DYAD04 // Troubleshooting / Log

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Seusai berhasil memecahkan enkripsi dan keluar dari ruang pertemuan, sekuriti yang datang segera memeriksa kejadian tersebut tapi tidak banyak yang didapat selain ada seseorang yang telah menyusup ke mainframe laboratorium utama dan menyabotase. Dugaan, orang yang sama lah yang membuat mesin penunjang hidup di Liberté kehilangan fungsinya.

Didesak oleh waktu yang makin menipis, atas perintah Kanselir, para penjaga membawa kalian ke ruangan di mana sistem penunjang hidup Liberté berada.

Ruangan yang mengisi lebih dari 70% laboratorium utama itu terdiri dari ruangan pengolah udara, ruang hijau tempat tanaman tumbuh sebagai penghasil oksigen, ruang server yang mengatur segala sesuatunya, ruang pengolah air, serta sebuah laboratorium tempat kalian bisa melakukan uji coba.

Tugas kalian hanya satu, mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di koloni itu di ruangan yang kemungkinan besar telah disabotase sebelum serangan kembali datang.


Pintu berhasil terbuka, tapi - ya, ada tapi - aku dan dua orang itu digiring keluar ruangan untuk dipindahkan ke ruang khusus berisi penopang hidup Liberte yang katanya tinggal lima puluh persen itu oleh petugas-petugas yang bertanggung jawab. Aku mendecak dalam hati, pada akhirnya kita yang harus capek-capek memeras otak, karena itu tugas saintis.

Oke, kembali konsentrasi ke ruang khusus.

Ruangan khusus ini mengisi tujuh puluh persen dari laboratorium utama ini terbagi dari beberapa sub-ruangan yang masing-masing memiliki sekat tersendiri. Aku menatap layar utama yang memberikan peta ruang khusus, mengingat-ingat semua ruangan yang ada.

Ruangan pengolah udara, bertugas mengelola udara yang kemungkinan toksik dari sekitar jangkauan koloni untuk disaring dengan sebuah filter udara khusus agar bisa digunakan oleh orang-orang Liberte.

Ruang hijau tempat tanaman tumbuh sebagai penghasil oksigen, manusia perlu oksigen untuk bernapas, jelas, tapi oksigen yang dihasilkan tanaman ini berfungsi untuk hal-hal lain juga seperti pembuatan kantung cadangan oksigen dan keperluan hara lainnya.

Ruang server yang mengatur segala sesuatunya, ruangan yang terdiri atas banyak sekali layar dan tombol untuk mengoperasikan ruangan-ruangan lain dan ... entah apa fungsi lainnya yang aku tidak tahu.

Ruang pengolah air, yang mengolah air dengan teknologi filtrasi termutakhir hasil pemikiran sekelompok saintis di masa lampau, sehingga air dengan kontaminan apa pun bisa dibersihkan kembali menjadi air murni yang digunakan untuk keperluan penduduk Liberte mandi, masak dan mencuci, juga untuk kebutuhan agrikultur hidroponik dan mengairi taman-taman kota dengan sistem daur ulang.

Dan yang terakhir, ada laboratorium uji, untuk para saintis yang tengah berkutat di ruangan-ruangan tadi untuk melakukan uji coba, tapi sepertinya selain apa yang diperlukan, mereka tidak akan menaruh barang-barang bahan yang tidak lazim atau alat-alat ekstra yang tidak dibutuhkan dalam penelitian.

Secara gamblang, mungkin semua berpikir kalau ruang server adalah ruangan tujuan bila seseorang dari luar hendak mengacak-ngacak Liberte. Padahal, semua ruangan bisa digunakan untuk melakukan sabotase, dan sabotase itu tidak akan bisa dihentikan melalui ruang server kontrol sekalipun. Lagi, ruangan khusus ini dijaga ketat, mana mungkin ada orang luar yang bisa seenaknya masuk?

Semua ruangan tampak dipantau oleh Yang Maha Pemilik Kamera Pengintai, mengawasi gerak-gerik tiga orang yang entah kalah lotere atau memang apes saja disuruh sebagai budak Kanselir untuk menyelamatkan bokongnya.

Eh, ah, tapi seorang saintis rendahan dari tempat kumuh sepertiku sepertinya tidak punya andil dalam itu, apa aku minta tolong si Wartawan dengan surat tugas kelas S-nya saja ya? Kebetulan dia yang paling tidak punya kerjaan di sini selain mondar-mandir mengumpulkan data dan menanyai aku atau Silas.

Motto-ku memang selalu tersenyum, tapi rasanya kalau ada masalah seperti ini, aku ingin mengembalikan segalanya ke Kanselir dan memintanya untuk mengakhiri Liberte saja.

Aku hanya menjawab seadanya, kebanyakan iya dan tidak, atau kalau ada pertanyaan yang butuh jawaban panjang, ia akan menjawab 'tidak tertarik' ketika Pak Wartawan Deo bertanya, membuang-buang waktu saja. Dia pun sekedar menyelamatkan bokongnya dengan segala liputan, dia juga dengan mudah mengunduh segala penemuannya selama digodok oleh Kanselir untuk mungkin tim redakturnya tahu.

Silas berkata ia akan mencoba mencari tahu apa yang bisa ia selamatkan dari ruangan pengolah udara, sementara aku mengambil tugas di ruangan pengolah air. Sementara, si Wartawan itu mondar-mandir di antara ruangan.

Aku melihat sekilas data di layar ruang pengolah air, mengunduh datanya pada tablet yang kugunakan untuk melihat angka-angkanya lebih jelas.

Kondisi filter air aman, total kandungan air siap guna Liberte aman, dan sumber air pun aman. Mereka mungkin harus memperketat penjagaan di alat utama filtrasi atau sumber air, jaga-jaga kalau ada yang menyusup dan menaruh sesuatu - entah racun atau senjata bionik yang belum pernah terdeteksi sistem - ke dalam sumber air. Atau, akan ada orang yang mengganti susunan alat filtrasi, pastinya seluruh sistem pengolahan air akan terganggu, walau dengan mudah bisa diatasi dengan cepat.

Atau mungkin aku yang sudah bosan dijadikan budak Kanselir menyisipkan sebuah bug ke dalam sistem filtrasi air sehingga air dari sumber air tidak difiltrasi terlebih dahulu lalu kontaminan menyebar ke Liberte secara langsung. Secara tidak langsung juga, ia dapat mempengaruhi sirkulasi udara dan rumah hijau, sehingga Liberte dengan mudah lumpuh.

Ah, tapi, bug? Ia hanya berpengalaman soal pasir-pasiran, toh buat apa juga ia mendukung sabotase dari 'musuh' yang tidak terlihat. Aku tidak ingin mendukung Kanselir dan tetek-bengeknya, tapi aku tidak punya banyak pilihan sebagai saintis yang ada di Liberte, belum lagi aku ditawan untuk dipaksa bekerja!

Aku mencolok kembali tablet setelah mengakses data-data yang ada. Aku masuk ke antarmuka internal Liberte dan memasukkan autentikasi berupa data biometrik dan kata sandi laboratorium yang hanya diketahui para saintis yang berafiliasi dengan pemerintah. Program untuk memindai adanya gangguan - troubleshooter - mulai kujalankan bersamaan aku mengusir Pak Wartawan Deo dari bertanya yang mulai membuat kepalaku pusing.

Melihat Pak Wartawan yang pro-Liberte itu kerap mengingatkan soal bahaya dari surat ancaman pertama dan bagaimana kami bertiga sengaja dikunci di ruang pertemuan. Ya, sudah jelas mereka menghadapi bahaya dari 'luar', sebut saja, tapi kita juga secara tidak langsung menghadapi bahaya dari dalam.

Aku merasa setelah menyelamatkan bokong Kanselir, kami bertiga rasanya akan ditahan total oleh pemerintah atau dibiarkan mati sambil membawa rahasia hingga liang lahat. Kanselir tidak pernah baik hati, entah itu pada kawan maupun lawan. Aku masih ingat ketika saintis tidak resmi itu dimusnahkan, mungkin masih banyak orang atau kubu dengan mudah dimusnahkan oleh pemerintah tanpa sepengetahuan khalayak luas. Aku juga sudah lupa mukanya Kanselir itu seperti apa - aku jarang memperhatikan berita atau menonton video terlalu lama.

Aku hanya ingin kembali ke bawah tanah dan bergerilya dengan Lituskultura, sesimpel itu.

Oh, apa aku bisa memakai laboratorium uji untuk melakukan sedikit cocok tanam? Aku bawa, lho, sedikit sampel pasir yang belum sempat kuayak tadi karena melayani panggilan merepotkan ini. Mungkin sesudah aku menyelesaikan program troubleshooting di ruangan pengolah air ini, aku bisa ke ruang laboratorium uji!

Aku menunggu program berjalan sempurna sampai angka dalam tabung progres menuju ke seratus persen sambil melangkah kecil mengitari ruangan. Silas, seperti yang bisa kuamati dari dinding kaca yang menyekat di antara ruang, tampak mudah menghadapi persoalan di ruang udara, aku tidak mau mengganggunya. Cukup Pak Wartawan Deo saja yang menjadi lalat, menempel berita di tangannya dan kemudian menyebarkannya ke pimpinan redaksi dan rekan sejawatnya.

Omong-omong soal ancaman ... apa yang menanti kita setelah ini, amarah Kanselir atau akhirnya sang "musuh" muncul seperti api dalam sekam?

// Rekaman selesai - /

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro