Bab 13

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kaisar Nakamura mengatupkan mulut rapat-rapat, ia kehabisan kata. Para tamu pun tak ada yang berani bersuara setelah kaisar dari Kerajaan Ryujin mengutarakan alasannya. Mereka tak ingin mencari masalah, terlebih dengan aura yang menguar dari sang kaisar membuat siapa pun gemetar.

Hikari sendiri tak peduli dengan suasana menegangkan yang terjadi di ruang makan. Walau awal semuanya karena ia yang membisikkan mengenai racun itu pada kaisar.

Tentu, sebagai ahli obat dan sudah berada di level delapan, Hikari dapat dengan mudah mengetahuinya. Terlebih gadis itu juga memiliki indera yang tajam ketika menghirup aroma asing pada piring tersebut.

Ia sudah bertekad sejak awal akan melindungi dan mengobati kaisar. Jadi, hanya hal seperti inilah yang biasa ia lakukan sebelum diberi izin untuk berlatih bela diri. Gadis itu sungguh sudah tidak sadar.

Namun, hingga sekarang bahkan Eiji belum mengajarkannya tahap penyempurnaan seperti yang dijanjikan. Karena menurut tabib istana itu, sangat tanggung jika Hikari tidak menyelesaikan ilmu pengobatannya di level sembilan agar lebih sempurna. Terpaksa ia pun menuruti saran gurunya.

"Onii-sama."

Saat suasana menegangkan masih tercipta, satu-satunya orang yang berani mengeluarkan suara hanya Hikari. Ia memanggil kaisar yang masih menatap tajam lawan bicaranya. Terkadang, gadis kecil itu merasa kasihan dengan orang-orang yang mendapat aura membunuh dari Ryuu.

Ketika sang kaisar menoleh ke arahnya, Hikari menarik pakaian yang Ryuu kenakan. Secara otomatis membuatnya duduk kembali yang langsung dipeluk oleh gadis kecil itu.

Untuk kali ini Hikari bersedia menenangkan kaisar yang sedang emosi tinggi. Gadis kecil itu berpikir jika saat ini mereka tidak berada di wilayah sendiri. Jadi akan berdampak buruk pada reputasi kaisar jika mengamuk di hadapan banyak orang.

Suasana menegangkan di ruang makan sudah mereda. Beberapa tamu yang sempat menahan napas mereka, kini merasa lega. Oh, benar-benar aura yang mengerikan. Julukan shinigami memang tidak main-main disematkan pada Kaisar Kerajaan Ryujin tersebut. Mereka dapat merasakan hawa membunuh hanya dengan tatapan saja.

Tak lama kemudian Akimaru dibantu para dayang membawa hidangan baru khusus untuk Hikari, Kaisar Ryuu, dan dirinya sendiri. Berhubung ia juga kurang berminat untuk makan ketika melihat menu yang disuguhkan sebelumnya, jadi Akimaru sengaja membuat masakan yang sesuai keinginannya.

"Silakan menikmati, Yang Mulia," ujar Akimaru membungkuk sebentar dan kembali duduk di tempatnya.

Kaisar Nakamura pun mempersilakan para tamu untuk menikmati hidangan yang sudah tersedia. Setelah ketegangan tadi, akhirnya mereka bisa mengisi perut yang sudah meronta.

***

Sarapan sudah berakhir, para tamu diperbolehkan melakukan kegiatan apapun yang mereka mau. Ada beberapa pilihan seperti berkuda, berkeliling taman istana, atau mungkin ada tamu yang ingin berkeliling di luar istana. Melihat kehidupan rakyat Kerajaan Kuro di luar sana dan membeli beberapa buah tangan.

Sementara Kaisar Ryuu bicara empat mata dengan Kaisar Nakamura dalam ruang pribadi penguasa Kerajaan Kuro tersebut. Masalah mengenai orang yang ingin meracuni Hikari tentu tak bisa mendapat ampun begitu saja.

"Jadi, Kaisar Nakamura. Mengenai seseorang yang kita bahas di ruang makan tadi. Apa aku yang harus mencarinya sendiri dan memberi hukuman? Atau anda dengan senang hati membawa orang itu ke hadapanku?"

Pilihan yang sulit bagi Nakamura, ia perlu waktu untuk memilih. Namun, sayangnya Kaisar Ryuu sudah tidak ingin mendengar alasan apapun. Terlebih gadis kecil bernama Hikari tersebut sudah merengek ingin pulang. Oh, apa yang harus ia jawab?

Ryuu masih menanti jawaban dari penguasa Kerajaan Kuro di hadapannya ini. Namun, kesabarannya mulai habis karena memikirkan keselamatan Hikari di luar tanpa dirinya. Gadis kecil itu lebih memilih menunggu di kereta kuda bersama Akimaru dibanding ikut bersamanya. Hikari mengatakan ia sudah tak tahan dengan orang-orang dalam istana itu.

"Apa jawaban anda, Kaisar Nakamura? Batas kesabaranku hampir habis."

"Saya akan menemukan pelakunya segera dan anda bebas memberi hukuman," ujar Kaisar Nakamura yang sudah buntu tanpa memikirkan akibat dari ucapannya.

"Ah, menarik. Kabari aku secepatnya dan jangan menutupi apapun," perintah Ryuu tanpa peduli jika orang di hadapannya saat ini adalah penguasa Kerajaan Kuro.

Kaisar Nakamura mengangguk mengerti, ia sungguh tak bisa berkutik jika berhadapan dengan seorang Taniguchi. Sejak dulu hingga sekarang, generasi Kerajaan Ryujin memang selalu berhasil mengintimidasinya.

"Baiklah, aku pergi. Dan ingat satu hal Kaisar Nakamura. Jangan sekali pun coba-coba untuk mengusik milikku atau kehancuran akan menjadi masa depanmu."

Ryuu langsung pergi dari ruang pribadi Kaisar Nakamura tanpa peduli efek yang ia berikan pada penguasa Kerajaan Kuro tersebut. Pria paruh baya itu benar-benar tak habis pikir dengan orang yang berani mencari masalah dengan Taniguchi Ryuu.

~Jakarta, 24 Januari 2019~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro