Bab 16

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sejak berhasil lulus level sembilan, Hikari tak pernah libur latihan. Ia ingin segera menyelesaikan tahap penyempurnaan. Karena menurut Eiji sendiri, jika sudah berhasil melewati semua level, maka akan lebih mudah menguasainya.

Dalam seminggu berturut-turut Hikari tak pernah absen. Ia belajar bersama Eiji dan ketika selesai waktu latihan, gadis kecil itu masih memaksa diri melanjutkannya di kediaman kaisar.

Ryuu sendiri sudah sering mengingatkan Hikari untuk beristirahat, tetapi tak begitu ditanggapi. Hingga seminggu berlalu dan ia tiba-tiba menemukan cara yang tak disengaja dalam mempercepat tahap penyempurnaan ini.

Namun, tentu kaisar melarang Hikari melakukannya lagi. Karena saat itu tanpa disengaja jari Hikari tertusuk duri tanaman dan darahnya menetes di ramuan yang sedang ia buat. Hal yang tak terduga terjadi, perubahan pada ramuan tersebut benar-benar sesuai dengan yang dikatakan Eiji. Akhirnya gadis kecil itu berhasil lulus dalam waktu seminggu saja.

"Jangan sampai ada yang mengetahui hal ini, Eiji!" Kaisar akan semakin posesif lagi dengan gadis kecilnya. Sejak awal Hikari sudah menjadi incaran dan jika informasi ini terkuak, maka akan lebih banyak lagi yang berusaha merampas Hikari darinya.

Ya, tentu Eiji merahasiakannya bahkan pada seluruh murid yang selama ini belajar bersama Hikari. Dalam istana banyak hal bisa terjadi, terlebih seseorang tak segan untuk berkhianat.

Sekarang Eiji sangat mengerti maksud kaisar yang menyembunyikan Hikari sebelum gadis itu siap untuk dipetik. Ia pun pasti melakukan hal yang sama. Gadis kecil itu benar-benar berharga bagi seluruh kehidupan di Kerajaan Ryujin.

***

Selama sepuluh hari setelah dinyatakan lulus tahap penyempurnaan, Hikari dilarang melakukan kegiatan berat oleh kaisar. Ia harus beristirahat padahal gadis kecil itu sudah tak sabar memulai latihan bela dirinya. Namun, ia tak bisa membantah karena Hikari sendiri merasa begitu lelah.

"Onii-sama, bagaimana latihan bela diriku? Kapan kita mulai?"

"Besok pagi, sekarang istirahatlah!"

Tanpa menunggu lama, gadis kecil itu sudah terlelap. Ryuu menatapnya teduh, tetapi manik sebiru es tersebut berubah dalam sekejap. Ia mengingat isi surat balasan dari Kaisar Nakamura mengenai orang yang ingin meracuni Hikari di Kerajaan Kuro.

Jika tidak mempertimbangkan ucapan dari Akimaru, opsi pertama yang pastinya dipilih oleh Ryuu. Ia akan mengirim Akashi untuk menghancurka kerajaan itu. Sayangnya, sang penasihat mengatakan jika mereka masih membutuhkan Kerajaan Kuro untuk menjadi benteng.

Pada akhirnya, Ryuu memilih memberi hukuman pengasingan pada orang itu. Seorang puteri mahkota harus diusir dari wilayah kekuasaan Kerajaan Ryujin. Tak ada satu pun tempat baginya, Putri Aiko harus menanggalkan gelarnya.

Ia hanya diantar hingga perbatasan untuk mencari tempat tinggal sendiri, selama daerah itu tidak termasuk dalam kekuasaan Kerajaan Ryujin.

Kaisar Nakamura serta seluruh keluarga istana Kerajaan Kuro sempat meminta keringanan. Namun, bagi kaisar hukuman inilah yang teringan. Dengan terpaksa mereka menerima keputusan tersebut.

"Aku akan selalu melindungimu, Hikari." Ryuu mengelus surai lembut gadis kecilnya.

Baru saja ingin memejamkan mata, sosok yang sudah lama ia tunggu berada di salah satu ruangan dalam kediaman kaisar. Tempat yang memang khusus dibuat untuk pertemuan mereka.

"Aku akan ke sana, tunggulah!" titahnya seraya beranjak dari ranjang dan menuju ruangan itu.

Kaisar tak memedulikan penampilan, ia hanya mengikat rambut seadanya. Tiba di ruangan tersebut, kaisar sudah menemukan sosok berjubah hitam yang memang menunggunya.

"Apa yang kau bawa?" Sosok itu menyerahkan sebuah gulungan pada kaisar.

Gulungan itu berisi informasi yang sudah dikumpulkan berkaitan dengan Oni. Kaisar mengangguk singkat, membiarkan sosok berjubah hitam itu pergi. Kemudian, ia membaca isinya dan benar-benar menyulut emosi.

"Sial! Mereka ingin bermain-main denganku."

~Jakarta, 5 Maret 2019~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro