Deniandra Frasetiadi

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Deniandra Frasetiadi adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Seluruh anggota keluarganya memiliki nama yang berawalan huruf D (Dian, Diko, Dila, Dela dan Deni). Tapi seperti anak bungsu kebanyakan, apapun namanya akan berakhir dengan panggilan adek. Teman-temannya memanggilnya Fras. Nama itu tentu diambil dari nama belakangnya, tetapi sebenarnya Fras menyukai panggilan itu karena ia tidak perlu dipanggil adek di lingkungan sekolah. Satu lagi alasan dia menyukai nama Fras karena nama Fras berasal dari kata frasa. Kata Ibu, Fras berarti anak yang penuh semangat. Ibu berharap meskipun Fras anak bungsu di keluarganya tetapi ia harus menjadi anak yang penuh semangat.

Fras sebenarnya seringkali dibuat kesal dengan orang-orang yang mengubah namanya menjadi Pras dengan alasan karena lebih mudah diucapkan. Bahkan beberapa adik kelasnya dulu memanggilnya Mas Pras seperti panggilan untuk salah satu karekter sinetron ternama di Indonesia.

Fras cukup dikenal di sekolahnya karena ia adalah sosok yang ramah dan mudah bergaul, ditambah lagi wajahnya yang bisa dikatakan diatas rata rata. Ada rumor yang mengatakan bahwa Fras dulunya adalah salah satu anggota hacker terkenal di Indonesia tapi tentu saja rumor itu dengan cepat menghilang begitu melihat nilai Fras yang hampir seluruhnya kebakaran. Ditambah lagi dengan sifatnya yang benar benar kekanakan, hal ini berhasil melunturkan semua imajinasi fansnya yang membayangkan bahwa Fras adalah kakak tingkat keren yang jago IT.

Renzo duduk sambil memandangi siomay. Pikirannya masih bercampur aduk karena Edo menunjuknya sebagai duta anti narkoba. Tiba tiba sebuah bayangan muncul di depannya yang membuat kepalanya melihat kearah bayangan itu berasal.

"Kenapa?" Tanya Ren pada seseorang yang mengenakan jaket merah di depannya.

"Renzo Laberdo, berani-beraninya lo ribut lagi di sekolah. Lo ini harus pikirin reputasi lo dong, bisa-bisa lo dikeluarin dari sekolah tau!" Fras berkacak pinggang sambil terus mengomeli Ren.

"Mas Pras mau pesen gak?" Tanya Mang Batur yang membuat Fras berhenti berbicara.

"Oh iya lupa, satu porsi ya Mang. Makasi" jawab Fras dengan suara lembut dan senyuman. "Dan Renzo, astaga lo masih bisa makan dengan santai di sini?" Raut wajah Fras berubah drastis ketika memandang Ren.

"Aduh, bawel lo. Sini duduk," Ren menarik kursi disampingnya dan Fras dengan patuhnya duduk di kursi yang dipilih oleh Ren. "Inget ya gue lebih dewasa dari lo dan pastinya lebih bijaksana untuk ambil keputusan. Makan aja baik-baik ya adek" Ren menyelesaikan kalimatnya sambil menepuk -nepuk puncak kepala Fras.

"Mang, punya saya yang bayar si Fras ya. Makasi." Ren meninggalkan Fras yang masih mengunyah siomaynya.

Fras hanya mengangkat kepalanya dan melayangkan tatapan tajam pada punggung Ren yang semakin menjauh "Kebiasaan."

"Si Ren mah kebiasaan begitu, apa perlu dimasukin bonnya si Ren ini Mas?" Tanya Mang Batur dengan wajah khawatir.

"Gak usah Tur, tenang aja saya yang bayar."

"Tapi kok ya Mas Pras ini gak pernah marah sama si Ren?" Tanya Mang Batur penasaran.

"Dia sudah begitu dari kecil Tur, udah kebal" jawab Fras sambil mengeluarkan selembar uang.

"Si Ren udah begitu dari kecil? Astaghfirullah...." Mang Batur memberikan uang kembalian pada Fras sambil menggelengkan kepala.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro