Lelang

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Setelah satu bulan mempersiapkan acara penggalangan dana akhirnya hari ini acara tersebut dapat terlaksana. Kegiatan ini merupakan program kerja yang Renzo usulkan bersama dengan Fras. Renzo mengusulkan kegiatan ini untuk memberikan bantuan kepada adik-adik yang berada di panti asuhan. Menurut Fras kegiatan ini dapat digabungkan dengan program kerja bidang humas di Rohis jadi akhirnya mereka memutuskan mengadakan acara gabungan.

Acara kemanusiaan ini menjadi program kerja pertama bagi Renzo sebagai ketua bidang olahraga dan kerohanian. Berbagai macam rangkaian kegiatan yang diadakan adalah lomba futsal, lomba catur, lomba kaligrafi dan lelang barang bekas. Seluruh kegiatan dikenakan biaya registrasi yang nantinya dana yang terkumpul akan disumbangkan ke panti asuhan.

Renzo dan Fras berdiri di depan salah satu tenda lelang barang bekas. Renzo memandang spanduk yang terpampang di pintu masuk acara.

"Woy, melamun aja lo." Fras menepuk pundak Renzo dengan keras.

"Sakit tau." Renzo mendengus.

"Mikirin apa lo?"

Setelah jeda cukup lama akhirnya Renzo menjawab, "Gue gak menyangka aja, gue bisa memimpin acara besar seperti ini. Apalagi ini acara kemanusiaan bukan olahraga."

"Lo sudah melakukan yang terbaik. Sekarang kita siap-siap yuk, ini sudah mau lelang."

Renzo tersenyum ramah kemudian bergerak ke tenda lainnya untuk melihat situasi.

"Gimana persiapannya?" Renzo bertanya pada Vita yang berdiri di depan tenda lelang untuk baju bekas.

"Aman, Kak. Malahan banyak yang menyumbang baju baru dan bermerek. Semoga bisa menghasilkan banyak uang." Vita mengancungkan jempol dengan semangat.

"Oke, sip."

"Gue gak ditanya?" Jinda mendekati Renzo yang tidak menyadari kehadirannya dibalik tumpukan baju.

"Oh, ada Jinda. Kamu kan sudah senior, pasti baik-baik aja kan? Gue cek yang lain dulu ya." Renzo melangkah cepat meninggalkan tenda tersebut.

Tepat pukul 15.00 WIB acara lelang dimulai. Acara ini dibuka dengan penampilan band sekolah. Renzo dan Fras turut ambil andil dalam penampilan tersebut. Atha, Leon, Vista dan Sri sudah duduk manis di bangku yang tersusun di bawah tenda. Puncak acara ini adalah lelang barang bekas yang ternyata sangat diminati banyak orang, bahkan beberapa guru dan staff sudah menantikan acara ini.

Lelang dipandu oleh MC andalan sekolah yaitu Rakiyessa dan Karindra. Mereka memandu acara dengan sangat baik, suasana menjadi seru dan ceria. Kemudian Ardi sebagai Ketua OSIS diminta membuka acara lelang dengan melelang sebuah buku.

Setelah dua jam acara berlangsung, hampir seluruh barang laku terjual dengan harga yang fantastis.

"Belanjaan lo banyak banget Fras."

Vista, Sri dan Atha bergerak membantu Fras membawa barang-barang yang berhasil ia lelang. Fras merupakan salah satu pelelang terbanyak hari ini. Kantong belanjanya memenuhi bagian bawah tiga kursi dan dua meja yang ada di tenda.

"Akhirnya selesai. Itu semua gue beli buat dibagiin ke anak-anak panti."

Atha sempat dibuat menganga karena ucapan Fras. Fras menghabiskan jutaan rupiah untuk barang-barang tersebut dan ia memilih untuk menyumbangkan semua atas nama kemanusiaan.

"Duit lo banyak juga Fras." Vista menyenggol lengan Fras.

"Dari kerjaan lama lo?" Sri menatap Fras dengan tajam. "Jaga lilin kan?" Sri tertawa lepas kemudian diikuti oleh Leon, Vista dan Atha.

Fras menyadari tatapan tajam dari Sri, Fras merasa mungkin Sri sudah mengetahui masa lalunya.

***

Keesokan harinya seluruh panitia yang terdiri dari anggota OSIS dan Rohis bergerak menuju panti asuhan. Panti asuhan ini adalah salah satu panti yang terletak di dekat sekolah. Setelah memberikan sumbangan kepada pengurus panti, mereka menyempatkan waktu untuk bermain dengan anak-anak panti. Tanpa terduga ternyata Renzo dengan mudah dekat dengan anak-anak di panti tersebut.

Renzo membawa mobil milik ayah Fras untuk menghemat biaya pengangkutan sumbangan, mau tidak mau Renzo harus menghantar Fras ke rumahnya. Setelah tiba di garasi rumah Fras, Renzo tidak langsung turun dari mobil.

"Muka lo kenapa Ren?"

Renzo menghela nafas kemudian menundukkan kepalanya, "gue gak pernah sadar kalau banyak anak yang gak seberuntung kita. Mereka kelihatan sangat bahagia waktu kita datang, mata mereka penuh harapan. Gue jadi pengen peluk ayah sama bunda."

Fras sempat dibuat tercengang karena melihat mata Renzo yang berkaca-kaca.

"Lo sudah jadi anak yang baik, Ren. Lo sudah jadi Renzo dengan versi terbaik sekarang."

Renzo akhirnya meneteskan air mata. Fras sempat dibuat panik karena ini kali pertamanya melihat Renzo menangis setelah bertahun-tahun.

"Ternyata jiwa kemanusiaan lo oke juga, tapi sorry to say nih ya Ren, walaupun lo abang gue tapi gak ada pelukan gratis ya. Pulang lo sana."

Renzo dibuat batal menangis karena ucapan adik sepupunya ini.

Terima kasih sudah membaca ;)

#30DayWritingChallenge #30DWCJilid23 #Day24

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro