(21)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Aci tidak bodoh. Ia takut jikalau Bibi berbohong dan membawa mereka pergi hanya untuk menakut-nakuti mereka. Jadilah, ia bertanya kepada tupai betina itu. "Memangnya ada apa?"

Bibi belum menjawab. Ia masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi supir. Ia memasukkan kunci ke dalam lubangnya lalu memutarnya ke samping. Mobil tersebut hidup dan mesinnya berbunyi nyaring. "Tuan Dabula. Singa itu akan segera menuju ke tempat kita," jawab Bibi, "kalau kalian tidak percaya tanyakan saja kepada Yori."

Aci menoleh ke arah Yori dengan memasang tampang seperti tidak yakin dengan ucapan Bibi. Yori mengangguk dan akhirnya membuat Aci serta Flo percaya dengan apa yang Bibi ucapkan. Tanpa basa-basi lagi, mereka pun masuk ke dalam mobil tersebut dan mulai memasang sabuk pengaman.

Setelah Bibi bertanya apakah mereka sudah siap, ia langsung membuka pintu laboratorium lalu tancap gas menuju arah hutan yang lain. Sebelum benar-benar pergi, ia melihat rumah pohonnya untuk yang terakhir kalinya. Ada perasaan sesak di dadanya saat menyadari bahwa mungkin ia tidak akan pernah melihat rumah ini lagi. Rumah yang orang tuanya buat dan juga rumah yang menjadi saksi bisu perjalanan hidup Bibi.

Tapi, Bibi tidak bisa mengharu ria saat ini. Ia harus mampu menomorduakan emosinya dan mengutamakan hal yang lebih penting yang harus ia lakukan. Ia tersenyum haru sambil menatap rumahnya. "Aku akan merindukanmu," bisik Bibi kepada dirinya sendiri. Setelah mengatakan hal tersebut, ia akhirnya benar-benar pergi meninggalkan rumah itu dan segudang kenangan di belakangnya.

"Jadi, apa tujuan kita selanjutnya?" tanya Bibi sambil melihat ke depan. Tangannya memegang kemudi dan kakinya menginjak pedal gas tetapi mulutnya tidak berhenti mengoceh. Mendengar pertanyaan dari Bibi, Yori langsung angkat bicara. "Kita akan ke Riddleshore," ucapnya, "lalu kita akan menyebrangi lautan lepas itu."

Bibi kemudian mengangguk setelah mendengar jawaban dari Yori. Untungnya, mereka bisa menggunakan mobil di hutan ini. Masih ada jalan besar yang bisa dilewati oleh benda seukuran mobil ini. Dengan begitu, mereka tidak akan kelelahan dan Flo tidak akan mengeluh karena terlalu letih berjalan lagi.

Beberapa menit berlalu dan mereka masih berkendara menyusuri jalanan hutan ini. Tak lama kemudian, cahaya yang lebih terang mulai terlihat dan jalan keluar dari hutan Gloomy Wood sudah di depan mata. Aci, Flo, dan Bibi tersenyum. Tupai itu menambah kecepatan mobil buatannya lalu keluar dari hutan itu. Perjalanan di hutan ini tidak akan Aci dan Flo lupakan. Selain mendapat anggota baru di kelompok mereka, dua anjing itu juga bisa mendapat pelajaran berharga dari Bibi dan mendapat pengalaman melawan ogre.

Kini, mereka masih berada di jalan menuju Riddleshore. Sesekali mereka melihat ke jalanan di sisi kiri dan kanan mereka yang ditumbuhi oleh ilalang dan rerumputan. Di beberapa titik terlihat ada bunga lavender dan popi tumbuh bebas di tanah. Untuk sejenak, netra mereka terfokus ke jalanan indah ini. Kontras sekali perbedaannya dengan hutan angker tadi.

Tiba-tiba, saat sedang melihat pemandangan di luar mobil, Aci dikejutkan dengan tarikan di bajunya. Itu adalah Yori. "Ada apa?" tanya Aci langsung.

"Aku ingin melaporkan sesuatu. Tuan Dabula sudah mencapai rumah pohon milik Bibi dan menyuruh pasukannya untuk menghancurkan bangunan itu. Mereka--"

Mobil yang mereka tumpangi mendadak berhenti sehingga membuat Flo terlempar ke depan. Anjing itu ingin marah namun ia urungkan setelah melihat ekspresi terkejut Bibi. Nalurinya berkata kalau tupai itu merasa terkejut sekaligus marah karena mendengar ucapan Yori yang mengatakan bahwa rumah pohon miliknya dirusak oleh pasukan Tuan Dabula. Tupai itu mencengkram setirnya kuat lalu menunduk. Ingin sekali rasanya tupai itu menghabisi hewan yang dengan berani menghancurkan rumah hasil jerih payah ayah dan ibunya itu.

Bibi masih menunduk. Flo yang merasa kasihan menyentuh pundak Bibi halus lalu mengusap-usapnya pelan. "Tidak apa, Bibi. Kita akan membalas perbuatan mereka kelak." Flo berusaha menenangkan Bibi lalu memeluknya dari belakang. Bibi yang mendapat perlakuan seperti itu menjadi terharu dan menangis dalam diam. Ia membalas perlakuan Flo dan memeluknya erat.

"Terima kasih, Flo."

Flo tersenyum tulus. Ia kemudian berkata, "ini sudah terjadi. Kita tidak bisa memutar ulang waktu dan mengusir mereka dari Gloomy Wood. Lagipula, jumlah kita masih kalah dengan mereka. Jadi, yang bisa kita lakukan sekarang adalah terus melangkah maju dan berusaha semaksimal mungkin untuk membalas perbuatan mereka dengan cara yang lain. Don't cry because it's gone but smile because it was there. Be strong, Bibi. I know you can do it."

Motivasi yang Flo berikan benar-benar luar biasa efeknya. Hanya dengan mendengarnya saja sudah mampu membuat Bibi kembali kuat menjalani hidup. Di sisi lain, Aci ikut tersentuh melihat persahabatan kedua hewan tersebut yang saling menguatkan satu sama lain. Flo itu...spesial.

"Baiklah, kita jalan lagi," ajak Flo yang diikuti anggukan kepala Aci, "Riddleshore, kami datang!"

Bibi tertawa kecil melihat tingkah Flo yang mengepalkan tangannya ke depan seperti anak kecil. Tapi, di balik tingkahnya yang seperti itu, ia adalah salah satu orang terbijak yang pernah tupai itu temui.

Bibi pun kembali menginjak pedal gas dan kembali melanjutkan perjalanan mereka menuju Riddleshore. Karena kondisi yang sudah mulai aman, Yori pun melanjutkan ucapannya yang sempat terhenti tiba-tiba karena Bibi tadi. "Selain itu, Doggyville juga sudah ia hancurkan. Beberapa rumah terlihat hancur dan yang lainnya terlihat sudah rata dengan tanah. Kla menjadi raja pengganti di sana. Ia menyuruh semua hewan untuk bekerja paksa demi kekuasaan," jelasnya, "Gunung Myow juga telah mereka jarah habis-habisan. Hampir semua hewan betina dewasa di Doggyville mereka pekerjakan untuk menggali tulang di Gunung itu. Sedangkan sisanya ia tugaskan untuk menjadi penanam padi."

Aci terkejut mendengar penjelasan dari Yori. Ia terkejut lalu ada keheningan luar biasa setelahnya. Tidak ada seorang pun yang ingin membalas ucapan Yori tadi. Bibi tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi sehingga ia diam saja. Sedangkan Aci dan Flo terdiam karena menyadari bahwa jika mereka gagal dalam misi ini maka kampung halaman mereka tidak akan menjadi sama seperti dulu lagi dan penderitaan semua hewan di dunia akan terus berlanjut.

Aci memijit-mijit keningnya. Ia sedih karena itu berarti rumahnya juga terkena imbas dari perbuatan Tuan Dabula. Flo juga hampir sama keadaannya. Wajahnya menatap kosong keluar jendela mobil.

Tidak ada lagi seorang pun yang berbicara setelahnya. Perjalanan mereka menuju Riddleshore sangat sunyi dan tenang. Perjalanan ini akan memakan waktu yang sangat lama karena jarak antara Gloomy Wood dengan Riddleshore sangat jauh. Aci dan Flo akhirnya tertidur di bangku belakang karena kelelahan.

"Riddleshore masih jauh...."

Tbc.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro