Bagian 3

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hari itu di kampus Konkuk

Eunji nampak mendatangi kelas Chunji hari itu, mencoba mencari namja yg sudah menolongnya. Dipandanginya seluruh kelas berharap dapat menemukan sosok yg dia cari namun hasilnya nihil.

"Bang Minah" panggil Eunji saat melihat Bang Minah chinggu sekelas Chunji keluar dari kelas

"oh...Jung Eunji" balas Minah ramah "ada apa?" sambungnya lagi

"apa kau melihat Chunji...Lee Chunji" tanyanya

"Chunji?" ulang Minah

"ne" jawab Eunji sambil mengangguk

"sepertinya tadi dia bilang ingin kekantin bersama Daehyun dan Juniel" jawab Minah

"Daehyun dan Juniel?" tanya Eunji

"hmm...mereka memang selalu bertiga bukan?" Minah merekahkan senyumnya

"ah...maja" Eunji mengangguk membenarkan

"gomawo Minah...aku menemui Chunji dulu" pamitnya

"ne" jawab Minah juga ikut berlalu

Cepat langkah Chunji menuju kantin untuk menemui Chunji, namun belum tiba disana sosok yg dicarinya nampak berjalan tenang sembari menatap layar ponsel. Senyum Eunjipun merekah melihat itu, dengan iseng yeoja itu menghadang langkah Chunji membuat namja itu menatap kaget. Tangannya pun nyaris melepas isotonik yg dibawanya.

"astaga Jung Eunji kau membuatku kaget" ujar Chunji pada yeoja itu

Tak menjawab Eunji hanya terkekeh pelan menatap Chunji yg sudah tersenyum padanya.

"sudah sembuh?" tanya Chunji ramah

"seperti yg kau lihat" jawab Eunji

"syukurlah, aku senang melihatmu sudah kembali sembuh" tukas Chunji masih dengan senyum khasnya.

Kembali Eunji terkekeh pelan mendengar kata2 dari Chunji untuknya.

"kau mau mencari Daehyun? dia ada di kantin bersama Juniel" ujar Chunji mengira Eunji mencari Daehyun

"anni...aku tidak mencari Daehyun, tapi mencarimu" jawab Eunji

"mencariku?" Chunji menunjuk dirinya sendiri

"ne" jawab Eunji

"ada apa mencariku?" tanyanya lagi

Tak menjawab Eunji menyerahkan bag yg ada ditangannya.

"jaketmu, aku sudah mencucinya" tukasnya tanpa diminta

"ah.." Chunji mengangguk sambil meraih bag tersebut

"kau bisa menitipkan pada Daehyun saja, kenapa harus membawanya sendiri padaku?" tukasnya kemudian

"aku ingin seperti itu awalnya,tapi namja itu menolak dan mengatakan agar aku mengantarnya sendiri" tukas Eunji

Tawa Chunji berderai mendengar ucapan Eunji

"Jung Daehyun jinca" tukasnya di sela tawanya

"tapi kukira dia ada benarnya kali ini, seharusnya memang aku yg mengembalikan benda ini sambil meminta maaf dan berterimakasih padamu" jelas Eunji

"maaf? Terimakasih?" ulang Chunji heran

"ne, kudengar kau dihukum Byung hyun karena mangkir latihan dan mengantarku bukan?" terang Eunji

"siapa yg mengatakan itu padamu? apa Ilhoon yg memberitahunya?" tanya Chunji

"ne, Ilhoon memang yg memberitahuku" jawab Eunji

"aish..anak itu. aku sudah memintanya jangan mengatakan ini padamu" tukas Chunji tak enak hati

"jika dia tak mengatakan padaku aku akan semakin merasa bersalah" pukas Eunji

"hey...jangan merasa seperti itu. semua ini bukan karenamu, aku yg mencari2 alasan untuk mangkir latihan dan menjadikanmu alasanku itu" jelas Chunji

Eunji tersenyum lebar seraya menggelengkan kepalanya pelan.

"lalu...kata terimakasihmu untuk apa?" tanya Chunji

"bisa untuk apa lagi? tentu saja karena bantuanmu tempo hari..juga multi vitamin dan buah2an yg kau titipkan pada Daehyun" jelas Eunji

"multi vitamin dan buah2an? Aku tak menitipkan itu pada Daehyun" ujar Chunji heran

"jinca?" Eunji nampak kaget

"hmm, aku tak menitip semua itu padamu" aku Chunji

"tapi Daehyun bilang..." Eunji memenggal kata2nya sendiri

Yeoja itu diam sejenak kemudian tersenyum tipis.

"aish...itu pasti darinya, tapi dia terlalu gengsi untuk mengatakan kalau barang2 itu darinya" ujar Eunji pada dirinya sendiri

"kembaranmu itu memang memiliki sikap ajaib, aku saja terkadang heran dengannya" ujar Chunji menambahkan

"majayo" jawab Eunji semabari menatap Chunji lurus

Namja itu masih terkekeh membuat Eunji bisa menikmati wajah lembut diantara tawanya yg berderai.

"hiks" tiba2 Eunji cegukan

Chunji menatap Eunji yg sudah membungkam mulutnya

"hiks" suara Cegukan Eunji kembali terdengar

"oh..kau kenapa?" tanya Chunji

"en..hiks...tahlah" jawab Eunji mencoba mengusap dadanya pelan

"minum ini" tukas Chunji mengarahkan isotonik yg dia pegang pada Eunji

Cepat tangan Eunji meraih botol itu dan meneguk isinya.

"pelan2" pesan Chunji

Tak ada jawaban dari Eunji dia masih meneguk minuman milik Chunji hingga habis.

"hiks" wajah Eunji berubah frustasi kini

"ini tak berhasil"tukasnya kesal

"kalau begitu tahan nafasmu sesaat" usul Chunji

Kembali Eunji melakukan apa yg Chunji katakan namun hal itu tak juga berhasil

"aish..Hik...kenapa aku tiba2 cegukan hiks..seperti ini" kesal Eunji

"berbaliklah" pinta Chunji

"ne?" ujar Eunji heran

"berbalik sebentar, nanti ketika aku menyentuh pundakmu kau baru bisa melihat padaku lagi" ujarnya

"untuk apa aku melakukan itu?" tanya Eunji semakin heran

"hanya lakukan" Chunji memutar tubuh Eunji membelakanginya

Masih menyimpan rasa heran, Eunji melakukan apa yg Chunji katakan hingga dia merasakan sebuah sentuhan dipundaknya bertanda dia harus kembali menoleh pada Chunji.

"HAAAA" ujar Chunji memasang wajah menakutkan

"hiks...apa yg kau hiks..lakukan?" tanya Eunji dengan wajah datar

"aku mengejutkanmu, kudengar itu cara ampuh menghilangkah cegukan" jelas Chunji

"hik..neo pabbo?" tanya Eunji seraya tersenyum sinis

"sepertinya tak berhasil" tukas Chunji melihat Eunji masih cegukan

Eunji hanya mengangguk masih mengusap dadanya pelan

"lalu bagaimana jika aku melakukan seperti ini" tiba2 Chunji mendekatkan wajahnya dengan Eunji

Seketika Eunji kaget mendapati itu, terlebih saat wajah Eunji hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya. Sesaat keduanya diam menikmati tatapan mata mereka masing2.

"Sepertinya berhasil" ujar Chunji belum menjauhkan wajahnya dari Eunji

"ne?" tukas Eunjii kembali heran

"cegukanmu sudah hilang" tambah Chunji

Eunji diam baru menyadari cegukannya hilang dengan tiba2.

"aku berhasil menghilangkannya bukan?" tanya Chunji bangga

"ne, maja" jawab Eunji sembari tersenyum lebar

"manis" ujar Chunji membuat Eunji kembali menolehnya

Cepat tangan Eunji mendorong wajah Chunji membuat namja itu terkekeh.

"jangan pernah melakukan hal ini lagi" larang Eunji

"whaeyo?" tanya Chunji heran

"kau bisa membuat orang lain salah paham" jelas Eunji

"memangnya ada yg kau suka di kampus ini sehingga tak ingin dia salah paham?" tanya Chunji lagi

"anni, opsoyo" jawab Eunji

"lalu? Kenapa aku tak boleh melakukan hal itu lagi?" Chunji melipat tangannya di dada

"hanya tak boleh, kenapa harus bertanya alasannya" sungut Eunji yg membuat Chunji terbahak

"kau seperti Daehyun" komentar Chunji

Eunji hanya bisa menarik nafas dalam, entah kenapa dia merasa terganggu dengan tawa yg diurai Chunji.

"sebaiknya aku pergi aku masih harus menghadiri kelasku" ujar Eunji

"mau aku antar?" tanya Chunji

"kenapa kau harus mengantarku?" tanya Eunji curiga

"hanya ingin memastikan kau sampai di kelas dengan selamat" jawab Chunji

"aish...menggelikan" ujar Eunji seraya berlalu

"ya, kau tak mau aku mengantarmu?" teriak Chunji yg belum beranjak

"tak perlu" balas Eunji dengan nada yg sama

Chunji tak lagi berujar dia menatap kepergian Eunji masih dengan senyum diwajahnya.

*

"manis" kata itu terulang begitu saja ditelinga Eunji sejenak setelah dosen meninggalkan kelasnya.

Seperti ditarik benang2 halus yg tak terlihat, senyum Eunjipun mengembang bersama rona merah yg menghiasi wajahnya. Namun senyum itu tak bertahan lama saat tangan Bomi tiba2 menyentuh keningnya.

"mwoya?" tanya Eunji sedikit kaget

"kau sakit lagi?" tanya Bomi cemas

"aku?" Eunji menyentuh wajahnya sendiri "anniyo" tambahnya kemudian

"kalau begitu kenapa wajahmu terlihat sangat merah seperti itu?" tanya Bomi menunjuk wajah Eunji

"jincayo?" Eunji balas bertanya

"ne, bukan begitu Hyejeong?" Bomi meminta pendapat Hyejeong yg duduk disisinya

"hmm" jawab Hyejeong sambil mengangguk

"mungkin hanya pengaruh udara saja, aku baik2 saja" jawab Eunji kemudian

"kau yakin?" tanya Hyejeong

"ne, sangat" jawab Eunji

Hyejeong mengangguk kemudian mengarahkan pandangan keluar kelas. matanya tertuju pada Chunji yg menunjuk2 Eunji.

"Eunji" panggil Hyejeong

"hmm" jawab Eunji tampa menoleh

Yeoja itu nampak sibuk memasukan beberapa bukunya kedalam tas sandang miliknya.

"sepertinya Chunji mencarimu" ujar Hyejeong lagi

"Chunji?" ulang Eunji sembari menatap Hyejeong

"ne, itu dia menunggumu di depan kelas" tunjuk Hyejeong

Entah kenapa tiba2 jantung Eunji bergemuruh kencang, cepat dia menoleh kepintu kelas dan mendapati Chunji yg melambaikan tangan padanya.

"kau punya janji dengannya?" tanya Bomi heran

"kurasa tidak" jawab Eunji

"lalu kenapa dia kemari?" Hyejeong ikut bertanya

"entahlah, biar aku tanyakan dulu" jawab Eunji seraya berlalu

Segera tubuh Eunji mendekati Chunji sebelum tangannya meraih tas diatas meja.

"ada apa kemari?" tanya Eunji tanpa basa basi

"apa kau sudah tak memiliki jam lagi?"Chunji balas bertanya

"ne, jam terakhirku baru saja usai" jawab Eunji

"lalu apa kau sudah ada janji?" tanya Chunji lagi

Kali ini Eunji menjawab hanya dengan gelengan kepalanya saja.

"bisa ikut denganku tidak?" senyum mengembang diwajah Chunji

"kemana?" Eunji menatap heran

"kesuatu tempat, ada yg ingin aku tunjukan padamu" jelas Chunji

"tak bisakah kau beritahu dulu kemana itu?" pinta Eunji

"kalau kau memang penasaran sebaiknya ikut aku" Chunji mengajukan syaratnya

Eunji berpikir sejenak menimbang keputusan apa yg akan dia berikan, hingga rasa penasaran embuat yeoja itu menganggukan kepalanya.

"aku bilang pada Bomi dan Hyejeong dulu, kau tunggu disini sebentar" perintah Eunji

"ne" jawab Chunji senang

Kembali langkah Eunji menuju kedua chinggunya yg nampak penasaran dengan perbincangan Chunji dan dirinya.

"Bomi, Hyejeong...aku mau pergi dengan Chunji. Jadi kalian menonton basket beruda saja ya" ujarnya

"memangnya kau mau kemana?" tanya Hyejeong

Eunji mengendikan bahunya sesaat sebelum akhirnya menjawab.

"entahlah, namja itu tak memberitahu kemana dia akan membawaku"

"ya...apa kalian berdua akan berkencan?" tanya Hyejeong lagi

"berkencan apanya? Kami bahkan tidak berpacaran" sanggah Eunji dengan wajah memerah

"lalu kenapa harus merahasiakan kemana kalian akan pergi?" sungut Hyejeong

"ya, dia belum mengatakan itu padaku. jadi aku benar2 tak tahu kemana kami akan pergi. besok aku akan segera mengatakan padamu kemana kami ok. Jadi jangan memasang wajah kesal seperti itu" pukas Eunji pada Hyejeong

Hyejeong hanya mengangguk pelan walau wajahnya masih syarat rasa kesal.

"aku pergi, selamat menonton Hongbinmu tercinta" ujar Eunji sambil mencubit pelan pipi Hyejeong

"sakit" rintih Hyejeong namun Eunji segera berlalu tanpa memperdulikan itu

"sudah?" tanya Chunji

"sudah" jawab Eunji

"kalau begitu ayo" tanpa sungkan Chunji meraih tangan Eunji dan mengenggamnya

Sedikit tersentak dengan sikap Chunji padanya, namun Eunji sama sekali tak menolak dengan apa yg Chunji lakukan.

namja itu terus menarik tubuh Eunji menuju keparkiran, kemudian keduanyapun berlalu meninggalkan Konkuk bersama.

selang beberapa waktu, mobil Chunji sudah merapat disebuah klinik hewan yg ada di kawasan Gangnam,

"ayo turun kita sudah sampai" ujar Chunji membuka sabuk pengamannya

Sedikit heran Eunji melakukan hal serupa dan mengikuti langkah Chunji untuk turun dari mobil.

"kau sudah datang? cepat sekali" ujar seorang yeoja yg ada di klinik itu

"Chunji merekahkan senyumnya sambil menarik tangan Eunji mendekat padanya.

'ini omma bayiku noona, namanya Jung Eunji. Dan Eunji, ini Lee Sunny noona....dia sepupuku" Chunji memperkenalkan keduanya

"anyonghaseyo, Jung Eunji imnida" sapa Eunji ramah

"anyonghaseyo" balas Sunny ramah

"ayo ikut aku" ajak Sunny kemudian

Chunji mengangguk dan melangkah mengikuti Sunny, begitupun dengan Eunji. Ketiganya tiba disebuah ruangan dan mendekati seekor anak kucing yg sedang bermain disana.

"o...anak kucing ini" Eunji menatap takjub pada kucing yg sudah ada ditangan Sunny

"itu bayimu" jawab Chunji seraya meraih kcucing tersebut

Cepat tangannya memberikan anak kucing yg sudah ada di tangannya pada Eunji yg memandang senang.

"bagaimana dia bisa disini?" tanya Eunji sembari menatap Chunji

"aku yg membawanya, setelah mengantarmu aku kembali ke kampus untuk mencari anak kucing ini. sepertimu, dia juga sedikit kurang sehat hari itu...jadi aku memutuskan membawanya pada Sunny noona" jelas Chunji

"begitu" Eunji mengangguk sambil mengusap anak kucing tersebut

"noona, apa kalung kucingnya sudah jadi?" tanya Chunji pada Sunny

"ne, itu sudah jadi. Sebentar aku akan mengambilnya" ujar Sunny sambil berlalu

Chunji mengangangguk dan membiakan Sunny meninggalkan keduanya disana.

"kau juga membuatkannya kalung?" tanya Eunji

"ne, tentu saja. biar suatu hari jika dia tersesat seseorang bisa mengembalikannya kerumahmu" jawab Chunji

"rumahku?"ulang Eunji

"ne, rumahmu. Apa kau tak berminat memeliharanya?" tanya Chunji

"tentu saja mau" jawab Eunji cepat

"lalu kenapa bertanya lagi?" Chunji tersenyum lebar

"itu karena aku berpikir kau yg akan membawanya kerumahmu, mengingat kaulah yg membawanya kemari untuk dirawat" jelas Eunji

"aku melakukan ini semua untukmu Jung Eunji agassi" tangan Chunji mengacak sayang rambut Eunji

Rona merah itu kembali hadir di wajah Eunji bersama debaran indah yg mengisi rongga dadanya.

"ini kalungnya" Sunny sudah kembali dengan sebuah kalung ditangannya

"biar aku yg memasangnya noona" pinta Chunji meraih benda itu

Dengan hati2 Chunji memasangkan kalung yg Sunny bawakan keleher anak kucing itu.

"sudah" ujar Chunji

Eunji menatap bundelan kalung milik anak kucing tersebut dengan teliti.

"Jump?" ujarnya mengulang nama yg terukir disana

"ne, Jump...aku yg memberikan nama itu padanya" tukas Chunji

"kenapa Jump?" tanya Eunji heran

"karena saat kau melempar anak kucing ini padaku, dia seperti sedang melompat. Jadi aku memberikan nama Jump untuknya" jelas Chunji

"ah" Eunji mengangguk2 paham "Jump" ulangnya kemudian

"di dalam kalung itu ada semacam chip yg sudah kutanamkan. Jadi..suatu hari jika dia hilang kita bisa mendeteksi keberadaan Jump" ujar Sunny menjelaskan

"begitukah?" tukas Eunji

"ne" jawab Sunny

"wah daebak, jadi aku tak perlu takut kehilangannya?" tanya Eunji lagi

"hmm" Sunny tersenyum ramah

"kau dengar Jump...kau takkan tersesat lagi. mulai saat ini omma akan menjagamu dengan baik" Eunji berbicara pada Jump

"appa juga" tambah Chunji

"appa?" Eunji menatap Chunji heran

"ne, appa. Jump harus memiliki seorang appa bukan?" Chunji memandang Eunji kini

"ya terserah padamu saja" Eunji mengalah karena tak ingin berdebat

Senyum Chunji mengembang mendengar itu bersama tangannya yg mengusap kepala Jump pelan.

*

"mau mampir?" tanya Eunji saat kendaraan Chunji merapat di depan kediamannya.

"anni, lain kali saja" tolak Chunji

"whaeyo? apa kau sudah ada janji dengan seseorang?" tanya Eunji

"hmm, aku mau mengantarkan gadisku berbelanja" jawab Chunji

"gadismu?" Eunji mengerutkan alisnya

"ne, gadisku. Nyonya Lee...istri dari appaku" jelas Chunji

"mwoya?" Eunji terkekeh mendengar penjelasan dari Chunji

"kukira kau mau mengantar kekasihmu" tambah Eunji kemudian

"aku tak memiliki kekasih" jawab Chunji

"gotjimal" Eunji tak percaya

"aku serius, jika kau tak percaya kau bisa menanyakan itu pada Daehyun" tukas Chunji

"untuk apa aku bertanya perihalmu pada Daehyun" tolak Eunji

"hanya untuk memastikan kalau aku tak berbohong" jawab Chunji

"kau berbohong atau tidak, itu bukan urusanku. Jadi aku takkan bertanya mengenai apapun soal dirimu pada Daehyun" ungkap Eunji

Ada sedikit kecewa dihati Chunji mendengar kata2 dari Eunji tersebut, namun namja itu berusaha sebisa mungkin menyembunyikannya.

'aku turun, gomawo untuk hari ini" ujar Eunji seraya membuka sabuk pengamannya

"hmm" jawab Chunji sambil mengangguk

"sampaikan salamku pada gadismu" canda Eunji sebelum menutup pintu mobil

"ne" jawab Chunji

Mobilpun kembali menderu kemudian berlalu meninggalkan Eunji disana, mata yeoja itu masih mengawasi pergerakan mobil Chunji hingga kendaran tersebut menghilang ditikungan jalan.

"kajja Jump, kita akan memasuki rumah barumu" ujar Eunji pada anak kucingnya

Dengan lankah riang Eunji berlalu memasuki rumah, membawa Jump yg kini sudah resmi menjadi miliknya.

TBC_

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro