14. Cupid Screwed Up

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

'We can't stop until it hurts. Don't you worry about a thang I'm a do you right.'

-Yellow Claw ft Ayden-

***

Heath mengerang saat bunga tidurnya buyar mendengar suara Poppy tengah bernyanyi begitu keras di kamar mandi. Seraya mengerjap-ngerjapkan mata, dia melempar bantal gadis itu ke arah pintu kamar mandi sembari mengutuk keras. Ini baru hari kedua di Mykonos, tapi Heath sudah dibuat tak bisa tenang barang sedetik oleh tingkah laku Poppy.

Tidak hanya itu saja, semalam Poppy menguasai hampir semua area ranjang yang seharusnya digunakan dua orang. Bahkan tanpa disadari gadis itu, Heath menggelinding ke lantai akibat tendangan Poppy. Sialnya lagi, Poppy tak terbangun begitu tubuh besar Heath membentur permukaan lantai.

Heath baru bisa tidur nyenyak sekitar pukul dua pagi usai Poppy terbangun dan pergi ke toilet. Buru-buru lelaki itu menempatkan tas carrier di tengah-tengah dan menempelkan catatan di atasnya.

'Lain kali ikat kakimu daripada kau menyakiti orang lain.'

Tak berapa lama, Poppy keluar dari kamar mandi dalam balutan bikini merah bermotif horizontal dengan rambut setengah basah. Dia hampir tersandung bantal kemudian dipungut benda itu dan dilemparkannya tepat mengenai punggung Heath.

"Ada masalah apa dia? Selalu gampang emosi," gerutu Poppy selanjutnya menghadap ke cermin. Tak ingin melewatkan satu momen, dia menyambar ponsel dan mengambil beberapa foto dari berbagai sudut. Tak peduli di belakangnya Heath masih terlelap dalam posisi telungkup, Poppy terus mengabadikan lekuk tubuhnya melalui jepretan kamera.

"Bangunlah pemalas," perintah Poppy mengeluarkan seperangkat skincare sebelum berpetualang.

Dia berencana akan berjemur sampai kulitnya kecokelatan lalu berenang atau mengekori ke mana pun Heath pergi. Semprotan parfum Mugler beraroma bunga melati berbaur bersama bergamot juga vanila serta kelapa, menciptakan wangi sensual seperti layaknya ratu-ratu musim panas. Tak lupa memulas lipgloss alih-alih lipstik di bagian bibir.

"Heath." Poppy menghampiri Heath lalu menendang-nendang pantat lelaki itu supaya terbangun. "Aku akan membunuhmu kalau kau mati, Heath. Ayo, ba—"

"Shut up," desis Heath parau akhirnya membuka mata. Dia meregangkan tubuh sebelum beranjak dari ranjang ketika Poppy mendudukkan diri di kursi balkon, menaikkan kedua kaki jenjangnya di pagar pembatas sambil mengenakan kacamata hitam. Membiarkan semesta menyaksikan tubuhnya yang tertutupi bra triangle dan thong.

Poppy memekik kaget saat dilempar handuk oleh Heath yang melangkah ke kamar mandi. "Fuck you, DickHeath!"

###

Selesai menghabiskan sepiring strapatsada—telur orak-arik dicampur irisan tomat dan keju feta—didampingi eliopsomo sejenis roti dari buah zaitun hitam dan rosemary. Heath meneguk sisa ellinikos kafes, kopi kental nan pekat khas Yunani sebelum berpindah menuju Little Venice. Sebuah spot terkenal di sebelah barat Chora Mykonos, bedanya di sini dinding rumah bercat warna-warni mengingatkan Heath akan nuansa Venesia.

Berjarak sekitar tiga belas menit dari hotel, Heath berjalan beriringan bersama Poppy yang mengenakan topi jerami juga kacamata serta rok lilit pendek. Heath sendiri mengenakan celana selutut, sandal, juga kemeja putih yang kancingnya dibiarkan terbuka. Sehingga pahatan dada juga ukiran tatonya mengintip malu-malu ketika tertiup angin.

Jalan-jalan sempit membentuk labirin-labirin yang pada jaman dulu digunakan sebagai pengecoh bajak laut. Selain itu, tersisa tujuh kincir angin penggiling gandum abad 16 yang telah direnovasi. Begitulah Heath menjelaskan secara terperinci kepada Poppy setiap kali melontarkan pertanyaan.

"Aku jadi penasaran, apa kau warga lokal sini?" terka Poppy menunjuk ujung kepala Heath sampai ujung kaki, menilai kalau lelaki itu kelewat sempurna sebagai manusia.

Pintar. Seksi. Tampan.

Kecuali bagian dia mudah tersulut emosi.

"Tidak. Hanya sering ke sini beberapa kali sampai hafal beberapa penduduk," tukas Heath menghindari tatapan selidik Poppy.

"Kalau dari nama belakangmu, apa kau ini ada darah Spanyol, Portugis, atau ... Mexico?"

Helaan napas panjang emluncur dari lubang hidung mancung Heath. "Terlalu banyak pertanyaan, Pearson."

"Terlalu banyak misteri, Alonzo."

Poppy benar-benar tak mau kalah dan dia mengakui selama mengenal Heath sebagai teman kakaknya, tidak banyak hal yang terkuak kecuali Heath adalah residen emergensi tahun ketiga yang tinggal bersebarangan dari apartemennya beberapa tahun belakangan. Heath adalah sahabat kakaknya sejak awal semester kuliah kedokteran Oxford. Jadi, tidak salah kan kalau Poppy menaruh curiga siapa dan bagaimana latar belakang keluarga lelaki itu?

"Mau kufoto?" tawar Heath mengalihkan topik pembicaraan. "Berdirilah di sana." Dia menunjuk Paradise Store yang sering masuk ke postingan Instagram turis-turis.

Melalui kamera ponsel, Heath memotret Poppy yang begitu percaya diri berpose layaknya model profesional. Tanpa disadari gadis itu, ada senyum tipis terbit di bibir Heath mengabadikan setiap ekspresi Poppy. Binar mata Poppy sungguh memesona bagai kilau mutiara di tengah teriknya matahari. Senyumnya secerah langit di atas Mykonos pun untaian rambut lurusnya bak riak laut tanpa ombak. Tak lama, ada seekor kucing oranye gemuk melintas, Poppy menggendong serta menciumnya kala Heath memfoto lebih banyak lagi.

Selanjutnya, Poppy berjinjit tuk memetik sedikit bunga bougenville ungu dan menyelipkannya di telinga kanan seraya bertanya, "Bagaimana?" Dia mengerlingkan sebelah kata sembari menyunggingkan senyum manis. "Bagus tidak?"

"Η ομορφιά σου είναι ασύγκριτη."

(i omorfia su e asingkriti = kecantikanmu tiada tandingnya.)

"Jangan mengerjaiku dengan sesuatu yang tak kupahami, Heath!" protes Poppy mendekati lelaki itu dan merebut kembali ponselnya.

Heath tersenyum miring. "Artinya kau terlihat menyebalkan."

"Thanks!"

"Welcome."

Mereka berdua mampir di toko kelontong yang menyediakan jus jeruk menyegarkan serta baklava manis. Heath dan Poppy duduk di bawah rindangnya bunga-bunga bougenville merah muda yang kontras dengan tembok putih toko. Tak lama kemudian, Poppy melepas kaitan tali bra triangle-nya di depan Heath dan berkata, "Bisakah kau ikat tali ini di punggungku?"

"Tidak bisakah kau bilang tolong?"

Poppy menyilangkan tali itu di depan lalu memunggungi Heath agar lelaki itu mendekat dan mengikatnya di punggung. "Come on. Atau kau mau aku memamerkan payudaraku?"

"Jangan gila," gerutu Heath memajukan posisi badan lantas mengikat tali bra Poppy. Untuk sesaat dia tertegun menilik lekuk leher jenjang juga punggung telanjang gadis itu. Sekelebat pikiran kotor menggerayangi Heath bilamana jika tangannya menyentuh kulit Poppy bahkan ... andai kata jemarinya merengkuh pinggang ramping gadis di depannya ketika sedang ...

"Heath?"

Refleks Heath berdehem menepis imajinasi liar yang sempat menyapa. Buru-buru ditenggak sampai habis jus jeruknya kala mendengar Poppy berkeluh kesah, "I'm so hot."

"Yes, you are—I mean—yeah, it's fucking hot in here," tanggap Heath gelagapan.

Sialan! Ada apa denganku?

Poppy menggulung rambut panjang dan menjepitnya tanpa menghiraukan air muka Heath yang salah tingkah oleh kelakuannya sendiri. "Setelah ini kau mau ke mana? Beach club?"

Heath menggeleng pelan. "Kalau kau mau ke sana silakan. Nanti kita ketemu di hotel untuk makan malam. Aku mau pergi naik kapal." Dia beranjak dari kursi lantas pergi tanpa permisi.

Naik kapal?

"Hei!" Poppy berteriak mengejar Heath yang seenaknya melenggang begitu saja. Diremas kuat-kuat lengan kemeja lelaki itu. "Aku ikut."

"Tidak! Aku berlayar ke tengah lautan dan itu berbahaya!" Heath menampik tangan gadis itu. "Sudah bagus kau ke Beach Club seperti kebiasaanmu kan?"

"Aku ikut dan tidak peduli kau berlayar ke ujung dunia, Heath." Poppy bersikukuh mengekori Heath. "Seganas apa pun ombaknya, aku akan tetap ikut." Dia berjalan mendahului meski tak tahu ke mana arah kapal yang dimaksud Heath.

"Who's gonna let you, Little trouble?" Heath menarik lengan Poppy.

"Who's gonna stop me." Poppy menaikkan dagu tampak menantang serta berkacak pinggang. "I'll do whatever I want, Alonzo."

"Fine. Asal kau mengikuti aturanku."

***

Baca bab ini secara lengkap di Karyakarsa karena ada smut scene. Total kata di sana sekitar 3300 kata.

Yang belum baca bab 12 juga tersedia di KK ya~~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro