Payung

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kinasih tersenyum menatap layar ponsel miliknya. Pesan itu lagi, pikirannya mulai berkelana.

Sembari menunggu hujan reda, Kina berteduh di halte yang tak jauh dari tempatnya bekerja.

"Aku akan menunggu di sini, Dit." Lagi. Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas.

Ia tetap memperhatikan layar ponsel tanpa mengacuhkan yang di sekitarnya.

"Kina." Suara itu membuatnya mendongak.

Kehadiran laki-laki itu, Dito, membuat bibirnya mengembang lebih lebar.

"Makasih, ya udah nunggu."

Kinasih hanya tersenyum. Dito terus mencari matanya sedangkan ia berpaling ke arah lain menghindari tatapan meneduhkan itu. Takut tambah baper, katanya.

"Kina."

"Iya?"

"Boleh aku buka payungnya?"

Kinasih kelabakan dan menegakkan tubuhnya kemudian menatap payung besar yang sedari tadi ia pegang. Ah, ia sampai lupa bahwa Dito memintanya membawa payung besar itu. Katanya, jika memakai payung Dito terlalu kecil.

Kinasih menyerahkan payung merah jambu bunga-bunga itu pada Dito.

Setelah mengambil payung milik Kina, ia menyerahkan payung kecilnya yang berwarna hitam.

"Ah, itu Radina sudah datang. Aku pergi dulu, ya. Makasih. Nanti aku kembaliin payungmu."

Kinasih tersenyum getir. Lagi-lagi ia lupa satu hal; Dito memintanya menunggu hanya untuk mem-barter payung dengan miliknya, bukan berbagi payung dengannya.

Ia teringat satu kutipan. "Yang membuat patah hati itu adalah terlalu banyak berharap."

[].

YAUDAH IYA. UMUR MAH GADA YANG TAW🤣

19 Mei 2018

Love 💖
Hldrsd.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro