Eps 1 - Crystal 1

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Dari sudut matanya, seorang gadis sesekali mencuri pandang ke arah seorang pria Kaukasian berambut pirang dengan potongan cepak yang tampak sedang serius mencurahkan seluruh inderanya untuk mengawasi kinerja 5 orang yang sedang bertugas di ruangan ini dari balik mejanya.

Pria itu sedang duduk di kursi komando. Tampak sangat jelas raut wajah yang tenang, namun penuh konsentrasi. Ia terlihat awas, memperhatikan tiap-tiap hal yang dilakukan oleh setiap anggota unit nya sambil sesekali menyesap kopi dari cangkir kertas yang selalu tersedia setiap pagi di atas mejanya.

"…High Tower to Alpha-6, granting permission to execute Retraction Plan. Clearence level A submitted. Proceed immediately. Go ahead for point RTS five clicks northeast, Join force with Support team Sierra-3 at rendezvous point, Roger…", terdengar suara dari seorang pria Asia yang duduk di depan sebuah layar kontrol. Mata kecilnya tampak mengawasi beberapa titik yang sesekali berkedip di depannya. Ia terdengar sangat tenang saat sedang memberi instruksi pada seseorang yang terhubung dengannya melalui komunikator yang terlihat melekat di telinga kiri. Kini mata sang komandan sedang terfokus kearah pria tersebut.

Pria Asia itu kini menoleh kearah sang komandan "Commander Summer Sir, Tim serbu Alpha-6 terkepung oleh polisi lokal, ada saran sir?", tanyanya dalam bahasa Indonesia yang fasih.

"Release Project Nanocreed H-5. Full throttle. Clearence Level AA - 19C. Leave no marks!". Sang komandan memberi perintah. Logat Amerika nya terdengar tegas, namun tetap tenang.

"Affirmative!" Pria Asia itu kembali menatap kearah monitrol kontrol miliknya.

Suasana sedikit tenang sekarang. Gadis yang sedari tadi menguping, tak membuang kesempatan ini untuk membuka komunikasi dengan sang komandan. "Summer sir!?"

Sang komandan menoleh ke arah gadis itu, memberi satu anggukkan keatas.

"A direct message from miss Tea, Sir. Meminta kita untuk hadir diruangan beliau. Sekarang sir" Gadis itu menjelaskan dengan bahasa Indonesia.

Komandan Summer hanya membalas dengan satu anggukan yakin. Sang komandan kembali menoleh kearah pria Asia yang tadi terakhir kali berbicara padanya "Bram. How's Apha-6 going?".

"Arrived at rendezvous point safely. And already execute join operation with Sierra-3 as we speak, sir", Bram menjawab tenang.

"Good!. Now take my place until further notice. Jakarta High Tower is yours" Titah sang komandan kepada Bram untuk menggantikan posisinya.

"Yes Sir!"

Sang komandan berdiri, lalu melangkah menjauh dari meja komando. "Crystal! Are you ready?" Memanggil sang gadis.

"Yes sir!" Sang gadis mengangguk yakin.

"Let's do this!"

"Alright Sir!" Ujar Crystal.

Kemudian, dari belakang, gadis itu mengikuti sang komandan untuk keluar dari ruang Komando.

———————

Crystal dan sang komandan, Summer, kini sedang berada di dalam kantor kepala kesatuan mereka. Menunggu respon dari sang Kolonel yang tampak sedang membolak balik laporan yang baru saja mereka serahkan.

Tiba-tiba sang Kolonel menatap Crystal tajam "Are you really sure about this?"

"Yes! Miss!" Crystal menjawab dengan yakin.

Brakk!!!

Sang Kolonel membanting telapak tangannya diatas laporan proposal yang mereka serahkan.

"Take this more seriously. You tak takut?. I tak suke perihal macam ni!" Sang Kolonel menghardik dengan logat Melayu nya terdengar kental.

"Permission to speak freely, miss!!" Sang komandan meminta ijin.

"Go ahead"

"I think that miss Crystal here, has already measure up every steps that she propose to you. Alongside with every single consequences, Miss", Summer berusaha membantu anak buahnya.

Sang Kolonel meraup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Menyandarkan punggung pada sandaran kursi, setelah menghela nafas panjang, ia kembali menatap ke arah Crystal "Cryst!, I really hate this idea!, you know that more than anyone in this unit!!"

"Permission to speak freely, miss" gadis itu meminta ijin.

"For God Sake!, cakap lah…"

"Saya sungguh sudah memikirkan perihal ini semenjak lebih dari 10tahun yang lalu…" Crystal mulai berusaha menjelaskan, "…tolonglah kak Teara. Ini adalah alasan utama yang membuat saya bisa hidup sampai sekarang". Crystal memohon dalam bahasa Indonesia. Walaupun kalimat itu diucapnya dengan penuh ketenangan, sang Kolonel dapat merasakan sebuah ketulusan.

"How sure are you?!!" Intonasi sang Kolonel meninggi.

"Semenjak saya mengucap sumpah setia pada Credo, nyawa saya sudah bukan lagi milik saya. Untuk beliau, miss, saya rela ma…" —

—"…!!!!"

Sebelum Crystal sempat untuk menyelesaikan kalimatnya, secepat kedipan mata, Kolonel Teara sudah berada di tepat depan Crystal. Beberapa kertas dimeja melambai lembut, tertiup angin residu dari kecepatan yang tak tertangkap mata normal manusia.

Kolonel Teara melihat kedua netra coklat jernih milik Crystal lekat, dengan tatapan yang terasa sangat tajam menusuk. Dengan sedikit menggeram, perlahan namun penuh penekanan, sang Kolonel berkata "don't you dare to finish those sentence"

Summer mengerjap terkejut. Matanya membeliak menatap atasannya yang sekarang terselimuti oleh aura kemarahan.

"I Value every soul who stood under my command very highly. Every single one of them are precious..." Kolonel Teara berhenti sejenak. Semakin mendekatkan wajahnya kearah wajah Crystal "…including you!!".

terdengar suara telepon dari meja kerja sang Kolonel— sedikit memecah ketegangan yang terjadi diantara mereka.

Kolonel Teara melangkah mendekati meja kerjanya. Menekan tombol loud speaker " Yeah!"

"Miss Ishida! A dirrect call from Mansion Amertha…" suara lembut dari operator memberitahukan.

"Sambungkan!" Perintah sang Kolonel.

tuut…

"Mai…ini gua, Mike,… Zaza…dia koma! Lu bisa kesini sekarang!!?" Mendengar suara dari seberang, wajah sang Kolonel terlihat keruh.

"Macam mana sih Mike!?! Wait for me, Kay!?" Sang Kolonel mengakhiri panggilan. Kemudian menatap kearah kedua anggota nya. "I have to go. Go back to your station!"

Tepat sebelum sang Kolonel melangkah menjauh, Crystal menyeru "kak Teara…!!"

Kolonel Teara menoleh kebelakang.

Crystal menoleh sejenak kearah sang komandan.

Menangkap maksud anak buahnya, Summer mengangguk, memberi ijin.

Crystal kembali menatap sang Kolonel "…boleh kita ikut?"

Sang Kolonel menangkap raut khawatir yang sama dengan miliknya pada wajah-wajah anak buahnya. Ekspresi wajah Kolonel Teara melembut. Terbesit sedikit keinginan untuk mengijinkan mereka berdua, namun, ada hal yang lebih penting yang harus mereka lakukan.

"I'm sorry, not right now. Apparently, we don't have much time left..." Sang Kolonel menoleh ke arah Summer, "…go back to High Tower Command Center, your Unit need you more, and for you…" sang Kolonel menoleh kearah Crystal.

"…please continue writing the story. For her. Don't worry, I'll inform you guys right away if something happen" kemudian sang Kolonel berlalu meninggalkan ruangan.

Tangan Crystal mengepal erat. Tubuhnya bergetar menahan tangis.

"Let's go back. We have something to do" Ucapan Summer mengembalikan kesadaran Crystal dari emosinya.

Crystal hanya bisa membalasnya dengan anggukan.

Mereka berdua melangkahkan kaki untuk meninggalkan ruangan atasan mereka. Sesaat setelah menutup pintu ruangan itu, sejenak mereka melihat kearah papan nama yang tertera disana.

Chief Warrant Officer
Col. Maiko Ishida

Kemudian mereka meneruskan langkah kembali ke ruang Komando dengan perasaan menggantung dan pilu. Tanpa mengucap satu katapun, di dalam hati, mereka tak henti-henti melantunkan do'a do'a. Memohon keselamatan untuk Sang AVA.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro