Kaori's New Ability?

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Yang di mulmed itu fotonya Kazuye Kazuhiko ya ....
―――――――――――――――――――
AUTHOR POV

   "Wah, Keiji ... Kau semakin hebat saja ya!" ucap Daichi, memuji kawannya yang habis bertanding dengan seorang gadis Tokyo itu.

   Sementara itu, Keiji hanya menanggapinya dengan senyuman tipis. Ekspresi kekecewaannya tidak bisa disembunyikan dari wajahnya.

   Wajar saja, dia baru saja dikalahkan oleh seorang gadis yang belum lama datang ke tempat itu, padahal ia sudah berada disitu beberapa tahun yang lalu, namun ia dapat dikalahkan dengan mudah oleh pendatang baru.

   "Iya, kau semakin hebat saja, Keiji!" sambung Rei, setuju dengan yang diucapkan Daichi tadi

   "Ah, aku belum terlalu hebat. Kalian tidak usah berlebihan seperti itu, aku bahkan belum bisa mengalahkan seorang murid baru" jawab Keiji dengan nada murung, tapi tetap dengan senyuman tipisnya.

   "Jangan seperti itulah, Bro ...." ucap Daichi, sambil merangkul Keiji, "kau sudah banyak mengalami peningkatan" lanjutnya, mencoba menyemangati Keiji lagi.

   "Benar yang dikatakan oleh Daichi, kau sudah bertambah hebat, Keiji ...." tambah Eijiro, menyemangati temannya yang tengah dilanda kekecewaan (?)

   "Sankyuu ne, minna⑴ ... Aku akan berlatih lebih giat lagi!" ucap Keiji dengan nada yang lebih bersemangat. 'Aku harus berlatih lebih giat lagi agar aku bisa mengalahkan Kaori itu' gumamnya dalam hati.

KAORI POV

   Sekarang, aku berada di sebuah tempat setelah dibawa oleh Kakek dengan teleportasi-nya. Disini, suasananya sangat tenang, hanya terdengar suara gemericik air dan gemeresik daun serta pohon-pohon yang tertiup angin. Membuat siapa saja nyaman berada disini, termasuk diriku.

   Aku masih terdiam menikmati sejuknya angin sepoi-sepoi sambil melihat pemandangan air terjun yang sangat indah. Sepertinya Kakek juga sedang menikmati suasana ini. Ia berdiri membelakangiku dengan kedua tangan diletakkan di belakang badannya sambil menatap air terjun itu.

   Setelah beberapa saat, aku pun memutuskan untuk bertanya kepada Kakek kenapa ia membawaku ke tempat ini.

   "Kakek, kita mau ngapain kesini?" tanyaku, penasaran.

   "Kita mau menguji kekuatan baru kamu" jawab Kakek, tanpa berbalik menatapku. Ia masih melihat ke arah air terjun itu.

   "Menguji kekuatan baru ... aku?" ucapku, dengan nada yang masih ragu.

   Ia membalikkan badannya, lalu menatapku.

   "Iya" jawabnya dengan singkat sambil menatapku lekat.

   Aku terperangah mendengar jawaban dari Kakek. Apa Kakek akan mencoba menyerangku lalu aku harus menangkisnya sampai kekuatan baruku itu muncul? Haah ... Aku juga tidak tahu apa yang harus ku lakukan nanti.

   "Jadi ... Ayo kita mulai!" ucap Kakek secara tiba-tiba, membuatku sontak tersadar dari lamunanku.

   "B-baik, Kek" jawabku dengan terbata-bata.

   Ada satu hal yang membuatku heran, dan ... Aneh. Kenapa aku tidak bisa  membaca pikiran Kakek ya? Kalau begini 'kan aku tidak bisa mengetahui apa yang akan Kakek lakukan. Arrghh ... Aku harus bersiap kalau Kakek tiba-tiba menyerangku.   

   Aku pun memasang posisi siaga, kalau-kalau Kakek menyerangku, aku bisa langsung menangkis atau menahannya.

   Kakek masih terlihat tenang, tidak ada tanda-tanda dia akan menyerangku. Tapi aku harus tetap bersiaga, karena yang melawanku saat ini adalah sensei dari perguruan supranatural yang diikuti oleh teman-temanku itu.

   Tiba-tiba, beberapa batu kerikil muncul dari belakang Kakek, padahal dia terlihat diam saja, bagaimana ia mengendalikan batu-batu itu?

   "U-uso darou?⑵" ucapku lirih, tidak percaya dengan apa yang ku lihat di depan mataku ini.

   "Kaori!" seru Kakekku.

   Ternyata batu-batu kerikil itu sudah semakin dekat ke arahku. Segera aku menggunakan kemampuan telekinesis-ku untuk mengendalikan batu-batu itu ke arah sungai.

   Aku masih tercengang melihat Kakek mengendalikan batu-batu itu tanpa bergerak sama sekali. Teknik apa yang digunakan oleh Kakek ya? Aku jadi penasaran.

   "Kaori, kalau sedang bertarung jangan melamun seperti itu dong ... ! Hampir saja batu-batu itu mengenaimu 'kan?" ucap Kakek, menasehatiku.

   "Maaf, Kek ... Aku hanya bingung bagaimana Kakek mengendalikan batu-batu itu tanpa bergerak sama sekali?" tanyaku, penasaran.

   "Kaori, dalam mengendalikan apapun, yang menjadi inti adalah pikiran. Jadi, jika kau sudah bisa mengendalikan pikiranmu dengan baik, kau bahkan bisa mengendalikan apapun tanpa bergerak sama sekali" jawab Kakek, menjelaskan secara panjang lebar.

   Walaupun Kakek sudah menjelaskannya secara panjang lebar padaku, aku masih belum mengerti. Mungkin maksudnya, ia mengendalikan benda itu hanya dengan pikirannya saja. 

   Kalau saja aku masih berada di rumah sambil menonton anime, mungkin aku berpikir hal itu sangatlah tidak masuk akal. Tapi sekarang, semua hal itu terjadi di depan mataku, dan aku juga memiliki kemampuan itu. Jadi, semua itu menjadi masuk akal bagiku. 

   "Kaori, ayo kita mulai lagi! Kali ini, jangan sampai lengah, ya ... !" ucap Kakek, memberitahuku kalau ia akan mulai menyerang lagi.

   "Baik, Kek!" jawabku dengan yakin dan lebih bersemangat.

   Kakek pun memulai pertarungan, eum ... mungkin lebih tepatnya, latihan ini lagi. Kali ini, Kakek terlihat menggerakkan tangannya untuk mengendalikan sesuatu. Aku pun bersiap untuk menangkis serangannya.

   Ia terlihat sedang mengendalikan air dengan lihainya. Aku juga tidak mau kalah, aku pun mengeluarkan kemampuan mengendalikan air/hydrokinesis milikku.

   Kami pun saling menyerang menggunakan kemampuan hydrokinesis masing-masing. Aliran air deras pun keluar dari tangan kami masing-masing dan saling beradu. Namun, kurasa aliran air milik Kakek lebih deras dari milikku. Aku jadi kesusahan menahannya.

   Akhirnya aku pun tidak sanggup menahan aliran air Kakek yang semakin deras saja, membuatku basah kuyup terkena elemen air milik Kakek dan juga milikku sendiri. Haah ... Apakah Kakek sengaja mengerjaiku, ya ... ?

   "Ih, Kakek ... Aku jadi basah nih ... ! Kakek sengaja ya ... ?" ucapku sedikit kesal, Kakek hanya tertawa saja melihatku.

   "Dalam pertarungan sesungguhnya, kau harus menerima konsekuensi itu 'kan? Kau tidak bisa protes" jawab Kakek sambil tertawa terkekeh-kekeh.

   Aku hanya mendengus kesal. Hmm ... Mungkin Kakek ingin memberiku pelajaran untuk menghadapi pertarungan sesungguhnya. Memangnya, apa yang akan ku lawan nanti?

   Saat aku lengah sedikit saja, tiba-tiba Kakek mengeluarkan elemen es hanya dengan hentakan kakinya. Seketika es itu membekukan diriku, sehingga aku tidak bisa bergerak sama sekali, hanya kepalaku saja yang dapat digerakkan.

   "S-samui" ucapku lirih. Aku merasa sangat dingin saat ini. Bahkan, uap dingin keluar dari mulutku ketika mengatakan hal tersebut.

   Belum sempat aku berpikir untuk keluar dari es ini, Kakek sudah mengeluarkan elemen apinya dengan kemampuan pyrokinesis/mengendalikan api miliknya.

   Ya ampun ... ! Apakah Kakek ingin membunuhku?! Ia bahkan tidak memberiku celah untuk keluar dari es ini.

   Tidak. Aku tidak boleh kalah disini. Aku harus berusaha mengeluarkan kemampuan baruku itu.

   Aku pun memejamkan mataku. Menenangkan pikiranku dan memfokuskan kemampuan, eum ... mungkin lebih tepatnya kekuatan baruku itu pada kedua tanganku.

   Setelah beberapa saat, aku pun membuka mataku. Aku sudah merasakan kekuatan baruku menjalar ke kedua tanganku.

   Aku sudah berhasil mengeluarkan kekuatan itu dalam keadaan sadar, karena yang sebelum-sebelumnya, aku mengeluarkan kekuatan itu tanpa ku sadari, atau secara spontan.

   Akhirnya, hal itu pun terjadi lagi. Es yang membekukan tubuhku pun lenyap beserta serangan api yang menuju ke arahku.

   Aku hanya tersenyum bangga dengan mata berbinar-binar karena mendapat kekuatan yang tak terduga.
―――――――――――――――――――
⑴ Makasih ya, semua ...
⑵ I-ini bohong 'kan?
⑶ D-dingin

✯✯✯✪✯✯✯







T
B
C





Konnichiwa, minna ....
Berjumpa lagi dengan Hicchan yang minggu kemarin kembali hiatus seenaknya lagi (^_^;)

Hehe ... Hontou ni gomen nasai, minna //sambil membungkuk dalam-dalam ke arah reader-tachi

Ini udah kesekian kalinya Hicchan melakukan kesalahannya berulang-ulang dan meminta maaf. Mana ada yang mau maafin Hicchan ya? (-_-;)
//pesimisduluan //plakk

Maafkan Hicchan kalau chapter ini membosankan dan membingungkan ya .... Soalnya Hicchan juga bingung menuliskan apa yang ada di imajinasi Hicchan kali ini :')

Kalau kalian mau tau kelanjutan cerita Kaori dkk, masukkan cerita ini ke perpustakaan/reading list kalian ya ....

Jangan lupa klik ⭐ dan 💬 nya ya, agar Hicchan semangat ngelanjutin cerita ini ....

Sampai jumpa di chapter selanjutnya ....

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro