Seni untuk Fokus dan Tidak Fokus

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Judulnya ironis ya. Emang.

Punya ADHD itu emang melelahkan. Hal yang paling kerasa itu adalah masalah fokus.

Sesuai namanya, ADHD itu singkatan dari attention deficit hyperactivity disorder. Dengan kata lain, "kelainan yang diakibatkan kurang perhatian dan hiperaktivitas". Itu terjemahan secara literalnya ya.

Salah satu ciri yang paling gampang ditemui dari pengidapnya adalah kurang fokus. Perlu diingat, jangan sampe klaim "eke kena ADHD lho" tanpa adanya pemeriksaan secara langsung pada pihak profesional. Soalnya kurang fokus juga bisa diakibatkan kurang minum dan menurunnya kadar cairan tubuh.

https://youtu.be/z7Ts2iRCl-4

ada yang masih ingat iklan ini sodara-sodarah?

Mari kita fokus ke tema lagi.

Masalah fokus itu memang menjadi masalah terbesar yang kualami selain depresi kumat. Iya. Soalnya orang tuaku menganggap remeh masalah ini. Akhirnya ya berdampak buruk bagi kondisiku di usia dewasa seperti sekarang.

Masalah Fokus

Belakangan ini perkataan dosenku semasa kuliah sering berputar ulang di kepala. Gak cuma karena efek samping depresi sama kritik internalku terlalu kuat sih. Belakangan ini aku ngerasa perkataan beliau memang ada benarnya.

"Kamu itu kurang belajar."

Aku emang kurang belajar. Aku bener-bener tercengang pas baca artikel soal analisis literatur dan komik di situs TVTropes.

Aku bener-bener tercengang dari baca analisis soal Touhou Project sama My Hero Academia yang baru kubaca tadi. Aku ngerasa ilmu, riset, eksekusi cerita, bahkan desain karakter/worldbuilding-nya gak ada apa-apanya. Gak cuman karena minder sih, tapi emang aku juga bicara secara objektif.

Saat itu aku ngerasa ada yang salah dari pola belajar dan riset ceritaku selama ini. Aku juga masih belajar biar jadi penulis yang jauh lebih baik biar cepet menghasilkan cuan stabil.

Aku baru sadar kalo punya masalah dalam belajar sewaktu kuliah. Itu pun karena ditegur sama Pak Dewo. Dosen paling nyentrik satu jurusan dengan lelucon matematika, majas paronomasia, dan terkadang bahasanya terlalu filosofis untuk dicerna mahasiswa. Mahasiswa paling pandai di kelas sekalipun belum tentu paham perkataan beliau.

Selama ini aku sadar jika masalahku itu adalah kurangnya pemahaman bacaan. Aku juga punya masalah untuk memahami hal-hal kompleks jika tidak ada pengetahuan atau asosiasi dengan hal berkonsep serupa. Biasanya sih ngaitin sama adegan di anime, komik, film, game, lirik lagu, sampe aib temen pun jadi.

Namun, aku benar-benar baru sadar masalah sebenarnya dari diriku itu justru berawal dari fokus. Kelemahan terbesar dari pengidap ADHD. Attention deficit. Hal itu diperburuk dengan sifatku yang cenderung keras kepala sehingga susah mengenalinya. Sifat keras kepalaku sih muncul emang karena trauma masa kecil di samping keluargaku itu pada ngegas semua.

Itu justru menjadi masalah besar selama kuliah dan kerja di pabrik dulu.

Aku kesulitan mengejar ketertinggalan semasa kuliah yang berujung sakit parah lalu berakhir resign. Sakit parah itu muncul sebelum divonis depresi.

Aku kesulitan mengejar tuntutan pekerjaan yang harus bisa menguasai hal tertentu dalam waktu singkat. Meskipun kebanyakan pekerjaanku dulu berhubungan dengan keterampilan, tetap saja kerja di pabrik pun butuh belajar. Tahu sendiri siklus kerja di pabrik itu singkat. Orang-orangnya kebanyakan datang dan pergi dalam hitungan bulan.

Aku kesulitan untuk berlama-lama mengerjakan karya tulis ilmiah. Akumulasi dari faktor kurang paham materinya, malas, dan tentu saja mudah teralihkan dengan hal lain yang jauh lebih menarik.

Artikelku sering ditolak di media massa karena secara struktur dan topik pun kadang tidak fokus. Seperti halnya diri si penulisnya di dunia nyata.

Bahkan buat nulis ini aja, fokusku terbelah bolak-balik buka Spotify sama baca artikel random di internet. Belum lagi aku nulis ini sambil nulis ulang bab-bab awal cerita Soran.

nih buktinya kalo gak percaya!

Liatin aja pojok kiri gambar buat barang bukti. Aku emang nulis di Wattpad versi web (tulisan ini), buka Spotify, sama Scrivener (naskah Soran) dalam waktu bersamaan!

Seni untuk Fokus

Aku kepikiran nulis ini gara-gara baca tulisanku sebelumnya soal "makan wafer".

Absurd emang. Namanya juga lapak ini persis kertas buram yang isinya random kok.

Singkat kata, tulisan itu bahas soal korelasi antara mindfulness dan kebiasaanku makan wafer. Absurd ya? Lucunya, tulisanku sendiri secara tidak langsung menjawab masalahku yang muncul dalam tulisan ini.

Fokus.

Mindfulness adalah seni untuk "sadar jika kita hidup pada momen saat ini". Seni itu berawal dari teknik meditasi para biksu yang kemudian menjadi subjek penelitian para psikolog populer.

Penjelasan terlalu sederhananya, mindfulness itu fokus dengan apa yang kita kerjakan, rasakan, dan lakukan pada saat ini dengan sadar.

Masalahnya pengidap ADHD itu mudah sekali teralihkan fokusnya. Gak usah jauh-jauh silau sama waifu/husbu apalagi liat rumput tetangga yang jauh lebih hijau. Perut keroncongan apalagi gatel sedikit aja udah bisa bikin fokus yang kita lakuin ambyar. Iya. Itu yang kurasain sewaktu nulis ini.

Bagaimana cara mengatasi masalah fokus yang gampang ambyar?

Kurasa aku harus lebih banyak berlatih untuk mengenali diri sendiri. Berusaha mengenali apa yang harus kulakukan seperti halnya menulis ini.

Aku harus belajar untuk mengendalikan setiap pikiran bahkan ide liar yang asal nyelonong gitu aja hingga membuat tulisan semakin lama tuntas.

Aku harus sadar lagi nulis. Aku harus sadar kondisi tubuhku sekarang. Bisa saja itu pertanda agar aku butuh istirahat dan minum. Layaknya iklan Aqua yang ada di awal tulisan. Kurang cairan bisa mengurangi konsentrasi dan fokus.

Masalahnya, gimana caranya biar tetep fokus padahal pikiran sendiri gak fokus?

Seni untuk Tidak Fokus

Pengidap ADHD memang punya bakat alami untuk tidak fokus. Seorang bijak bestari pun pernah berkata.

"Orang yang hebat itu bisa memanfaatkan segala kelebihan dan kekurangannya untuk mengatasi masalah yang dihadapinya sekarang."

Karena aku punya masalah fokus, kenapa gak gunain teknik-teknik mengalihkan perhatian agar bisa tetap fokus?

Ini memang sungguh ironi, tapi memang benar adanya. Lucunya lagi, ini memang terjadi di dunia nyata.

Seperti yang kuceritakan di tulisan "makan wafer" sebelumnya, kesuksesan seseorang juga dipengaruhi dengan "seberapa kuatnya diri mereka untuk mengalihkan diri dari hal-hal yang bisa menghalangi kesuksesan".

Contoh sederhananya seperti kita latihan buat puasa. Gimana caranya biar gak gampang kegoda buat liatin jam terus?

Bisa tidur.

Bisa dengan ngaji.

Bisa dengan push rank.

Bisa dengan main sama temen.

Bisa dengan jalan-jalan.

Masih banyak cara lain yang menurut orang lain aneh, tapi sangat efektif bagi kita. Soalnya setiap orang punya cara berbeda untuk menanganinya. Cara ngadepin orang yang tsundere sama baperan pas lagi ngambek itu beda lho.

Intinya, teknik pengalih perhatian paling efektif dengan memberikan sesuatu yang familiar, membuat kita nyaman, dan bisa memotivasi kita secara tidak langsung. Soalnya gini.

Berdasarkan penelitian terbaru, kemampuan seseorang untuk menahan diri aja gak cukup untuk mencapai tujuan yang kita inginkan. Kita juga perlu kreatif untuk mengatasi godaan yang datang dan pergi dalam perjalanan menempuh tujuan kita.

Barang kali aku bisa memanfaatkan kelemahanku yang mudah tidak fokus itu dengan baik. Kurasa aku harus lebih banyak belajar mengenali diri sendiri agar caranya jauh lebih efektif.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro