Empat

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

.
.
***[Chapter Empat]***

~Di koridor sekolah~
-
Zei, Velia, dan Falhan berjalan bersama menyusuri koridor sekolah. Ketika itu, datanglah Licya.

"VELIAAA!" teriak Licya.

Ketiganya pun menoleh kearah Licya. Licya berlari mendekati Zei, Velia, dan Falhan.

"Hufftt... Gua pikir lu masih di kelas, Vel!" kata Licya yang terengah-engah akibat berlarian.

"Eh? Hahaha... Sorry, sorry!" jawab Velia meminta maaf.

'Weh... Ada cewek cakep! Walaupun gak secakep Velia sih!' Batin Falhan.

"Hello, halo, hai... Gua Falhan, siapa nama lu?" ucap Falhan.

"Licya," jawab Licya mengeluarkan senyuman manisnya.

'Masya Allah... Sedep bener senyumannya!' Batin Falhan again.

"Oh iya, lu kenapa nyariin gua?" tanya Velia kepada Licya.

"Gua mau ngajak pulang bareng," jawab Licya.

"Oh... Ya udah, ikut kita aja!" ajak Velia.

"Ok," jawab Licya singkat.

...

~Di jalan~
-
Keempatnya berjalan bersama-sama. Tanpa topik satu pun membuat mereka tak berbicara sepatah kata.

'Sepi... Topiknya apa ya? Em... Cari topik, cari topik...' Pikir Falhan dalam-dalam.

"Oy ,oy ,oy!! Sepi, sepi bae! Ngopi napa ngopi!" kata Falhan yang berusaha mengubah suasana.

"Lagi jalan jugak! Gua gak ada kopi!" jawab Velia sensi.

"Ye ilah... Eh, Zei! Emang elu gak kayak gimana gitu, sama tuh anak singa?" tanya Falhan kepada Zei.

"Hum? Apa? Kok gua gagal Falhan sih?" tanya Zei kebingungan.

"Woy, mas! Typo oy, typo! Gagal paham harusnye," kata Licya membenarkan.

Falhan hanya dapat memasang wajah datar karena tak percaya bahwa Zei dapat memutar balikkan candaannya. Pake namanya segala lagi.

"Ish, ish, ish..." desis Velia.

"Maksud gua, emangnya lu tahan sama sifatnya yang sensi gitu?" kata Falhan memperjas.

"Oh... Lu pikir gimana?" tanya Zei.

"Ye ilah... Malah tanya balik!" ucap Falhan yang semakin mendatarkan wajahnya.

"Yee... Ribut-ribut bae!" ucap Licya melerai Zei dan Falhan.

"Bodo!" jawab Zei dan Falhan bersamaan. Ya, beginilah ketika dua anak miper bersatu.

"Eh, ya udah lah! Cya, kita balik duluan aja yuk! Gedheg gua sama nih dua bocah," kata Velia sembari menarik tangan Licya dan meninggalkan Zei dan Falhan.

Zei dan Falhan pun menghentikan langkahnya.

"Yee... Malah ditinggalin," kata Zei.

"BODO AMAT!!" kata Velia yang berlari dan mengeluarkan tawanya.

'Dia ketawa ya? Ini seruskan?' Tanya Zei dalam hati.

...

"Hey, Cya! Lu gak mampir nih?" tanya Velia kepada Licya.

"Huh? Em... Entar sorean aja lah gua kerumah lu," jawab Licya.

"Gitu ya? Ya udah deh, ntar sore ya!" kata Velia.

"Ok, gua balik dulu ya.. Bye!" ucap Licya melambaikan tangannya.

"Ok, bye-bye!" kata Velia membalas lambaian tangan Licya.

Setelah itu, Velia masuk kedalam rumahnya. Rumahnya gedhe, segedhe gedong. Gila kan, luas sangat, halamannya. Kalau rumahnya sih ya cukup lah untuk satu keluarga. Ya gedhe emang, tapi ya... Udah lah! Bingung nih author.

"Aku pulang!" teriak Velia.

"Sudah pulang, nak?" tanya ibunya yang menghampiri Velia.

"Belom, Ma! Velia masih sekolah. Ya udah lah, Ma. Velia aja dah ada di rumah," ucap Velia.

"Oh, iya juga ya!" kata ibunya.

"Ya udah, Velia masuk kamar dulu, Ma! Dadah," kata Velia dengan sedikit mengeluarkan tawanya dan pergi meninggalkan ibunya.

'Tumben anak itu tertawa. Dia kenapa ya?' Batin ibunya. 'Hemm... Pasti karena seseorang. Masa muda memang berpengaruh!'

Velia masuk kedalam kamarnya. Ia pun langsung membanting tubuhnya ke kasur. Velia langsung mengambil bonekanya dan memeluk boneka itu.

Velia meluapkan semua yang sedang ia rasakan saat itu. Bukan meluapkan amarah, tapi meluapkan kesenangan yang berada di hatinya. Eeaa... Eeaa...

Kembali teringat semua kata-kata yang dikeluarkan Zei. Yee... Pantesan ketawa-ketawa sendiri. Rupa-rupanya itu alasanya... Heemm...

'Gua kenapa sih? Setiap kali gua inget Zei, gua selalu deg-degan. Iihh...' Batin Velia. 'Gua baru tau kalo lu itu sebenernya ganteng! Tapi, kok gua baru sadar ya?'

"Dasar," gumam Velia dengan senyum dan tawanya.

Velia pun bangkit dari tempat tidurnya. Ia berjalan menuju mejanya. Oww... Meja yang memiliki rak itu, dipenuhi dengan buku. Velia mengambil salah satu bukunya. Buku apa yang diambil? Buku diary ternyata... Ciyee...

Velia membuka satu-persatu lembaran kertas itu. Ia mengambil penanya dan mulai menulis kata-kata didalamnya.

~~
Rabu, 27 Juni 2018

Dear diary,
Gua gak ngerti apa yang udah terjadi sama gua hari ini. Gua masih belum ngerti dari perasaan yang gua rasain saat ini. Kenapa? Apa yang terjadi sebenernya? Apa yang gua rasain sebenernya?

Oh ya, hari ini ada cowok yang super duper nyebelin. Udah kenal sih, cuma gak tau kenapa ternyata kita satu SMA. Nama cowok itu ZEIFULAN RIZKY. Panggilannya Zei. Dia tuh ya, orang yang paling nyebelin yang pernah gua temuin sebelumnya.

Tapi, gara-gara kelakuan konyolnya, gua jadi ngerasain perasaan yang belum pernah gua rasain sebelumnya. Emm... Entahlah... Tapi, karena dia gua jadi bahagia. Mungkin, gua bakal terimakasih sama dia.

Dan gua akan inget ini.

~~

Velia membaca tulisannya berulang-ulang. Etdah, ketawa lagi ketawa lagi. Hadehh... RSJ, RSJ!!!

Setelah puas membaca tulisannya berulang-ulang, Velia pun kembali berbaring pada kasurnya. Bukan meluk boneka lagi... Kali ini korbannya adalah guling! OMG!!!

Apa salah guling dan bonekanya, Yawlo... Sampe jadi korban gitu. Ish... Ish... Ish... Kasian.

Tak selang berapa lama, datanglah temannya yang bernama Licya. Tutturu~~

Tok tok tok

"Masuk, kagak dikunci kok!" seru Velia.

Terbukalah pintu kamar Velia tersebut. Licya pun memasuki kamar Velia. Velia mulai bersikap biasanya. Menyembunyikan kesenangan hatinya dihadapan Licya.

"Eh, elu!" ucap Velia.

"Ya, ini gua! Emang kenapa?" tanya Licya.

"Tadi kata mau sorean kesininya," jawab Velia.

"Ya itu tadi," kata Licya.

Disela-sela pembicaraan Velia dan Licya, Handphone Velia berbunyi menandakan pesan masuk.

~~ ~~

Zei orng aneh

Hello?
Woy, anak singa!
Ratu sensi
Woy!!!!

Apaan sih?

Ketemuan yuk!

Ha?! Ketemuan dimana coba?

Di hati lu!
Wkwkwk....
Ya ketemuan diluarlah!

Oh, ok!
Jam?

Ntar gua jemput dah

Eh?

No protes! Dah gua ketik gak bisa ditarik lagi!

Hn, pemaksaan! Ya dah iya!

Ok!
~~ ~~

"Ekhem... Gua dilupain nih!" kata Licya yang melihat Velia fokus dengan Handphone-nya.

"Ehehehe... Sorry, sorry!" kata Velia yang meminta maaf.

"Iya, iya!" jawab Licya.

"Oh iya, gua gak bisa lama-lama disini," kata Licya.

'Heleh... Gak bisa lama-lama!' Batin Velia.

"Iya deh! Gua anter lu sampe depan," ucap Velia.

Velia dan Licya pun berjalan keluar. Keduanya berjalan menuruni tangga hingga sampai didepan gerbang rumah Velia.

"Ok, gua balik dulu ya," kata Licya yang pergi dari rumah Velia.

Velia menjawabnya dengan lambaian tangan dan senyuman. Ia kembali masuk ke dalam rumahnya.

'Kira-kira, Zei mau ngajak gua kemana ya? Gua jadi penasaran."

.
.
.

***TBC***
-Rabu, 27 Juni 2018-

Yeyy... Up...
Cerpen dah mau selesai nih...

Hip hip hore.... Sebelum akhir bulan dah mau selesai... Semoga selesai tepat atau sebelum akhir bulan, AAMIIN....

Btw, vomment ya... Tapi, santai aja,, author yang baik hati dan tidak sombong ini gak maksa kok... Jdi, terserah kalian aja sih :v

Ok, segini dulu ya...
Sampai ketemu di chapter selanjutnya...

Dadah...

1091 Words'

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro