Berhubung ceritanya berdasarkan kisah nyata, ane cuman mo klarifikasi beberapa hal.

1. Ane cuman menulis cerita dari ide chat mereka di WhatsApp. Ane perhatiin betul setiap topik (termasuk chat remeh) buat memperdalam cerita. Bahkan akun orang aslinya pun ane kunjungi demi memperdalam riset.

Kek stalker ya? Gak juga. Ane gak punya jejaring sosial ._.

2. Beberapa hal tidak mungkin terjadi di dunia nyata. Iya. Seperti blurb-nya, mustahil. Soalnya ide cerita ini muncul berkat bosen liat orang aslinya dinistain mulu di lapak tetangga. Apalagi soal koki dan penerjemah yang bakal muncul di chapter berikutnya.

3. Konsep cerita ini kayak omnibus. Banyak cerita tapi masih punya benang merah.

4. Gak semua member grup yang disinggung di cerita ini masuk. Ane cuman pilih orang-orang terdekatnya berdasarkan hasil pengamatan di grup sama seberapa sering mereka berinteraksi. Jadi, maafkeun kalo ada yang gak kebagian (dan bersyukurlah gak jadi sasaran penulisnya :3).

5. Cerita ini semata-mata halunya penulis versi realistis. Jadi, kalo ada masalah ya ane minta maaf.

Cukup segini klarifikasi penulis setelah kena timpuk sendal dari salah satu orang aslinya. Ane minta maaf kalo ada salah.

Ada masalah, kritik, dan saran? Bicara aja. Ane bakal tampung selama bukan ngajak ribut apalagi jualan obat kuat.