The Dream

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

AUTHOR POV

~Tidit, tidit, tidit~】 *〈anggap aja suara alarm digital, hehe...〉

   Dering alarm berbunyi menunjukkan pukul 04:30 am, tapi orang yang men-setting-nya masih saja tertidur lelap. Tampak di sebelah meja tempat jam alarm itu ditaruh, ada sebuah tempat tidur yang di atasnya terlihat seorang gadis dengan rambut yang terurai panjang berwarna hitam dan warna mata yang coklat kehitaman sedang tertidur pulas di atas kasurnya.

   Namanya Kaori Hiromasa, dia adalah anak dari pemilik perusahaan RMHK Corporation yang bergerak di bidang teknologi, Renjiro Hiromasa. Ibunya bernama Megumi Hiromasa dan kakaknya bernama Higa Hiromasa, serta kakek dari ayahnya bernama Hiromasa Genmei.

KAORI POV

   Aku berada di sebuah desa yang dikelilingi pohon-pohon yang rindang. Suasana yang sangat sejuk membuatku nyaman berada di sini. Tapi dimana ini? Aku menyusuri jalan yang di kiri-kanannya banyak sekali pohon-pohon yang tumbuh lebat.

   Hingga langkahku terhenti di sebuah rumah yang sangat tidak asing di mataku. Benar, itu rumah kakekku, kenapa aku bisa ada di sini, dan ... Apa ini? Kenapa ada 6 orang yang seumuran denganku? Siapa mereka?

   "Hey ... Kau yang di sana!" ucap seorang anak laki-laki berambut merah, sembari menunjuk seseorang.

   Aku memerhatikan sekitarku, tapi tidak ada siapa-siapa di sini selainku, "A-aku?" ucapku terbata-bata, sembari menunjuk diriku sendiri.

   "Iya, kau ... Ayo bergabung bersama kami!" jawabnya, memintaku bergabung bersamanya dan teman-temannya. Lalu, seorang anak perempuan berambut biru berlari menghampiriku yang masih mematung.

   "Tapi ...." ucapku ragu.

   "Udah, ikut aja ...." kata anak perempuan tadi yang sudah berada di hadapanku. Lalu, dia memegang tanganku dengan senyuman tulusnya.

   Aku hanya sedikit mengangguk sembari membalas senyumannya.

   "Ayo!" ucapnya, sambil menarik tanganku dan berlari kecil menghampiri temannya yang lain.

   "Oh ya, namamu siapa?" tanyaku pada anak perempuan itu yang masih berlari bersamaku.

   "Apa? Maaf aku ga denger," jawabnya, memintaku mengulang kembali pertanyaanku, karena dia tidak mendengarnya.

   "Namaku Kaori Hiromasa, kalo namamu siapa?" tanyaku kembali, kali ini aku menyebutkan namaku terlebih dahulu agar dia tidak menanyakan lagi.

   "Oh, namaku―"

   Tiba-tiba, ada suara samar yang mengganggu mimpiku ini.

   'Hhh ... Menyebalkan! Padahal kan, dia baru mau nyebutin namanya' batinku kesal.

   Lalu, sebuah cahaya masuk ke dalam kamarku.

  'kok silau, ya?' batinku.

   Aku pun menerjap-nerjapkan mata, aku melihat kearah pintu yang terbuka tapi tidak ada siapa-siapa di situ. Aku melihat kesamping mejaku, aku tersentak kaget, hampir saja kepalaku terbentur tembok. Ada seorang wanita dengan pakaian serba putih dengan rambut pendek berwarna coklat dan warna mata yang sama dengan rambutnya.

   Aku memperhatikan sosok itu, dan ... Ternyata itu Ibuku!
 
  "I-Ibu? Aku kira hantu ...." ucapku sambil sedikit bercanda.
 
  "Hantu? Hhh, kamu ini ...." kata ibuku sambil menggelengkan kepalanya.

  "Kenapa Ibu masuk ke kamarku?" tanyaku sambil memasang muka bingung.

  "Tuh ...." jawab Ibuku sambil melirik ke suatu benda.
 
   Aku mengamati mata Ibuku yang melirik ke suatu benda, ternyata Ibuku melirik benda di atas meja di sebelah kasurku, dan .... lirikan itu tertuju pada jam digital sekaligus alarmku, jam itu menunjukkan pukul 04:40 am.
 
  'Tunggu, bukannya aku udah masang alarm jam setengah 5 ya?' pikirku kebingungan.

   "Hah? Sekarang udah jam 04:40? Kok Ibu ga bangunin aku sih!" ucapku.

   "Ibu kira kamu udah mandi, biasanya kan kamu udah ke ruang makan jam segini." kata Ibuku.

   "Tadi kan aku lagi mimpi indah Bu, lagi seru-serunya tau." protesku.

   "Ckckck ... Emang tadi kamu ga denger bunyi alarm?" tanya Ibuku.

   "Enggak." ucapku sambil menggelengkan kepala.

   "Hh, Kaori ... Kaori. Ya udah sekarang kamu mandi abis itu sarapan! Ibu mau nyiapin sarapan dulu ya ...." kata Ibuku, dan melangkah keluar kamarku.
 
    "Iya Bu ...." jawabku.

    "Oh iya, nanti bangunin kakakmu juga ya!" kata Ibuku yang berhenti di pintu kamarku dan menoleh ke arahku.

    "Siap Bu!" ucapku sambil hormat ―seperti hormat pada bendera― ke arahnya.

   Setelah mendengar jawabanku, Ibuku melangkah menuju dapur dan terdengar suara langkah kaki yang sedang menuruni tangga. Ya ... Rumahku ini terdiri dari dua lantai, aku dan kakakku tidur di kamar yang berada di lantai atas, ayah dan ibuku tidur di kamar yang berada di lantai bawah.

MEGUMI POV

   Yah, aku sedang menuruni tangga sekarang,

  ''Kaori, Kaori ... Biasanya dia ga pernah telat bangun deh, dia lagi mimpiin apa emangnya? Hmm ....'' gumamku sambil berjalan menuju dapur.
 
   Aku lihat dari kamar mandi ada seorang pria dengan rambut pendek di atas telinga berwarna hitam, warna mata yang selaras dengan rambutnya, dan memakai celana pendek di atas lutut yang berwarna hitam juga, sedang menggosok-gosokkan handuk ke kepalanya untuk mengeringkan rambutnya. Ya, dia suamiku yang sekarang menuju ke kamar untuk memakai baju kantornya.

  "Ayah ...." sapaku.

  "Hmm ...." jawabnya yang masih menggosokkan handuknya sambil berjalan menuju kamar.
 
  "Kalo udah siap, sarapan dulu ya ...." ucapku sambil menyiapkan sarapan.

   "Oke deh ...." katanya sambil mengacungkan jempol dan mengedipkan sebelah matanya.

   Aku hanya tersenyum melihatnya dan melanjutkan menyiapkan sarapan.

KAORI POV

   Aku sedang duduk di pinggir tempat tidurku sambil memikirkan apa maksud dari mimpiku itu. Apakah itu artinya aku akan memiliki teman-teman baru disana? Kalau memang begitu, aku tidak akan ragu lagi untuk tinggal di rumah kakek selama liburan kali ini. Yah ... Sepertinya memang begitu ....

   "Yosh! Aku harus mandi dulu sekarang ...." ucapku sambil beranjak dari tempat tidurku dan melangkah menuju kamar mandi.

✯✯✯✪✯✯✯

   Aku sudah selesai mandi dan sekarang aku berjalan menuju kamarku. Aku sudah memakai baju seragam sekolahku dan berjalan menuju ruang makan yang ada di lantai bawah.
 
   ''Oh iya, aku lupa, aku harus bangunin kakakku juga.'' gumamku, lalu berjalan mendekati kamar kakakku yang ada di sebelah kamarku.
 
   "Kakak ... Bangun, Kak, udah pagi ...!" ucapku sambil mengetuk pintu kamarnya, tapi tidak ada jawaban.

   "Kak ...!!" ucapku sambil setengah berteriak, tapi tidak ada jawaban juga darinya.
 
   "Kakak ...!!!" Aku pun berteriak dengan keras, sampai-sampai Ibuku marah karena aku berteriak terlalu keras.

   "Kaori!! Jangan teriak keras-keras, nanti tetangga kita ke ganggu!!" ucap Ibuku dengan setengah berteriak.
 
   "Iya, Bu ... Maaf ...!!" ucapku meminta maaf sambil setengah berteriak agar Ibuku mendengarnya.
 
   Lalu, pintu kamar kakakku akhirnya terbuka dan menampakkan sosok laki-laki dengan rambut yang acak-acakan berwarna coklat dengan mata yang masih mengantuk berwarna coklat dan memakai piyama berwarna abu-abu sedang berdiri di hadapanku dengan malasnya.

HIGA POV
 
   Aku tadi sedang nyenyak-nyenyaknya tertidur, tapi tiba-tiba ada suara yang memekakkan telingaku. Huh, ternyata itu suara adikku yang sedang membangunkanku. Dengan rambut yang masih acak-acakan dan mata yang masih mengantuk, aku berusaha turun dari kasurku dan berjalan dengan malasnya ke depan pintu kamarku.
  
   Aku pun memegang gagang pintuku dan menekannya kebawah, pintu pun terbuka dan menampakkan adikku yang memakai baju seragamnya berwarna putih dengan balutan blazer berwarna biru tua, dasi pitanya berwarna merah, dan rok bermotif kotak-kotak yang berwarna biru.

   "Yoo~" ucapku dengan singkat dan malas.
 
   "Kakak kalo dibangunin langsung nyahut kek!" kata Kaori sambil berkacak pinggang.
 
   "Ya, ga usah gitu juga kaleee~" ucapku dengan nada kesal.

   "Lagian Kakak ga nyahut-nyahut sih, jadi nya Kaori teriak deh ...." kata Kaori sambil menggaruk-garukkan kepalanya yang tidak gatal.
 
   "Hhh!!" Aku hanya meresponnya dengan kesal lalu masuk ke kamarku untuk membawa baju ganti dan berjalan menuju kamar mandi.

  "Nanti sarapan dulu ya, Kak ...!" kata Kaori dan berjalan menuruni tangga ke ruang makan.

   "Iya, nanti Kakak nyusul ...." ucapku yang masih berjalan ke kamar mandi.

RENJIRO POV

   Aku sudah memakai baju kantorku dengan kemeja berwarna biru yang dibalut jas berwarna hitam, dasi berwarna biru tua, dan celana panjang berwarna hitam. Aku berjalan menuju ruang makan untuk sarapan pagi terlebih dahulu sebelum berangkat kerja, terlihat istriku yang memakai baju lengan panjang dan celana panjang yang serba putih.

   "Eh, Ayah ... Ayo sarapan dulu ...!" katanya sambil menarik sebuah kursi dan menyuruhku duduk.
 
   "Hmm ... (sambil menganggukkan kepalaku) Oh iya, Higa sama Kaori mana?" tanyaku, Istriku hanya mengendikkan bahunya tanda tidak tau.
 
   "Hadir~" jawab seseorang, ternyata itu Kaori yang mengangkat satu tangannya sambil berjalan ke arahku.

   Lalu dia menarik sebuah kursi dan duduk di atasnya.

   "Kaori ... Kakakmu mana?" tanyaku, karena Higa belum datang kesini.

   "Baru aja Kakak masuk kamar mandi, susah sih dibanguninnya ...!" kata Kaori dengan raut muka kesal.
 
   "Hahaha ... Sampai-sampai kamu teriak kenceng banget kan?" ucapku dengan sedikit tertawa.

   "Hehehe ..." katanya sambil cengengesan.
 
   Aku hanya menggelengkan kepalaku melihat tingkah laku anak gadisku ini. Tiba-tiba aku berpikir apakah dia memiliki kekuatan yang sama dengan kakeknya dan aku dulu. Yah, aku belum tau karena aku belum melihat tanda-tandanya. Aku sendiri juga sudah lupa bagaimana cara menggunakan kekuatan itu lagi.

✯✯✯✪✯✯✯







T
B
C





Gimana? Penasaran gak kekuatan apa yang dimiliki Kaori nantinya? Kalau mau tau kelanjutan ceritanya, simpan cerita ini di reading list/perpustakaan kalian ya ....

Dan jangan lupa Votment nya ya
para readers ....

   『ありがとう ございました .… 』
Terima kasih banyak yang udah baca ceritaku ini ....

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro