3

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Untuk saat ini kita bermalam di dalam goa, kau tidak keberatan pangeran Shima ?"Tanya Seika.

Kata pertama yang keluar dari mulut Seika, begitu mereka bertiga memasuki hutan dan terus melajukan kuda mereka sampai di sebuah goa yang cukup jauh serta agak terpencil.

Ketiganya terlihat memasuki sebuah gua, Shima nampak melihat isi goa lalu melihat kearah Seika. Tersenyum kearah satu-satu gadis dan tentunya lebih tua darinya itu.

"Tidak masalah, setidaknya ada tempat istirahat."Jawab Shima sopan.

Mereka mulai menggelar kain bersih untuk menjadi tempat tidur mereka lalu membuat api dari tumbukan kayu untuk menjadi penghangat mereka.

"Seika-san... ada yang mau ku tanyakan, tapi apakah tidak masalah aku bertanya ?"Tanya Shima, terlihat ragu apakah perlu ditanyakan atau tidak untuk saat ini.

Seika yang lagi menurun barang bawaannya dan milik adik laki-lakinya, Senra. Tampak melirik kearah pemuda bersurai ungu itu, menaikkan satu alisnya dan menunggu pertanyaan dari Shima.

"Tentu silahkan, pangeran."Jawab Seika, dengan sopan dan menarik sudut bibirnya membentuk senyuman tipis.

"Apakah ada legenda dari batu kristal yang ada dalam diriku dan adik Seika-san serta dua lainnya itu ? Tolong panggil Shima saja Seika-san."Ujar Shima.

"Kalau begitu panggil Seika saja."Ujar Seika, tertawa kecil.

Dia tampak mengambil duduk di atas tumpukan daun, melirik kedua pemuda yang berada di depannya lalu menyuruh mereka untuk duduk.

Seika tampak menghela nafasnya dengan pelan, Sudah ku duga pasti ujungnya kesini pikir gadis itu. Setelah melirik mereka berdua, Shima dan Senra yang sudah duduk. Seika menghela nafas lalu bergumam.

"Soal itu ya.... ada."Gumamnya.

"Apa itu kak ?"Tanya Senra,penasara. Lihatlah kedua matanya yang berwarna kuning hampir seperti emas itu bersinar karena penasaran tingkat dewa.

"Tunggu kalian kumpul semua baru aku ceritakan."Jawab Seika, langsung membaringkan dirinya dan menutup matanya.

Bukan karena kenapa, dia tidak ingin menceritakannya secara berulangkali karena mereka setiap kumpul satu pasti akan bertanya hal yang sama. Serta dengan alasan yang lain, yang tentunya ini lebih bermodal menjadi alasannya.

"Tidak bisakah sekarang Seika-san ?"Tanya Shima dan Senra kompak, mereka berdua penasaran dengan legenda batu yang ada pada diri mereka berdua serta dua lainnya yang belum terkumpul.

"Kumpulkan dua elemen lainnya baru aku ceritakan."Jawab Seika, masih berpura-pura untuk tidur.

Shima dan Senra saling melirik, keduanya hanya pasrah lalu menidurkan tubuh mereka lalu menutup mata mereka, masuk kedalam pulau kapuk mereka. Seika tampak bangun lalu melihat keduanya, dirinya hanya tidak siap soal apa yang terjadi ketika mereka tahu di waktu yang tidak tepat.

"Hah... Yang lebih utama, apakah aku bisa menjaga mereka hingga mereka dewasa ?"Tanya Seika.

***Skip***


Sudah berbulan-bulan Seika dan Senra serta Shima mengunjungi daerah utara dan selatan, serta merta membuat  Seika kembali melindungi anak dua kerajaan itu dan membawa mereka ke suatu tempat. Membangun rumah untuk mereka tinggali yang tak jauh dari aliran terjun yang ada di daerah itu.

Mereka berlima, kini berada dalam hutan wilayah barat daya dan akan tinggal dan menetap untuk selamanya. Shima bahkan sudah menangih janji soal legenda itu dan membuat Seika menyuruh mereka untuk berkumpul di ruang tengah.

"Baiklah akan ku ceritakan legendanya."Ujar Seika.

"Ribuan tahun yang lalu, ketika empat pejuang melawan raja iblis. Disaat mereka sedang merasa mereka sudah tak bisa melawan. Mereka malah menemukan sebuah batu kristal elemen yang rupanya sebagai segel sang raja iblis."Seika mulai membacakan legendanya.

Keempatnya mendengarnya dengan serius dan Seksama, hingga Seika mengambil sebuah buku dan membukanya, terlihat empat batu kristal elemen yang mereka punya hanya semacam gambar.

Seika kembali menceritakan hingga beberapa jam kemudian ke empatnya saling melirik lalu menatap kearah Seika dengan wajah yang terlihat bingung dan lainnya.

"Jadi seperti itu ?"Tanya Urata, anak dari kerajaain Utara pemilik batu kristal elemen Nature.

"Ya, makanya. Untuk sekarang aku akan melatih kalian sampai kalian bisa mengendalikan batu kristal elemen itu."Jawab Seika.

"Jadi kapan akan kami dilatih kak ?"Tanya Sakata, anak dari kerajaan selatan. Pemilik batu kristal elemen Fire.

"Setidaknya aku harus mendaftarkan kalian ke akademi sihir di wilayah barat daya dan disaat kalian libur atau pulang baru ku latih."Jawab Seika.

"Jika itu menurut kak Seika bagus."Ujar Senra.

"okay, aku bakal mendaftarkan kalian."Ujar Seika.

Seika menatap empat anak di depannya lalu menutup matanya, mulai sekarang mereka berempat menjadi tanggung jawabnya dan dirinya berjanji atas nama kerajaannya dan seluruh nenek moyangnya akan melindungi adiknya dan tiga anak yang memiliki nasib beruntung tidak beruntung ini.

"Okay... Kalian ingin tidur sekarang atau ingin melatih sihir kalian?"Tanya Seika pada empat anak itu.

"Kak Seika bakal daftar juga disanakan ?"Tanya Senra.

"Tentu, aku juga akan daftar disana."Jawab Seika.

Mereka mulai berbincang cukup lama lalu ketiduran di ruang tamu, posisi mereka tidur itu. Seika menyandarkan punggungnya pada sofa dibelakangnya, Shima yang tidur dengan paha kiri Seika sebagai bantalnya, Urata yang sama dengan Shima dan dua lainnya menyandarkan kepala mereka di kedua pundak Seika.



TBC

Moga suka ya....

Jaga kesehatan ya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro