9. Berubah

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sudah seharian ini Leo diam di bengkel Bang Fadil. Sebenarnya pria itu seumuran dengan Abangnya--Malik. Hanya saja, pria itu belum menikah seperti Fatur.

Pelanggan juga lumayan banyak hari ini. Ada juga beberapa gadis yang meminta foto bersama Leo. Ya lagipula, siapa sih yang nggak kenal adiknya Malik Rezayn si vokalis mareta Band?

Leo bukan artis. Dia hanya terseret karna ketenaran Abangnya saja. "Nih, buat bensin. Sumpah ya baru kali ini bengkel gue rame, Yo," ujar Fadil.

Leo tertawa pelan seraya mengambil uang lima puluh ribu pemberian Fadil itu. "Makasih, Bang," kata Leo.

"Yo, enak gak jadi orang ganteng? Kok gue diem di sini udah bertahun-tahun gak pernah tuh ada cewek yang minta foto kaya lo tadi," ujar Fadil.

"Enak gak enaklah, Bang," jawab Leo.

"Lo kan adiknya Malik Rezayn, nih. Dia kan kaya, kok lo mauan sih kerja di bengkel butut kaya gini?" tanya Fadil lagi.

Leo tertawa pelan. "Yang kaya kan Abang gue, Bang. Bukan gue," jawab Leo.

Motor berhenti di depan bengkel. Seorang gadis dengan seragam SMAnya turun dan menyimpan satu kresek berwarna hitam di meja. "Eh? Leo?"

Leo mendongak. Cowok itu mengerutkan keningnya. "Rea? Ngapain?" tanya Leo.

"Harusnya gue yang nanya sama lo. Lo ngapain di bengkel Abang gue? Servis motor?" tanya Rea.

Gadis itu menarik kursi kemudian duduk di samping Leo. "Udah kenal, Re? Pegawai baru gue nih. Ganteng kan?" ujar Fadil.

"Kalian adik Kakak?" tanya Leo seraya menatap Fadil dan Rea secara bergantian.

Fadil menggelengkan kepalanya pelan. "Sepupu sih lebih tepatnya. Mamanya gue Kakaknya Papanya Rea," jawab Fadil.

Leo mengangguk-anggukan kepalanya pelan.

"Bang, malem ini, gue mau nginep di kamar sini boleh, ya?" ujar Leo.

Fadil mengangguk. Cowok itu beranjak dan memilih mengambil kresek hitam yang Rea bawa tadi. "Gue ke belakang dulu ya," ujar Fadil.

Leo dan Rea menganggukan kepalanya bersamaan. Gadis itu beralih menatap Leo, "Lo ada masalah?" tanya Rea.

"Gak ada."

"Beneran?"

"Gak tau," jawab Leo.

Leo menarik nafasnya kemudian mengembuskannya pelan. "Ara itu udah kaya sosok Mama buat gue, Re. Kalau gue sama Ara, gue selalu ngerasain kasih sayang yang gak pernah gue dapet dari siapapun kecuali almarhum Mama," ujar Leo.

"Dari kecil, gue kemana-mana selalu bareng sama Ara. Tapi gue udah bikin dia kecewa, Re. Ara udah benci banget sama gue," sambung Leo.

Tangan Rea terulur mengusap puncak kepala Leo seperti yang pernah ia lakukan saat kecil dulu. "Yo, jangan sedih gitu. Sebesar apapun kesalahan lo sama Ara, gue yakin dia bakal maafin lo, kok. Apalagi kalian udah biasa kemana-mana bareng," ujar Rea.

Leo perlahan tersenyum. Rea masih sama. Gadis itu selalu bisa membuat Leo tenang.

"Makasih ya, Re. Luthfi beruntung bisa jadi pacar lo," kata Leo.

"Gue yang beruntung punya Luthfi, Yo. Lo tau? Sesibuk apapun Mama sama Papanya, Luthfi gak pernah jelekin orang tuanya sama siapapun. Padahal gue tau dia rapuh, dia selalu cerita sama gue, dia suka ngeluh, tapi dia selalu keliatan kuat di depan orang lain," ujar Rea.

"Gue ngerasa dibutuhin banget sama Luthfi," sambungnya.

Leo menganggukan kepalanya pelan. Leo juga sama. Ia mungkin memang benci pada Papanya, tapi Leo tak pernah terima jika orang lain menjelekan orang tuanya.

Contohnya saat ia ribut dengan Danis.

Rea beranjak, "Gue nyusul bang Fadil dulu, ya? Lo jangan sedih terus. Jelek muka lo," ledek Rea.

***

Sepulang sekolah, Ara memilih duduk di depan laptopnya. Gadis itu mengetik kalimat demi kalimat di sana.

Matanya menangkap tumpukan novel di raknya. Tangannya terulur mengambil satu dan mengusapnya pelan. "Harusnya Ara gak ngomong gitu sama Leo."

"Kak, tetring dong."

Ara mendongak. Gadis itu memutar bola matanya malas kala mendapati Rios yang masuk ke dalam kamarnya tanpa permisi.

Cowok yang baru menginjak bangku SMP itu berjalan ke arah kasur dan tidur tengkurap di sana.

Rios adalah adik dari Hanin. Sepupunya yang paling rese, ketus, galak, dan pastinya menyebalkan.

"Kak, lo mau nikah?"

Ara membalikan posisi duduknya menatap Rios. "Kepo," jawab Ara.

"Kenapa lo? Anu duluan?" tanya Rios lagi.

Ara melempar buku novelnya ke arah Rios. Cowok itu melototot, "Gue lempar nih." Rios bersiap melempar novel yang Ara lempar tadi.

"Pulang sana!" usir Ara kesal.

"Ogah."

"Lemot banget sih jaringannya. Ada kuotanya gak sih?!" tanya Rios ketus.

Ara melotot. Sudah minta tetring protes pula. Tidak tahu diri. "Gak ada! Udah sana pulang," usir Ara.

"Gak mau. Maksa banget sih."

"Si Bang Singa ke mana? Gue tadi ke rumahnya gak ada," tanya Rios.

Ara terdiam. Ara juga tak tahu Leo di mana. Tadi siang setelah Leo pergi dari UKS, Ara tak lagi menemukan keberadaan Leo. "Mau apa?" tanya Ara.

"Minta tutorial biar cepet kawin."

Sudah Ara bilang. Rios ini menyebalkan.

"Arios! Pergi sana!" usir Ara lagi.

Rios tak menjawab. Cowok itu memilih membesarkan volume game onlinenya tanpa memperdulikan Ara.

Ara menghela nafasnya. Gadis itu akhirnya memilih membalikan tubuhnya kembali menghadap laptop.

Gadis itu kembali mengetikan kalimat-kalimatnya di sana.

"Kamu masih terlalu abu-abu, padahal aku sudah mencintaimu."

Ara menutup laptopnya. Gadis itu beralik menatap Rios yang tengah menahan tawanya.

"Abu-abu. Meletus balon Abu, Duar!" Rios kembali tertawa.

Ara beranjak hendak menyerang Rios. Namun, cowok itu sudah terlebih dahulu berlari dan menutup pintu kamar Ara.

"Padahal aku sudah mencintaimu!"

"RIOS!"

Ara mengusap dadanya pelan. Ara harus sabar. Rios memang begitu.

Ara meraih ponselnya. Membuka room chatnya dengan Leo, kemudian mengigit bibir bawahnya pelan.

Apa Ara harus menghubungi Leo?

Leo Rezayn

[Leo di mana?]

Ara mengembuskan nafasnya kala tak mendapati balasan apapun dari Leo. Padahal, cowok itu online. Tapi, Leo tiba-tiba tidak aktif saat Ara mengirimnya pesan.

Apa Leo benar-benar akan menjauhi Ara?

"Enggak, Ara. Leo gak kaya gitu."

Tring!

Ara cepat-cepat membuka ponselnya.

[ada apa, Ra?]

[Ara mau ketemu Leo]
[Bisa?]

[Maaf, Ra]
[Gak bisa]

[Leo, please]

Leo kembali tidak aktif. Sepertinya, cowok itu benar-benar berniat menjauhi Ara.

Ara meletakkan ponselnya. Gadis itu tersenyum kecut, "Leo kenapa kaya gini?"

TBC

Nih buat kalian:v

Ada yang ingin di sampaikan untuk

Leo

Ara

Rea

Rios

Btw, ngeship AraLeo atau ReaLeo nih?:3

Okee see u next part ya!<3

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro