Bab 12

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Pagi ini Ryuu dan Hikari sudah siap untuk mengikuti sarapan bersama para tamu yang juga menginap di Kerajaan Kuro. Mereka berencana kembali sebelum siang karena masih banyak yang harus diurus oleh kaisar. Terlebih Hikari merengek ingin pulang karena tidak suka dengan putri mahkota.

Gadis kecil itu sejak semalam selalu menempeli Ryuu. Ia tidak mau lepas bahkan hingga pagi ini kegiatannya hanya mengikuti ke mana pun sang kaisar berjalan walau hanya di dalam kamar. Hal itu membuat Ryuu gemas, ia menarik Hikari dan menggendong gadis itu ketika terdengar suara pintu diketuk.

Ryuu membuka pintu dan Akimaru sudah menunggu mereka untuk acara sarapan bersama. Pria itu menjulurkan tangannya ingin berganti menggendong Hikari, tetapi yang didapat berupa gelengan dan gadis kesayangan kaisar tersebut menyembunyikan wajah di balik bahu Ryuu.

"Tak perlu Akimaru, biar aku yang menggendong Hikari. Lebih baik kita segera ke ruang makan, gadis kecil kita ini sudah tidak betah."

Akimaru mengangguk mengerti setelah mendengar penjelasan kaisar. Apalagi di lihat dari kejadian semalam sudah pasti Hikari benar-benar kesal dengan putri mahkota itu. Entah apa yang akan terjadi di ruang makan nanti. Akimaru sangat menantikannya.

Mereka sudah tiba di ruang makan yang telah dihadiri oleh seluruh tamu. Hanya perlu menunggu kedatangan Kaisar Nakamura dan keluarganya. Ketika mereka memasuki ruang makan, seluruh tamu memberi hormat kecuali Ryuu dan Hikari.

Mereka semua kembali duduk dan para dayang mengeluarkan seluruh hidangan. Semua meja sudah dipenuhi dengan berbagai makanan yang dimasak khusus untuk menjamu para tamu.

Hikari sendiri sudah sangat kelaparan sejak tadi, tetapi gadis itu masih dengan baik menahannya. Ia tidak ingin membuat masalah untuk Ryuu. Namun, ketika membalik piring, ia dibuat geram kembali dan berdecak keras sehingga menjadi fokus utama para tamu.

"Onii-sama, racun," bisik Hikari seraya menunjuk piring yang ada di hadapannya.

Ryuu mengangguk mengerti, ia heran saja ternyata ada yang berani meracuni gadis kecilnya di sini. Oh, mereka belum merasakan amukan seorang Taniguchi Ryuu.

"Akimaru!" Nada suara Kaisar Kerajaan Ryujin begitu tenang, tetapi semua dapat melihat ada kilat di manik sebiru esnya.

"Hamba, Yang Mulia," sahut sang penasihat lantang.

Ia memiliki firasat buruk ketika melihat raut sang kaisar berubah setelah dibisikkan sesuatu oleh Hikari. Pandangannya beralih ke gadis kecil tersebut dan ia bisa mengetahui seberapa marahnya Hikari yang melipat kedua tangan di dada dan memalingkan wajah dengan mata berkaca-kacanya. Sial!

Jika seperti ini akan sulit untuk mengendalikan keadaan. Ia merutuki kaisar yang hanya mengajaknya tanpa Akashi yang ikut turut mendampingi. Akimaru masih menunggu titah dari sang kaisar yang sepertinya sedang berusaha menenangkan diri.

"Singkirkan piring-piring ini dan buat hidangan baru untuk Hikari," titah sang kaisar mutlak yang membuat Kaisar Nakamura beserta keluarganya malu.

"Baik, Yang Mulia." Akimaru bergegas memanggil beberapa pelayan untuk menyingkirkan piring di hadapan mereka bertiga dan meminta untuk diantar ke dapur istana.

Keluarga besar istana Kerajaan Kuro sudah dipermalukan dua kali dan penyebabnya sama, karena gadis kecil yang bernama Hikari itu. Para tamu saling berbisik, tak mengerti dengan apa yang terjadi.

"Kaisar Nakamura, ada yang harus kita bicarakan setelah ini." Ryuu menatap tajam pria paruh baya, Kaisar Kerajaan Kuro tersebut.

Namun, Kaisar Nakamura tidak mengerti dan memilih membuka suara. Ia tidak ingin diinjak oleh pria muda yang menjabat sebagai Kaisar Kerajaan Ryujin tersebut. Walaupun memang Kerajaan Kuro berada di bawah wilayah kekuasaannya.

"Ada apa, Yang Mulia? Bisa anda jelaskan yang sebenarnya terjadi di sini?" Keberanian Kaisar Nakamura membuat beberapa tamu berdecak kagum, tetapi ada juga yang mencibirnya.

Ryuu menyeringai, ia cukup mengagumi keberanian Kaisar Nakamura dalam mempertanyakan maksud ucapannya. "Kau yakin? Ini akan mempermalukan nama Kerajaan Kuro."

Walau ragu Kaisar Nakamura tetap mengangguk dan menjawab dengan wibawanya. Pria paruh baya itu saat ini sedang mempertaruhkan nama baik Kerajaan Kuro di hadapan para tamu.

"Dalam istana ini ada yang ingin meracuni Hikari. Jadi menurutmu apa yang akan terjadi berikutnya pada si pelaku?"

~ Jakarta, 22 Februari 2019 ~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro