Bab 14

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Setengah perjalanan sudah dilalui oleh rombongan kaisar. Mereka tidak mendapat hambatan hingga saat ini. Hal itu cukup membuat para pengawal sedikit tenang. Karena jika melihat sikap Kaisar Ryuu dan Hikari di Kerajaan Kuro tadi sungguh dapat menimbulkan masalah cukup besar. Namun, tiba-tiba kaisar meminta berhenti sejenak. Ia memanggil sang penasihat yang menggunakan kuda sendiri.

"Akimaru, besok pagi kita akan ke lembah shibafu terlebih dahulu sebelum kembali ke istana," perintah kaisar, Akimaru sungguh ingin mengumpat di depan wajah Ryuu.

Sial. Kenapa dirinya harus dua kali ke sana dalam waktu yang berdekatan. Oh, mungkin ini menjadi salah satu tujuan kaisar memintanya untuk ikut ke Kerajaan Kuro. Lihat saja, jika sampai para Oni itu tidak memunculkan diri. Ia akan membuat perhitungan dengan Eiji.

"Kita istirahat di depan sana, ada ruang yang cukup untuk membangun tenda peristirahatan," lanjut kaisar.

Akimaru mengangguk setuju, "Baik, Yang Mulia." Ia pun memberi perintah para prajurit untuk bergerak lebih cepat karena memang hari sudah semakin larut.

Seluruh prajurit membutuhkan istirahat sebelum kembali menempuh perjalanan panjang. Terlebih mereka harus memiliki tenaga lebih jika sampai para Oni itu muncul di area lembah shibafu.

Mereka mengikuti perintah kaisar membangun beberapa tenda di tengah hutan. Tak perlu heran jika yang dikatakan oleh Ryuu benar adanya. Karena memang kaisar Kerajaan Ryujin dapat melihat keadaan lebih jauh ke depan. Ia juga bisa mendengar suara apapun jika diinginkan, tetapi Ryuu lebih memilih menutup kemampuannya tersebut.

"Ketika kau dapat mendengar segalanya, dunia tak lagi menarik. Terkadang ada rahasia yang menyimpan misteri kelam untuk dikubur." Itulah yang dikatakan kaisar pada orang-orang kepercayaannya ketika mereka bertanya 'kenapa Ryuu tak menggunakan kekuatannya untuk mengungkap fakta?' dan mereka mengangguk mengerti.

***

Perjalanan kembali dilanjutkan ketika seluruh prajurit sudah selesai memenuhi kebutuhan masing-masing. Saat siang mereka sampai di area lembah shibafu. Mereka mewaspadai keadaan sekitar karena berdasarkan informasi dari penasihat jika para Oni mungkin akan muncul di area ini.

Kaisar sendiri sudah memerintahkan Akimaru untuk menjaga Hikari dan membawa gadis itu terlebih dahulu ke lembah shibafu. Kemarin ketika Ryuu mengatakan mereka akan ke lembah shibafu lebih dahulu, gadis kecil itu ingin mencari tanaman lainnya. Lebih tepat dikatakan, ia ingin mengetahui lembah yang selalu dibicarakan oleh teman-teman tabibnya dan tempat ia bisa mendapat berbagai tanaman langka.

"Bagaimana dengan onii-sama?"

"Kaisar akan menyusul kita nanti ke lembah shibafu," sahut Akimaru dengan pandangan lurus ke depan, menunggangi kudanya sedikit lebih pelan dari biasa. 

"Akimaru-san, kau terlalu lambat." Ucapan Hikari sukses membuat sang penasihat kesal. Ia hanya tidak ingin Hikari terjatuh jika melaju terlalu kencang, tetapi gadis kecil ini justru membuatnya kesal.

"Baiklah, pegangan kuat-kuat Hikari-chan." Akimaru melaju kencang begitu merasakan anggukan dari gadis kecil itu.

Sementara di belakang sana, kaisar dan para prajurit sudah berhadapan dengan para Oni yang memunculkan diri mereka. Lebih banyak dari sebelumnya, ketika mereka muncul di hadapan Akimaru dan Miyuki.

Saat para prajurit sudah bersiap untuk menyerang, sang kaisar menghentikan mereka. Semua memandang penguasa Kerajaan Ryujin tersebut. Awalnya mereka heran, tetapi setelah melihat seringai yang tersemat di bibir kaisar tersebut, mereka pun mulai mengerti.

"Cukup aku saja yang menghadapi mereka, kalian berjaga di sekeliling. Jangan sampai ada satu pun yang lepas dan mengejar Akimaru," perintahnya.

"Hai, Taniguchi-sama," jawab seluruh prajurit kompak.

Para prajurit sudah menjauh dari area pertarungan kaisar dengan seluruh Oni yang muncul. Mereka sedikit ngeri jika berhadapan dengan makhluk legenda bertubuh merah itu. Pasalnya, selama ini mereka bertarung melawan sesama manusia yang memang tak memiliki kekuatan gaib.

Ryuu sendiri benar-benar bersemangat, ia perlu melepas emosi yang sudah ditahan sejak berada di Kerajaan Kuro. Mulai dari malam acara perayaan hingga paginya ada yang ingin meracuni Hikari. Benar-benar patut diberi penghargaan ketika seorang Taniguchi Ryuu tidak mengamuk.

Namun, kali ini tak ada lagi yang bisa menahannya. Ryuu sengaja meminta Akimaru untuk membawa Hikari agar gadis kecil itu menjauh dari kemurkaannya. Tubuh Kaisar Kerajaan Ryujin itu sudah dikelilingi dengan cahaya kemerahan begitu pula dengan pedang kesayangannya  yang sudah dibebaskan dari sarung penyegel.

Suzaku, nama yang diberikan pada pedang kesayangan Ryuu, melambangkan binatang dewa yang berwujud burung phoenix dengan memancarkan hawa panasnya. Dengan secepat kilat, kaisar melesat menebas para Oni di sekelilingnya. Teriakan menggema, para Oni yang terkena sekali tebasan dari Suzaku dapat merasakan sakitnya.

Tubuh mereka terbelah-belah dan mencipratkan cairan hitam. Tubuh kaisar dalam sekejap sudah dibanjiri darah para Oni itu. Namun, bukannya merasa jijik, kaisar Kerajaan Ryujin itu tertawa. Terlebih ketika melihat sisa dari makhluk-makhluk itu perlahan mulai mundur dan menghilang. Ryuu tak ingin mengejar, walau hanya sebentar ia merasa cukup puas bermandikan darah. Sekarang saatnya kembali pada Hikari.

~Jakarta, 26 Februari 2019~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro