Bab 6

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Sembunyi!" perintah Akimaru pada murid tabib istana yang menemaninya ke Lembah Shibafu.

Baru setengah perjalanan mencari tanaman herbal ia sudah direpotkan dengan beberapa hama. Sebenarnya Akimaru sangat malas untuk bertarung atau sejenisnya. Bukan karena tidak bisa, tetapi ia bukanlah maniak darah seperti Kaisar Ryuu dan Jenderal Akashi.

Setiap ada peperangan Akimaru lebih memilih berada di tenda bersama Hikari dan melindungi gadis kecil itu. Penasihat kerajaan ini terkenal dengan kecerdasan strategi berperangnya. Ia tidak suka jika pakaian berantakan karena banyak bergerak akibat bertarung.

"Aku sedang tidak ingin berurusan dengan kalian. Pergilah!" Akimaru terkekeh, perintahnya tidak dituruti oleh hama-hama yang sudah menampakkan diri. "Seharusnya kalian berterima kasih karena sudah kuperingatkan, tetapi apa boleh buat."

Seringai terbit di wajah sang penasihat, tatapannya menghunus orang-orang bertudung hitam yang sejak awal sudah menebar aroma dupa. Akimaru bisa memastikan para hama di hadapannya termasuk youkai.

Ia memang sering mendengar ada jenis youkai yang menganggap Lembah Shibafu sebagai tanah keramat mereka. Menghalangi perjalanan manusia untuk mencari tanaman herbal bahkan tak segan membunuh. Namun, selama ini belum ada bukti akurat untuk melaporkannya pada kaisar.

Akimaru sangat yakin jika sang kaisar mengetahui kebenarannya, dapat dipastikan jenis youkai ini akan musnah dari peradaban. Secara fisik mereka memang terlihat seperti manusia pada umumnya.

Tidak ingin mengotori tangan, ia menyerang dengan elemen udara yang dikuasai. Akimaru melemparkan angin yang berubah menjadi pisau dan melesat cepat ke arah para youkai itu. Serangannya berhasil memancing kemarahan mereka dan membuka tudung yang dipakai.

Dari balik tudung yang menutupi wajah mereka terlihat perbedaannya. Seluruh tubuh makhluk itu berwarna merah dengan gigi taring yang mencuat, memiliki tanduk, dan bermata tiga.

Sebenarnya mereka termasuk makhluk legenda dari neraka yang sering disebut Oni. Entah bagaimana makhluk-makhluk ini menyembunyikan diri dari Kaisar Kerajaan Ryujin. Dan kenapa para tabib istana tidak menceritakannya? Apakah Eiji sengaja menyembunyikan masalah ini?

Akimaru akan menginterogasi murid tabib istana yang menemaninya. Setelah membereskan makhluk-makhluk ini yang rupanya memang tidak bisa dianggap remeh. Sungguh merepotkan sekali.

Ternyata legenda Oni yang memiliki kekuatan cukup besar bukanlah isapan jempol belaka. Ia merasa agak kewalahan menghadapi beberapa makhluk ini. Tidak cukup hanya dengan elemen udara, Akimaru harus membuka pedang kesayangannya.

Sepulang dari Lembah Shibafu, ia harus meminta bayaran lebih pada kaisar setidaknya diberi waktu libur lebih banyak untuk bersenang-senang dengan para wanita. Akimaru tak pernah menolak para wanita yang ingin mendekatinya. Ia akan dengan senang hati menikmati usaha mereka untuk menggoda penasihat kerajaan.

Oh, tetapi dirinya bukanlah pemain. Ia tahu kapasitas sebagai seorang penasihat yang memiliki tugas besar demi kejayaan Kerajaan Ryujin. Tidak boleh sembarangan bermain atau para wanita itu akan memanfaatkannya.

"Sial!" Akimaru mengumpat kesal usai mengalahkan semua Oni. Darah hitam mengenai pakaiannya, bau dan sangat tidak indah.

Penasihat kerajaan itu menoleh karena suara gemerisik dari murid tabib istana yang tadi bersembunyi. Ia menatap tajam, menuntut penjelasan dari kejadian ini.

"Kita akan ke sungai terlebih dahulu untuk membersihkan pakaianku. Kau berhutang penjelasan tentang para Oni yang merepotkan itu."

Murid tabib istana itu mengangguk takut. Padahal dirinya sudah berjanji pada Tabib Eiji untuk merahasiakannya kecuali memang para makhluk tersebut menunjukkan diri mereka di hadapan Akimaru.

"Baik, Penasihat."

"Siapa namamu?" Akimaru tidak bermaksud menakuti gadis muda ini. Ia hanya ingin mengorek informasi saja. Dan pertanyaan yang mengganjal pikirannya sejak awal keberangkatan. "Kenapa kau yang dipilih menemaniku?"

Murid tabib istana itu bingung harus menjawab. Karena dirinya sendiri tidak tahu alasan pasti kenapa diutus untuk menemani penasihat kerajaan menjalani hukuman. Tabib Eiji dan Hikari sendiri yang memintanya pergi.

"Nama hamba Katagawa Miyuki. Untuk alasan tersebut hamba tidak tahu, Penasihat."

Melihat keluguan yang terpancar dari wajah gadis muda ini sepertinya memang Eiji tidak memberitahu alasannya ditunjuk. Tentu Akimaru juga akan menanyakan alasan itu nanti setelah mereka kembali. Untuk saat ini ia harus fokus mencari tanaman herbal yang diinginkan Hikari.

Jakarta, 2 Februari 2019

Khusus part ini Kaisar Ryuu sama Hikari libur dulu ya ^_^

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro