Mencarimu (2)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Author Pov

Dua orang lelaki itu mengetuk pintu kamar nomor 128, Dion dan Nathan. Namun, tak ada jawaban dari dalam. Selama setengah jam, mereka mengetuk dan menanti sahutan dari dalam, hasilnya tak berubah. Tidak ada jawaban.

"Yon, sepertinya Angel gak ada di sini." celetuk Nathan.

Dion mengangguk. "Iya. Kalo gitu kita tanya sama receptionist saja." Ucap Dion.

Mereka bergegas menuju lantai dasar dan langsung menghampiri Receptionist.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya perempuan itu seraya tersenyum ramah kepada Dion dan Nathan

Nathan mengangguk. "Saya mau tanya yang bernama Angelica di kamar nomor 128. Apa dia sedang pergi? Karena tadi kami ke sana tapi tidak ada orang." cerocos Nathan.

"Nona, Angelica Victoria Rider? Oh, Maaf sebelumnya, Tuan. Dia tidak pernah ke sini." jawab Perempuan itu seraya tersenyum ramah.

Dion mengernyitkan dahinya. "Tidak pernah ke sini? Sekitar lima hari yang lalu dia juga tidak ke sini?" tanya Dion.

"Tidak, Tuan Dion." 

Setelah mengucapkan terimakasih mereka berdua langsung melesat menuju rumah teman-temannya Angel.

***

Seharian tadi Dion bersama Nathan mencari Angel, hasilnya tetap sama. Nothing.

"Angeeeel!!!!" geram Dion tertahan seraya menjambak rambutnya sendiri.

Dion sudah mulai gila.

Iphonenya berbunyi menandakan ada panggilan masuk. Seketika senyum Dion mengembang saat melihat ID Caller : Angel

Tanpa babibu lagi Dion menerima sambungan telpon.

"Angel, kamu ke mana aja sayang? Kamu tau? Aku cemas memikirkan kamu. Nathan bilang kamu gak masuk sekolah sudah lima hari. Kenapa kamu gak masuk sekolah sayang?

"Aku gak mau kamu jadi tertinggal pelajaran. Kamu 'kan sebentar lagi mau ujian Angel. Kaka gak suka kalo kamu jadi nakal seperti ini." cerocos Dion panjang x lebar x tinggi. Oke Salah fokus.

Hening. Tak ada jawaban dari Angel. Tanpa Dion ketahui senyum Angel mengembang. Dia sangat rindu dengan Dion.

Rindu bagaimana cara Dion memperlakukannya sebagai adik.
Rindu bagaimana Dion cemas memikirkannya.

"Seharian tadi aku dan Nathan mencarimu sampai ke Apartement yang Daddy berikan untukmu. Tapi kamu gak ada di sana. Kamu di mana sekarang? Kembalilah ke rumah, Angel. kita sangat merindukanmu." lirih Dion.

Tak ada jawaban dari Angel membuat Dion khawatir.

"Aaaw!" Angel meringis ketika kepalanya terasa sangat pusing.

"Hallo? Angel, kamu denger aku 'kan? Angel jawab aku. Kamu baik-baik saja 'kan di sana?" tanya Dion yang sudah mulai panik.

"I'm fine. I Miss you brother." Jawab Angel.

Klik.

Angel memutuskan sambungan telepon secara sepihak. Dion mencoba menghubunginya kembali. Namun, ponselnya Angel kembali tidak aktif.

"Sh*t!" umpat Dion dengan melempar Iphonenya ke kasur, kemudian Dion beranjak pergi ke kamar Nathan.

"Ada apa, Yon?" tanya Nathan seraya menaikan sebelah alisnya.

"Angel tadi telepon gue——"

"Angel telepon lo? Dia bilang gimana? Kenapa kemarin ponselnya gak aktif?"

"Dengerin gue dulu! jangan dipotong! Tadi gue ngomong panjang tapi dia diam doang. Tapi gue denger dia meringis kesakitan. Gue takut dia kenapa-kenapa, Than!"

"Dia meringis kesakitan?"

"Iya. Tapi dia bilang baik-baik aja dan langsung menutup teleponnya. Ini ada yang gak beres, Nathan."

"Angel sakit? Kenapa bisa?" tanya Mommy-nya yang tiba-tiba datang, membuat Nathan dan Dion bingung harus menjawab apa.

Kalau mereka bilang Angel lagi sakit? Tapi belum tentu Angel sakit di sana. Kalo dia bilang Angel gak sakit? Tadi Dion mendengar Angel meringis  kesakitan.

"Mommy, kenapa belum tidur? Bukannya Daddy udah pulang dari kantor?" tanya Dion mengalihkan topik perbincangan.

"Dion! Jangan coba-coba mengalihkan topik pembicaraan! Jawab Mommy, apa bener Angel sakit?" tanya Mommy-nya dengan mata yang berkaca-kaca.

Dion memeluk Mommy-nya. "Gak, Mommy. Dia baik-baik saja di sana." jawab Dion.

"Mommy, Daddy mencarimu sepertinya." celetuk Nathan.

Seulas senyum terukir diwajah Mommynya. "Kalo ada apa-apa dengan Angel kabarin Mommy." Ucapnya dan member jeda. "Mommy sangat rindu dia." lirihnya dan berlalu.

***

Leo pov

Aku mengetuk pintu rumah Rio. Namun, yang keluar bukanlah Rio melainkan pembantunya yang benar-benar menyebalkan.

"Eh ada Mas Leo. Nyari saya ya mas?" tanyanya dengan genit.

Tetap stay cool Le. "Di mana Rio?" tanyaku, tidak menggubris pertanyaannya.

"Mas Rionya ada di kamarnya. Saya anterin yuk mas." Ajaknya dengan mengedipkan sebelah matanya.

Aku bergidik ngeri. "Gak usah. Gue bisa sendiri." tolakku dan berjalan melewatinya.

"Ganteng-ganteng tapi dingin banget. Sok jual mahal pula." Begitulah gerutunya yang masih terdengar olehku.

Makanya jadi cewek jangan kecentilan. Geli sendiri melihatnya!

"Woy, lagi ngapain lo?" tanyaku saat melihat Rio yang berada di atas kasur sibuk berkutat dengan laptopnya.

"Buat proposal. Seharusnya yang buat proposal ini ketua acara si Angel. Tapi dianya aja gak ada kabar."

"Bukannya Sekretaris ya seharusnya buat proposal?"

O,ya sekolah kita memang mau mengadain pensi untuk merayakan hari ulangtahun Smk StarLight.

"Ya. Seharusnya memang seperti itu. Tapi sekretaris kita 'kan lagi keluar kota. Dia baru dateng kesini H-1. Masa iya kita ngandelin orang yang gak ada di sini."

Aku mengangguk mengerti. "O,ya ya. Tapi setau gue sih ya proposal udah dibuat sama Angel."

Rio menyingkirkan laptopnya dari hadapannya. "Ya, ini buat cadangan aja sih sebenarnya. Eh by the way, tumben lo ke sini ada apa?" 

Aku mengangkat bahu tak acuh dan berjalan menuju sofa yang tepat berhadapan dengan televisi.

"Mau main aja. Bosen di rumah."

Rio memincingkan matanya. "Masa? Bukannya lo ke sini mau cari tau tentang Angel?" Tepat pada sasaran.

"Maksud pertanyaan lo apa?" Tanyaku pura-pura polos.

Rio tersenyum miring. Oh sepertinya dia tau isi pikiranku.

"Jangan pura-pura bodoh, Leonil! Gue bisa bantu lo." ucapnya tak luput dari seringaian.

Jujur?

Enggak?

Jujur?

Enggak?

Jujur?

"Ri, haus nih. Masa ada tamu gak dikasih apa-apa? Kebangetan pelit." Aku mengahlihkan topik, belum saatnya Rio tahu.

Rio berdecak. "Ck. Paling bisa emang ngalihin topik. Yaudah tunggu sebentar." ucapnya dan bejalan keluar kamar.

Aku ditinggal sendiri di kamarnya, bete juga kalau nonton doang. Aku mengedarkan pandangan dan berhenti saat melihat laptop Rio di kasur.

Aku mengambil laptopnya dan mengotak-ngatik laptopnya.

Kalian mau bilang aku lancang? Bodo amat toh dia sahabatku ini. 

Aku menaikan sebelah alis saat melihat file yang bertuliskan.

Sweet Moments

"Sejak kapan ada file ini?" gumamku.

Aku melirik pintu kamar yang masih tertutup rapat. Mumpung orangnya belum balik, buka aja kali ah.

Aku mengklik file tersebut. Seketika mataku membulat sempurna, kalian tau apa yang kulihat?

Foto-fotonya bersama Angel, ada juga beberapa video Angel yang sedang  ngambek, merajuk dan Angel tidak sadar kalau itu direkam oleh Rio.

Dan ada juga video Rio dengan Angel. Sepertinya lagi mengabadikan moment mereka berdua, saatku mau klik video tersebut pintu tiba-tiba terbuka.

"Lagi lihat apa lo?" tanya Rio memincingkan matanya dan menaruh makanan dan minuman di atas meja dekat sofa.

"Lo suka sama Angel?" tudingku dengan suara yang biasa saja.

Sakit!

Rio bergerak cepat dan langsung mengambil alih laptopnya . "Lo lihat-lihat file itu ya?" tanyanya panik.

Aku mengangguk dengan tampang tidak bersalah. "Iya. Lo suka sama dia?" Tanyaku lagi

Semoga engga semoga engga....

"Dia suka sama oranglain." jawabnya.

Angel suka sama oranglain? Suka sama siapa dia? O,ya pasti Nathan.

Sakit.

Aku beranjak dari tempat duduk. "Astaga! Gue lupa harus jemput nyokap." ucapku dan bergegas menuju pintu.

Gerakanku memegang knop pintu terhenti. "Gue nggak punya perasaan apapun sama Angel. Kita hanya bersahabat dan gue menganggapnya sebagai saudara gak lebih. Berjuang terus buat dapetin dia, jangan sampai dia jatuh ke pelukan lelaki lain." ucap Rio sedikit berteriak.

Aku menoleh ke arahnya dan melemparkan senyum. "Pasti. Makasih."

Mobilku sudah keluar dari perkarangan rumah Rio. Hari ini, aku janjian dengan Nathan untuk mencari Angel.

TO BE CONTINUE

Haai . . .
Makasih sudah mau baca dan makasih sudah menyempatkan buat Vomment.

Ditunggu sekali Vomment kalian yang membuat gue semangat!

Thankyou!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro