Bab 15

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Dua minggu berlalu sejak kepulangan kaisar dari Kerajaan Kuro. Namun, ia belum menerima kabar dari Kaisar Nakamura mengenai orang yang berniat meracuni Hikari. Kesabarannya sudah hampir habis dan jika dalam tiga hari ke depan masih tak ada kabar, Ryuu akan mengirim Jenderal Akashi bersama prajuritnya untuk menghancurkan kerajaan itu.

Meluluhlantakkan Kerajaan Kuro bukanlah perkara sulit. Cukup dengan Akashi yang turun tangan, maka tak ada yang tersisa. Karena pada awalnya Kerajaan Kuro hanyalah bagian kecil dari wilayah kerajaan yang pernah ia hancurkan sebelumnya. Kemudian mereka memisahkan diri dan memilih tunduk menjadi bagian dari kekuasaan Kerajaan Ryujin.

"Akimaru, kirim surat peringatan kepada Nakamura! Pastikan malam ini mereka sudah menerimanya dan aku menginginkan surat balasan langsung!" titah sang kaisar mutlak, tak ingin mendengar saran apapun dari penasihatnya.

"Baik, Yang Mulia." Akimaru bergegas meninggalkan ruang kerja kaisar di istana emas, ia hanya memiliki sedikit waktu terlebih ada aura lain yang dirasakan.

Sementara kaisar masih duduk tenang dalam ruangannya ditemani sosok yang setia menunggu kepergian Akimaru dari balik kegelapan. Ruang kerja istana emas merupakan yang terluas karena dilengkapi dengan beberapa lemari buku tua, tetapi masih tetap utuh dengan pelitur berwarna emasnya.

Buku-buku tersusun rapi dalam lemari tersebut dan tentunya bukan sembarang buku. Ruang kerja kaisar di istana emas ini menyimpan bukti sejarah Kerajaan Ryujin yang dituang dalam bentuk tulisan. Dalam ruang kerja ini hanya terdapat lemari-lemari tua dan meja kerja kaisar, semuanya berwarna emas.

"Katakan!"

Sosok itu memunculkan dirinya di hadapan kaisar, melaporkan perkembangan penyelidikan mengenai Oni. Ia menemukan keganjalan dari mereka yang menggila di lembah shibafu.

Makhluk legenda itu sudah lama tak pernah menunjukkan diri di hadapan manusia karena sebuah kutukan. Dahulu, mereka membunuh manusia membabi buta sehingga Sang Dewa harus mengunci para Oni tersebut.

Namun, memang ada satu cara yang bisa digunakan untuk membebaskan mereka. Seseorang yang berhasil menerjemahkan mantra kuno pelepas segel khusus yang konon berada di jurang terdalam Bukit Akina. Tentu tidak mudah untuk mencapainya karena ada yang menjaga tempat itu.

"Cari tahu siapa yang berhasil membuka segel itu! Dia pasti ingin mengacaukan Kerajaan Ryujin."

"Hai, Taniguchi-sama. Hamba pamit." Dalam sekejap sosok itu sudah menghilang dari hadapan kaisar, tanpa suara sedikit pun.

***

"Ne, Eiji-san," panggil Hikari pada guru yang sedang sibuk dengan ramuannya sehingga hanya mendapat jawaban dehaman saja. "Aku berhasil membuatnya." Eiji langsung menoleh dan mengahampiri gadis kecil itu.

Ia memperhatikan dengan saksama warna ramuan yang dibuat Hikari. Aroma dari semua tanaman yang dicampur menyatu dengan sempurna, tidak ada yang menonjol. Eiji pun melakukan percobaannya pada prajurit yang memang terluka dalam peperangan kecil di perbatasan.

Eiji memberikan sedikit ramuan itu untuk diminum oleh si prajurit. Sekitar lima menit berlangsung, luka yang ada di tubuhnya perlahan memudar. Semua yang menyaksikan berdecak kagum, termasuk Jenderal Akashi yang juga penasaran.

"Kau berhasil melewati level sembilan, Hikari. Sesuai janji, aku akan mengajarimu tahap penyempurnaan pada pertemuan berikutnya." Eiji pun tak kalah kagumnya dengan gadis kecil ini.

Menurutnya, Hikari benar-benar jenius karena bisa sampai tahap penyempurnaan pada usia belia. Karena, Eiji sendiri dulunya bisa ke tahap itu pada usia dua belas tahun.

Ia beberapa kali gagal di level sembilan hingga menghabiskan waktu lebih dari enam bulan. Sedangkan Hikari hanya dua minggu? Oh, Eiji semakin penasaran berapa lama waktu yang dibutuhkan gadis itu dalam menyempurnakan seluruh ilmunya?

~Jakarta, 3 Maret 2019~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro