16. Penggunaan Imbuhan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hari, tanggal: Kamis, 17 Januari 2019
Pukul: 19.00 WIB
Materi: Penggunaan Imbuhan
Tutor: Kak Nurul Cahaya nurul_cahaya
Moderator: Fella
Notulis: Fiieureka 

• • • • • • • • • • • • • • • • • • • •

Aku Aya, salah satu member The WWG generasi kedua. Kalau mau follow boleh ke nurul_cahaya (Wattpad) atau bisa follow IG-ku @ayacahaya11.

Malam ini kita bahas tentang Imbuhan (afiks), ya?

Jadi, afiks (imbuhan) itu ada 4 macam. Ada awalan (prefiks), akhiran (sufiks), awalan-akhiran (konfiks), dan sisipan (infiks).

Afiks selalu digabung. Beda dengan preposisi yang penulisannya dipisah.

Sekarang kita bahas awalan dulu, ya.

1. Awalan (prefiks)
Prefiks merupakan imbuhan yang terletak pada awal kata dasar. Yang termasuk awalan prefiks: me-, ber-, ke-, di-, pe-, dan ter-.

"pe" ini bisa jadi: per-, pen-, peny-. Bisa lebur/berubah sesuai kata selanjutnya.
Atau biasa disebut PeN-.
Contoh: PeN-damping, PeN-syair menjadi penyair, "S" hilang. (N ini fungsinya bisa berubah).

Lalu untuk prefiks yang bertemu dengan kata kerja KTSP. Kata kerja KTSP tidak semua bisa lebur dengan prefiks. Ada syaratnya untuk bisa lebur.

Tiga syarat umum dalam peleburan KTSP adalah:
1. Huruf depan merupakan huruf K,T,S,P
2. Lebih dari dua suku kata
3. Huruf awal merupakan Konsonan(K)-Vokal(V)-Konsonan(K)-Vokal(V), dan K-V-V-K. Atau ringkasnya, empat huruf awal merupakan KVKV atau KVVK.

Misalnya:
• Sapu, menjadi menyapu (S hilang, susunan katanya KVKV).
• Kait, menjadi mengait (K ilang, susunan katanya KVVK).

Jika kata dasarnya memiliki susunan KK (konsonan-konsonan), tidak lebur. Contohnya: praktik-mempraktikkan, kritik-mengkritik.

Nah, tadi ada yang tanya kan gimana cara menentukan peleburan huruf pertama pada suatu kata. Jawabannya, coba diucapkan, jika pengucapannya enak/pas berarti benar.

Contoh ringkas pola peleburan KTSP:
• Kritik (KKVK) - mengkritik (tetap)
• Kait (KVVK) - mengait (lebur)
• Paku (KVKV) - memaku (lebur)
• Perhati (KVKK) - memperhatikan (tetap)

Nah, tips memberi imbuhan adalah berpedoman pada kata dasar.

Imbuhan prefiks yang diikuti dengan bahasa asing atau bahasa daerah, penulisannya gabung, hanya saja memakai tanda hubung. Misalnya: me-recall, di-sowan-i, di-backup.

Oh iya, ada beberapa kata yang rata-rata keliru penulisannya, yaitu: Andal, bukan handal. Sontek, bukan contek. Imbau, bukan himbau.

Lalu, kata cuci biasanya juga sering salah tulis. Harusnya mencuci, bukan menyuci. Soalnya "cuci" itu awalnya C, bukan K/T/S/P. Kalau menyuci itu kata dasarnya SUCI.

Setahuku memang ada beberapa kata "istimewa" yang nggak mengikuti rumus atau bisa juga karena memang sudah jadi kebiasaan masyarakat.

Kalau aku nggak salah, yang tadi, sama kaji, syair. Itu merupakan kata khusus atau pengecualian.

Tergantung pemakaian dalam kalimat, yang dibutuhkan yang mana. Jadi tergantung kebutuhan dan makna. Karena kalau mengaji itu kan berhubungan dengan agama, sedangkan mengkaji itu kan umum.

2. Infiks (Sisipan)
Sisipan atau kata lainnya adalah Infiks, merupakan imbuhan yang diletakkan di tengah-tengah kata dasar. Bentuk Infiks antara lain: -el-, -em-, dan -er-.

Contoh:
• Getar (disisipi -em-), jadi gemetar
• Gigi (disisipi -er-), jadi gerigi
• Tunjuk (disisipi -el-), jadi telunjuk
• Tali (disisipi -em-), jadi temali
• Gembung (disisipi -el-), jadi gelembung

Apakah beda makna kalau ada sisipan?

Beda.

Tunjuk-telunjuk. Tunjuk itu bisa berarti menunjuk. Kalau telunjuk itu kan jari telunjuk.

Aturan dasarnya setahuku nggak ada. Cuman misal kata tsb kita beri sisipan, enak nggak jadinya kalau diucap? Ada artinya nggak jadinya?

Kalau nggak ada artinya berarti nggak pas diberi sisipan.

3. Akhiran (Sufiks).
Merupakan imbuhan yg ada di akhir kata dasar. Bentuk sufiks: -kan, -i, -an, -kah, -tah.
Contoh: lakukan, jilati, minuman, apatah.

Untuk akhiran "-nya", seperti yang udah aku bilang tadi, setiap imbuhan selalu digabung. Namun jika kata sebelumnya berupa singkatan maka memakai tanda hubung (-).
Contoh: KTP-nya, SIM-nya.

Sedangkan jika kata sebelumnya merupakan nama/sifat Tuhan, maka memakai tanda hubung (-) dan "N" kapital.
Contoh: kuasa-Nya, kehendak-Nya, kekayaan-Nya, takdir-Nya, dll

Kos itu kan bahasa bakunya Indekos.
Bisa pakai tanda hubung, bisa enggak. Sebab salah satu fungsi tanda hubung adalah memperjelas ungkapan.
Bisa kosan (tapi ini bikin rancu antara kos-an, atau nama [jika orang baca nggak merhatiin kapitalnya]) maka lebih baik kos-an.

4. Imbuhan Konfiks (awalan-akhiran)
Merupakan imbuhan yang berada di awal dan akhir kalimat. Bentuk konfiks antara lain: me-kan, me-i, pe-an, pe-i, ber-an, se-nya.
Contoh : merelakan, meludahi, penantian, berlarian, dll

Oh iya, satu lagi tambahan. Akhiran -tah, itu dulu dipakai buat pertanyaan yg nggak memerlukan jawaban (retorik). Untuk -lah, buat kalimat perintah atau penjelas.

T: Lah? Disambung apa dipisah itu kak?

J: Imbuhan -lah disambung. Contoh: Pergilah kau, pergi dari hidupku.

Imbuhan selalu disambung, ya .... Ada beberapa yang pakai tanda hubung (-) sesuai yang aku bilang tadi.

Untuk -tah, dewasa ini jarang dipakai. Lebih sering -kah.

• • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
—Sesi Tanya Jawab—

T1:
Saya mau bertanya tentang dua kata yang dapat imbuhan konfliks, Kak Aya. Sebenarnya saya sendiri baru sadar tadi sore ketika menulis.

Untuk penulisan kata ketidakmampuan (ke-an+tidak mampu), dia berasal dari dua kata, lalu setelah ditambah imbuhan konfliks jadi satu kata. Ini kasus khusus atau memang ada aturannya, Kak?

J1:
Ada aturannya.
Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus, ditulis serangkai. Contoh: dilipatgandakan, menggarisbawahi, menyebarluaskan.
NB: Ada di PUEBI tentang gabungan kata. Kalau hanya dapat akhiran, jadinya: garis bawahi, sebar luaskan.

T2:
Tadi dijelaskan jika bahasa asing menggunakan tanda hubung. Itu untuk semua kata atau beberapa bisa tidak?
Aku sering nemuin kata 'mendial'
Apa harus aku tulis 'men-dial' ? 

J2:
Kalau mau ikut aturan PUEBI, dipakai buat semua kata. Sebaiknya mengikuti aturan yang udah ada. Akan terlihat lebih rapi. Juga kalau kebetulan tulisan kita dilirik penerbit kan enak kalau tulisannya udah sesuai .
Kalau tulisan nggak rapi dan kacau KBBI+PUEBI, editor nggak akan lihat-lihat lagi karena merasa "Duh ini pasti banyak banget membetulkannya."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro