24. Jelmaan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Jelmaan Raja Thiazi??" Kedua mata Loki terbelalak lebar. "Apa kau mengetahuinya dari ingatan masa lalumu?"

Sigyn mengangguk. "Hanya saja, kejadiannya lumayan berbeda. Di masa lalu, Raja Thiazi menginginkan Idunn dengan cara mengancam Thor yang telah membuatnya kesal. Mereka memperebutkan hasil buruan di hutan Jotunheim. Namun, kurasa tujuannya tetap sama seperti dulu."

"Apakah itu?"

"Khasiat apel Dewi Idunn yang dapat membuat selalu sehat dan awet muda. Dulu, Raja Thiazi menginginkannya untuk seluruh kaum Jotun."

 "Itu berarti ... untuk perang melawan Asgard kembali?" tanya Loki ragu-ragu. Sigyn mengangkat bahu. "Aku tidak tahu."

"Kenapa kau tidak memberitahuku lebih awal soal elang itu?" tanya Loki. 

"Maafkan aku. Awalnya aku tidak yakin. Terlebih lagi, penculikan Dewi Idunn tidak ada sangkut pautnya dengan perbuatan licik yang dapat mencelakakanmu di masa lalu," jelas Sigyn. "Terlebih lagi, justru kau yang berjasa menyelamatkan Idunn dari istana Thrymheim, kediaman Raja Thiazi."

"Kupikir, tidak harus selalu setiap kejadian kuberitahukan padamu, kecuali yang berhubungan dengan kelicikanmu, yang akan membahayakan nyawa kita. Agar kau tidak terlalu memiliki ekspektasi. Lagi pula, semua yang kuketahui di masa lampau bisa saja tidak terjadi di kehidupan saat ini," lanjut Sigyn.

"Kau benar ...." Tiba-tiba, Loki teringat sesuatu. "Raja Thiazi mengintai kita selama satu bulan penuh dalam bentuk elang. Itu waktu yang sangat lama dalam penggunaan sihir pengubah wujud!"

Terlintas sebuah ide dalam benak Loki. Ia menatap Sigyn, lalu tersenyum menyeringai. Dahi Sigyn dibuat berkerut karenanya. "K-kenapa?"

"Aku punya cara, agar penyelamatan yang kulakukan untuk Idunn juga bermanfaat untuk diriku sendiri, dan masa depan kita!"

***

Jotunheim berlokasi dekat dengan Midgard, ditembus oleh salah satu akar raksasa pohon semesta Yggdrasil. Merupakan salah satu dari sembilan dunia yang ada dalam semesta Nordik, yang juga adalah tempat bermukimnya kaum raksasa es Jotun.

Pemandangan dunia ini terbentang secara epik dan memukau. Pegunungan yang menjulang tinggi dengan puncak-puncak bersalju membentang sejauh mata memandang. Lembah-lembah dalam yang tertutup salju menjadi tempat persembunyian makhluk-makhluk besar dan misterius. Hutan-hutan yang tumbuh lebat dengan pohon-pohon yang menghunjam langit dan diselimuti salju menambahkan nuansa magis di antara pemandangan yang keras.

 Iklimnya sangat ekstrem, dengan musim dingin yang panjang dan musim panas yang singkat. Dan saat ini, Loki mendatangi dunia ini untuk pertama kalinya, dalam balutan mantel yang cukup tebal menyelimuti tubuh.

"Ternyata tidak begitu dingin. Apakah karena aku sebenarnya adalah keturunan asli Jotun?" gumam Loki. Ia memakai mantel tersebut atas permintaan Sigyn, yang tidak ingin dirinya sakit. 

Perubahan iklim dari hangatnya Asgard menjadi dinginnya es Jotunheim membuat istrinya itu khawatir. Loki tak bisa menyalahkan Sigyn yang seperti itu, karena wanita itu sendiri juga tak pernah menginjakkan kakinya di tanah kelahiran ayahnya itu. Sama seperti Loki.

"Aku tidak memerlukan ini."

Menyadari kalau mantelnya tak begitu berguna, Loki melepaskannya. Dalam-dalam, ia menghirup udara dingin dunia raksasa es tersebut. Perjalanannya dari Asgard ke Jotunheim memakan waktu lima hari. Ia sengaja berubah menjadi elang agar lebih cepat. Perjalanan lewat udara memang lebih bebas hambatan.

Loki memandangi sekeliling. Tak jauh dari tempatnya berada, ia melihat benteng istana besar yang berdiri memenuhi pemandangan di depan mata. Benteng itu adalah Utgard, ibu kota Jotunheim. Tembok tersebut dimaksudkan untuk memberi perlindungan pada kaum Jotun yang tinggal di dalamnya. 

Saat Loki melalui gerbangnya, ia dapat merasakan megahnya arsitektur benteng yang terbuat dari campuran batu dan es abadi yang tak pernah meleleh, dihiasi ukiran-ukiran yang menggambarkan kegagahan Jotun dalam peperangan.

Para Jotun yang berlalu-lalang di sekitar melihat Loki dengan tatapan heran. Postur tubuh antara diri mereka dan Loki jelas tidak sama. Bila para dewa memiliki tinggi satu setengah kali lipat dari manusia di Midgard, maka Jotun setengah lebih tinggi dari dewa-dewi.

Loki memiliki postur dengan tinggi seperti normalnya kaum Aesir. Loki sendiri juga heran, mengapa ia terlihat berbeda. Padahal, ayah dan ibu kandungnya adalah Jotun asli. Seharusnya, tinggi tubuhnya dan yang lain setara. Juga memiliki warna kulit putih kebiruan serta rambut seputih salju yang sama. Layaknya raksasa es Jotunheim.

"Aesir!!" teriak salah seorang pengawal yang berjaga di gerbang benteng Utgard begitu ia melihat sosok Loki mendekat. Saat kata itu diteriakkan, para petugas patroli yang lain langsung bersiaga. Kemudian, mereka semua mengacungkan tombak dengan bilah tajamnya pada Loki. 

Reaksi yang normal. Semua makhluk bisa mengunjungi Jotunheim. Namun, kaum Aesir akan diperiksa jauh lebih ketat bila ingin memasuki benteng Utgard. Ini semua berkat perselisihan yang sering terjadi antara Aesir dan Jotun. Mereka tidak ingin ada penyusup yang dapat membahayakan para petinggi Jotun yang tinggal di sisi dalam benteng.

"Sebutkan tujuan Anda datang kemari!"

"Saya ingin bertemu dengan Raja Thiazi. Saya datang sebagai utusan Dewa Odin dari Asgard." Itulah alasan yang Loki kemukakan pada Odin, sebelum ia berangkat ke Jotunheim. Sebagai utusan Asgard.

Loki menyatakan bahwa ia mencurigai Raja Thiazi sebagai pelaku penculikan Idunn. Namun, Loki tidak ingin ada peperangan terjadi, begitu pula Odin. Sang raja dewa sadar bahwa ia dan sebagian besar dewa-dewi tua lainnya terlalu lemah dan mudah dikalahkan sejak apel Idunn tiada. Maka, pendekatan secara baik-baik mungkin bisa mengembalikan Idunn pada Asgard.

Setelah mendengar pernyataan Loki, para petugas saling berbicara. Kemudian, salah satu dari mereka pergi dari lokasi, menuju istana Thrymheim.

"Angkat kedua tangan ke atas!" seru salah satu petugas. Meski Asgard dan Jotunheim sedang dalam posisi hubungan yang netral, tetapi keduanya tetap saling waspada. 

Loki hanya bisa pasrah ketika si pengawal memaksa. Ia tahu akan diperlakukan seperti ini. Loki mengangkat kedua tangan ke atas kepala, menunjukkan bahwa ia tidak membawa apa pun yang bisa dicurigai atau membahayakan. 

Berbeda dengan Loki, salah satu pengawal gerbang membawakan sesuatu untuk dipakai oleh sang dewa putra Odin tersebut. Sebuah gelang besi yang terbuat dari tembaga, berhiaskan satu bola kaca biru tua di permukaannya. Itulah gelang anti sihir, yang hanya dapat dipakaikan dan dilepaskan oleh pasukan Jotun pada para pengunjung yang dicurigai membahayakan. 

Tentunya, Aesir adalah salah satunya. Saat dikenakan, bola kaca biru tadi akan menyala dan menandakan bahwa sang pemakai tak dapat menggunakan sihirnya selama berada dalam kawasan Utgard.

"Ulurkan salah satu tangan Anda," perintah si pengawal, sementara rekannya yang lain memeriksa pakaian yang dikenakan Loki.

Loki menurut saja. ia ingin bisa segera masuk ke kawasan Utgard, menuju istana tempat Raja Thiazi tinggal. Lelaki itu mengulurkan tangan kirinya untuk dipakaikan gelang anti sihir.

Namun, saat si pengawal memegang pergelangan tangan Loki, seketika itu juga suatu keajaiban terjadi. Tubuh Loki tiba-tiba bersinar, memendarkan cahaya dengan partikel-partikel putih beterbangan di sekitar. 

"Apa yang terjadi??" Si pengawal kebingungan, apalagi Loki. Ia tak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya. 

Tubuh Loki tiba-tiba terasa sesak dengan pakaian yang ia kenakan. Seolah semuanya jadi menyempit. Otot bisepsnya terlihat, bahkan ujung kain lengannya sampai sobek. Tak hanya itu, kancing-kancing yang menutupi dada bidangnya ikut terlepas, karena tak mampu lagi menahan tubuh Loki yang makin membesar.

Dalam sekejap, tinggi Loki menjadi setara dengan para raksasa Jotun lainnya. Rambut hitamnya juga telah berubah menjadi seputih salju. Kulitnya juga menjadi putih kebiruan, sama seperti penduduk lokal.

Perbedaannya, urat nadi mereka tak terlihat, sementara di tangan Loki muncul garis-garis emas tipis yang halus, melintang dari ujung tangan ke seluruh tubuh.

"Oh, rupanya kau juga seorang Jotun!" seru si pengawal. Ia tidak lagi harus mengenakan gelang anti sihir di tangan Loki. Terlebih lagi, ia melihat urat nadi emas yang terukir di sekujur lengan Loki.

"Ini ... urat nadi emas Raja Agung Laufey!"

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro