Bagian 29: Sekilas Tentangnya

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Happy Monday!
Gimana Senin kalian Harmony?
No worry, buat yg lagi badmood atau mumed, nih ... Natha bawain chapter baru.

Enjoy yaaa~ semoga bisa jadi remedy buat kalian yg butuh healing but can do nothing besides through the day 💞

━•❃°•°❀°•°❃•━┓

Kukira rasa ini hadir karena terbiasa

Kukira rasa ini hadir karenya nyaman

Kukira rasa ini adalah rasa yang bisa kutemukan dari sosok lain.

Nyatanya, tidak.

Rasa ini ada karena itu ... kamu.

┗━•❃°•°❀°•°❃•━┛

Bagian 29: Sekilas Tentang Dirinya

Beberapa hari setelah insiden diantar pulang, Jamal dan Betari jadi semakin akrab. Kelewat akrab untuk yang katanya hanya berada di status kakak-adik tingkat. Persis seperti Betari dan Kak Alpha-nya.

Layaknya orang kasmaran pada umumnya, Betari jelas tidak bisa memendam rasa yang membuncah dalam dada hingga ia sengaja melakukan panggilan video dengan Anita dan Rianti sehari setelah insiden diantar pulang. Pembicaraan asik itu berlangsung cukup lama. Sesekali Betari merasa dihakimi karena ucapan Anita. Namun, apa yang diucapkan perempuan asal Cianjur itu memang benar adanya. Apa lagi setiap ucapan Anita diikuti dalil-dalil tervalidasi.

Dan kini, Betari agaknya sedikit merasa gamang karena pertanyaan Rianti semalam.

'Apa yang bikin lo mikir kalo si kakak anime itu mirip sama si kakak brownies?"

Benar. Berkali-kali hatinya berucap bahwa Kak Jamal itu mirip Kak Alpha-nya. Lantas, mengapa hingga saat ini ia tidak juga dapat mendeskripsikan kesamaan itu?

⋆*┈┈┈┈﹤୨♡୧﹥ ┈┈┈┈*⋆

Sanuar menyesal. Rasanya ingin memaki keadaan. Padahal banyak yang bilang 'lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali'. Meh, nyatanya, terlambat menyadari perasaannya pada si Cadel tidak membuat lelaki itu merasakan hal-hal baik.

"Kalo terlambat tuh, yaaa ... satu jam, satu hari, satu minggu lah paling lama. Tujuh tahun mah bukan terlambat, dude. Nyasar itu namanya!" Abiyyu ini tipikal teman yang senang tertawa di atas penderitaan orang kalau kata Sanuar. Lihat saja, lelaki yang sering berbicara Bahasa Inggris dengan aksen sundanya yang khas itu malah asik terbahak kala temannya murung di pojok ruangan.

Sanuar mencebik dengan kepala tertunduk. Malu sendiri sebenarnya kalau harus menunjukkan raut seperti itu di hadapan Abiyyu. Ia bahkan hanya bisa memejam, merutuki diri sendiri yang tidak bisa mengelak dari tudingan Abiyyu.

"Jangan-jangan, nih, lo juga nggak sadar kalo si Aileen naksir lo?"

Sanuar mendongak cepat. Dahinya mengernyit tidak terima. "Nggak mungkin lah kampret!"

"Nah, kan! Begini nih kalo centong sayur di kasih nyawa doang. Nggak punya hati jadinya!" geram Abiyyu. "Nggak heran, sih. Yang bareng-bareng terus selama tujuh tahun aja nggak sadar, apa lagi yang baru sebentar begini?"

"Ck! Udah, dong, ahelah! Nggak mungkin juga si Aileen demen sama gue. Orang setiap kali ngobrol, dia selalu ngangkat topik soal si Cadel, kok!" sahut Sanuar tidak terima.

"Nah, yang begini nih, selain centong sayur yang cuma dikasih nyawa, tapi nggak dikasih hati sama otak. Bolot gini jadinya!" Abiyyu makin memanas. "Lo tuh sadar nggak, sih, kalo si Aileen itu sengaja selalu jadiin Betari topik pembicaraan lo berdua? Gue yang ngeliat dari jauh aja bisa ngerasain kalo si Aileen begitu cuma demi bisa ngobrol asik sama lo!"

'Emang iya, ya? Masa, sih?'

Sanuar menghela napas. Rasa-rasanya pundaknya jadi semakin berat. Urusan hati yang dipenuhi penyesalan pada waktu saja belum selesai. Kini ia harus kembali merasa tidak enak dengan segala afeksi yang Aileen berikan akhir-akhir ini. Terdengar berlebihan mungkin, tetapi Sanuar ini tipikal manusia yang selalu merasa tidak enakan.

"Tenang, dude. Kalo soal Aileen nggak usah terlalu dipikirin berlarut-larut. Sama dia mah masih bisa diomongin pelan-pelan biar nggak masuk terlalu jauh." Abiyyu menepuk halus bahu Sanuar. "Yang harus lu pikirin tuh perasaan lo ke Beta. Bukan mau sok tau nih, tapi gue rasa Betari juga punya rasa ke lo."

Sanuar berdecak kala matanya menyipit, menatap sinis Abiyyu. "Nggak usah ngelawak lo! Kan lo tau sendiri kalo si Cadel demennya sama lo!"

Abiyyu menggeleng dramatis. "Lo, nih, ya. Bener-bener deh! Dari gerak-gerik Betari aja, gue bisa liat dan rasain kalo dia suka sama gue itu cuma ada di batas kagum. That's it. Beda kalo ke lo, dude."

Ada rasa bangga dan sedikit tinggi hati ketika ucapan Abiyyu memenuhi rungu. Kalau sudah begitu, boleh, kan, Sanuar menyimpan harapan atas perasaannya yang akan terbalas?

⋆*┈┈┈┈﹤୨♡୧﹥ ┈┈┈┈*⋆

Sebenarnya, jika menilik lebih jauh, Betari bisa menemukan banyak kesamaan di antara Kak Jamal dan Kak Alpha-nya. Selama tujuh tahun bersama, Kak Alpha-nya itu selalu menjaga jarak aman. Menghormati dan menghargainya sebagai seorang perempuan. Bertingkah layaknya gentleman meski sering diiringi gerutuan karena Betari yang sering sekali bebal.

Kak Jamal ... juga kurang lebih kayak gitu.

Hal besar pertama yang Jamal lakukan untuk betari adalah menjaga jarak aman tanpa perlu Betari beritahu atau jelaskan alasan dirinya tidak ingin bersentuhan dengan lawan jenis kecuali ayahnya. Act of service yang lelaki itu lakukan setiap kali keduanya sedang makan bersama juga tidak luput dari penilaian Betari. Karena setiap kali begitu, ia akan langsung mengingat Kak Alpha-nya.

Maka, Betari tidak menolak entitas Jamal ketika lelaki itu terang-terangan mendekati.

"Ikut aja, gimana?" tawar Jamal.

Jamal, Betari, Jaenuddin, dan anggota himpunan English Department lainnya tengah berada di salah satu café yang sedang hype di Bogor. Café dengan suasana pantai buatan yang membuat tempat itu tidak panas karena cuaca Bogor. Betari agak canggung sendiri sebenarnya karena ia bukan anggota himpunan, tetapi Jamal memaksanya ikut bahkan nekat menjemput Betari.

"Hmm ... aku izin mama sama ayah dulu, Kak. Itu ... umm ... nggak apa-apa emang kalo aku ikut? Kan aku bukan anggota hima?" Betari bertanya ragu-ragu. Meski tidak melihat langsung, Betari bisa merasakan atmosphere rasa tidak suka yang menusuk. Ia yakin kalau bebrapa kakak tingkat perempuan di sana memang tidak menyukai kehadirannya yang terkesan tidak tahu diri.

Jamal mengangguk. Senyum di wajah lelaki itu terus terpatri setiap kali menanggapi Betari berbicara. "Kalo butuh bantuan izin resmi, nanti kakak bisa buatin surat atas nama himpunan dan prodi. Kabarin aja ya, pokoknya harus bisa ikut!"

"Duh, akang, saya juga mau atuh diperhatiin begitu ...." Suara Jaenuddin sengaja dibuat mendayu. Menggoda tingkah Jamal yang begitu agresif mengajak si adik tingkat ikut acara himpunan.

"Berisik lo, Udin!" Jamal mendelik.

Jaenuddin langsung bertingkah dramatis. Mulutnya menganga tidak terima dengan satu tangan yang menyentuh dada seolah merasakan sakit hunusan panah di sana. "Ih! Kok kasar?! Nggak suka ah, kasih bintang satu aja karena nggak ramah! Hum!"

Idih, najis!

Jamal hanya menggeleng. Sebelum seluruh atensinya ditarik oleh suara tawa Betari yang terdengar bersshabat di rungunya. Perempuan itu menutupi mulutnya dengan punggung tangan saat tertawa. Tidak terkesan dibuat-buat, sebaliknya ... itu malah tampak menggemaskan di mata Jamal.

"Udah setengah tiga, nih. Beta ... yuk, pulang. Tadi kan kakak janji sama mama kamu kalo pulang sebelum ashar."

"Oh?" Betari mengerjap. Melihat jam pada layar ponsel, dan benar saja sudah pukul setengah tiga lewat. Entah kenapa, bareng Kak Jamal itu waktu kerasa cepet. Sama kayak kalo lagi bareng Kak Alpha.

Posisi keduanya di motor Jamal masih sama seperti yang sudah-sudah. Jamal selalu membatasi tubuh keduanya dengan tas punggung. Sengaja melajukan motor dengan sedikit pelan agar bisa menikmati waktu mengobrol dengan Betari.

"Sampe ...," Jamal berseru dengan suara yang dibuat sedikit menggemaskan.

Betari balas terkekeh. Menyerahkan helm pada si kakak tingkat seraya berucap, "Makasih, ya, Kak. Mau mam---"

"Del?" Sanuar menegur dari balik pagar rumah. Lelaki itu berada di pelataran parkir rumah Betari.

"Loh? Kok, Kak Alpha ad---"

"Masuk buruan!"

Suara datar Kak Alpha-nya membuat betari telak tergugu. Ada rasa takut dan heran secara bersamaan. Dalam hati bertanya-tanya, apa yang membuat Kak Alpha-nya berada di rumahnya dengan ekspresi tidak menyenangkan seperti itu?

⋆*┈┈┈┈﹤୨♡୧﹥ ┈┈┈┈*⋆
TBC

A/N
Holaa~~~
Ayok sini, mohon ramaikan kolom hujatan, *eh, komentar maksudnya wkwk

Anyway Harmony, Natha mau info kalo chapter ini adalah chapter re-publish yg terakhir. Yeayyy! Wooohhooooo! Itu artinya jadwal up akan kembali normal setelah ini. Yes! Senin bahagia akan kembaliii xoxoxo

Dah segitu aja celotehannya xixi
See you when I see you 😗😘

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro