Part 19

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Dara memejamkan matanya menahan rasa kesal saat dengan sengaja, seseorang menghalangi langkahnya dengan kaki yang sengaja diselonjorkan hingga ia hampir terjatuh.

Di belakang sana, Sonya tersenyum sinis dengan satu alis terangkat. Gadis itu berdiri, kemudian berjalan ke arah Dara. "Mau jatuh, ya? Kasihan."

Dara berdecak. Gadis itu hendak melangkah pergi, malas melayani. Namun, Sonya sepertinya tidak menyerah. "Eh, gimana rasanya pacaran sama Adiknya mantan?"

"Gimana rasanya tunangan sama Abangnya mantan, disaat dia masih cowok orang?" Dara berbalik dan tersenyum miring ke arah Sonya.

Sonya mengepalkan tangannya. Gadis itu hendak melayangkan tamparan ke arah Dara.

Namun sayangnya, niat gadis itu gagal kala seseorang menahan tangan gadis itu dari arah belakang. "Wes, apa-apaan, nih? Pagi-pagi udah mau main gampar-gamparan? Mendingan pok ame-ame sama gue sini!"

Danu, Pandu, dan juga Tora. Tangan yang menahan Sonya adalah tangan Danu. Sedangkan Pandu dan juga Tora, saat ini sudah berdiri di samping Dara.

"Dar, lo gak papa?" tanya Pandu.

"Gak papa, santai."

Sonya menarik tangannya agar terlepas dari Danu. Setelahnya, gadis itu memilih pergi meninggalkan mereka di koridor.

"Lo punya masalah apa sama Kak Sonya?" tanya Pandu.

"Gak ada. Gue duluan, ya. Makasih udah nolongin," ujar Dara memilih pergi meninggalkan Danu, Pandu, dan juga Tora.

Saat ia melangkahkan kakinya menaiki anak tangga, langkahnya terhenti akibat seseorang menghalangi jalannya.

Dara lagi dan lagi berdecak kesal. "Dar," panggil orang itu.

"Kenapa?"

"Buru-buru banget, ya?"

Dara menatap cowok itu tanpa menjawab. Dia, Cakra. Menatap Dara dengan sorot yang menunjukan jelas bahwa dirinya merindukan gadis itu.

Gadis yang dulu pernah mengisi hatinya, namun ia abaikan keberadaannya.

"Sibuk, ya? Yaudah, semoga hari lo menyenangkan." Cakra tersenyum dan memilih melangkah pergi meninggalkan Dara.

Dara diam, tidak berbalik untuk menatap Cakra, tidak juga melanjutkan langkahnya untuk menuju kelas.

"Inget Langit, Dar." Dara mengingatkan dirinya sendiri.

Akhirnya, ia memilih melanjutkan langkahnya menuju kelas. Saat dirinya sudah memasuki ruang kelas, Dara memilih duduk di kursi biasanya.

Di sana, sudah ada Melly yang duduk seorang diri dengan buku novel yang menemaninya. "Fokus amat, Mel."

"Eh, Dar." Melly sontak menutup buku novelnya dan menatap ke arah Dara.

"Lanjutin aja kali."

"Enggak ah, nanti aja. Eh iya, tadi kak Cakra ke sini, Dar. Tapi gak masuk kelas, cuman berdiri di depan pintu sambil lihat ke meja lo gitu. Terus, pas gue tegur, eh malah pergi."

Dara menghela napasnya. Gadis itu mengedikan bahunya tak acuh. "Tadi ketemu sama gue, kok."

"Lo gak ada niatan balikan sama dia kan, Dar?"

"Enggak. Gue ada Langit. Masa iya gue ninggalin orang yang udah berusaha bikin gue bahagia, demi orang yang udah pernah nyakitin gue?"

***

Langit menghentikan laju motornya di kawasan parkiran. Cowok itu melepas helm, kemudian memilih berjalan ke arah kelasnya.

Untungnya, Langit tidak jatuh sakit lagi. Kemarin, dirinya langsung meminum obat dan beristirahat setelah pulang dari rumah Dara.

"Langit!"

Langit menghentikan langkahnya dan berbalik. Di sana, Jessica berlarian ke arahnya. "Sendiri aja?"

"Enggak, berdua sama bayangan." Langit memilih melanjutkan langkahnya dengan cepat tanpa memperdulikan Jessica.

Jessica berusaha mengejar langkah Langit. "Langit, gue mau minta maaf soal kemarin. Gue tahu gue salah."

"Iya gue maafin. Jauh-jauh sana, nyempitin jalan aja."

Langit melangkahkan kakinya memasuki kelas. Akhirnya, Jessica menyerah dan memilih duduk di kursinya sendiri.

"Kenapa muka lo? Kesel banget kelihatannya," ujar Pandu saat Langit sudah duduk di sampingnya.

"Diem lo."

"Yaelah, galak banget bapaknya," sahut Danu.

Langit mendongak, cowok itu memilih menatap ke arah kursi Dara. Ternyata, gadis itu tengah tertidur di samping Melly.

"Ya Allah, Neng Pacar cantik banget." Langit langsung beranjak dan melangkah ke arah kursi Dara.

Hal berlebihan itu, langsung mengundang cibiran dari Danu, Pandu, dan juga Tora.

"Najis, tadi aja kesel. Sekarang mau alay-alay club gitu."

"Si Dara mabok apa sih? Mau-maunya pacaran sama cowok kayak gitu."

"Iya, padahal barusan juga Dara sama gue aja. Sama-sama kalem," sahut Pandu.

"Diem lo anak Emak!" Tora dan Danu menatap Pandu tajam.

Di seberang sana, Langit berdiri menggunakan lututnya seraya menatap wajah Dara yang tengah terlelap.

Tangannya terulur mengusap pipi gadis itu. "Woi! Panggilin penghulu, kek! Mau gue nikahin aja rasanya," teriak Langit tidak tahu malu.

Dara membuka matanya. Gadis itu berdecak kesal kala mendapati Langit. "Ngapain, sih?"

"Apanya yang ngapain? Panggil penghulu? Ya buat nikah lah, Dar," jawab Langit.

"Bukan! Ngapain lo di sini?!"

Langit langsung diam. Cowok itu tercengir lebar merasa malu. "Kirain penghulu …."

Dara menegakkan tubuhnya. Kemudian, gadis itu mengucek matanya dengan pelan. "Tidur jam berapa sih, Dar? Tumben banget tidur di kelas."

"Gak sengaja ketiduran."

"Oh, udah sarapan?"

"Udah."

Langit berusaha berpikir. Kira-kira, pertanyaan apa lagi yang harus ia lontarkan pada Dara?

"Oh, udah siap belum?"

"Siap apa sih, Lang?" Dara merasa malas menjawab pertanyaan Langit.

"Siap jadi Ibu dari anak-anakku."

Dara melebarkan matanya. Sedangkan di depan sana, Jessica menatap sinis ke arah mereka.

"Nikah dulu Baru bikin anak! Gak ada ahlak lo, manusia!" teriak Pandu.

"Tidak menerima pendapat!" teriak Langit membalas ucapan Pandu.

"Sombong amat!"

Langit tertawa. Cowok itu memilih beranjak dan menepuk lututnya yang kotor. Kemudian, ia tersenyum ke arah Dara. "Salim dulu." Langit menyodorkan tangannya.

"Mau ke mana?" tanya Dara heran.

"Mau ke bangku, takutnya lo kangen. Ayo, calon isteri, salim dulu sama calon suami."

Langit meraih tangan Dara dan memaksa gadis itu mencium punggung tangannya.

Setelah berhasil, Langit langsung berlari ke arah bangkunya.

"Ada-Ada aja," gumam Dara.

TBC

Kangen gak?

Gimana kesan setelah baca part ini?

Ada yang ingin disampaikan untuk Langit

Dara

Jessica

Sonya

Cakra

Danu CS

See you!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro