Bab 17

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Pagi ini Hikari begitu bersemangat. Sejak bangun tidur, gadis kecil itu keluar kamar sendiri memanggil dayang untuk mengurus seluruh keperluannya. Padahal yang biasa melakukan hal itu adalah kaisar, walaupun memang para dayang sudah menunggu di depan pintu.

Kaisar sendiri sangat mengerti apa yang membuat gadis kecilnya begitu ceria. Ya, hari ini untuk pertama kalinya Hikari memulai latihan bela diri.

"Ne, onii-sama," panggil Hikari.

Ryuu menunggu ucapan Hikari berikutnya, jadi ia hanya diam sambil terus menggandeng gadis kecil itu ke tempat latihan. Namun, hingga mereka sampai tidak ada suara lagi. Ryuu pun menoleh, kemudian tersenyum tipis.

"Ada apa?" tanyanya.

"Nii-sama, kita di mana? Aku tidak pernah tahu ada tempat seperti ini dalam istana."

"Ini tempat latihanku, Hikari-chan."

"Bersama ayah?" tanya gadis kecil itu penasaran.

"Ya. Ayo!" ajak Ryuu memasuki dinding kokoh yang terbuat dari tanaman merambat.

Di bagian utara istana Kerajaan Ryujin memang termasuk area terlarang. Hanya kaisar yang boleh memasukinya. Bahkan Tachibana bersaudara tidak dapat mendekat dalam radius seratus meter. Mereka perlu izin jika memang ada perlu dengan kaisar yang sedang berlatih.

Area itu memiliki penjagaan terketat jika dibanding dengan istana emas. Memang tak terlihat pengawal kerajaan, tetapi ketika mendekat dalam radius dua ratus meter akan terasa hawa yang berbeda.

Itulah sebabnya Hikari hanya diam. Ia bisa merasakan aura yang begitu kuat terpancar dari dinding berwarna hijau tersebut. Bahkan bulu kuduknya berdiri, dingin merasuk hingga ke tulang, tetapi Hikari tidak takut. Selama ada Ryuu di sampingnya, maka semua akan baik-baik saja.

Bagian utara istana kerajaan memang tidak ada bangunan, hanya dinding tinggi persegi yang terbuat dari tanaman merambat khusus. Area itu dikelilingi oleh pohon-pohon besar. Tempat yang digunakan oleh pasukan khusus kaisar untuk berjaga.

"Ryuu nii-sama, kenapa di sini tidak ada orang? Sepi sekali." Hikari memperhatikan sekelilingnya, begitu sunyi. Bahkan ia bisa mendengar desiran angin yang begitu halus dan selembar daun jatuh menyentuh permukaan.

"Kau tidak perlu khawatir Hikari-chan. Tempat ini sangat aman dan dapat membantu mempertajam seluruh indera. Maka dari itu aku melatihmu di sini." Hikari mengangguk mengerti, tetapi ia masih memiliki berbagai pertanyaan.

Belum sempat mengeluarkan suara, Hikari dikejutkan dengan kemunculan delapan orang berjubah hitam. Mereka berbaris rapi, kemudian bersujud di hadapan kaisar. Gadis kecil itu menarik-narik pelan jubah kaisar meminta penjelasan, bibirnya mengatup.

"Ah, mereka Kyutei. Pasukan khusus yang hanya akan mendengar perintahku dan bertugas menjaga area ini serta menjalani misi khusus," jelas Ryuu.

Gadis kecil itu masih berusaha menelaah apa yang terjadi. Baru saja ia berpikir tempat ini begitu sunyi, tak ada seorang pun. Namun, kini ia dihadapkan dengan kenyataan baru.

Ryuu memperhatikan Hikari yang masih saja diam. Ia mengerti jika gadis kesayangannya ini terkejut. Namun, semua yang ada sekarang belum seberapa jika dibandingkan dengan dinding besar di hadapan mereka.

"Ayo masuk," ajak Ryuu pada gadis kecilnya yang masih diam saja.

Dinding itu tidak memiliki pintu. Untuk bisa masuk ke dalamnya harus bersama kaisar atau memang sudah memiliki izin. Namun, selama ini tidak ada yang mendapat izin tersebut. Untuk pertama kalinya Ryuu membawa Hikari masuk.

"Nii-sama," panggil Hikari lirih saat sebuah portal muncul setelah dinding itu disentuh oleh Ryuu.

Gadis kecil itu masih memaku diri, belum ingin melangkah lebih dalam. Sebenarnya ia memang sangat penasaran dengan segala yang ada di dalam sana.

"Ada apa Hikari-chan? Kau berubah pikiran? Sudah tidak ingin berlatih bela diri lagi? Kalau begitu aku dengan senang hati menerimanya." Ryuu memang masih berharap gadis kecilnya berubah pikiran.

Hikari menggeleng, keinginannya untuk belajar bela diri sudah bulat. Apapun yang ada di dalam sana, ia tidak akan takut. Sekali lagi ia memantapkan diri, menarik napas dan mengembuskannya pelan-pelan.

"Ayo masuk, nii-sama,"ajaknya seraya menggenggam erat tangan Ryuu.

Saat mereka hampir saja melangkah, Hikari mengubah posisinya. Gadis kecil itu mengekor di belakang Ryuu, bersembunyi di balik punggung tegap sang kaisar. Sementara Ryuu hanya menggeleng kecil dengan tingkah Hikari yang menurutnya begitu menggemaskan.

"Selamat datang di Genbu Ne Boshi," ucap Ryuu ketika mereka sudah masuk dan portal yang tadi digunakan tertutup sempurna.

~Jakarta, 10 Maret 2019~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro