Bagian 20: Entitas Baru

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Harmonyyyy~~ halooo~~ apa kabar hari ini?

ini masih senin, kan?! wkwkwk maafin ya telat lagi. ngisi kelas terakhir sampe jam 8 malem, pening banget bahasannya beradd wkwkwk

Anyway, enjoy reading. jangan lupa tekan tanda bintang dan ramaikan kolom komentar xixixi

━•❃°•°❀°•°❃•━┓

Kukira kamu adalah salah satu abadi yang bisa kumiliki.

Nyatanya, semesta tidak melulu berputar untukku.

Kita memang dipertemukan, tetapi belum tentu disatukan. 

┗━•❃°•°❀°•°❃•━┛

Bab 20: Entitas Baru

Sudah satu jam berada di lokasi penelitian, Sanuar malah tampak tidak fokus sama sekali. Lelaki itu berkali-kali berhenti memerhatikan alat ukur optik hanya demi mengecek ponsel yang sejak awal sengaja ia simpan di saku belakang celana jeans-nya. Hal ini sudah berkali-kali tertangkap basah oleh Abiyyu sebenarnya, tetapi lelaki dengan pembawaan ceria itu tampak acuh-tak acuh.

"Cuy, liatin hape mulu lo, kenapa?" Tidak kuat juga ternyata, akhirnya Abiyyu bertanya.

Sanuar tidak langsung menjawab, lelaki itu sedikit menggumam seraya menghela napas. "Si Cadel nggak bales chat lagi. Yang tadi udah ceklis biru, ini gue chat lagi malah ceklis satu."

"Oh, udah baikan?"

Sanuar mengangguk, dan lagi, lelaki itu menghela napas begitu sadar dengan keadaan saat ini. Di mana ia baru saja berbaikan dengan Cadel-nya setelah dua minggu berjauhan, kini malah kembali mendapat cobaan. Terdengar berlebihan memang, tetapi rasanya akan lebih dari galau jika Sanuar harus berada di fase itu lagi.

"Gua balik duluan boleh atuh, Bi?" Sanuar memelas.

Abiyyu memicing sinis. mendengkus singkat seraya mengeluarkan kekehan mencemooh. "Boleh, tapi laporan semua lo yang beresin ya!"

Sanuar tidak terima, matanya melotot horor. Kedua bahunya mendadak lemas. Pupus sudah harapan untuk kembali melihat wajah Cadel-nya yang berbinar karena traktiran segelas besar macchiato.

Situasi itu tidak luput dari pandangan Aileen. Perempuan rantau asal Padang itu tampak penasaran dengan topik pembicaraan Sanuar dan Abiyyu. Matanya yang tampak runcing di bagian ujung itu meneliti keadaan sekitar. Saat mendapati objek yang bisa digunakan sebagai alasan mencari tahu topik pembicaraan kedua temannya, ia bergegas mengambil dan menyambangi dua sosok itu.

"Sanu!" Aileen memekik kecil. Tangan kanyannya mengibas-ngibas map kuning yang sengaja digulung. Saat berhasil mendapat atensi, tangan satunya ikut terangkat, memberi isyarat pada Sanuar untuk menghampiri.

Sanuar hanya berjalan malas-malasan. Tentu saja dengan langkah yang diseret dan raut wajah lusuh. "Apaan?" katanya dengan intonasi super malas.

"Liat dulu, deh, ini udah sesuai belum sih angkanya sama yang kita prediksi?" Aileen menyahut serius.

Sanuar tidak langsung menjawab. Lelaki itu memandang jengah angka-angka yang berderet di selembar kertas sebelum menghela napas. "Udah, kok. Meski ada selisih tipis, itu udah oke."

Aileen agaknya sedikit memahami situasi. Gadis itu berdeham pelan seraya bertanya, "Kamu lagi banyak pikiran, ya? Tumben nih nggak semangat di lapangan!" kekehan canggung muncul di akhir kalimat Aileen.

Sanuar hanya mengangkat kedua bahunya acuh-tak acuh. "Ya gitu lah," sahutnya dengan helaan napas lelah.

"Aku penasaran, deh. Cewek yang suka bareng kamu itu ... siapanya kamu?"

⋆*┈┈┈┈﹤୨♡୧﹥ ┈┈┈┈*⋆

Sial!

Sanuar berkali-kali mengusak kasar rambutnya. Entah sudah yang ke berapa kali helaan napas lelah mengudara di tengah teriknya Bogor siang itu. Ia menggeleng sejenak, mencoba memfokuskan pandangan pada teman-teman sekelompoknya yang masih sibuk merapikan alat-alat pengukur tanah.

Cewek yang suka bareng kamu itu ... siapanya kamu?

Helaan napas kembali keluar dari celah bibir Sanuar yang sedikit terbuka. Sial sekali rasanya. Lelaki itu tampak gelisah sejak kalimat Aileen terus terngiang-ngiang, menggema jelas dalam pikirannya. Abiyyu menyadari tingkah Sanuar yang tampak berbeda. Maka, si pentolan penyiar radio itu mendekat.

"Kunaon maneh?" (Read: kenapa lo?)

Abiyyu bertanya santai sambil memberikan air mineral dingin. Mendengkus sejenak begitu mendapati raut wajah Sanuar yang tampak nelangsa. Rasanya ingin meledek bahwa ekspresi itu sangat tidak cocok untuknya.

"Kenapa, sih, lo? Betari lagi?" Abiyyu kembali bertanya. Jengah juga rasanya melihat si teman sejawat hanya diam saja dengan ekspresi lesu menyebalkan.

Sanuar berdecak. Rasanya mendengar nama Cadel-nya disebut orang lain terutama Abiyyu yang notabene-nya adalah ultimate crush-nya si Cadel, ia jadi semakin sebal. Lagi, tanpa sadar, ia menghela napas.

"Tau, ah," kata itu terlontar sinis.

"Dih, apaan banget dah lo?! Nggak biasanya lo begini, jangan lampiasin bad mood lo sama orang yang nggak tau apa-apa dong cuy. Coba sini cerita ke aa, siapa tau bisa aa jadiin konten di segmen radio kampus."

Sanuar memicing sinis. "Bangke emang."

Abiyyu terkekeh. "Cerita sini, cuy. Meski bakalan bosen karena topiknya masih soal hal yang sama, carry on. I'm all ears."

Sanuar malah tampak asyik dengan air mineral dalam botol. Sesekali membulak-balikkan botol itu hanya demi melihat buih-buih kecil menempel pada sisi botol. Bukan karena mengabaikan Abiyyu, ia hanya terlampau bingung untuk memulai cerita dari titik mana, sebab ia sendiri tidak mampu memahami perasaan tak terdefinisi yang kerap kali membuatnya gelisah galau merana.

"Menurut lo ... gue sama si Cadel, tuh, apa, sih?" Sanuar berujar patah-patah, ada jeda pada setiap frasa yang mengudarakan keraguan.

Abiyyu mengernyit. Kedua alisnya hampir Bersatu. "Lah? Kenapa nanya gue?"

Sanuar berdecak. Meminum cepat air mineral yang sejak tadi dimainkan. Suara yang terdengar dari kerongkongan membuat Abiyyu paham bahwa lelaki dihadapannya ini tengah bertanya serius.

"Lo bener-bener nggak tau hubungan lo sama Betari, tuh, apa?"

"Kalo iya gue tau, gue nggak bakal nanya ke lo juga kali, Bi," sahut Sanuar frustrasi.

Abiyyu mengangguk pelan. Gayanya sudah mirip pakar cinta profesional yang dimintai pendapat. "Anehnya kenapa baru sekarang lo nanya kayak gini?"

Diam seribu Bahasa, agaknya kata-kata Abiyyu memukul telak pola pikir Sanuar yang selama ini menjunjung tinggi prinsip saling tolong menolong dan memanusiakan manusia sebagai alasan utama. Karena kenyataannya, setiap kali membantu orang lain, yang ia rasakan tidak pernah sama, tidak pernah sebahagia saat menolong Cadel-nya.

"Gue tanya lo dulu sebelum gue kasih jawaban soal pertanyaan lo sebelumnya, gimana? Biar referensi buat konklusi gue konkret gitu. Soalnya rumusan masalah yang lo kasih butuh banyak data empiris, nih!" Abiyyu terkekeh girang. Ditambah lagi Sanuar mengangguk patuh sebagai respons, semakin jadilah rasa besar kepalanya lelaki itu.

"Lo ... kangen nggak kalo Betari sebentar aja nggak ada kabar?"

Sanuar mengerjap seraya berdeham pelan. "K-kangen lah! K-kan jadi kagak ada yang bisa gua gangguin!"

Abiyyu memutar jengah bola matanya. 'Iyain ajalah biar cepet'

"Nanya lagi nih gue. Kesel nggak lo kalo Betari deket-deket cowok lain? Eh, jangan jauh-jauh deh, kesel nggak kalo Beta deket sama gue?"

"Jelas kesel lah! Lo kan buaya! Lagian gua nggak bisa ngebiarin si Cadel deket-deket cowok lain semenjak kejadian itu."

"Satu lagi deh, biar gua makin yakin nih sama hipotesis gue." Abiyyu menaik turunkan kedua alisnya.

"Apaan dah? Udah kayak lagi ngumpulin data buat presentasi aja lo!"

"Lo ... deg-degan nggak kalo deket-deket Betari? Atau kalo liat dia senyum gitu? Atau pas liat dia lagi manis-manisnya? Pernah deg-degan di momen-momen itu?"

Sanuar terdiam. Matanya mengerjap pelan hingga rasanya bulu matanya yang panjang mampu menyapu bersih perasaannya yang buram hingga akhirnya satu hal itu tampak begitu jelas. Jernih dan bersinar terang sampai membuat jantungnya bertalu tidak karuan.

"Pernah," lirih Sanuar.

⋆*┈┈┈┈﹤୨♡୧﹥ ┈┈┈┈*⋆

TBC

A/N

Heyhooo~ akhirnya SADAR JUGA TUH KAK ALPHAMART WKWKWKWK

gimana? mau sampein terimakasih ke Kak Abiyyu? sok mangga, sini bilang makasih banyak2 ke si aa keceh ini

KETUK(ER) udah setengah jalan nih Harmony, apa yg kalian harapkan dari cerita ini kedepannya?

oh ya, tolong ajak temen kalian juga buat mampir ke sini ya, kan enak tuh nanti makin banyak yg maki2 kak Alpha yg lelet betul sadar sama perasaanya wkwk

See you next Monday 🌻💕

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro