Bab 7

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Seperti biasa Hikari ditemani oleh kaisar menuju istana shokubutsu. Dalam seminggu, gadis kecil itu memiliki jadwal tiga kali latihan bersama tabib istana. Bedanya, kali ini Akashi ikut karena ingin tahu bagaimana kiranya misi Akimaru. Apakah berhasil atau tidak? 

Jika dilihat dari masakannya, tentu tidak ada masalah karena Hikari terlihat sangat menikmati makanan yang ia suguhkan. Terlebih lagi ia juga diajarkan langsung oleh kepala koki istana yang memang biasa memanjakan lidah gadis kecil itu. 

Namun, jika sampai ada kesalahan pada Akimaru tentu akan merugikan dirinya juga. Hukuman ditambah padahal baru satu setengah hari saja Akashi sudah merasa tidak tahan. Ia terbiasa melatih prajuritnya, tetapi sekarang harus berkutat di dapur seharian demi menghindari kesalahan.

Seperti biasa penjaga memberi pengumuman kedatangan Kaisar Ryuu, Hikari, dan ditambah dengan Jenderal Akashi. Namun, tak ada sambutan dari tabib utama istana tersebut. Tidak seperti biasanya yang sudah siap di depan gerbang untuk memberi penghormatan khusus pada kaisar.

"Di mana Takimura?" tanya kaisar pada salah satu murid yang menyambut kedatangannya.

"Tabib utama berada di rumah kaca, Yang Mulia."

Mereka langsung menemui tabib utama istana di rumah kaca yang memang dibuat untuk beberapa tanaman langka. Di sana terlihat Eiji sibuk memetik beberapa tanaman yang dibantu oleh seorang murid. Memegang wadah khusus untuk meletakkan tanaman-tanaman tersebut sesuai kelompoknya.

"Eiji-san!" Mendengar namanya dipanggil oleh suara dari orang yang sudah ditunggu kedatangannya membuat Eiji menoleh. 

"Takimura Eiji memberi hormat kepada Yang Mulia Kaisar, Hikari-chan, dan Jenderal Akashi." Tabib utama dan muridnya langsung menunduk hormat pada kaisar dan jenderal besar Kerajaan Ryujin yang ikut menemani Hikari.

Tidak ingin mendapat masalah, Eiji lebih mencari aman dengan memanggil gadis kecil kesayangan kaisar itu Hikari-chan. Ryuu dan Akashi hanya mengangguk sebagai jawaban, kedua pria itu memperhatikan Hikari. Gadis kecil tersebut sudah berlari ke arah murid yang memegang wadah berisi tanaman langka.  

"Wah!" seru Hikari senang dengan berbagai tanaman langka yang sudah sangat ingin ia gunakan. "Eiji-san, ini semua untuk latihanku?"

"Tidak semuanya, hanya sebagian saja. Sisanya aku gunakan untuk membuat ramuan baru." Hikari mengangguk antusias dengan jawaban dari gurunya, walau hanya sebagian saja sudah sangat membantu dalam penyempurnaan beberapa obat dan racun yang ia buat.

Sebelumnya, Hikari sudah mempelajari teori penyempurnaan dari Eiji. Tabib utama istana itu berjanji akan mengajari praktek awalnya hari ini. Namun, ada hal yang membuat gadis kecil itu sedikit kurang semangat.

"Ada apa Hikari-chan?" tanya kaisar melihat gadis kecilnya sedikit berbeda.

"Tidak apa-apa, aku hanya merasa sedikit sedih karena Miyuki tidak ada di sini." Kaisar Ryuu memandang Eiji meminta penjelasan tentang seseorang bernama Miyuki yang disebut oleh gadis kecilnya.

"Oh, Miyuki salah satu muridku yang saat ini sedang menemani Penasihat Akimaru ke lembah shibafu."

Penjelasan Eiji menarik perhatian Akashi yang memang ingin mengetahui persentase keberhasilan misi Akimaru. Tanpa menunggu lama, ia menanyakan perihal Miyuki.

"Apakah kau yakin Akimaru akan berhasil dengan membawa Miyuki bersamanya?"

"Tentu saja, Jenderal Akashi. Walaupun usianya terpaut lebih tua tiga tahun dari Hikari-chan, tetapi gadis itu sudah sampai di level tujuh. Hanya berbeda satu level jadi dia dapat dipercaya untuk membantu penasihat dalam kelancaran misinya."

"Miyuki itu teman terbaikku jadi Akashi-san tenang saja." Hikari menimpali ucapan gurunya dalam meyakinkan jenderal besar Kerajaan Ryujin itu.

Sebenarnya Akashi masih sedikit ragu karena bagaimana pun yang menjadi tolak ukurnya adalah Hikari. Gadis kecil berusia sepuluh tahun ini saja sudah sampai tahap penyempurnaan, walau agak memaksa.

Karena yang ia tahu sebelumnya Hikari masih berada di level delapan dan untuk sampai ke tahap penyempurnaan setidaknya harus mencapai level sembilan. Sedangkan Miyuki yang mereka bicarakan masih berada di level tujuh dengan usia tiga belas tahunnya. Bagaimana bisa Akashi tenang begitu saja?

Oh, memang benar jika kebanyakan murid Eiji lainnya saat berusia di atas delapan belas tahun baru mencapai level tujuh. Namun, tetap saja ini menyangkut harga dirinya sebagai jenderal besar Kerajaan Ryujin jika harus lebih lama berkutat di dapur.

Akashi benar-benar akan membuat perhitungan dengan Akimaru jika sampai besok lusa ia membawa kabar buruk. Setidaknya masih ada sehari lagi untuk mengumpulkan semua tanaman langka yang diinginkan Hikari. Ia akan berpikir positif demi menenangkan diri.



Jakarta, 7 Februari 2019

Foto di atas itu penggambaran dari Takimura Eiji ya, tabib utama istana juga masih muda, loh.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro