Sepengal kisah masa lalu

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng





Sebenarnya saat bunda yogi bicara tentang, "sekarang rame ya meja makan, jadi seneng"

Aku teringat soal entah berapa bulan aku belum balik ke rumahku sendiri, terakhir saat Nikolas ulang tahun, dengan perasaaan terpaksa aku datang kerumah. Bagaimana ya keadaan rumah? Ibu dan ayahku? Akan ku pastikan esok dengan menelfon nikolas.

Berbeda dengan aku yang malah bernostalgia tentang rumahku, mendengar kalimat itu dari bundanya langsung, Yogi tersenyum girang. Ia juga meliriku, seakan tatapanya menunjukan Iya! Rame karena ada Ra disini!

Sebenarnya bukan hanya ada aku sih, menurutku kalimat itu di tunjukan pada hadin yang akhirnya mau balik setelah merajuk aliran dana jajanya di stop sama ayahnya (alasan hadinata tiba tiba bekerja). Mengetahui si bungsu mau pulang dan makan malam bersama sepertinya itu cukup membuat rumah selalu ramai.

Di tambah.. cezka juga ikut hadir sebagai "teman hadin". Sangat jelas terlihat di mata bunda Yogi kalau ia berharap lebih pada pertemanan mereka, soal seperti ini aku juga memang sudah memastikan sih, keduanya semakin hari semakin dekat, akan di pastikan mereka akan berciuman sebelum family gathering perusahaan.

"Kalau, Ra memang sering kesini. Cezka nanti juga gitu ya, kita ngobrol ngobrol" kata bundanya lagi

ADUH AKU SELALU INGIN TERTAWA MELIHAT WAJAH GUGUPNYA CEZKA.

Sejujurnya aku di undang makan malam disini pun dadakan, si yogi sialan ini menyuruhku datang kerumahnya seolah rumahnya dekat dengan kantor dan apartku. Rumahnya yang gadungan ini tuh di luar kota, masih bersebelahan tapi membutuhkan waktu 1-2 jam. Entah bagaimana juga aku bisa datang dengan waktu 45 menit setelah yogi menelfon, tentu saja aku menjadi pembalab dadakan di jalanan.

Cezka dan hadin datang lebih dulu. Entah bagaimana ceritanya karena saat aku datang, Si cezka ini tampangnya sudah mau nangis duduk di meja makan. Muka hadin juga lagi di tekuk sambil menatap ayahnya yang terlihat santai melipat koran.

Sepertinya ada kejadian kurang baik sebelum mereka berdua bisa duduk bersebelahan sebagai "calon pasangan bastoro lainya"

Menanggapi penyataan bunda yogi, cezka menganguk ragu-ragu.

Makan malam sudah selesai sebenarnya, sekarang lagi pendinginan dengan meminum Sake alkohol remdah di gelas kami masing-masing.

Kami semua sih punya data tubuh menetralisir alkohol dengan baik, kecuali hadin yang sudah terdiam dengan muka memerah, sepertinya sudah sedikit mabuk.

Percakapan terus mengalir malam itu, tidak perlu aku uraikan karena hanya berisi percakapan ringan tentang bundanya yang saat pertama kali di bawa ke rumah bastoro. Seru berbicara dengan bundanya yogi karena beliau orang yang asik, ramah. Pokoknya seperti jiplakan yogi, entah bagaimana juga aku seperti tau pola pola pemikirannya, mudah di tebak.

Ah untuk informasi, saat masa sekolah dulu yang jatuh hati lebih dulu itu aku. Dengan sedikit pergerakan memahami pola Yogi, mudah untuk membuatnya ikut jatuh bersama ku. Hanya saja saat itu aku tidak sadar bahwa setelah berpisahpun yogi masih menaruh perasaan, nah untuk pertemuan kedua di kantor baru yogi yang mengambil langkah lebih dulu. Menurutku adil, tapi tetap saja aku berntribusi lebih banyak, lebih penting.

Lucu sekali dulu mengingat dia lebih pemalu dari pada sekarang, mulutnya sih memang diam tapi tanganya selalu bergerak menjailiku.

Tapi dulu alasan aku mendadak jadi siswa rajin adalah yogi, karena yogi suka membuka buku akhirnya aku ikut terjerat itu. Anak gila yang berkencan dinperpustakaan belajar soal matematika.

ah  bunda yogi bilang aku sering kemari juga memang benar, sejak SMA dekat denganya aku selalu mampir kesini sebelum pulang. Rumah yogi sangat sangaaattt luas, banyak tempat tempat indah untuk di jadikan kencan dadakan, duduk di bawah pohon cemara didepan kolam angsa putih, atau bermain ayunan di taman bunga mawar yang sedang bermerakan, atau bahkan berenag di kolam renang luasnya. Yogi agak terbebani jika harus keluar tiap minggu untuk berkencan, tipekal introvert, jadi sebagai gantinya ia selalu menjadi tourguide ku tentang rumahnya dan berkencan di dalam perkarangan rumahnya.

soal hadin, BETUL! Aku sudah bertemu bocah menjengkelkan itu sejak sma. SEJAK DIA MASIH PENDEK! sependek siku tanganku, kurus kering dengan tatapan menjengkelkan.

Dulu si hadin sialan ini berteriak bahwa aku ini pencuri, pencuri abang kesayanganya. aduh rasanya pengin aku bejek bejek itu anak setan.

saat itu aku membalasnya berteriak seperti ini : KENAPA? GAK TERIMA? ABANGMU NIH PUNYA AKU MULAI SEKARANG!

di balas sama si setan kecil, DASAR PENCURI! PERGI GA! JANGAN DEKET DEKET ABANG LAGI!

geram, aku terus membalasnya walau yogi sudah berusaha menenangkan kami.

HADINATA MULAI SEKARANG SEHARUSNYA KAMU SOPAN SAMA AKU! SOALNYA AKU BAKAL NIKAHIN ABANG KAMU! KAMU JADI ADIK AKU! ADIK HARUS NURUT!

hadin menangis, menjerit menolak jadi adiku.

yahh perkataanku kala itu hanya bercanda, tapi siapa kira jika di masa masa masa depan aku benar benar menjadi kakak iparnya?

hadin tidak merestui aku, walau berkata seperti itu tetap saja membuat aku yang masih bocah remaja itu kepikiran. Yogi bilang hadin hanya cemburu, jangan di ambil hati karena menurutnya hadin sesungguhnya memiliki hati yang lembut, hadin juga merasa bersalah telah bilang seperti itu kepadaku, walau menurutku hadin tidak menyesal.

Kala itu aku benar benar tidak datang ke rumah yogi lagi. Aduh hadin sialaaann, geram sekali mengingatnya.

seperti di ftv ftv aku mengeluarkan isi pikiranku pada yogi di suatu siang saat kami sedang di tengah kantin sekolah. Bagaimana kalau kita gak di restuin?

Aku tidak pernah tahu perkataanya bercanda atau tidak tapi yogi si pemalu menjawab seperti ini,

yaudah.

Yaudah kamu hamil aja,

entah bagaimana juga hingga sekarang jika aku dan yogi bertemu dengan kedua orang tuanya, Kami selalu di beri wejangan soal 1001 alasan melahirkan anak di luar pernikahan itu tidak baik. Mulai dari pengurusan ahli waris yang rumit sekali, lalu tekanan sosial, efek samping bagi si anak, dan lain lain.

mungkin menurutku saat yogi bilang seperti itu kala remaja lalu, ia bukan bilang seperti itu hanya kepadaku saja, namun ia juga bilang kepada keluarganya juga, ia benar benar serius atas bicaranya.

ternyata abangnya hadin jauh lebih gila



_____

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro