15. Penggunaan Angka dan Huruf Kapital

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hari, tanggal: Rabu, 16 Januari 2019
Pukul:  19.00 WIB
Materi: Penggunaan Angka dan Huruf Kapital
Tutor: Kak Divtia bawelia-
Moderator: Nurand
Notulis: Kim

• • • • • • • • • • • • • • • • • • • •

Assalamu'alaikum. Selamat malam semua.

Hai, aku Divtia, punya beberapa nama panggilan: Div, Dip, Ndip, Didip, Dipdip, dan Dipsi. Pemilik akun bawelia-, penghuni asrama Gen 7.

Materi malam ini adalah penulisan angka.

(1) Bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf. Kecuali jika bilangan itu dipakai secara berurutan seperti dalam perincian atau paparan.

Misalnya:
• Mereka menonton drama itu sampai tiga kali. (pengulangan)
• Koleksi perpustakaan itu mencapai dua juta buku. (jumlah buku)
• Di antara 72 anggota yang hadir 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju, dan 5 orang tidak memberikan suara.

Kenapa 5-nya dengan angka, Kak Padahal bisa bisa ditulif dengan satu kata.

Itu karena kalimat di atas merupakan perincian.

Nah, trus ada pertanyaan gini, nih.

"Kak, tapi aku pernah baca novel yang angkanya ditulis gini. Duapuluh, limapuluh delapan. Yang mana yang bener, Kak?"

*Beberapa penerbit biasanya memang punya standar agak beda dikit untuk penulisan angka 2 digit.

23 (duapuluh tiga)
56 (limapuluh enam)

Trus mana yang bener?

Nggak usah bingung. Ikuti aja seusai kaidah EBI dan PUEBI. InsyaAllah nggak bakal sesat😂

(2) Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.

Jika lebih dari dua kata, susunan kalimat diubah agar bilangan yang tidak dapat ditulis dengan huruf tidak ada pada awal kalimat.

Misalnya:
Lima puluh siswa kelas 6 lulus ujian.
(6 ditulis angka karena merupakan bilangan tingkat, sedangkan 50 karena masih terdiri dari dua kata ditulis menggunakan huruf).

Sudah diserapi? Aku kasih satu soal nih
Coba pilih, mana yang benar.

A. Panita mengundang 250 orang peserta.

atau

B. 250 orang peserta diundang Panitia dalam seminar itu.

Yang benar adalah A.
Tau alasannya kenapa?
Angka 250 lebih dari dua kata.

(3) Angka yang menunjukkan bilangan utuh besar, dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca.

Misalnya:
Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550 miliar rupiah.

(4) Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.

Misalnya:
• Pada awal abad XX. (angka Romawi kapital)
• Dalam kehidupan pada abad ke-20. Ini (huruf dan angka Arab)
• Pada awal abad kedua puluh. (huruf)
• Kantor di tingkat II gedung itu. (angka Romawi).
• Di tingkat ke-2 gedung itu. (huruf dan angka Arab)
• Di tingkat kedua gedung itu. (huruf)

Trus timbul pertanyaan lagi, "Ada tiga jenis. Yang benar yang mana, Kak?"

Ketiganya benar. Kalian tinggal pilih saja mau pake yang mana. Dan sebisa mungkin konsisten pakai salah satu di antara ketiganya.

(5) Bilangan TIDAK PERLU ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks (KECUALI di dalam dokumen resmi, seperti akta dan kuitansi).

Misalnya:
• Di lemari itu tersimpan 805 buku dan majalah.
• Kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai.
• Rumah itu dijual dengan harga Rp125.000.000,00.

Ingat ya, contoh kepenulisan bilangan nomor (5) contoh ketiga "Rumah itu dijual ...." itu hanya dalam dokumen resmi.

"Kalau di novel, Kak?"

Pakai saja aturan nomor (3), ya. Gak usah ribet, soalnya pembaca itu jadi berkerut-kerut keningnya kalau kalian sodorin angka nol berderet itu. 😂

• • • • • • • • • • • • • • • • • • • •

MATERI HURUF KAPITAL

Huruf Kapital digunakan pada:

1. Huruf pertama pada awal kalimat.
Contoh: Fela membaca buku.

2. Huruf pertama setelah petikan langsung.
Contoh: Ratna berteriak padaku, "Jangan makan lobak itu! Itu punyaku!"

3. Kata dan ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan.
Contoh: Syafa membaca Alquran dengan suara merdu.

4. Nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, yang diikuti nama orang.
Contoh: Mereka diminta untuk membaca cerita tentang Sultan Hasanuddin.

5. Nama jabatan yang diikuti nama orang, instansi, atau tempat sebagai pengganti nama orang.

Contoh:

• Kemarin Wakil Presiden Adam Malik datang ke sekolah Leony untuk memberikan motivasi. (nama orang)

• Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian akan turun langsung memantau perkembangan di Desa Sari Indah. (instansi)

• Semua orang bersiap-siap untuk menyambut kedatangan Gubernur Jawa Tengah sore nanti. (tempat)

6. Untuk unsur nama orang.
Contoh: Alan, Estu, Iffah, dst.

7. Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.

Contoh:

• Divtia merupakan kerurunan suku Jawa.

• Di kutub utara, hidup bangsa Eskimo yang bertahan di tebalnya dan dinginnya salju.

8. Untuk nama tahun, bulan, hari, hari raya dan peristiwa bersejarah.

Contoh:

• Hilda berulang tahun pada bulan Desember. (nama bulan)

• Anak-anak membaca sejarah tentang Perang Dunia ke-II (peristiwa bersejarah)

9. Unsur nama geografis dan diikuti nama diri geografis.

Contoh:

• Kemarin Lili pergi ke Malang untuk menemui Yosie. (nama geografis 'Malang')

• Nofi bertekat akan pergi ke Sungai Amazon sendirian. (Letak georafis 'Sungai' diikuti nama diri geografis 'Amazon')

10. Semua nama resmi negara, lembaga, dan dokumen resmi menghunakan kapital. KECUALI: dan, atau, oleh, dan untuk.

11. Huruf pertama semua kata dalam judul buku, majalah, surat kabar, dan makalah menggunakan kapital. KECUALI: di, ke, dan, dan yang (untuk yang tidak diletakkan di awal kalimat)

12. Untuk singkatan nama, gelar, pangkat dan sapaan menggunakan huruf kapital.

Contoh:

• Ibu Suki Gahana S.E. memasuki ruang pelantikan.

13. Terakhir, kata Anda menggunakan kapital ketika digunakan dalam penyapaan.

Contoh:

• Via merilik pada Tomi kemudian berkata, "Apakah Anda tidak lapar?"

Huruf kapital tidak digunakan apabila:

1.  Huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan tidak diikuti nama orang.

Contoh:
Dia baru saja diangkat menjadi sultan. (siapa yang diangkat?)

2. Huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak merujuk kepada nama orang, nama instansi, atau nama tempat.

Contoh:
• Beberapa camat hadir dalam rapat mingguan. (camat dari mana saja?)
• Devisi itu dipimpin oleh seorang mayor jenderal. (jendral siapa?)

3. Kata seperti pada de, van, dan der (dalam nama Belanda), von (dalam nama Jerman), atau da (dalam nama Portugal).

*Juga huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata bin atau binti.

*Tidak dipakai juga sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran. Contoh: 10 volt, 5 ampere

4. Huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang digunakan sebagai bentuk dasar kata turunan.

Contoh:
• Nada bicaranya yang keinggris-inggrisan membuat Corli jengah. (bahasa)
• Wajahnya yang kejawa-jawaan membuat banyak orang salah mengira. (suku)

5. Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak digunakan sebagai nama.

Contoh:
• Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia. (memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia bukan termasuk nama sejarah, tapi Soekarno dan Hatta sedang 'melakukan')

• Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia. (perang dunia juga bukan termasuk nama sejarah, ya)

*dilihat dari struktur kalimatnya saja untuk mempermudah, ya. Sudah belajar struktur kalimat sama Kak Aila Radit, kan?

6. Huruf pertama nama diri geografi jika kata yang mendahuluinya menggambarkan kekhasan budaya.

Contoh:
• ukiran Jepara
• pempek Palembang
• tari Melayu

*jadi ketika berbicara budaya, yang dikapital hanya nama geografisnya saja.

* Huruf pertama unsur geografi yang tidak diikuti oleh nama diri geografi.

Contoh:

• Bela berlayar ke teluk. (teluk apa?)
• Dyah mandi di sungai. (sungai mana?)

*Huruf pertama nama diri geografi yang digunakan sebagai penjelas nama jenis.
Contoh:

• Kristi membeli nangka belanda di pasar.

*nangka belanda termasuk jenis nangka, ya. Nggak ada hubungannya sama kekhasan budaya di belanda. Apa pun nama geografis yang hanya menjadi penjelas, menggunakan huruf kecil. Kalau nggak percaya ke Belanda aja trus cari nangka😂

7. Huruf pertama yang bukan nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi.
Contoh: Ada beberapa badan hukum di Indonesia. (tidak disebutkan nama badan hukumnya)

8. Huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak digunakan dalam pengacuan atau penyapaan.

Contoh:

• Kita harus menghormati bapak dan ibu kita. (bapak dan ibu bukan acuan. Bapak dan ibu siapa hayo?)

• Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga. (kakak dan adik bukan kata sapaan)

Contoh kata sacuan dan sapaan:
"Gimana kalau kita ke warung saja, Pak?" usul Gita pada Bapak Teguh.
('Pak' => sapaan. Bapak Teguh => acuan)

*untuk acuan, kata bapak, ibu, kakek, nenek, kakak, adik, dst jika tidak diikuti nama dan bukan kata sapaan menggunakan huruf kecil.

• • • • • • • • • • • • • • • • • • • •

Pesan dari tutor:

Prinsipku buat ODOC itu: ngutang boleh, ngulang jangan. Tapi kalau bisa jangan ngutang gaes, kalau gak sanggup bisa-bisa kamu harus ngulang.

Setelah outline kalian selesai, nabung part banyak². Jadi semisal hari ini ada acara dan ga bisa update, kalian masih punya tabungan.

JANGAN SAMPAI NGULANG. Ngulang ODOC itu ga enak. Lebih bahagia, semangat, dan puas kalau kalian bisa lulus ODOC bareng temen seangkatan kalian.

SEMANGAT ODOC MAN TEMAN.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro