Bagian 2

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Chunji memasuki lapangan baseball dengan senyum mengembang, bersamaan dengan itu tatapan Byung hyun mengarah tajam pada namja itu. sadar dia melakukan kesalahan Chunjipun segera menghampiri ketua tim mereka tersebut.

"kemana kau kemarin?"tanya Byung hyun tanpa basa basi

"aku ada sedikit urusan kemarin" jawab Chunji sekenanya

"sedikit urusan?" wajah Byung hyun nampak sinis memandang Chunji

"urusan apa? kemarin seorang hobae kita melihatmu sedang bersama Jung Eunji dan Daehyun" ungkap Byung hyun

Chunji tak berkutik dia memilih diam karena tak mau bertengkar dengan chinggu setimnya itu.

"apa karena pelatih sering memujimu kau jadi besar kepala dan mengabaikan latihan kita huh?" Byung hyun kembali buka suara

"ketua, Chunji sunbae kemarin menolong Eunji noona. noonaku sakit karena elerginya kambuh" Ilhoon sedari tadi melihat Byung hyun terus memarahi Chunji akhirnya buka suara

Tatapan mata tak suka segera Byung hyun hadiahkan pada Ilhoon membuat nyali namja itu perlahan menciut.

"apa aku memintamu menjelaskannya?" tanya Byung hyun menatap tajam Ilhoon

"an..annimida" jawab Ilhoon sambil menunduk

"belajarlah menghormati sunbaemu, jangan ikut campur disaat tak ada yg memintamu melakukannya" Byung hyun menunjuk2 bahu Ilhoon pelan

"ya, geumanhae" Chunji menahan tangan Byung hyun

Kini tatapan Byung hyun kembali mengarah pada Chunji, tak banyak berubah dari sorota tajam namja itu.

"aku salah karena tak datang, jadi...silahkan hukum aku sesukamu" tukas Chunji berusaha tenang

Senyum sinis kembali Byung hyun kembangkan membuat Chunji hanya bisa menahan nafasnya.

"kenapa tak melakukan seperti saat kita pertama latihan dulu?" tanya Byung hyun

Alis Chunji saling bertaut tak terlalu mengingat apa yg Byung hyun maksud untuknya.

"whae? kau lupa?" sindir Byung hyun

Sejenak Chunji mencoba mengingat2 apa yg Byung hyun coba siratkan sebelum akhirnya namja itu tersenyum tipis.

"kau ingin aku melepaskan pakaianku dan berkeliling lapangan ini?" tanya Chunji

"sudah ingat rupanya" Byung hyun ikut tersenyum tipis

"ya, Byung hyun...ini masih sangat dingin? Apa kau ingin aku terkena hipotermia?" tanya Chunji

"jangan berlebihan, suhu tubuhmu akan segera meningkat ketika kau mulai berlari" tukas Byung hyun ringan

"ya, tak bisakah kau memberikan hukuman lain?" tanya Chunji coba bernegosiasi

"sebagai orang yg sudah melakukan hal salah kau tak memiliki kesempatan untuk memilih hukumanmu tuan Lee Chunji" tukas Byung hyun

"aku tahu itu, aku juga takkan menolak melakukannya jika cuaca sudah mendukung. Tapi...kau bisa merasakan hawa dingin ini bukan? jadi bagaimana mungkin aku berlari tanpa pakaian di udara seperti ini" pukas Chunji lagi

"jangan banyak bicara sebaiknya mulai sekarang"Byung hyun mulai meninggalkan Chunji dan berlalu

"Byung hyun? Ya...Byung hyun?" panggil Chunji yg sama sekali tak digubris namja itu

"aish.." Chunji mengacak kesal rambutnya

"hyung, gwenchana?" tanya Ilhoon sembari memegang bahu Chunji

Tak ada jawaban dari bibir Chunji dia hanya menatap Ilhoon seraya tersenyum tipis.

"kau tak harus melakukan itu jika kau tak suka. Abaikan saja apa yg Byung hyun katakan" tukas Ilhoon lagi

"jika aku tak melaukannya maka kapten kita akan semakin kesal padaku nanti" Chunji mulai membuka kancing kemejanya

"hyung...kau benar2 akan berlari tanpa pakaian?" tanya Ilhoon tak percaya

"itu yg diperintahkan padaku" tukas Chunji dengan senyum sumringah

"ya, kau bisa sakit nanti" ujar Ilhoon cemas

"gwenchana...setidaknya dia masih membiarkan aku berlari dengan menggenakan celanaku" canda Chunji seraya menyerahkan kemejanya pada Ilhoon

"bawa tasku keruang ganti, aku akan segera menyelesaikan hukumanku" Chunji mulai berlari mengitari lapangan

Teriakan beberapa yeojasempat terdengar oleh telinga Chunji namun namja itu berusaha mengabaikannya.Putaran pertama namja itu bisa merasakan udara dingin seperti menyelimutidirinya namun seperti yg dikatakan Byung hyun udara dingin itu segera berlaludiputaran selanjutnya.


Berbeda dengan Chunji yg harus bergumul dengan rasa dingin, sosok Eunji terlihat berbaring lemah di ranjang dengan ditemani Taekwon disisinya.

"uhuk..uhuk" Suara batuk Eunji mengudara dikamarnya

Cepat Taekwon meraih gelas yg berisi air hangat disisinya dan meraih tubuh Eunji unuk duduk.

"minumlah" perintahnya

Tanpa membantah Eunji meneguk air itu cepat untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokannya.

"oppa mengapa kau belum berangkat kerja?" tanya Eunji dengan suara serak

"bagaimana oppa bisa pergi jika kondisimu seperti ini?" ujar Taekwon cemas

"aku baik2 saja, kepalaku juga sudah tak sakit lagi. jadi oppa jangan khawatir" ujar Eunji mencoba menenangkan Taekwon

"kau juga mengatakan hal yg sama kemarin, lalu apa yg terjadi? Daehyun malah mendapatimu pingsan" tukas Taekwon

Kepala Eunji tertunduk mendengar penuturan dari Taekwon.

"mianhae" sesal Eunji

"kenapa kau meminta maaf?" tanya Taekwon bingung

"aku pasti sudah merepotkan kalian semua" kali ini Eunji mengadahkan pandangannya tepat kearah wajah Taekwon

"oppa, Daehyun juga Ilhoon. kalian pasti repot dengan kondisi tubuhku saat ini" ujar Eunji lagi

Senyum mengembang diwajah Taekwon bersama tangannya yg mengusap lembut puncak kepala Eunji

"anni...kami tak merasa itu merepotkan" ujar Taekwon

"mwoya? bagaimana mungkin kalian tak merasa repot dengan kondisiku?" tukas Eunji

"ya, kau ini satu2nya yeoja disini. sebagai namja yg berada paling dekat denganmu sudah sepantasnya kami bertiga melindungimu juga menjagamu dengan baik" tuka Taekwon lembut.

"oppa" mata Eunji menatap Taekwon haru

"sudah jangan banyak berpikir, sebaiknya kau istirahat yg banyak saja" Taekwon membenarkan letak bantal Eunji

Eunji mengangguk dan kembali merebahkan tubuhnya.

"apa ada yg mau kau makan?" tanya Taekwon

"aku mau bubur pedas? Apa boleh?" tanya Eunji lagi

"kurasa dokter tak melarangmu memakan itu" Taekwon membolehkan

"jinca? Kalau begitu bisa oppa buatkan itu untukku?" Eunji berujar senang

"ne" jawab Taekwon sembari bangkit dari duduknya

"gomawo oppa, kau yg terbaik" Eunji mengacungkan kedua jempolnya pada Taekwon

Hanya senyum Taekwon yg menjawab perkataan dongsengnya tesebut, kemudian namja itupun berlalu meninggalkan Eunji disana. sepeninggalan Taekwon, pandangan Eunji mengarah pada jaket namja yg sejak semalam ada disisi tubuhnya. diraihnya jaket itu dan menatap lekat.

"Lee Chunji" gumamnya pelan

Eunji tercenung sejenak membayangkan sosok namja yg kemarin mau merepotkan dirinya mengantar Daehyun dan juga Eunji.

"tak apa kau mengantar kami?"tanya Daehyun sembari menggendong tubuh Eunji dibelakangnya

"gwenchanayo, memangnya apa yg bisa terjadi padaku?" balas Chunji

"ya, bukankah kau ada latihan hari ini? kau tak takut Byung hyun memarahimu nantinya?" tanya Daehyun lagi

Chunji tersenyum kemudian menyematkan jaketnya ketubuh Eunji yg nampak bergidik kedinginan.

"aku bisa menangani namja itu, jangan cemas" jawab Chunji santai

"kalau begitu jangan salahkan aku jika hal buruk terjadi padamu arasso" ancam Daehyun

"ne" jawab Chunji sambil membukakan pintu belakang mobilnya

Cepat Daehyun merebahkan tubuh Eunji yg nampak masih lemas disana, kemudian dia berlari ke sisi Chunji yg sudah duduk tenang dikursi kemudi.

Senyum Eunji mengembang membayangkan saat itu, ada rasa geli yg seakan memaksa ujung bibirnya tersenyum. Eunjipun mendekatkan jaket milik Chunji ke wajahnya yg terlihat pucat.

"wangi" gumamnya pelan

Mata Eunji terpejam sambil mendekap jaket Chunji dipelukannya, perlahan rasa lelap kembali menyapanya hinga akhirnya dia terlelap pulas.

*

"YA!" suara Daehyun terdengar saat Chunji baru saja meneguk latte pesanannya.

"mwoya? kau bikin kaget saja" ujar Chunji mengusap dadanya

Daehyun tak mengubris itu, dia duduk dengan cepat di hadapan Chunji disusul Juniel disampingnya.

"aku dengar Byung hyun memintamu berlari mengitari lapangan tanpa menggenakan pakaian, apa itu benar?" tanya Daehyun

Chunji nampak kembali menyeruput latte miliknya sembari mengangguk pelan

"apa dia menghukummu karena kemarin tak latihan?" tanya Daehyun lagi

"hmm begitulah" jawab Chunji setelah menelan minumannya

Daehyun mendengus kesal kemudian menatap chinggunya itu lurus, ada rasa penyesalan yg Chunji dapati dari tatapan tajam Daehyun padanya

"bukankah sudah kuperingatkan padamu kemarin agar tak mangkir dari latihanmu" ujarnya kesal

"majayo...kau memang sudah mengatakan itu" jawab Chunji ringan

"seharusnya kau mendengarkan kata2ku dan membiarkan kami pulang dengan taksi. Kau membuat dirimu sendiri dalam masalah seperti ini hanya karena ingin menolong noonaku" sungut Daehyun lagi

"ya...Jung Daehyun...kau ini kenapa jadi marah2 seperti ini?" Chunji sedikit heran

"aku kesal karena kau jadi menerima hukuman gara2 aku" jawab Daehyun

"hey...aku tak menyalahkanmu bukan?" tandas Chunji

"kau memang tak menyalahkanku, tapi..aku tetap merasa bersalah karena apa yg terjadi padamu" jawab Daehyun

"jangan berlebih2an, Byung hyun tak mematahkan tanganku dan melakukan hal2 semacamnya" Chunji terkekeh pelan

"tapi kau bisa saja terserang flu karena hukuman dari namja itu" balas Daehyun

"Jung Daehyun, aku ini atlet. Udara panas dan dingin adalah chingguku, aku takkan sakit hanya karena memutari lapangan tanpa pakaian. Jadi berhenti menyalahkan dirimu sendiri karena itu" nasehat Chunji

Daehyun terbungkam, kata2 Chunji cukup mampu membuatnya tak bisa berujar lagi. sejenak suasana terlihat kaku disana baik Daehyun, Chunji ataupun Juniel tak membuka suara mereka

"bagaimana keadaan Eunji? Apa dia sudah membaik?" tanya Chunji memecah senyap yg tercipta

"dia sudah sedikit membaik, dokter kenalan Doojoon hyung tetanggaku sudah memeriksanya kemarin" jelas Daehyun

"syukurlah kalau begitu" wajah Chunji nampak lega

"ya, kau mencemaskan Jung Eunji?" tanya Juniel melihat ekspresi Chunji kala itu

"ne, aku sedikit mencemaskannya" aku Chunji

"hey...aku belum pernah melihatmu mencemaskan seorang yeoja seperti ini" goda Juniel

"siapa bilang aku tak pernah mencemaskan seorang yeoja. aku pernah melakukan itu" balas Chunji

"jinca? Kapan kau mencemaskan seorang yeoja?" tanya Juniel bingung

"setiap hari" jawab Chunji

"setiap hari?" tanya Juniel lagi

"ne, setiap hari. Setiap hari aku mencemaskan seorang Choi Juniel dan berharap tak ada namja yg memandangnya dengan pikiriran2 buruk" jawab Chunji sambil tersenyum nakal

"aigo...kau membuatku merinding" Juniel mengusap lengannya pelan

Tawa Chunji kian keras namun segera terhenti mendapati tatapan tak suka dari Daehyun. Juniel yg melihat itu ikut memandang Daehyun yg membuang pandangan dari mereka.

"ya, kau masih mencemaskan Eunji?" tanya Juniel yg tak paham dengan perasaan Daehyun

"hmm" jawab Daehyun berdusta

"apa kau mau aku memberitahumu makanan2 yg bisa meredakan alergi?" tanya Juniel lagi

"memangnya kau tahu?" tanya Daehyun kembali menatap Juniel

"ne, aku tahu sedikit"jawab Juniel

"kalau begitu apa kau bisa mengatakan padaku?" tanya Daehyun lagi

"daripada mengatakannya kenapa tak sekalian kita membelinya saja? bukankah kita sudah tak memiliki jam kuliah lagi" usul Juniel

Daehyun melirik jam tangannya kemudian mengangguk pelan.

"itu bukan ide yg buruk" ujarnya kemudian memandang Chunji

"kau ikut bersama kami?" tanya Daehyun padanya

"anni..aku masih ada urusan. Kalian pergi saja berdua" tolaknya halus

"urusan?" tanya Daehyun tak percaya

"ne, seorang chinggu memintaku mendekatkannya pada yeoja yg dia sukai. jadi aku ingin menolongnya" jawab Chunji asal

"aku tak tahu kalau kau memiliki hobi menjodohkan orang lain" canda Juniel

"banyak hal yg tak kau ketahui di dunia ini Juniel agassi" ujar Chunji menyiratkan sesuatu

Juniel mengerutkan alisnya tanda tak mengerti, sementara itu Daehyun sudah menarik tangan yeoja itu agar dia tak memikirkan kata2 yg dilontarkan Chunji padanya.

"Sebaiknya kita pergi sekarang" ujarnya pada Juniel

"ah..ne" jawab Juniel meraih tas sandangnya

"kami duluan Chunji anyong" pamit Juniel ramah

"ne" jawab Chunji sembari membalas lambaian tangan Juniel padanya

Sesaat kemudian Chunji sudah kembali sendiri disana menikmati lattenya dengan ditemani musik yg mengalun di ponselnya.

*

"kau sudah meminum obatmu?" tanya Bomi yg kali ini sudah ada di kamar Eunji

"sudah" jawab Eunji

"apa kepalamu sudah membaik?" tanya Bomi lagi

"ne, kepalaku sudah sedikit ringan sekarang"

"suhu tubuhmu juga sudah turunkan?" tangan Bomi meraba kening Eunji

"Yoon Bomi" Eunji menatap Bomi lurus

"ne" jawab Bomi dengan tatapan heran

"berhenti bertanya, kau seperti ahjuma2 saat melakukan itu" sungut Eunji

"mwoya? aku hanya mencemaskanmu. Apa tidak boleh?" tanya Bomi seraya menggembungkan pipinya

"aku tahu kau mencemaskanku, tapi jangan cerewet karena itu menyebalkan" sahut Eunji

"aish...kau ini persis seperti Daehyun saat mengatakan hal itu" balas Bomi

"kami ini saudara kembar, wajar jika memiliki sikap yg sama" jawab Eunji

Bomi tak lagi menyahut, dia cemberut sambil meraih jaket Chunji yg masih ada di sisi Eunji.

"punya siapa ini?" tanya Bomi

Eunji mengarahkan tatapannya pada tangan Bomi yg menunjuk jaket Chunji.

"milik Lee Chunji" jawab Eunji

"Lee Chunji chinggu Daehyun?"tanya Bomi memastikan

"memangnya bisa siapa lagi?" jawab Eunji kesal

"mana tahu kau memiliki kenalan Lee Chunji lainnya" jawab Bomi polos

"pabbo" Eunji mendorong kepala Bomi membuat yeoja itu tersenyum lebar.

"kenapa jaketnya ada padamu?" tanya Bomi penasaran

"kemarin dia meminjamkannya padaku" jawab Eunji

"kau kan sudah memakai jaket tebal, kenapa dia harus meminjamkannya lagi?" Bomi nampak heran kini

"molla, mungkin karena dia berpikir jaketku tak cukup hangat saat itu" jawab Eunji

"wah..aku tak tahu kalau dia namja yg memiliki perhatian yg hangat" puji Bomi

Eunji tak menjawab, dia hanya memandang Bomi yg meraih jaket Chunji dan menghirup aroma parfume namja itu.

"wangi" pujinya

Masih tak ada reaksi dari Eunji selain sebuah senyum yg mengukir diwajahnya.

"aku suka aroma parfume ini, apa kau juga suka?" tanya Bomi lagi

"hidungku tersumbat, jadi aku tak bisa mencium aroma pafumenya" jawab Eunji berdusta

"wah..sangat sayang. Padahal aromanya sangat memikat" ujar Bomi lagi

"ya..kau ini, kenapa jadi membahas aroma tubuh namja lain" Eunji meraih jaket Chunji dan menjauhkannya dari Bomi

"whaeyo? kenapa kau jadi marah2?" tanya Bomi tak mengerti

"aku tak marah" elak Eunji

"lalu kau sebut apa sikapmu tadi?" tanya Bomi

"aku...aku hanya tak suka jika kau membahas hal2 tak penting" balas Eunji

"ya, aku melakukannya agar kau melupakan sakitmu. Neo molla?" Bomi ikut bersungut karena sikap Eunji padanya

"begitu ya?" tanya Eunji polos

"aish...menyebalkan memiliki chinggu sepertimu" Bomi melipat tangannya di dada pertanda kesal

"hey..Yoon Bomi kau marah?" tanya Eunji menggoncang bahu Bomi

"molla" jawab Bomi acuh

"hey..jangan marah padaku. aku kan sedang sakit" rayu Eunji

"jangan bicara padaku, karena kau menyebalkan" tuas Bomi mengalihkan tubuhnya membelakangi Eunji

"Yoon Bomi ayolah..jangan marah. nanti aku akan mentraktirmu makan budae jigae jika aku sembuh" Eunji masih melancarkan rayuannya pada Bomi

"kau pikir aku akan tertarik dengan rayuanmu itu?" tanya Bomi masih mengacuhkan Eunji

"atau kau mau aku merekamkan Taekwon oppa yg sedang mandi untukmu" goda Eunji yg membuat pipi Bomi merona merah

"kau sepertinya menyukai itu" ujar Eunji melihat mimik wajah Bomi

"ya, geumanhae" Bomi mendorong tubuh Eunji yg sudah tertawa lebar

"Jung Eunji jangan tertawa" tangan Bomi mencoba membungkam mulut Eunji

Sigap Eunji menghindar memmbuat tubuhnya terhempas keatas ranjang

"aku juga bisa mengambil gambar oppa saat sedang tidur. kau tahu...oppaku tak menggenakan pakaiannya ketika dia tidur dan itu terlihat sangat sexy" tambah Eunji kian terkekeh

"geumanhae, jangan mengangguku lagi" tukas Bomi sambil menindih tubuh Eunji

Gelak Eunji masih terdengar saat sosok Ilhoon memasuki kamar yeoja itu

"noona suaramu keras sekali" komentar Ilhoon sambil mendekati Eunji dan Bomi yg masih terbaring di ranjang.

"o..Ilhoon kau sudah pulang" tangan Eunji mendorong tubuh Bomi membuat yeoja itu nyaris terjatuh

"ya, kau mau mencelakaiku?" protes Bomi

"mian...mian" ujar Eunji yg berhasil meraih tangan Bomi

Ilhoon tersenyum melihat itu, kemudian duduk disisi ranjang Eunji seraya meraba kening yeoja itu.

"sepertinya suhu tubuhmu sudah normal noona" tukasnya

"ne...Bomi merawatku dengan baik. jadi aku sembuh dengan cepat" goda Eunji

"jongmalyo? Aku tak tahu kalau noonaku ini seorang dokter yg baik" Ilhoon ikut menggoda Bomi

Bomi tak menyahut hanya tersenyum lebar sambil merapikan rambutnya.

"jika aku sakit nanti, apa noona mau merawatku?" tanya Ilhoon pada Bomi

"tentu saja, aku akan merawatmu dengan sangat baik sehingga kau akan cepat sembuh nantinya" tangan Bomi mengusap kepala Ilhoon

Tawa Ilhoon pecah mendapat perlakuan Bomi tersebut begitupun dengan Eunji

"ah...hampir lupa" tukas Ilhoon tiba2

"apa yg lupa?" tanya Eunji

"noona tadi Chunji hyung di hukum oleh Byung hyun Sunbae" adu Ilhoon

"lantas? Kenapa kau menceritakan padaku?" Eunji nampak heran

"ya, noona....Chunji hyung dihukum karena mangkir latihan ketika mengantarmu pulang kemarin" jelas Ilhoon membuat Eunji kaget

"jongmalyo?" ujarnya

"ne" jawab Ilhoon

"lalu....apa yg dilakukan Byung hyun padanya?" tanya Bomi penasaran

"Byung hyun sunbae meminta Chunji hyung berlari mengelilingi lapangan tanpa menggenakan pakaiannya" jawab Ilhoon

"MWO?" kompak Eunji dan Bomi tekejut sembari membulatkan matanya

"namja itu apa sudah gila?" tambah Eunji kemudian

"apa dia tak sadar udara dingin diluar sana" ujarnya lagi

"itu juga yg kukatakan pada Chunji hyung, aku memintanya mengabaikan apa Byung hyun sunbae katakan padanya. tapi...Chunji hyung tak mau mendengar itu, dia memilih melakukan perintah Byung hyun sunbae hanya karena tak ingin namja itu kian kesal padanya" papar Ilhoon dengan wajah sedih

Eunji tercenung karena itu sembari memikirkan sosok Chunji yg tak ada dihadapannya.

"noona" panggil Ilhoon mendapati Eunji tercenung

"ne" jawab Eunji sedikit tersentak

"kau baik2 saja?" tanya Ilhoon

"hmm, aku baik2 saja. aku hanya sedikit memikirkan Chunji" aku Eunji

"jangan cemas nooona, sepertinya Chunji hyung sudah biasa melakukan latihan fisik semacam itu dulunya. Terbukti dia tak apa2 setelah mengitari lapangan lebih dari 10 kali tanpa pakaian" tukas Ilhoon

Tak ada sahutan dari Eunji yeoja itu hanya tersenyum tipis walau hatinya masih merasa bersalah pada Chunji.

TBC_

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro