5. Sudut Pandang yang Berkarakter

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Materi: Sudut Pandang yang Berkarakter
Date: 31 Desember 2016 pukul 20.30 WIB
Tutor: alvisyhrn
Notulen: xxgyuu
Disclaimer: theWWG

---------->>>>>=====<<<<<--------

*Keterangan: (+) untuk tutor, (-) untuk member.
NB : TANYA JAWAB DI BAWAH.  Suasana kelas ditunjukkan. Dan hasil belajar member juga ditulis,  mohon untuk tidak meng-copy hasil belajar. 

>>>

Oh iya, belum kenalan (lagi), namaku Alvi Syahrin, sebelumnya pernah menerbitkan buku di Bukune dan GagasMedia, dan sekarang sedang fokus menulis di Wattpad--@alvisyhrn.

Hari ini, aku akan membahas tentang POV. Tapi, kali ini, POV yang dibahas adalah POV yang "berkarakter".

Mungkin, selama ini, setiap kali kita menulis menggunakan POV pertama--aku, gue, saya--kadang-kadang, kita suka lupa, yang kita tulis adalah tentang seseorang lain, karakter lain, tapi kita malah menjadikan "aku" itu kita. Sehingga menjadi blur antara karakter dan diri kita.

Contoh, kamu menulis POV pertama dari sudut pandang cowok, sementara itu, kamu cewek, dan, hasilnya... kok masih cewek banget?

Contoh, kamu menulis POV pertama dari cewek yang berbeda dari dirimu, tapi mengapa malah jadi sepertimu!

Ini mungkin klise, tapi hal paling pertama yang harus kamu lakukan adalah banyak membaca novel-novel yang POV-nya berkarakter.

Atau, minimal, yang gaya penulisannya berkarakter.

(-) Karakterku nyrempet ke aku.  Walaupun dilebih2in. Rapopo lah ya.
(-) "Karakter tokoh cewekku jadinya mirip semua." Nah, ini juga.
(-) Lebih nggak bs lagi nulis pov cowok... susah...

Coba kamu baca teenlit dan metropop dan bandingkan gaya penulisan karakternya.

Nah. Yang menyebabkannya beda itu sesungguhnya bukan karena genrenya, melainkan karakternya.

Apakah perbedaan usia dan tingkat pendidikan menjadi penyebabnya?

Metropop itu salah satu genre utk chicklit di GPU

(-) pemikiran remaja dan org dewasa jd pembeda. tp klo remajanya brsikap dewasa lain cerita. atau sebaliknya.

Dulu, novel2 dengan POV yang berkarakter, yang kusuka adalah karya2 Sophie Kinsella, Ken Terate, dan lain-lain. Sebenarnya, buku apa pun itu berkarakter, kok. Namun, sebagai bahan belajar, aku cenderung memilih yang populer. Karena pasti ada something di situ. Tetapi, secara keseluruhan, tetaplah membaca apa saja.

Membaca adalah kunci utamanya. Karena ketika menulis, kamu butuh sarana kata-kata, bagaimana sebuah kata-kata bisa berkarakter dan mewakili seseorang, dan skill tersebut bisa kamu dapat dari membaca.

"Hamasaad"

Ini juga salah satu yang berkarakter.

Membaca manga juga berpengaruh, menonton anime juga berpengaruh, apa pun yang berhubungan dengan karakter--itu selalu membantu.

Kalau sudah melakukan itu semua, sebelum menulis, kenali karaktermu, baik ketika kamu menulis POV 3 maupun POV 1.

Untuk mengenal dan memperdalam karakter, biasanya aku mencari-cari foto yang mewakili karakter tersebut, aku mengumpulkan lagu-lagu yang sekiranya dia dengar. (I mean, karakter yang "gelap" nggak mungkin, kan, dengernya Taylor Swift)

Aku juga bisa menginterviu mereka, bertanya berbagai hal, menuliskan biodata, kata-kata yang dia tidak pernah ucap dan kata-kata yang sering dia ucap. (Maksudku, nggak mungkin, kan, tokoh-tokoh yang "gelap" atau sendu, ngomongnya OH MY GOSH!)

(-) Cari lagu yang sekiranya dia dengar? Berarti harus banget ya tahu semua seluk beluk karakternya.  Biar pas.
(-) Biar menyesuaikan karakter ya Kak?

Pikirkan perilaku dan perkataan mereka

Untuk melihat contoh-contoh semacam itu, bisa kamu temukan di Dan Dia Kembali. Tiap orang pasti punya cara berbeda dalam mengenali karakternya, that's just how I did it.

Dan Dia Kembali di Wattpad

(-) Jadi, riset itu perlu banget
(+) Iyap.

Mengenali background juga perlu. Bertanya mereka kok bisa gelap, bisa sendu. Perbanyak tanya mengapa.

Lalu, ketika kamu mulai menulis, ambil beberapa waktu dalam menjadi dirinya, bayangkan menjadi dirinya, bayangkan di mana dia berada sekarang, dengarkan lagu-lagunya

.

(-) Karakter yg kuat di wattpad yg pernah saya baca itu Nona Teh dan Tuan Kopi

(-) Wow.  Good job. Karakterku belum kutahu sukanya lagu apa.  He he
(+) Ini mungkin berarti kamu belum mengenal betul karaktermu. Atau mungkin dia tipikal yang tidak mendengar lagu? Itu mungkin.

Satu lagi, kadang-kadang ada momen tertentu di mana kita merasa, "Ini kok aku banget?" What I'm trying to tell is... selagi kamu sudah berusaha mengenali karaktermu, that's it, teruskan aja. Semakin lama, semakin kamu menuliskannya, semakin kamu akan mengenalnya.

Last but not least, setiap kali ingin mengecek "suara" karakterku, aku selalu mencoba menulis pemikiran mereka dalam lima kalimat.

Contoh:

OMG, dia ganteng dan sweet banget! Bukannya aku gampang jatuh cinta, tetapi, serius, dia berbeda. He's got what he wants, and he didn't even try and show it. Namun, yang membuatku ragu adalah... bisakah dia menerima cewek sepertiku, yang... belum mengalami pubertas di usia 17 tahun?

Jadi, kalimat ini harus mewakili karaktermu. Mewakili ceritanya. Mewakili apa yang dia takutkan.

Konfliknya.

Semuanya.

Kadang, aku mencoba satu-dua kalimat.

Contoh ketika aku menggambarkan Naren dari Dan Dia Kembali.

Dia seperti musim salju. Misterius, indah, dan dingin.

Aku sudah bilang pada diriku, "Aku nggak akan menjadi cewek yang menangis hanya karena laki-laki," tapi... aku berbohong pada diriku sendiri.

Seperti itu kira-kira.

Dan, sekarang...

CHALLENGE UTK KALIAN!

Kalian harus melakukan apa yang kulakukan barusan, mewakili suara karaktermu dalam satu-tujuh kalimat. Dan, kamu tidak perlu bilang, ini tokohnya cowok, dingin, bla, bla. Tidak. Kamu cukup menuliskannya saja.

Aku beri waktu 15 menit Untuk mengenali karaktermu. Pakai aku.

Terserah cewek atau cowok. Tapi aku prefer cowok utk cewek, cewek utk cowok. Ada cowok ga di sini, btw?

Tapi terserah kalian.

Selama 14 menit ini, kalian bisa mendengar lagu-lagunya dulu

Lagu-lagu yang didenger karaktermu.

Satu kalimat juga boleh.

Kalau tokohmu sukanya murattal, tentu, itu memberi perbedaan tersendiri.

DAN, HANYA ADA SATU PEMENANG.

Pukul 20:33, semuanya harus mengumpulkan.

Dan, formatnya begini ya.

"Kalimatkalimatkalimat" 1

"Kalimatkalimatkalimat" 12

Misal, yang chat pertama Irma

Irma tulis kalimatnya

Lalu, misal, yang kedua kirim tulisannya adalah Raihana,

Tapi kalau udh ada yang kirim tulisannya, tolong jangan chat lagi ya, selain ngirim tulisannya, jadi all tulisan pukul 20:33. 20:33, tet, kirim ya.

(-) Kita belum terbiasa mikir cepat.  😭 apalagi aku lg laper. 
(-) Senasip (:'()
*just show this moment.

(+) Makanya, di sini, dibiasakan, hehe.

Ingat, ya, ini bukan menulis quote atau surat, ini menuliskan suara karakter.

Pemikirannya,

Atau apa pun tentangnya

Kita ingin mengenal tokoh "aku", bukan "kamu"

"Coba kalian lihat dia. Indah bukan? Wanita paling sempurna yang pernah aku lihat. Jangan katakan kalau kalian tidak terkesima. Buka mata kalian! Sampai aku tahu kalian menghinanya lagi, rasakan saja bogem mentahku bersarang di muka setengah martabak kalian!"

GAMES KARAKTER DARI MEMBER : (DON'T COPY HARD)

(1)
Astaga! Ingin sekali kusumpal mulut busuknya itu pakai kaos kaki bau!
Berani-beraninya si brengsek itu melaporkan aku pada Bu Mira.

Aaarrrgghh!! Aku jadi kena hukuman!

Kugosok-gosok dengan kasar lantai kamar mandi itu dengan sikat panjang.
Persetan jika sikat itu patah!

(2)
Udah gue bilang, kalo lelaki lebih baik nggak usah jatuh cinta.
Maksud gue gini: kalaupun lo jatuh cinta terus lo kejar, kalau nggak dapet juga, brenti. Sederhana ‘kan? Nggak usah buang-buang waktu untuk mengejar cinta gadis yang nggak mau nerima cinta lo.
Dan … itu cuma teori. Gue sendiri babak belur dihajar perasaan.

(3)
Aku tahu aku merindukanmu, tapi kamu tak merindukanku. Ketika siang berganti malam, masih ada namamu di dalam kepalaku. Kenapa sih kamu selalu aja muncul di benakku, tak mau pergi walau sejengkal. Kamu ngeselin tau gak?

(4)
Katanya, waktu akan menyembuhkan segala luka. Kenapa terdengar seperti omong kosong bagiku? Bertahun-tahun aku berusaha melupakannya, dia selalu hadir. Bahkan ketika aku menilik ke belakang, mengingat alasan kami berpisah, masih terasa seperti baru saja terjadi. Persetan dengan waktu! Omong kosong!

(5)
Ucapannya membuatku marah, kecewa, benci bahkan sedih. Tapi, entah mengapa tak satu pun kata terucap dari bibirku. Ingin rasanya ku ungkap seluruh ganjalan... ingin kuledakkan amarah yang terpendam. Tapi, mengapa wajah dan bibir ini seolah tak seiring sejalan dengan isi otakku.

(7)
"Yuiiii." Gadis itu berteriak tepat di samping telingaku. Menyebalkan, dia mengacaukan lantunan nada-nada indah Bach di telingaku, Violin concerto No.1 terasa tidak sama lagi setelah tercampur suara perusaknya yang bagiku mengalahkan gelombang gempa. Tidak ada untungnya jika aku menanggapinya, justru rugi jika kulakukan, membuang tenaga saja. Jadi, aku kembali fokus menikmati aliran musik klasik yang selalu berhasil menenangkanku. "Yui!" Kutatap tajam gadis pengacau itu, mungkin musik Bach kali ini gagal menenangkanku. Ah, jika untuk mengusir nyamuk ada Baygon, kuharap ada obat untuk mengusir mahluk di hadapanku ini.

(8)
"Please deh Bun, ayam udah berkokok nyaring banget walaupun aku nggak denger karena lagi dikereta. Nggak ada hantu, mereka takut kebakar matahari, nggak ada sunblock khusus hantu. Nggak ada penjahat juga, mereka  takut sama orang, takut digebukin. Udah ya tenang aja," walaupun berusaha menenangkan bunda pada kenyataannya aku takut. Siapa yang tidak jika takut subuh baru sampai stasiun di sebuah kota yang belum pernah kudatangi.

(9)
Ya Tuhan gue tertegun dengan cewek itu. Dia tersenyum manis. Jauh lebih manis daripada gula. Tuhan apa ini orang yang gue tunggu?  Dia menatap gue lama amat. Seperti waktu berhenti berdentang. Hah! Gue nggak boleh ngarep. Kalo ngarep biasanya nggak kesampaian.

(10)
BIADAB. Orang itu yang mau jadi ibu tiriku? Manusia mirip ondel-ondel itu? NAJIS. Aku nggak mau punya ibu baru. Sebaik apa pun orang itu, ibuku cuma satu: Mama, dan aku nggak sudi menggantinya dengan wanita sundal itu. NGGAK SUDI!

(11)
Menurutku, cinta itu hanya ilusi, tidak nyata, dan kebohongan, aku tidak bisa mengatakan atau membayangkannya.
Aku hanya pernah menyukai dan mencintai hanya sekali, aku sudah lupa rasanya, yang kuingat hanya kerusakan, dan itu karena diriku sendiri.
Aku memiliki keluarga yang keras,aku tidak pernah mengecewakan mereka atau aku yang akan kecewa, aku dikenal sebagai perfeksionis, tapi aku yakin aku bukan.
Selalu iri akan kebahagiaan orang lain, itu wajar, berbeda dengan mereka yang memilih untuk menghancurkannya.
Kebahagiaan adalah hal yang lain buatku, kebahagiaan selalu menyeruak ketika suara besi berdenting di telingaku, juga saat ada cairan merah di tanganku, anggap aku psikopat, tapi sepertinya itu benar adanya.
Kegelapan bagai kawan, selalu nyaman dan mendinginkan, membuatku merasa aku sendiri, dan menurutku ini lebih baik daripada berada ditengah-tengah mereka.

(12)
Gadis itu ada disana, di setiap momen yang ingin aku sembunyikan, di setiap rencana yang aku kira sempurna. begitulah dari dulu, hingga sekarang. Aku membencinya, namun di satu sisi keberadaannya menenangkanku, mengingatkanku bahwa aku bukanlah suatu keberadaan tak berharga di tengah luasnya semesta. Kenangan bersamanya menjadi penghangat dalam dinginnya malamku, walau bagi dunia itu adalah kebohongan. Kebohongan yang pernah menjadi saksi siapa Kenzi di balik senyum kepalsuan ini. 'Kebohongan' yang ingin kujadikan 'kenyataan' walau mengorbankan dunia palsu ini. namun jika dunia palsu inilah yang menyelamatkanmu, bukan aku, biarkanlah aku yang di korbankan dalam 'kebohongan'.

(13)
"Ketika tiba-tiba kau hadir dalam hidupku, kurasakan sebongkah es yang mencair dalam hatiku. Jika saja luka dapat diobati dengan adanya dirimu maka, aku akan merelakan seluruh hidupku untuk menjaga dan melindungimu. Ah..., tapi apakah mungkin kau akan menerima diriku dengan mudah? Sebab luka dalam hatimu pun belum sempat kau obati."

(14)
Astaga! Suara cempreng itu lagi! Kenapa dia selalu saja berteriak sepagi ini? Apa dia pikir aku tuli? Aku bisa mendengar suara azan subuh berkumandang sejak tadi, jadi dia tidak perlu repot-repot membangunkanku setiap hari. Memangnya dia pikir aku akan tidur lagi, apa?! Bermalas-malasan sebentar tidak ada salahnya kurasa. Toh, pada akhirnya aku akan menunaikan shalat juga. Terlambat sedikit saja apa salahnya, sih?!

(15)
Aku hanya ingin satu hal: orang-orang menjelaskan apa yang terjadi padaku sebelum kecelakaan itu menimpaku. Walau mereka bersikeras tak ada apa-apa dan menyuruhku melupakannya, tetap saja, aku merasa ada sesuatu yang tertinggal di belakangku. Semua bertingkah aneh, keluarga, dan teman-temanku. Apa yang mereka sembunyikan? Atau aku hanya terlalu over thinking akibat kecelakaan itu?

(16)
Oh, aku tidak punya hak untuk cemburu pada Adisti. Gadis itu punya segala hal yang bisa membuat lelaki mana pun bertekuk lutut, termasuk Ansel-ku. Tentu saja, memiliki gadis sesempurna itu, Ansel pasti akan menjaganya dengan telaten.

Belakangan, aku memang mendengar gosip bahwa hubungan mereka meretak gara-gara Ansel marah besar karena dipaksa ciuman oleh Adisti. Tuh kan, cute banget si Ansel!

(17)
Wanita itu sedang sibuk menggambar sulur dan bunga di lembaran tisu ketika mendengar langkah kaki di belakangnya. Dia datang sepuluh menit sebelum janji bertemu, dan kini dia sudah menunggu selama dua puluh menit ketika seorang lelaki muncul bersama dengan pelayan.
“Hai,” sapa laki-laki yang ketika tatapan mereka bertemu dia bisa melihat pupilnya berdilatasi tanda terkejut. “Halina?!” lanjut pria itu, bukan dengan nada tanya tapi lebih mirip tidak percaya. Untuk menjaga kesopanan wanita itu hanya tersenyum simpul sambil mengangguk.

(18)
“Karena aku takut jika aku memberikan lebih banyak lagi, aku akan semakin kehilangan diriku. Dan meskipun aku telah jatuh cinta pada Mas, bagiku tetap penting untuk mencintai diriku sendiri. Aku tetap ingin bisa berdiri tegap tanpa limbung ketika teman perjalananku harus pergi. Aku tak pernah ingin menyerahkan diriku sepenuhnya kepada orang lain.” Kupaksakan bibirku tersenyum, senyum meminta pengertian.

(19)
Gadis itu ada disana, di setiap momen yang ingin aku sembunyikan, di setiap rencana yang aku kira sempurna. Begitulah dari dulu, hingga sekarang. Aku membencinya, namun di satu sisi keberadaannya menenangkanku, mengingatkanku bahwa aku bukanlah suatu keberadaan tak berharga di tengah luasnya semesta. Kenangan bersamanya menjadi penghangat dalam dinginnya malamku, walau bagi dunia itu adalah kebohongan. Kebohongan yang pernah menjadi saksi siapa Kenzi di balik senyum kepalsuan ini. 'Kebohongan' yang ingin kujadikan 'kenyataan' walau mengorbankan dunia palsu ini. Namun jika dunia palsu inilah yang menyelamatkanmu, bukan aku, biarkanlah aku yang di korbankan dalam 'kebohongan'.

(20)
"Ouh, Gila saja ... Kau pikir cinta itu apa? Sebuah games. Lelucon belaka, tapi jika kau bisa berpikir begitu.  Seharusnya, kau tak perlu mencintaiku. Aku hanya butuh ketulusan dan selamanya,  Cinta bagiku itu adalah hal sakral, dan cukup sekali aku akan mengalaminnya. "Hey, dengarkan aku tidak suka bermain-main dengan namanya perasaan."

(21)
Aku hanya mampu bersembunyi dalam bungkus egoku, yang sungguh sialan tingginya. Menjadi pengecut, dengan berkata kasar, dan menyebalkan. Ya, tetapi memang begitu. Tak mampu mengatakan apa pun dan akhirnya berakhir dengan emosi yang membuatku tampak seperti bajingan.  Bukan sebuah kelembutan, namun hanya omongan bodoh. Mulutku ini terlalu sukar untuk berkata jujur. Walau hanya sekedar berkata.

"Jangan menangis."

(+) Aku masih menilai, jd ada wkt, tp harap jangan chat selain pemikiran karaktermu.

(22)
Lubang ku penuh. Kebas yang ngilu. Apakah itu biru? Mengapa titik itu banyak sekali?  Apa itu Tuan Kim? Astaga mata ku basah.

"Tuan kim, maaf, aku kotor."

(23)
Gadis itu ada disana, di setiap momen yang ingin aku sembunyikan, di setiap rencana yang aku kira sempurna. Begitulah dari dulu, hingga sekarang. Aku membencinya, namun di satu sisi keberadaannya menenangkanku, mengingatkanku bahwa aku bukanlah suatu keberadaan tak berharga di tengah luasnya semesta. Kenangan bersamanya menjadi penghangat dalam dinginnya malamku, walau bagi dunia itu adalah kebohongan. Kebohongan yang pernah menjadi saksi siapa Kenzi di balik senyum kepalsuan ini. 'Kebohongan' yang ingin kujadikan 'kenyataan' walau mengorbankan dunia palsu ini. Namun jika dunia palsu inilah yang menyelamatkanmu, bukan aku, biarkanlah aku yang di korbankan dalam 'kebohongan'.

(24)
"Aku selalu menahan diri saat berada di dekatnya. Hawa keberadaannya terlalu kuat dan diam-diam aku dapat merasakan dirinya dengan sengaja memintaku melakukan sesuatu yang seharusnya kulakukan dari dulu. Tapi aku tetap menahan diri. Bagaimanapun, keberadaan dirinya di sisiku jauh lebih penting dari pada hasrat akan jiwanya yang selalu menggodanya sisi kelamku. Sisi yang sudah lama tidak muncul semenjak aku bertugas untuk menjaganya."

(25)
"Stop!"
"Jangan ikuti aku terus. Apa kamu ngga bosan?" "Pergi sana hus,hus,hus."
"Dan jangan ikuti aku lagi pria brengsek!"

(26)
Aku laki-laki tertua di keluargaku, bisa menjadi tulang punggung keluarga sebelum aku berkeluarga.  Saat ini aku berkuliah dokter, dan mencoba mandiri dengan kerja keras. Tapi, umurku sudah matang, sudah mendekati target menikah. Ada banyak hal yang harus kulakukan dalam waktu yang sempit ini, di sela kesibukkanku merindukannya. 

"Qisty, menurutmu kita ini apa?"

"Apaan sih? Pertanyaanmu ambigu."

"Yah,  aku dan kamu. Sejak kapan menjadi sahabat?"

(27)
"Dia, wanita yang aku cinta. Kecantikannya tak bisa disembunyikan sekalipun dia menggunakan jilbab. Wanita soleha yang mampu menghipnotisku dan menjungkir balikkan kehidupanku. Dia, hal terindah yang pernah ke temui. Untuk pertama kalinya dia mengenalkanku pada satu kebahgiaan yang tak terhingga. Dia, wanita ceria dengan kepolosan. Dia, bukan wanita pendiam namun indah tutur katanya. Dan dia adalah wanita bersahaja.

"Aku mencintaimu istriku."

(+) Oke, semuanya pada oke, oke, hampir semua berhasil menyuarakan karakternya.

Karena tiap karakter berbeda, sulit memilih yang terbaik dalam tujuh kalimat. Aku meminta kalian semua utk membaca.Lalu vote, sebut nama, dengan capslock.

Kalian boleh vote Setelah aku bilang SEKARANG

Hampir semua berhasil kok. Untuk menyuarakan karakter aja, ya.

Kalo bingung vote yg mana, ketika kalian baca di atas, pilih aja mana yang nggak bikin lupa, aku punya satu yang bikin nggak lupa, jadi aku ikutan vote.

(-) Cara voting kak?  Langsung nama ya?  Nggak boleh punya sendiri?

Ga boleh kerjasama sama teman utk vote masing

Pilih berdasarkan kualitas

Ingat, jangan malas membaca. :p

Membaca adalah kunci

Gapapa vote karena suka

CARA VOTE:

1. Tunggu aba-aba dariku. Aba-aba: SEKARANG
2. Pilih yang kamu paling suka, berdasarkan "kualitas" kriteriamu.
3. Kalau aku udah aba-aba, tulis nama yang kamu vote. Contoh, misal aku vote A.W. TYASWURI, votenya cukup tulis namanya dengan capslock

In 10...
9...
8...
7...
6...
5...
4...

Cuma boleh vote satu nama. Ga boleh lebijh

3...
2...
1...

SEKARANG

AL paling banyak ya sepertinya!

(-) Nyebelin kak Al mah,  ngapain ikut2an. Bwahahhaa.  Ya Allah. Keren Mba Nu dan Kak Al dan Mba Tiara. 

(-) Mereka bertiga mah kece.

AL-AL

BIADAB. Orang itu yang mau jadi ibu tiriku? Manusia mirip ondel-ondel itu? NAJIS. Aku nggak mau punya ibu baru. Sebaik apa pun orang itu, ibuku cuma satu: Mama, dan aku nggak sudi menggantinya dengan wanita sundal itu. NGGAK SUDI!

NURUL

Udah gue bilang, kalo lelaki lebih baik nggak usah jatuh cinta.
Maksud gue gini: kalaupun lo jatuh cinta terus lo kejar, kalau nggak dapet juga, brenti. Sederhana ‘kan? Nggak usah buang-buang waktu untuk mengejar cinta gadis yang nggak mau nerima cinta lo.
Dan … itu cuma teori. Gue sendiri babak belur dihajar perasaan.

Well, selamat buat kalian yang terpilih. Ketika ada satu orang yang menyukai karyamu, itu artinya akan ada orang-orang lain yang menyukai karyamu.

Namun, bukan berarti harus berhenti belajar. Stay hungry.

(-) Makasih kak Alvi udah milih punyaku

(-) Oke, kak. Selalu, banyak baca. InsyaAllah

Buat yang belum terpilih, bukan berarti tak akan ada yang menyukai karyamu, di luar sana, pasti akan ada yang menyukainya. Tetap belajar.

Semua tulisan ada pembacanya.

Jadi, tetaplah menulis... dan belajar.

Ada pertanyaan?
Kalau ada waktu, bisa nambah.

SESI TANYA JAWAB :

Q 1:
Aku kadang suka bikin karakterku tuh lempeng, apalagi yang agak religi.  Tapi, namanya manusia kan pasti khilaf,  aku kadang bingung sendiri bikin kekurangannya itu gimana ya?  Ada sih,  kekurangannya, tapi kurang menonjol.  Apakah kekurangan tokoh salah satu yang harus ditonjolkan?

A 1:
Kalau dia nggak ada kekurangan, nggak akan ada konflik di cerita. Hal-hal buruk yang menimpa dirinya, itu yang menjadikan dia "kurang". Misal, dia ganteng, shalih, alim, kaya, dst, tapi nggak ada yang mau nikah sama dia--itu kan yang menjadikan dia "kurang". Ketika dia salah mengambil keputusan, yang menyebabkan konflik, itu juga kekurangannya.

Q 2:
Cara paling efektif untuk mengetahui karakter kita sudah cukup kuat apa belum? Selain metode 5-7 kalimat tadi

A 2:
Sejauh yang kutahu, tidak ada parameter yang bisa memastikan ini. Ini, pada akhirnya, akan subjektif. Namun, ketika, di lubuk hatimu, kamu bisa merasa, "Nah, ini dia." Kamu bisa mengikuti perasaannya ketika menulis. Ketika membacanya, kamu merasa melihatnya, kamu berhasil.

Q 3:
cara terbaik membuild pov 1 balita hiks...

A 3:
Maaf sekali, aku belum bisa menjawab ini karena.... aku juga sedang membangun tokoh anak kecil dan belum berhasil! :" Namun, memperbanyak membaca dan menonton anime/film/drama yang tokohnya balita, jelas akan membantu. Anime semacam (duh, lupa judulnya, pokoknya tokoh utamanya anak kecil bernama Rin) atau novel berjudul Di Tanah Lada, mungkin bisa membantu. Tetapi, tentu, butuh banyak mencerna karya-karya dengan tokoh utama balita supaya kuat.

Aku masih dalam proses itu.

Q 4:
Bagaimana sih caranya membuat atau lebih tepatnya menuliskan karakter suatu tokoh itu agar lebih melekat? Terkadang sudah ada bayangannya. Tapi, nah pas nulisnya itu kak, suka bingung. Dan malah terkadang, di pertengahan karakternya jadi berubah. Misalnya, dia awalnya karakter ceria eh makin ke belakang dia jadi rada psycho gitu. Nah loh, gak aneh ya kalo kayak gitu kak?

A 4:
Perbanyak membaca. Dan, gapapa sih kalau di pertengahan ceritanya dia psycho, asal ada alasan yang jelas, mengapa dia bisa begitu? Apa sih terjadi? Dan, tentunya, alasan itu harus kuat.

Q4a: Emm. Ada sih kak alasannya. Ga tau itu termasuk kuat apa gak sih hmm. Okelah thanks.

A 4a: Kamu akan selalu tahu sudah kuat apa nggak. Masuk akal nggak.

Q 5:
Soal pemikiran dewasa sama umur beda gimana tuh kak? Pov 3?

A 5:
Maksudnya? Pemikiran dewasa, tapi umurnya masih belasan gitu? Nggak apa-apa, kok. Asalkan ada alasan kuat yang mendasarinya.

Q 6:
Kak Alvi suka baca buku apa? Penulis fav siapa?

A 6:
Untuk akhir-akhir ini, aku lagi di masa-masa transisi, mencari lagi penulis-penulis baru yang kusuka. Tetapi, aku selalu menanti karya dari Khaled Hosseini, Ken Terate, Sophie Kinsella, Aid Al Qarni, dan aku masih berusaha mencari penulis baru. Seleraku lagi berubah nih, hehe.

Q 6 a: wow, k alvi suka manga anime juga :D
A 6 a:Suka banget anime! Sekarang lagi suka-sukanya sama Your Name. Sedih banget. :"

Q 7:
Gimana sih Kak,  membuat karakter kita berkembang?  Aku punya karakter yang berkembang jadi egois,  dia jadi serakah,  apakah perkembangan ini cukup digambarkan dengan konflik yang ia hadapi? 

A 7:
Menurutku, berkembang itu perubahan sifat ke arah yang lebih baik. Contoh, yang tadinya penakut, bisa jadi lebih berani--bukan jadi pemberani, ya, hanya "lebih" berani, agar masuk akal. Yang tadinya gampang dibodohi mantan, bisa lebih mengontrol dirinya.

Dalam kasusmu, itu malah kemunduran. Tapi nggak tau lagi kalo aku salah.

Q 7 a: Iya ya ku salah kata.  😭😭😭 mksudnya berubah jadi egois,  lalu dia menyadarinya, dan yah gitu kan.... Dia mulai memperbaiki

Q 8:
Kak, gimana caranya bikin cowok yang awalnya baik-baik saja lalu ketahuan bejat ke belakangnya. Namun menggunakan cara flashback.

Maaf kalo gak jelas

A 8:
Back to the rule: Harus ada alasan kuat kenapa dia begitu. Tentang "bagaimana" caranya, well, aku nggak bisa menjawabnya, namun yang bisa kusarankan adalah siapkan outline agar kamu menemukan "bagaimana" caranya.

Makasih juga yaaa. Baca DAN DIA KEMBALI juga ya. Dan kasih komentar kalian. Penasaran apa pendapatmu, hehe.

Salut karena kalian berusaha menuntut ilmu utk menjadi penulis yang lbh baik. Kebanyakan pemuda, di umur kalian, menghabiskan waktunya huru-hara, kebanyakan main sama pacar/teman, tapi kalian menyediakan waktu untuk belajar.

merasa ga jd bagian dr "kalian".
#merasatua

Kebanyakan orang yang lebih "tua" merasa cukup dengan ilmunya, merasa salut lagi.

Aku bener2 berharap kalian bisa jadi penulis. Bukan sekadar penulis yang bukunya ada di toko buku. Tapi yang "mengubah". Memberi pengaruh lebih baik.

Btw, seriusan, aku salut lho sama kalian.

Terima kasih banyak, ya, sudah join. Jika ingin membaca karya-karyaku, cukup kunjungi Wattpad @alvisyhrn.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro