Eps 21 - Issac Summer 3

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Catur Besar

«§»

Tepat 5 menit sebelum acara utama malam ini, tim saya sudah bersiap pada posisi masing-masing.

Semua senjata dan peralatan pendukung telah selesai terdistribusikan dengan baik. Perintah untuk mengaktifasi Nano Creed, dan himbauan untuk memulai memupuk Prana sudah diteriakkan. Yang kemudian saya lanjutkan dengan melancarkan perintah-perintah operasi standard pertempuran.

Saya ditugaskan untuk membawahi tim yang beranggotakan 78 personel yang terbagi dalam tiga posisi, Tech Suport, Medic, Dan Pertahanan. Mengelilingi langsung Kepala Kesatuan saya, Nyonya Haghar, pada cincin pertahanan paling dalam.

Sementara tiga tim lain melakukan persiapan sesuai peran masing-masing sampai pada dua cincin pertahanan terluar.

Nyonya Haghar sudah terlebih dahulu merapal beberapa Enchantment perlindungan dan penyembuhan berkala. Sementara setiap personel dengan tugas masing-masing telah melakukan persiapan-persiapan sesuai dengan perintah saya.

Tech support. Mengawali dengan membuat—mengikat—melipat gandakan algoritma perlindungan dan distribusi Prana eksternal ke semua Nano Creed yang terhubung langsung pada server internal kami. Memudahkan tiap personel untuk fokus dan mendistribusikan Prana pada titik-titik vital stratagem kami.

Medic. Setelah selesai dalam memepersiapkan segala hal yang bersifat teknis, mereka mulai melakukan pemberkatan pada semua peralatan, merapal beberapa Enchanment pendukung masal, dan secara efektif mengatur pembagian tugas untuk melakukan penyimpanan Prana, yang nantinya akan dipergunakan dalam keadaan genting.

Pertahanan. Mereka telah selesai dalam melapisi semua personel kesatuan dengan perisai Prana. Tak terkecuali Nyonya Haghar. Dan secara kontinyu, terus melakukan penstabilan konstruksi Aura dan Prana kami.

Dimenit-menit terakhir, saya mendapati suatu hal sedang berlangsung pada kubu lawan, kubu anda.

Untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi, saya mencurahkan sedikit Prana pada seluruh sistem pengelihatan, agar saya bisa melihat lebih tajam.

Saya mendapati tiga buah sobekan ruang-waktu, terbuka tepat di depan posisi kesatuan anda yang berjarak kurang lebih 1 kilometer dari kesatuan saya.

Melalui salah satu sobekan, saya melihat kepala kesatuan anda, Nyonya Sarah, hadir bersama dengan beberapa anggota Suku Kuno. Dan melalui sobekan-sobekan yang lain, anggota-anggota Suku-Suku Kuno yang lain turut hadir secara bersamaan.

Dalam hati saya sedikit gentar. Sebuah peristiwa yang dihadiri oleh anggota suku-suku Kuno tak pernah berakhir baik.

Satu menit sebelum serangan pertama dilancarkan, dua dari tiga belas anggota Kesatuan Machina 13 hadir di tengah-tengah kami. Kami bisa mengenali mereka dari badge yang tersemat pada lengan kanan seragam mereka. Bak angin segar, kehadiran dua personel Elite tersebut memberi efek positif pada produksi dan distribusi Prana pada konstruksi aura kami.

Namun sejauh kemampuan saya menghitung, hanya 11 personel dari kesuluruhan 13 personel Elite yang menghadiri perhelatan besar malam ini.

Nampaknya salah satu isu yang berhembus beberapa hari ini benar adanya. Sang kapten dan wakil kapten dari kesatuan Elite tersebut menyatakan abstain pada pesta politik kali ini.

Detik-detik terakhir saya pergunakan untuk mencari sosok anda. Dan begitu saya menemukan anda, sekali lagi saya jatuh hati —(sekali lagi saya minta maaf miss)—

Untuk beberapa saat setelah anda memeluk sosok Nyonya Sarah, anda menatap sekilas dan mengetik pada permukaan perangkat selular anda dengan senyum lebar terukir diwajah manis anda. Lalu perlahan, untuk pertama kali, saya melihat tubuh anda bersinar, semakin lama semakin terang. Sinar kuning-kemerahan yang sangat menakjubkan.

Yang pada detik terakhir, perhatian kami —(saya hampir yakin kalau hampir semua pasang mata dari tiap personel kami menatap kearah yang sama, karena begitu intens rasa takut yang tiba-tiba menguar kami rasakan dari ujung kaki sampai ujung kepala. Sebuah tekanan yang sangat mengganggu pada ke-stabilan konstruksi Aura dan Prana kami)— tertuju pada hanya satu sosok.

Seorang wanita muda berambut pendek sebahu berwarna merah pirang keemasan. yang berdiri menghadap arah barat, dengan posisi tepat berada di depan Nyonya Sarah. Wanita yang sama, yang duduk dalam satu sofa bersama dengan anda sore tadi.

Seseorang yang saya abaikan begitu saja saat saya akan berkenalan dengan anda. Seseorang yang tidak saya perdulikan karena sama sekali tak merasakan Aura apapun darinya. Yang saya anggap sama saja dengan tiap-tiap undangan VVIP dari penghuni Dunia Atas. Dan seketika dalam hatipun saya bertanya, orang macam apakah yang punya kemampuan se-mengerikan ini yang mampu menekan Auranya sampai pada batas tak terasa apa-apa.

Dan seketika itu pula sebuah suara wanita, lembut mengalun menggema, berucap dalam benak saya, Nyonya Haghar, berkata "jangan lepas perhatian kalian pada sosok keemasan itu. Dialah orang yang kalian kenal sebagai Sang Malaikat. Ia yang menyandang predikat Ratu Horror, seseorang yang mempunya code name Izzara Berliana. Orang paling berbahaya pada Catur kali ini. Sekaligus orang yang dihakimi dimalam bulan purnama ini".

Ya, dialah seorang Elite Escort dengan ke-mahsyur-an menyamai popularitas  Kesatuan Machina 13.

"jika kita mendapatkan orang tersebut, maka kemenangan berada dipihak kita. Bersiaplah kalian semua"

Itu adalah kalimat terakhir yang diucapkan oleh Nyonya Haghar melalui benak kami semua. Yang secara otomatis membuat saya, melalui pengelihatan yang sudah saya lipat gandakan, mengkalkulasi strategi dan menganalisa posisi Sang Malaikat.

Pengamanan yang diatur disekeliling beliau sungguh sangat lengang, sangat terlihat kesan yang kuat, seakan-akan beliau dan Nyonya Sarah sama sekali tidak memperlukan penjagaan. Ini sangat tak bagus menurut perhitungan saya.

Sepersekian detik kepedulian saya pada Catur aneh ini meningkat sampai pada batas yang saya sendiri terkejut ketika memikirkannya kembali.

Tergambar secara jelas dikepala saya, kesemua Petinggi Credo, para Pimpinan tiap kesatuan, ada pada kubu yang sama dengan kami, kecuali satu, Nyonya Sarah. Maka baru saya paham akan apa yang sebenarnya terjadi malam ini.

Namun melihat dukungan dari Suku-Suku Kuno yang Nyonya sarah dapatkan, secara kekuatan, posisi beliau sungguh dapat dikatakan memiliki bobot yang sama dalam kancah per-politikan Dunia Bawah. Namun kenyataan bahwa pengamanan disekitar beliau dan Sang Malaikat yang sangat lengang, sungguh membuat saya khawatir.

Dengan segera terbesit dalam benak saya sebuah prasangka buruk, yang kemudian saya tindak lanjuti dengan mengirimkan perintah ke seluruh personel yang berada dibawah kekuasaan saya, untuk segera memperketat dan menambah lapisan pelindung Prana pada Nyonya Haghar.

Namun belum selesai perapalan perlindungan tambahan dilakukan, semua usaha penambahan terhenti seketika —(dan menjawab ke-khawatiran saya)— saat secara menakutkan, sekumpulan kabut, merayap menyelimuti tanah tempat dimana kami berpijak, secara aneh dan cepat, membuat bulu kuduk saya berdiri. Sebuah perasaan paling mengerikan yang pernah saya rasakan seumur hidup. Rasa yang lebih mengerikan daripada perasaan ketika saya menghadapi kematian.

Kemudian dapat saya tangkap dengan telinga saya, beberapa rentetan senjata api dan perapalan enchantment enchantment pertarungan dan pelumpuhan mulai terdengar dari beberapa kesatuan dari kubu kami. Tembakan-tembakan serangan magis bersifat merusak dan kutukan, mulai melesat kemudian.

Secara kolosal semua serangan tersebut tertuju hanya ke satu titik, yaitu menuju posisi dimana kubu anda berada.

Dalam hati saya menyadar, Catur Besar malam ini pun telah dimulai.

Suara-suara ledakan mulai menyusul teriakan-seruan perang dari pasukan penyerang ujung tombak yang terus mendekat dan tanpa henti, berkesinambungan, terus memuntahkan peluru-peluru magis dari ujung-ujung laras senjata mereka. Diikuti dengan pergerakan pasukan penyerang jarak dekat, yang mulai membungkus berbagai macam bentuk senjata tangan dengan lapisan Prana dan enchantment perusak.

Dengan mata saya yang masih dalam kondisi ter-amplifikasi prana, saya dapat menyaksikan serangan kubu kami mentah. Terhalang oleh lapisan energi pelindung khusus.

Melalui laporan dari tim Tech Support, pemindaian mereka mengatakan bahwa signature energi perisai tersebut tersusun dalam konstruksi algoritma yang tidak kami kenal. Lapisan pelindung itu tidak sepenuhnya teraktivasi oleh prana. Namun saya tak bisa mengenali sisanya.

Namun ketika saya melihat pasukan ujung tombak dan pasukan penyerang jarak dekat tinggal selangkah mencapai titik terluar perisai pelindung kubu anda, saya mendapati sebuah suara seorang wanita yang lirih menggema, tertangkap oleh pendengaran saya. Dan saya yakin, suara itu pun didengar pula oleh semua individu yang berada di tanah lapang padang golf yang menjadi lokasi Catur saat ini.

Saya mendengar sebuah kalimat yang diucapkan dalam bahasa yang asing bagi saya. Dan secara mengerikan entah dengan cara apa, saya semacam memahami kalau yang sedang mengucap kalimat itu adalah sang Malaikat. Dan saya masih sangat mengingat pelafalannya. Kira kira seperti ini.

...Manunggaling Ingsun Kalian Rika, Nyimas Anggatri...”

Dalam pengelihatan saya, saya mendapati sebentukan transparan, sepasang benda menyerupai sayap —(atau ekor yang sangat panjang, saya tidak begitu jelas)— menyeruak melalui punggung Sang Malaikat. Nyonya Liana.

Peristiwa itu disusul oleh sebuah ledakan energi yang menimbulkan tiupan lembut, dan sekilas cahaya keemasan berpendar disekitar Nyonya Sarah dan Sang Malaikat.

Dan ketika wanita tersebut menoleh menyapukan pandangan kearah kami semua —(secara menakutkan, terasa seperti ia baru saja melebur bersama suatu entitas lain yang sama sekali tidak dapat saya deteksi, walaupun secara fisik dia tak berubah bentuk, ia seperti bertransformasi menjadi sosok lain. Bukan lagi sosok wanita buta yang tadi sore saya lihat. seketika, saya melihat bahwa ia seperti tiba-tiba dapat melihat)—

Wanita berambut emas itu menebar pandangan mengintimidasi. Dan seketika itu saya paham akan predikat beliau sebagai Ratu Horror, karena secara tiba-tiba, saya merasa seakan ingin segera saja untuk menyerah, sebelum hal menakutkan lainnya menyusul menyentuh nafas saya yang sudah berhenti di ujung tenggorokan saya.


——————

Sesuai perintah anda saat pertemuan kita yang terakhir. Saya telah mendapatkan gambar yang menurut saya cukup mendekati penggambaran wajah beliau —(Nyonya Liana)— ketika peristiwa itu terjadi.

Walaupun sebenarnya gambar ini sama sekali belum bisa menggambarkan perasaan Horror yang kami rasakan. —(maafkan saya miss Tea, karena secara terpaksa, akhirnya anda harus setuju dengan gambar diatas)—

———————

Dan hal berikutnya yang terjadi adalah kepasrahan total terjadi pada tubuh, pikiran, dan jiwa saya.

Itu terjadi ketika Nyonya Liana tersenyum lembut, yang membuatnya terlihat semakin cantik, namun secara bersamaan terasa sangat mengerikan, mengucap lirih sebuah kalimat —(yang sekali lagi saya yakin, setiap individu yang berada disanapun mendengarnya)—

“...Waringin Sungsang!!...”

Lemas dan tak berdaya.

Itu yang saya rasakan satu detik setelah kalimat itu diucapnya. Disusul dengan terjadinya system failure disetiap lini stratagem kami. Menyebabkan mati-nya seluruh support system dan defense.

Kemudian datanglah sekelebat sosok bercahaya kuning-kemerahan, yang tiba-tiba hadir bersamaan dengan munculnya robekan ruang-waktu yang mendadak muncul ditengah-tengah cincin pertahanan kami yang paling dalam.

Sosok itu hanya sedikit melakukan tendangan kearah lipatan lutut saya, yang sontak membuat saya secara terpaksa berlutut sebelum akhirnya terduduk, lalu tersungkur lemas. Dan sepersekian detik berikutnya, sosok itu telah berada dibelakang Nyonya Haghar, menekan sebilah belati pada leher beliau.

Sosok itu adalah sosok yang sama yang mencuri perhatian saya sepanjang sore hingga malam. Sosok yang telah mengambil hati saya. Sosok itu adalah Anda.

Tak lama kemudian mulai bermunculan sosok-sosok lain dengan kepadatan fisik yang sangat tipis, yang saya sinyalir berasal dari salah satu dari sekian jumlah Suku Kuno yang membantu kubu anda.

Meniupkan semacam udara dingin yang membuat sekujur tubuh saya diselimuti oleh udara sejuk, namun juga hangat yang sangat menenangkan, dari mulut-mulut mereka. Yang sedetik kemudian saya merasa perlahan namun pasti, memulihkan kondisi fisik dan Prana saya yang sudah terkuras habis. Namun masih tetap dalam rasa Kepasrahan.

Hal yang selanjutnya terjadi adalah, Nyonya Haghar mengucap kalimat penyerahan diri.

Seketika itu saya menyadari bahwa kekalahan telah menjadi akhir bagi kesatuan kami di dalam kancah Catur Besar ini.

10 menit kemudian secara berturut-turut, kekalahan demi kekelahan mendera kubu kami. Namun yang mengagumkan adalah, kekalahan itu kami terima dengan tanpa jatuhnya korban satupun. Yang membuat saya secara terpaksa, akhirnya mengerti dan memahami akan prestasi kesatuan anda yang selalu sukses dalam tiap misi yang kalian emban, dengan predikat No Cassualties. Tanpa korban jiwa.

Dan 5 menit kemudian, teriakan gencatan senjata diserukan, kancah per-Catur-an pun berakhir.

Dengan segera robekan-robekan ruang-waktu muncul di tiap-tiap posisi kubu kami, disusul dengan munculnya 2-3 individu yang sebagian berleher panjang, dan bertelinga panjang pada individu yang lain —(yang saya sinyalir juga berasal dari Suku-Suku Kuno)— yang dengan segera memulihkan tiap-tiap personel dari kubu kami.

Setelah kondisi saya pulih sepenuhnya, hal yang kemudian saya saksikan adalah berkumpulnya para petinggi credo di tengah lokasi gencatan senjata. Bersama beberapa personel High-Ranker, termasuk Nyonya Liana, Perwakilan dari Suku-Suku Kuno, dan beberapa individu yang tidak saya kenal. —(yang belakangan saya sinyalir adalah pimpinan beberapa kesatuan Elite lain)—

Sayup-sayup saya mendengar percakapan mereka.

Tetua Tinggi Adam adalah sosok pertama yang suaranya saya tangkap. Sangat terasa aura kewibawaan beliau menguar, Terdengar kental nada ketidak setujuan beliau akan sesuatu.

Manusia hanya melihat apa yang ingin mereka lihat

Nyonya Liana dan seorang individu lain kini berada dibelakang Nyonya Sarah. Tanpa aura-aura menakutkan yang sedari tadi mendampingi mereka.

Tetua Tinggi Eve adalah sosok berikutnya yang kemudian suaranya saya tangkap.

“Tapi sayangku...kasih tak memandang kasta, tahta, dan rupa...mereka yang mengajarkan itu semua kepada kita...!!”

Tetua Tinggi Eve terdengar berusaha meyakinkan sesuatu kepada Tetua Adam. Namun Tetua Adam terdengar segera menyahut tak setuju.

“Lihatlah siapa mereka...” saya melihat Tetua Adam mengacungkan telunjuk kearah Nyonya Liana dan seorang individu yang terus berada disamping beliau semenjak Catur berakhir “...apa jadinya jika mereka dijadikan contoh oleh para pengagumnya!”

Tak lama kemudian Tetua Tinggi Abraham mulai ikut berbicara. Sangat terdengar kalau beliau berusaha mendukung Tetua Eve.

“Hukumi seseorang karena apa yang dilakukan, bukan karena siapa mereka...”

Sejenak saya menangkap kesunyian. Terasa hawa yang sangat tidak nyaman meliputi lingkaran mereka. Sampai akhirnya saya mendengar Tetua Tinggi Mosses mulai angkat bicara.

“Aturan tetaplah aturan. Sekalipun kita para tetua yang berbuat salah, terimalah hukumanmu”

Kali ini saya tak bisa menyimpulkan, dukungan terhadap siapa yang beliau utarakan. Sampai terdengar nada tidak setuju diucapkan oleh Tetua Adam.

“Tsk!! Tau apa kalian semua. Aku tau sendiri seperti apa godaan pengetahuan akan mempengaruhi mereka!!”

Kali ini saya melihat beliau menunjuk kearah kami semua. Seketika saya merasa seperti dipojokkan. Walaupun saya sama sekali tak merasa telah melakukan suatu kesalahan.

Tak lama setelah itu, saya melihat sedikit pergerakan yang berasal dari arah perwira Shu, yang dengan segera  ditahan oleh Nyonya Sarah. Beliau adalah yang selanjutnya urun bicara.

“to be freed, is to let go...”

Dengan segera Nyonya Haghar membalas perkataan Nyonya Sarah.

“its that so, Sarah Mi Amor?”

“oh Haghar my dear, we've already talk about this...”

Karena dialog yang selanjutnya terjadi terjadi begitu cepat, saya akan menuliskan percakapan mereka sebagai berikut.

Tetua Haghar Mira : “i completely agree with you my love...tapi apakah mereka yang tidak mengerti akan setuju dengan pendapatmu... hmm?”

Tetua Sarah Haven: “Adam yang begitu ku hormati...dengan penemuan kami, kita masih bisa untuk mengajari mereka kembali merengkuh semangat kepasrahan kepada Sang Pencipta...bukankah itu yang kau mau?”

Tetua Mosses Vitra : “Aku adalah orang pertama yang maju kedepan untuk mendukung, jika apapun yang kalian ajukan sama sekali tidak melanggar peraturan-peraturan dasar”

Tetua Abraham Merline : “Aku akan dengan senang hati menyalakan kembali tungku api penyucian warisan para pendahulu Credo kita untuk membantu jiwa-jiwa yang tergelincir untuk pulang”

Tetua Haghar Mira: “oh sayang...terima kasih...terima kasih”

Hal berikutnya yang bisa saya tangkap adalah sebuah pergerakan yang sangat tiba-tiba dari anda. Dengan membawa serta seorang bocah laki-laki kecil yang semenjak sore ini terlihat bermain dengan anda dan Nyonya Liana. Diikuti oleh Nyonya Liana dan sosok Individu berambut perak, yang entah kenapa sedari tadi, saya merasa mengenalnya namun tak bisa mengingat siapa.

Kalian semua berlutut ditengah-tengah lingkaran para Tetua tinggi. Lalu anda sedikit membawa bocah berambut coklat itu kedalam pelukan anda. Menghadapkan bocah itu kepada para Tetua tinggi, dan anda mulai berbicara.

Perwira Teara Ishida (anda) : "para Tetua tinggi, lihatlah potensi jiwa yang murni ini"

Tetua Adam Padre: “demi Tuhanku Yang Maha Penyayang, Siapakah jiwa murni yang indah ini?”

Perwira Liana : "Armand anak ibuk, sini nak..."

Saya bisa melihat Bocah itu menghambur kearah Nyonya Liana dengan wajah yang polos tanpa rasa takut sedikitpun. Walaupun ia sedang dikelilingi oleh aura-aura menekan yang penuh wibawa dari para Tetua tinggi.

Perwira Liana : "ia adalah anak kami wahai para guru agung sekalian"

Tetua Mosses Vitra: “kami...!? Anak!?!?”

Hal berikut yang saya tangkap dengan pengelihatan saya adalah sosok berambut perak yang mendampingi Nyonya Liana mulai angkat bicara. —(yang setelah sejenak kemudian kami semua mengenali beliau sebagai Pangeran Es. Kapten dari Kesatuan Elite Machina 13. Perwira Brianne Tatiana)—

Perwira Brianne Tatiana : "anak kami, para guru agung"

Kemudian sesosok pria asia berjalan maju yang kemudian berlutut disebelah Perwira Brianne Tatiana. —(yang kemudian kami semua mengenali beliau sebagai Sang Gunung Api. Wakil Kapten dari Kesatuan Elite Machina 13. Perwira Roan Tatinov)—

Perwira Roan Tatinov : "kemenakan saya wahai para guru agung, murid memohon welas asih kepada para guru agung sekalian"

Perwira Rian Tatiana : "koko!"

Pada tahap ini, saya hanya bisa merasa semakin jauh dari kedudukan anda. Melihat orang-orang seperti apa yang ada disekeliling anda.

Tetua Abraham Merline : “oh Sarah my love...ini kah yang kau sembunyikan dibalik project pelacuran Elite mu itu?”

Saya menangkap ekspresi kesedihan dibalik kalimat Tetua tinggi Abraham. Namun Tetua Eve angkat bicara.

Tetua Eve Madre : “Abe my dear, mereka tidak benar-benar melacur!”

Sesaat kemudian benak saya menangkap sebuah kehadiran tinggi yang lain. Yang tiba-tiba hadir dengan aura yang terasa tidak kalah agung dengan aura para Tetua Tinggi yang lain. Yang sedari tadi sama sekali tidak saya rasakan kehadirannya semenjak awal Catur Besar berlangsung.

Tetua Iesu Levi : “Sesungguhnya tugas mereka berada dalam lindunganku wahai saudara-saudaraku”

Tetua Adam : “iesu!!”

Jujur saja saya berusaha mati-matian untuk tidak berteriak menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Namun pernyataan Nyonya Liana dengan senyum cantiknya yang khas menjawab pertanyaan saya.

Perwira Liana : "Para Guru Agung sekalian yang sangat saya hormati, saya akan memikul tanggung jawab penuh untuk tidak mendukung saudara-saudara kami untuk berbuat atau meniru dosa apapun yang sudah kami lakukan"

Saya bisa melihat beliau semakin memeluk sang bocah yang kalau saya tidak salah ingat, bernama Armand.

Perwira Liana : "Sebagai ganti, ijinkan kami untuk sebisa kami, membimbing jiwa-jiwa yang jujur, untuk bisa sekali lagi, melakukan perjalanan untuk memilih, dengan kesadaran penuh. Merasakan kesempatan untuk lebih mengenal diri, sebagai hamba Tuhan Yang Maha Agung. Untuk melepas dan pasrah akan apapun keputusan-Nya, sampai habis umur saya"

Perwira Briianne Tatiana : "Kami menyadari dengan penuh bahwa pernikahan kami adalah dosa. Namun ijinkan kami untuk melindungi jiwa murni yang sekarang hadir diantara kami. Mohon welas asih para Guru Agung sekalian"

Pada tahap ini, akhirnya saya mengerti, bahwa ini semua terjadi hanya karena pernikahan antar anggota. Oh demi Tuhan Yang Maha Penyayang, sesungguhnya saya semakin tidak memahami apa yang ada dalam pikiran para Tetua Tinggi dengan segala keributan yang telah terjadi.

Tetua Mosses Vitra : “Takdir yang menyertai jiwa murni ini akan sangat berat, sesungguhnya aku adalah orang yang paling faham mengenai arti dari melindungi disini”

Perwira Teara Ishida (anda): "Saya akan melindungi jiwa ini dengan segenap kemampuan wahai para Guru Agung. Nyawa saya adalah tameng bagi jiwa ini"

Tetua Mosses Vitra : “Apa yang bisa dilakukan oleh seorang darah-campur!!”

Sebuah pergerakan kembali saya tangkap, berasal dari seorang wanita muda. Berjalan dari arah belakang Nyonya Sarah, berjalan masuk kedalam lingkaran para Tetua, lalu berlutut.

Perwira Ilona Victoria Mikailova: "Saya akan melindunginya, sampai batas umur saya, wahai Guru Agung sekalian"

Tetua Abraham Merline : “Oh Tuhan ku, pelacur yang lain...”

Tetua Haghar Mira : “Abe sayang ku...kumohon hentikan”

Secara serempak, lima sosok lain ikut maju kedalam lingkaran para Tetua. Dan berlutut.

Perwira Nathanael Adams : "Ex Machina 13, Nathan, akan menjadi pelindung jiwa murni ini"

Perwira Michael Han : "Ex Machina 13, Michael, akan melindungi jiwa ini"

Perwira Shu Aradiyathnam: "Ex Machina 13, Shu, akan melindungi dan mendidik jiwa murni ini!!"

Perwira Astri Gayatri : "Ex Machina 13, Astri, akan mengasihi dan mendidik jiwa tulus ini"

Perwira Cheng Yuan Hao : "Ex Machina 13, Cheng, akan mendidik jiwa murni ini"

Perwira Roan Tatinov : "Active Machina 13, Roan, akan menjadi paman sepenuh hati bagi jiwa polos ini!!"

Perwira Briianne Tatiana dan Perwira Liana secara bersamaan dengan suara yang serempak kemudian mengatakan hal yang senada. Sungguh membuat saya tersentuh.

"Briianne Tatiana, Active Machina 13 akan mengundurkan diri, demi menjadi orang tua bagi jiwa murni ini"

Kemudian saya menyaksikan secara berurutan Perwira Caprone, Perwira Lavelle, dan Perwira Eara mengikuti mereka yang sedang berlutut, untuk secara serempak menyampaikan penyerahan diri mereka demi melindungi jiwa murni itu.

Dan hal yang selanjutnya yang terjadi adalah, saya jatuh pingsan. Entah karena terenyuh, lelah, ataukah cemburu dengan apapun yang telah terjadi didepan kami semua.

Yang bisa saya katakan hanyalah, demi Tuhan, apa yang baru saja saya saksikan sebelum sampai akhirnya saya tak sadarkan diri, adalah sesuatu yang sungguh sangat menguras emosi saya. —(saya mohon maaf miss)—

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro