertanya sama cerita kita sendiri, siapin juga jawabannya.

Iya, flashback boleh banget diselang-seling.

Q2: Kak Pia kalau misal The Hero's Journey itu buat pemeran sampingan bisa ga teh? Jadi nanti tokoh utama yang butuh 'ditolong'?

A2: Maksudnya bukan dialami sama tokoh utama?

Bisa aja, cuma yg perlu jadi perhatian kita, porsi tokoh sampingan nggak sampai melebihi porsi tokoh utama.

Karena kita kan "membangun" kisah si tokoh utama :)

Ada satu naskahku dulu, kyk gitu. Tokoh utamanya nyaris ketutup sama tokoh sampingan. Dari sana aku mulai bebenah di naskah-naskahku selanjutnya. Jadi pembelajaran :)

Q3: Teh, gimana cara bikin alur maju-mundur yang cantik. Maksudnya yang perpindahannya halus gitu. Lalu, gimana cara penulisan flashback? Pakai italic atau tanda (***) sebagai pemisah atau gimana?

A3: balik lagi, klo pake alur maju-mundur, penting untuk mencatat.

Bikin "benang merah" antara flashback yg kita buat, dengan sesuatu di bab berikutnya.

Nggak perlu pake italic; tapi pake italic pun bisa.

Italic atau nggak, tergantung keseragaman di naskah kita. klo flashback2 kita pake italic, ya lebih baik semuanya flashback juga di italic. tp klo nggak italic dan dikasih keterangan waktu, seragamin lah seperti itu semua.

Klau, pake keterangan waktu.

Misal, sepuluh tahun yang lalu, atau dalam bentuk narasi.

Misalnya: dia bukan orang yang dulu kukenal. Sepuluh tahun lalu, walaupun dia tampak urakan dengan seragam biru-putihnya, dia masih bisa tertawa. masih bisa berkelakar.... (dan seterusnya)

Pembaca tahu gmn perbandingan itu cowok antara dulu dan sekarang
pake bulan dan tahun juga bisa, atau langsung italic juga nggak masalah.

Q3a
Jadi kalau pakai narasi, masuk flashbacknya,
di-bold aja bisa? misalnya satu scene?

A3a: hmmm aku nggak rekomen. Itu bikin nggak betah baca kalau tebel-tebel jadi gede, hihii.

Q3b: Kalau pakai tulisan *Flashback* yang dibold bisa Teh?

A3b:
Jangan ditulis: "flashback" di naskah, ya, itu mengurangi "kemulusan" kita dalam bercerita. hihi. Jadi bikin kurang soft.

Kan kita baca kayak dengerin orang cerita. Kayak nonton film gitu. Kalau ada tulisan "flashback", kita jadi kayak digurui nggak sih? hehe.

(-)jadi pake narasi dilanjut masuk flashbacknya >>

(+) iya, ini salah satu caranya
klo mau full flashback masa lalu, bisa aja. misal, nulis "dua bulan yang lalu" di awal scene.

Q4 : kak kalau buat alur tuh lebih baik mulai dari bab 1,2,3 dst atau boleh dipilah dlu, misal buat 3 pokok poin kejadian garis besarnya, setelah itu diuraikan detail2nya..?

A4: klo urutan bab, tetel 1-2-3 dst.

Tp konten ceritanya, terserah kita.

Asal nggak gagal logika, dan runut. Runut dalam artian bukan terus alur maju ya
kayak puzzle, bab-bab itu adalah potongan-potongan puzzle.

Misalnya dalam satu naskah ada 20 bab, sebar aja konflik dan flashbacknya di manapun kita mau. tp kita juga harus bisa nyusun lagi jadi utuh. Jadi 20 bab cerita yang utuh
nggak semua penulis suka bikin outline. Tapi klo untuk alur maju mundur, aku rekomendasikan bikin dulu outlinenya, ya, biar nggak lupa dan nggak gagal logika hehehe, atau seenggaknya bikin timeline.

Q5: Fase ke4 ttg mentor ini, bisa kan ya, bukan merupakan sosok tokoh? Misal kejadian begitu?

A5: bisa banget :) yg penting ada trigger atau "kunci" yang mengarahkan tokoh
iya, outline emang "memberatkan" tp seringkali meringankan buat ngbantu ngarahin cerita :)

apalagi kalau yg nulis ngejar deadline (kayak aku) biasanya pake outline hahahaha

****

Semoga bisa bermanfaat yaa share-nya..

Pesannya: ayo semangat nulis!!
Kesannya: seneng banget diajak ngobrol sama temen-temen yang aktif nge-wattpad.

Bisa sharing kayak gini :) aku juga belajar dari temen-temen :)

akun IG: @piadevina
wattpad @piadevina
FB: Pia Devina

****

Terima kasih atas kesempatan, waktunya, ilmunya, Kak....

Semoga berbalas kebaikan yang melimpah :) JAZAKALLAHU KHOIR.

***

Terimakasih yang sudah menyimak, mohon maaf apabila ada kesalahan.

Kami menerima kritik, pendapat, saran, dan pertanyaan. :)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro