Perkelahian batin dan fisik

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Angel POV

Aku berjalan menelusuri koridor sekolah, sendirian. Tiba-tiba aku merasakan ada tangan seseorang yang merangkul pundakku, Vian. Dia tersenyum yang aku tidak mengerti arti senyumannya.

Aku menepis tangannya. Namun gagal, Dia malah semakin mengeratkan rangkulannya. "Lepasin!" bentakku dengan mata yang melotot.

Dia menatapku dengan menaikan satu alisnya, "Lho, kenapa?"

"Gak apa-apa. Lepasin sekarang atau gue akan teriak!" ancamku.

Dia menatapku dengan tatapan sendu. "Oke." Akhirnya ia menjauhkan tangannya dari pundakku.

Sebenernya sih seneng saja dirangkul sama dia, secara gitu dirangkul sama orang yang disayang. Tapi, mengingat  kejadian semalem jadi kesel sendiri.

Sekarang, aku sudah sampai di kelas, siswa-siswi pada sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.

"Angel tadi berangkat bareng sama Nathan?" tanya Agnes yang melihatku dan Nathan berdampingan.

Aku menggelengkan kepala tanpa menatapnya. "Gak, tadi gak sengaja aja ketemu di koridor." jawabku.

Katy menatapku nanar, " Lagi berantem ya sama Nathan?" Dia memberi jed, " Jawab jujur. Gue udah kenal lama sama lo. Jadi lo gak bisa bohong sama gue."

Ya, Katy memang sudah kenal lama sama aku. Dia adalah orang yang paling peka, yang sudah hafal betul gerak-gerikku saat berbohong dan jujur.

Aku hanya mengedikan bahu acuh tak acuh, "Serius kalian lagi berantem? kok bisa?" tanya Agnes dengan Antusias. Dia melirik sekilas ke Nathan, dan Nathan hanya menatapnya dengan kening yang mengkerut.

Katy menatapku dengan tatapan  sendu. "Apa gara-gara semalem?" tanya katy dengan sangat hati-hati

Aku menatapnya dengan wajah datar, tanpa ekspresi sama sekali. Katy menatapku dengan mata yang berkaca-kaca. "Maafin gue, Angel. Lo jangan cemburu. Gue gak akan mungkin dan gak akan pernah menyukai Nathan. Gue gak akan menikung teman sendiri."

Saat itu juga aku tersenyum tipis dan menggenggam tangannya seakan memberikan kekuatan agar dia tidak menangis. "Lo gak perlu minta maaf, guenya aja yang terlalu cemburu buta. Jangan nangis, Katy. By the way, lo yakin gak mau menyukai Vian? Bukannya dia itu tipe lo ya?" godaku.

Akhirnya dengan aku menggodanya, dia tertawa. " Hahaha Angel. Walaupun dia tipe gue. Gue gak akan mau menyukainya, karna dia milik lo. Haram bagi gue menikung temen sendiri."

Aku tersenyum jahil yang berniat menggodanya. "Dia itu belum milik gue lho. Dia masih berhak buat dimiliki siapa aja."

Katy terdiam dan memajukan tubuhnya. "Yaudah kalau gitu, boleh. Toh lo udah mengizinkannya ini." bisiknya dengan seringaian yang mengerikan.

Aku mendengus kesal. "Dasar Cabe." umpatku. Katy dan Agnes tertawa terbahak-bahak saat aku sudah mulai kesal karena gagal menggoda katy.

"Gak sekalian aja Jamur, Ngel." ujar Agnes disela-sela tawanya.

Aku menatapnya bingung, "Jamur? Apaan lagi tuh?" tanyaku dengan wajah polos tak mengerti.

"Janda Dibawah Umur." sahut Nathan yang ikut bergabung dengan kami.

Tawa kami pun pecah membuat kami jadi sorot perhatian siswa-siswi di kelas. Nathan berdiri dan Meminta maaf atas keberisikan kami.

"Kalian itu cewe tapi ketawa keras banget. Gak bisa jaim sedikit kenapa?" tanya Nathan seraya duduk di atas meja.

"Ngapain Jaim? Buat apa kita Jaim?" tanya Agnes dengan nada jengkel.

"Ya. cewe 'kan harus bersikap lembut, sopan dan lain-lain. Buat orang yang kita sukalah." jawab Nathan santai.

"Jaim di depan orang yang kita suka gitu? Sok lembut di depan dia?" tanya Katy sarkastik, Nathan mengangguk.

"Kenapa kita harus jaim di depannya? Kalau Doi sayang sama kita. Doi pasti bisa menerima kita apa adanya bukan ada apanya. Dan dia juga harus bisa terima kekurangan kita Dan Jangan hanya menerima kelebihan kita saja. Dan satu lagi, Dia harus terima kita tanpa kita harus menjadi Orang lain. Be your Self." timpalku.

Katy dan Agnes mengangguk secara bersamaan. "Betul tuh kata Angel." seru mereka berdua.

Nathan bertepuk tangan. " Prok..prokk sekarang my Angel udah bisa berpikiran dewasa. udah bisa mengeluarkan kata-kata bijak. Bagus." Entah itu berupa pujian atau ejekan yang dilontarkannya.

Aku mendengus kesal. "Iyalah, gak selamanya juga kali gue kayak bocah."

Dia mengacak-acak rambutku sambil tertawa. "Hahaha, Iya deh My angel."

"Angel, Jangan lupa ya nanti." ujar Rio dengan senyuman. Tiba-tiba saja dia datang.

"Oke, semuanya udah gue siapkan." jawabku membalas senyumannya.

Terlihat jelas Nathan tidak suka dengan kehadiran Rio yang secara tiba-tiba.

Rio menyeringai. "Bagus sayangku."

Ah. Sial dia bilang begitu di depan Vian. Bakalan ada perang lagi ini. Astaga.

Author POV

Nathan melirik sekilas ke Rio kemudian menatap tajam ke arah Angel seakan mengatakan Kenapa Rio panggil sayangku.

Angel hanya bisa terdiam entah mengapa lidahnya sangat kaku untuk berbicara.

Angel kenapa lo diem aja dipanggil dengan sebutan sayang sama Rio? Oh tuhan jangan bilang mereka jadian! batin Nathan.

"Kenapa lo panggil Angel dengan Sayangku? Ada hubungan apa lo sama dia?" geram Nathan seraya mencengkram Blazer yang dikenakan Rio.

Terpancing juga emosi lo, Nathan. Tunggu tanggal mainnya. Batin Rio

Rio menepis tangan Nathan dan membersihkan blazer yang bekas cengkramannya Nathan. Seolah-olah tangan Nathan adalah kotoran. "Santai aja, Tuan Nathan. Kita gak ada hubungan apa-apa. Kita hanya sebatas teman." Dia memberi jeda kemudian memajukan kepalanya. "Teman tapi mesra mungkin." Bisik Rio.

Buuuug!!!

Satu pukulan mendarat di pipi kanan Rio. Pukulan kencang yang membuat sudut bibirnya mengeluarkan darah dan tersungkur di lantai.

Siswa-siswi sontak pada terkejut dengan kejadian tersebut. The king yang sedang asik di belakang langsung ke depan menghampiri mereka.

"VIAN! KENDALIKAN EMOSI LO! LIAT RIO DIA JADI LUKA GARA-GARA LO!" bentak Angel tepat di hadapan Nathan yang sedang mengatur nafasnya.

"JANGAN DEKET-DEKET LAGI DENGAN DIA!" bentak Nathan.

Angel berlutut agar sejajar dengan Rio yang tersungkur di lantai. Dan mengecheck Lukanya.

Leo mendorong Angel hingga menjauh dari Rio. "BENER KATA NATHAN LO JANGAN DEKET-DEKET RIO LAGI. LO HANYA PEMBAWA BENCANA BAGI RIO." bentak Leo yang datang bersama The king.

"Kalian itu kenapa kayak anak kecil selalu aja berkelahi." celetuk Katy.

"Gak malu diliatin? Gak malu sama umur tapi kelakuan seperti bocah? ckck." timpal Gio berdecak kesal.

Bryan menggeleng-gelengkan kepala dan meneliti Nathan dari ujung kaki hingga ujung rambut. " Anak baru aja udah tengil. Gak tau kita siapa di sini?" ujar Bryan dengan gayanya yang sok cool.

Tidak tahan juga liat Nathan yang dipojoki seperti ini walaupun dia yang salah.

"HARUSNYA GUE YANG NGOMONG GITU! LO GAK TAU SIAPA GU——"

Angel langsung menutup mulut hampir saja dia keceplosan, semua mata pada tertuju padanya. Leo tersenyum miring yang sepertinya dia senang karna Angel hampir membuka rahasianya sendiri.

"Siapa lo? Gadis yang penampilannya abstrak yang galak? Oh jelas kalau itu gue tau." tantang Bryan.

Ini manusia bisa gak buat orang  marah-marah terus? Rasanya gue pengin bilang kalo yang punya sekolah ini bokap gue dan sangat gampang kalian bisa di DO dari sekolah ini. gerutu Angel dalam hati.

"STOP! STOP MENJELEK-JELEKAN ANGEL!" bela Nathan.

"Aw! pahlawan kepagian datang." ejek Leo.

"Agnes, Gio tolong bawa Rio ke UKS dia harus diobati segera. Karena nanti kita akan rapat." pinta Angel secara halus.

"Gio aja ah yang bawa, dia 'kan temennya." tolak Agnes.

"Tanpa bantuan lo, gue bisa sendiri." celetuk Gio kemudian pergi membawa Rio.

Suasana kelas makin gaduh. Nathan, Leo, dan Bryan tiada henti-hentinya perang mulut sesekali mengambil ancang-ancang untuk memukul. Tetapi Angel, Katy dan Agnes selalu berhasil mencegahnya. Sampai berakhirlah perkelahian ini saat seorang siswa berteriak bahwa ada guru.

***

Angel Pov

"Selamat pagi menjelang siang..." terdengar suara Rio dari speaker Room Audio. Seluruh siswa-siswi berhenti melakukan kegiatannya. Begitupun dengan guru-guru yang sedang mengajar.

"Mohon Maaf untuk Bapak atau Ibu guru yang sedang mengajar, saya meminta waktunya sebentar. Mohon perhatiannya.  Diberitahukan untuk seluruh Anggota Osis diharapkan ke Ruang Osis. Se-ge-ra!" Penuh penekanan di akhir kalimat.

"Sekali lagi Diberitahukan Untuk Seluruh Anggota Osis diharapkan ke Ruang Osis. Se-ge-ra! Sekian dan terimakasih." lanjutnya.

Kenapa Rio bisa ada di Audio Room? Kata Gio tadi lukanya Rio hanya diobati oleh Dokter Penjaga. Dan Rio langsung bergegas pergi begitu saja karena ada tugas Osis. Sedangkan, Gio kembali ke kelas.

Leo beranjak dari tempat duduknya. "Bu, saya mau ke Ruang Osis ada Rapat." ucapnya yang langsung melenggang pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban dari guru tersebut. Sangat tidak sopan.

Bu Mega -Guru Akuntansi yang sedang mengajar di kelasku- hanya menggelengkan kepala. "Dasar anak tidak sopan kamu." geramnya.

Melihat Leo yang sudah keluar kelas, aku langsung mengambil Map di dalam tas. "Maaf, Bu. Saya mau minta izin. Saya mau menghadiri Rapat Osis?" Kataku dengan sopan seraya menggenggam Map.

Bu mega tersenyum yang diikuti anggukan. "Silahkan M, Angel."

"Terimakasih, Bu." ucapku kemudian bergegas meninggalkan kelas.

Sekarang aku berada di Ruang Osis, duduk di sebelahnya Rio. Jangan berpikiran yang macam-macam, aku duduk di sebelah Rio karena jabatanku yang jadi Wakilnya. Jadi mau gak mau harus duduk di dekatnya.

Berjam-jam kami membahas persiapan untuk 17 Agustus. Lelah juga karena kita gak dikasih kesempatan untuk Beristirahat. Cacing-cacing diperut pun sudah membuat Mini Konser.

"Berisik banget Cacing lo itu." ejek Rio sedikit berbisik dan menutup mulutnya. Dia menahan tawa.

Aku cemberut, menggelembungkan kedua pipi. Dan mulut yang sedikit di majukan.

"Jangan menampilkan wajah cemberut gitu. Lo terkesan lucu."

"Rio! Kita lagi Rapat. Bisa gak lo berhenti mengejek gue?" bisikku sarkastik.

Dia terkekeh pelan. "Seharusnya Cacing-Cacing lo itu yang diem. Bukan gue." ujarnya, aku pun membuang muka.

Setelah persiapan perlengkapan yang akan digunakan untuk Lomba sudah dibahas semua. Rapat pun selesai. Beberapa Osis ada yang langsung bergegas keluar. Ada juga yang memilih untuk merilekskan tubuhnya sebentar.

Leo menepuk bahu Rio pelan. "Heh, kantin yuk laper nih." ajak Leo.

Rio menatapku 'Terus gimana dengan Angel?'

Aku membalas tatapannya dengan senyuman. "Gue duluan ya." melangkah pergi dan melambaikan tangan. "Bye, Be."

"Be? Panggilan sayang lo buat gue, Ngel?" tanyanya sedikit teriak membuat langkahku terhenti.

"Be itu... Cabe hahaha." jawabku seraya tertawa.

"ANGEEEEL!" geram Rio. aku berlari meninggalkannya sebelum dia bertindak.

"Halah. Kelamaan lo." celetuk Leo kemudian pergi meninggalkan Rio. tidak lama kemudian Rio menyusul.

***

Aku berdiri di depan meja rias sambil menyisir rambut.

Ddrrrttt Ddrrrtt

Aku mengambil ponsel yang berada di atas tempat tidur.

Terlihat notification BBM dari Nathan.

Jonathan Alviano : My Angel, tadi lo langsung pulang ya?

Angelica Victoria : Hehehe iyaa,  Maaf ya Vian. Tadi capek banget abis Rapat. Jadinya langsung pulang deh.

Jonathan Alviano : Iya gapapa, My Angel :)
Udah makan malam belum?

Angelica Victoria : Belum hehehe. Lo sendiri?

Jonathan Alviano : Makan dulu sana, gue yakin tadi lo gak sempet istirahat. Daripada penyakit lo kumat terus sakit mendingan lo makan sekarang!

Angelica Victoria : Ciyeeee perhatian banget sih:p Iya gue makan tapi nanti tunggu Mommy dan Daddy dulu. Tadi lo pulang sekolah sama siapa?

Entah kenapa tiba-tiba aku ingin menanyakan tadi dia pulang bareng siapa. Feelingku gak enak. Padahal aku tau dia selalu pulang sekolah sendiri.

Jonathan Alviano : Sendirilah My Angel, Kenapa lo nanyain itu?

Ada sms dari Leo? Ada apa ini kuda nil tiba-tiba Sms? Mau bales yang mana nih?

Rio atau Leo?

Oke gak biasanya Leo Sms atau semacamnya. Pasti ini penting.

From : Kuda Nil

Kemana lo tadi setelah pulang sekolah? Langsung pulang? Sayang sekali padahal ada pemandangan yang indah banget.

Maksudnya apa coba pemandangan yang banget? Damn! Dibuat kepo sama kuda Nil.

Jonathan Alviano : My Angel ada apa lo tanya itu? Readlah Chat gue ini, Dear.

Akh hanya Read Chat dari Vian. Kemudian bales sms Kuda Nil.

To : Kuda Nil

Maksud lo apa? Jangan berte-tele! Cepat kasih tau ada apa?!

From : Kuda Nil

Santai nyonya Rider!
Lebih baik tanya gih sama Nathan.

To : Kuda Nil

Stop Call me Nyonya Rider! Just Call me Angel. A-N-G-E-L
Oke fine!

Jonathan Alviano : Just read My Angel ? Ada apa lo sebenarnya kenapa gak balas chat gue?

From : Kuda Nil

Silahkan menangis saat melihat Foto dan Video yang Gue kirim barusan.

Tanpaku pedulikan Chat dari 2 lelaki itu. aku langsung membuka Whatsapp dan ada Foto+Video yang dikirimnya.

Foto+Video itu adalah Vian-Katy saat pulang sekolah tadi.

Aku play video yang dikirimnya.

Terlihat jelas di koridor sekolah mereka tertawa bahagia sesekali Vian mengacak-acak rambutnya Katy dan Katy membalasnya dengan menjawil hidung Vian yang mancung itu. Mereka berjalan bergandengan tangan.

Setelah itu aku melihat fotonya. Katy - Vian pulang bersama. Dan Katy memeluk Vian saat diboncengi -dengan Motor ninja berwarna Merah-

Ah! Sakit rasanya melihat itu semua! Orang yang kita cintai sekaligus kita sayangi bermesraan dengan sahabat kita sendiri. Ini bukan seperti Vian yang aku kenal dulu. Ada apa sama mereka?!

Tanpa kusadari butiran butiran kristal keluar bersamaan dengan rasa sesak di dada.

Suara handphoneku sangat mengganggu sekali. Saatku melihat ID Caller Vian.

Aku harus pura-pura gak tau. Agar aku lebih mudah mengetahui rasahasia mereka.

Terdengar suara Vian di sebrang di sana. "Hallo, My Angel."

"Hmm."

"Lo gapapa 'kan?"

Aku terdiam gak mungkin aku berbicara disaat suaraku serak karena nangis. Lagi-lagi air mata mengalir begitu saja.

"My Angel Are you Okey? Why you just read my chat, Dear?"

"Nope."

"Your voice... Are you crying? Why you crying, Angel."

Aku memutuskan sambungan telepon secara sepihak, dan aku meletakan ponsel di sembarang tempat. Terdengar suara ketukan pintu, aku menyeka airmata dan mengatur nafas.

"Masuk."

"Kamu kenapa dek abis nangis?"

Ya dia adalah Ka Dion. Wait dia berpakain sangat rapih. Mau ke mana kah dia?

"Mau ke mana, kak? kok rapih banget?" tanyaku lebih tepatnya mengelak.

"Jawab pertanyaan kak Dion!"

Aku berusaha tersenyum walaupun hati ini terluka. "I'm okay brother."

"Kamu bohong. Ada apa denganmu?"

Aku menggelengkan kepala tanpa bersuara.

"Yaudah, kalau kamu gak mau cerita gapapa. Kita akan makan malam di luar. Kata Daddy ada Something entah apa. Lebih baik kamu bersiap-siaplah."

Aku mengangguk. Kak Dion pun beranjak keluar sebelum dia benar-benar menghilang. Dia membalikan badannya. "Sebaiknya angkat teleponmu. Daritadi berbunyi terus." kemudian pergi dan benar-benar menghilang.

Daritadi handphoneku gak berhenti-hentinya berbunyi yang  kupastikan itu telepon dari Vian. Akhirnya aku memutuskan untuk Non-Aktifkan Handphone.

***

Sekarang kami berada di RDR Restauraunt.

RDR Restaurant ini salah satu usaha Papa. RDR itu RIDER.

Kalian bisa bayangin dong begitu kita masuk apa yang terjadi? Kami disambut dan dilayani sangat ramah. Belum lagi tatapan kaum hawa yang tak lepas dari Kak Dion. Namun, Ka Dionnya malah tak acuh, entah kenapa ka Dion tak acuh sama wanita. Kecuali Aku dan Mommy Kak Dion tak pernah mengacuhkannya.

Oke, balik lagi ke topik awal. Kami memesan makanan dan minuman. Setelah selesai makan kami gak langsung pulang.

"Angel, ada yang daddy ingin sampaikan ke kamu." ujar Daddy dengan raut wajah yang serius dan tatapan yang susah dimengerti.

"Ada apa daddy? Kayaknya penting banget?" tanyaku yang mulai gelisah.

"Iya. Ini sangat serius buat masa depan kamu, Nak." timpal Mommy.

Aku melirik ke Ka Dion yang berada di sebelahku. Dia hanya mengedikan bahu dan menggelengkan kepala.

"Masa depan? Maksudnya apa Mom, Dad? Aku gak ngerti. Jangan membuatku seperti orang bodoh." ujarku yang mulai jengah dengan keadaan.

"Daddy rasa kamu sudah dewasa——"

"Belum Dad. Aku belum dewasa, aku masih remaja. Umurku masih tujuh belas tahun." tukasku.

"Dengarkan Daddymu dulu, Nak." ucap Mommy sangat lembut.

"Iya, Angel. Benar kata mommy. Tunggu Daddy selesai berbicara dulu baru kamu bisa comment." ujar ka Dion.

"Daddy rasa kamu sudah dewasa, Nak. Daddy dan Mommy sudah tua. Umur kami tidaklah muda lagi. Daddy ingin ada yang bisa menjagamu, melindungimu." ucap Daddy.

"Ada kok yang menjaga dan melindungi, Angel. Ada ka Dion, Iya 'kan kak?" aku menatap ka Dion. Tapi, aku melihat ada tatapan kesedihan di mata Ka Dion, Ada apa ini?

Ka Dion tersenyum, dapatku lihat senyumnya sangat memaksakan! Dia mengelus puncak kepalaku." Kaka gak bisa terus-terusan menjaga dan melindungimu,  Sayang."

"Kaka kamu nanti pasti akan menemukan pendamping hidupnya. Dia tidak akan bisa menjaga dan melindungimu,  Sayang." ucap Mommy.

"Daddy Ingin menjodohkan kamu dengan Anaknya teman papa. Om Crush. Kami sepakat untuk menjodohkan kalian." ujar Daddy yang berhasil membuatku terkejut.

Kalian tau 'kan Om Crush? Anaknya yang bernama Leonil Crush. Jadi aku akan dijodohkan sama Kuda Nil? Kiamat sudah!

"Mommy dengar kalian satu sekolahan, kan? Bukankah itu akan lebih mempermudah hubungan kalian?" tanya Mommy.

Aku terdiam. Entah mengapa lidah terasa kaku, tenggorokan terasa kering. Sangat susah untuk mengeluarkan kata-kata.

"Daddy akan kasih kamu waktu untuk berpikir. Daddy tunggu jawabanmu besok! Daddy harap kamu tidak mengecewakan Daddy." katanya dengan Tegas dan bangkit dari tempat duduknya. "Daddy mau ngecheck berkas-berkas yang harus Daddy tanda tangani dulu." ujarnya kemudian pergi meninggalkan kami.

Aku tatap punggung Daddy hingga tak terlihat, aku menundukan kepala  menyembunyikan mataku yang sudah berkaca-kaca.

Segitunya kah Daddy hingga ingin aku dijodohkan oleh kuda nil, gimana sama nasibku nanti?

Apa ini yang dimaksud Leo waktu kita janjian di Restaurant?

Ka Dion mengusap punggungku. "Sabar ya, Dek. Kaka yakin pasti ada jalan keluarnya untuk mengakhiri rencana bodoh ini."

"Aku pamit pulang duluan." ucapku tanpa melihat Mommy dan Ka Dion, aku langsung bergegas meninggalkan mereka karena aku gak mau mereka melihat aku menangis.

Aku tak menggubris tatapan orang-orang yang penasaran, aku  berjalan dengan airmata yang terus mengalir, dapat kudengar langkah kaki yang berlari kecil dari belakang. Ka Dion. Dia mengejarku, aku memberhentikan taksi dan langsung masuk tanpa mendengarkan teriakan-teriakan ka Dion memanggil namaku.

- TO BE CONTINUE -

Kasian ya Angel Dijodohin dengan musuhnya.
maafkan typo bertebaran dimana - mana.

Jangan lupa Vote + Comment nya Thanks before♥

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro