5.Sometimes I'm Not Angry. I'm Hurt

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sometimes I'm Not Angry. I'm Hurt.


Sometimes, i'm not angry, i'm hurt and there's a big difference

-anonim-



Dua mangkuk bakmi dalam mangkuk bergambar ayam mengepulkan asap, menguarkan wangi rempah.

"Gue laper banget, sumpah!"

Begitu pesanan diletakkan di meja, Gya tanpa menunda-nunda lagi, langsung meracik bakmi dengan mencampurkan sambal, jeruk dan sedikit kecap lalu bersiap untuk makan.

Di sampingnya, Cessa segera mengambil sumpit, mengaduk-aduk bakmi ayam jamur pesanannya setelah menuangkan sambal cair berwarna merah bercampur jingga dan menambahkan ekstra daun bawang. Ia butuh meniup-niup bakmi yang masih panas itu sebelum disuapkan ke mulutnya, jika tidak ingin berakhir mulut dan lidahnya melepuh.

"Ini yang bikin gue kangen seminggu ini. Bakmi ayam jamur," ucap Cessa setelah melewatkan dua suapan bakmi. Rasanya kaldu yang gurih, tekstur mie yang pas; tidak kaya karet tidak benyek, dan disantap dalam keadaan panas. Kalau lapar sedang ganas-ganasnya, ia bisa makan dua mangkok.

"Gue juga. Emang bener-bener ngangenin deh Bakmi Mas Min ini," kata Gya yang sudah mulai kepedasan karena sambel yang dituangkan tadi kebanyakan.

Warung bakmi yang mereka datangi malam itu lumayan ramai pembeli. Warung yang terletak tidak jauh dari kostan Gya itu termasuk destinasi kuliner favorit mereka berdua selain nasi pedas di warung Mbak Nur yang berjarak sekitar 100 meter dari warung bakmi ayam itu. Enaknya kalau makanan kaki lima seperti ini, selain enak, murah, porsinya juga banyak. Pelanggan yang datang ke tempat itu juga tidak peduli status sosial ekonomi. Orang bermobil mewah saja ikutan makan di warung itu.

"Mas, bakso sama pangsit rebusnya dong." Gya memberitahu kepada asisten Mas Min yang sedang menuangkan kuah bakso ke mangkuk. Ia menyebutkan tambahan pesanan mereka sebelum bakmi di mangkuk habis.

"Gue bilang kan tadi, pasti kita nambah," Cessa tertawa kecil, mengingat betapa rakusnya mereka malam itu. Entahlah, mungkin karena efek udara dingin, atau efek kangen makanan itu. Yang jelas alasan utamanya karena mereka sama-sama kelaparan sepulang dari kantor. Tanggung kan, kalau selesai makan, ternyata masih pengen nambah lagi?

"Wah parah juga kita." Gya ikutan tertawa. Mereka kembali meneruskan makan setelah extra bakso dan pangsit rebus diantarkan. Si mas ternyata menambahkan pangsit goreng, padahal mereka tidak memesan. Katanya sih gratis sebagai hadiah awal tahun.

Bisa banget ya si mas ngasih bonus?

Mungkin karena langganan ya?

Ya udah. Syukur deh kalo gitu. Rejeki tidak boleh ditolak.

"Eh, Cess. Mendingan besok kita sama-sama nyari baju buat dinner besok malam." Cessa mencoba mengingat jika ia bisa memakai salah satu pakaian yang ia beli di Korea. Tadinya ia ragu apakah ada di antara baju-baju itu yang bisa ia kenakan untuk dinner.

Tapi kalau harus beli baju baru lagi, gimana ya?

"Gue sih ada beberapa baju yang gue beli di Korea. Lo pilih aja satu." Cessa menawarkan kepada Gya, meski ia mengetahui ukuran baju Gya satu ukuran lebih kecil darinya.

"Lo kan tau, size gue S."

"Makanya gue tawarin, karena nggak mungkin juga lo ambil."

Gya mencubit pinggang Cessa. "Ih bilang aja lo pelit."

Cessa tergelak. "Awas lo ya? Ngatain gue pelit. Nggak gue jajanin lagi besok-besok."

Gya semakin gemas dan kini menyarangkan dua cubitan.

"Auw! Gya! Sakit tau!"

Gya mengelus-elus punggung Cessa. "Cup cup."

Mereka lalu kembali makan. Gya memang suka mencubit Cessa kalau sedang gemas. Kata Gya, muka Cessa itu memang menggemaskan. Kalau dicubit terus manyun, malah Gya makin keenakan mencubit Cessa.

Gya kembali ke topik percakapan semula. "Lihat aja dulu kalo emang ada yang bisa dipake buat makan malam. Gue sih ada juga stok hasil hunting waktu sale di GI tapi berhubung mau ke Amuz, better kita cari baju aja lagi deh. Yang mahalan gitu biar keliatan berkelas."

Cessa sebenarnya cukup percaya diri dengan baju-baju yang dibelinya kemarin. Kebanyakan yang ia beli adalah baju-baju kerja seperti blus, blazer hingga rok dari yang formal hingga semi formal. Harga belinya juga lumayan mahal. Untuk pakaian kasual, ia memilih pakaian dengan harga standar saja.

"Gue liat besok deh. Nanti gue pulang pagi-pagi banget, trus gue cek dulu baju gue. Kalo udah fix, nanti gue hubungin."

"Fix nggak fix lo mesti nemenin gue." Gya berpikir sejenak, ia merasa ada yang kurang. "Beli sepatu sama tas nggak ya?"

"Kan lo ada Tory Burch yang kita beli samaan waktu sale di Tinkerlust? Kalo tas, nggak perlu-perlu banget. Kan buat dinner doang. Nanti deh abis makan, gue bantu liat di lemari lo. Masih awal tahun gini, jadi mesti hemat."

"Iya juga sih. Waktu banyak midnight sale gue abis banyaak. Mana gue abis beli iphone 8 plus yang 256 GB hehe." Gya tersenyum.

"Ya ampun nih anak."

Komentar Cessa barusan menyiratkan keterkejutan. Namun hanya sebatas itu. Ia merasa tidak perlu mengomentari soal kebiasaan belanja Gya, karena hal itu adalah hal yang bersifat pribadi. Lagipula, uang yang Gya miliki juga hasil keringatnya sendiri. Kelak, barang-barang yang ia beli toh juga akan terpakai. Selama masih batas wajar, dan Gya merasa senang, mengapa tidak?

Fitrahnya, kaum hawa memang suka berbelanja. Hal yang membedakan hanya dari anggaran yang dimiliki serta kebiasaan berbelanja. Setiap orang memiliki pertimbangan masing-masing, apakah akan membeli atau tidak. Memutuskan akan membeli barang yang mana dulu. Penting atau tidak. Butuh atau tidak.

Hal yang terpenting adalah kita bisa membeli segala sesuatu dari gaji sendiri, sebab apa gunanya kerja keras bila tidak dinikmati?

***

Pacific Place Residence, 28th floor

19.40

Lewis Hamilton won Formula One 2018 with 11 wins.

Kemenangan di seri terakhir Grand Prix Formula One mengukuhkan Lewis Hamilton sebagai juara Formula One musim 2018 setelah melalui 55 lap Yas Marina, sirkuit sepanjang 5,5 kilometer yang terletak di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Mercedes won, pembalap dan konstruktorsama-sama mengumpulkan poin tertinggi. Sedangkan BMW flopped bahkan sampai terdepak dari klasemen akhir.

Yea, jika Adel benar-benar mendahuluinya menikah, ia benar-benar akan meminta Maybach sebagai pelangkah. He loves his BMW M4, but he still wants the new one Mercedes sport car.

Mercedes lagi naik daun gara-gara kemenangan Lewis Hamilton.

Two years in a row, won his fourth and fifth world Championship titles consecutively.

Dan titel kemenangan kelima F1 selama karirnya. 2008, 2014, 2015, 2017, 2018. Hamilton adalah juara F1 termuda. Ia memenangkan F1 tahun 2008 saat baru berusia 23 tahun, 9 bulan, dan 26 hari, sekaligus rekor sebagai pembalap kulit hitam pertama yang pernah memenangkan Formula One.

Lewis Hamilton, Congratulations.

Satu jam sebelumnya, Arion baru saja selesai mandi air hangat. Sambil menggosok rambut dengan handuk, diambilnya remote AC untuk mengurangi suhu kamar yang sudah mulai mendingin.

Setelah mengatur suhu AC, Arion keluar dari kamar dengan masih mengenakan handuk. Ia mengecek burger yang ia panaskan di microwave. Kemarin ia membeli dua burger Lawless, The Lemmy yang super besar itu, dan classic burger Montley Burg. Ia sudah menandaskan yang pertama, untuk malam ini ia hanya akan makan Montley Burg.

Aroma burger yang dihangatkan jelas tidak semenggoda saat keadaan baru disajikan. Namun sudah cukup lumayan untuk mengganjal perut yang lapar. Hidup sendirian seperti ini, ia sudah terbiasa.

Mungkin benar kata mama, jika ada perempuan yang mengurusnya dalam hal ini seorang isteri, ia tidak perlu memikirkan tentang aspek kehidupan yang bisa ia bagi bebannya dengan orang lain. Mungkin ia bisa lebih fokus bekerja tanpa memikirkan soal makanan, laundry, membersihkan tempat tinggal dan pekerjaan domestik lainnya.

Hell, ngapain ia nyuruh-nyuruh isterinya bekerja jika ia masih mampu menyewa ART? Memberikan pekerjaan kepada orang yang membutuhkan selain beramal juga membantu program pemerintah mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran.

Saving our planet, lifting people out of poverty, advancing economy growth, these are one and the same fight. Ban Ki-Moon.

Isterinya cukup melakukan hal-hal yang menyenangkan, sekalipun itu berarti hanya sekadar urusan memberikan layanan kepuasan di tempat tidur, atau di manapun tempat yang ia inginkan. Pulang kerja capek dan stres, dan terkadang seks bisa jadi solusi, to quick release to relax your body. Screw stress, have sex.

Kalau punya isteri kan bisa bebas mau ngapa-ngapain?

Damn. Kenapa sekarang ia menyetujui ucapan mama yang kemarin enggan ia tanggapi malah membuat telinganya pengang?

Wow, ia sudah terlalu lama tidak menyalurkan hasratnya, makanya pikirannya semakin tidak waras.

***

Arion benar-benar hanya mengenakan kaus putih dan trunk Calvin Klein saat memakan burger sembari menonton Fox Sports. Mendengarkan theme saluran olahraga itu paling sedikit tujuh kali, iklan-iklan olahraga new season. Bakalan banyak tontonan baru di tahun ini. Ya katakanlah, setiap awal tahun sejak olahraga-olahraga populer digelar annual. Grand Slam, NBA, soccer, baseball, football dan tentu saja Formula One.

Musim F1 2019 baru akan digelar pertengahan Maret, dibuka oleh race perdana Rolex Australian Grand Prix di Melbourne. Tidak seperti sepakbola yang lebih simpel jadwal pertandingan, nama klub yang bertanding dan stadion yang dipakai. Dalam F1, setiap bulan Desember tahun sebelumnya, bukan hanya jadwal race yang dirilis. Pecinta balapan termahal di dunia ini pasti telah mengetahui jadwal rilis dimulai dari car launch dates, pre season test dates sampai the F1 race calendar yang dimulai bulan Maret itu.

Ia sudah tidak sabar menyaksikan kejutan baru apalagi yang akan terjadi di arena balap. Tahun lalu Ricciardo, pembalap Red Bull secara mengejutkan menang di Grand Prix China, sekalipun hanya start dari posisi 6. Atau ketika Sergio Perez dari Force India berhasil naik podium untuk pertamakali setelah dua musim balapan. Vettel yang memegang pole position malah finish di urutan ke-empat.

"Aku nginap di sini, Ma. Nggak ke situ dulu. Mungkin besok, kalo nggak hari Minggu."

"Oke. Kabari Mama kalau mau ke sini. See you soon."

"Oke."

Kamu tuh anak kesayangan Mama, jadi wajar dong Mama selalu pengen kamu pulang ke rumah. Awas ya, Arion nggak boleh bawa-bawa cewek lagi ke situ. Kalau mau bawa cewek, sekalian ke rumah, dan kenalin dia sebagai calon isteri kamu.

Kata-kata mama di telepon tadi menyebabkan denging di telinga. Mama benar-benar semakin gencar dengan misinya untuk memaksa Arion segera menikah.

Inget, Ri. Adel juga udah mau nikah. Paling nggak kalo kamu nikah tahun ini, kita bisa planning nikahan Adel dua atau tiga tahun lagi. Karena ngumpulin keluarga besar kita nggak gampang. Lagian apa kata orang kalo Adel yang melangkahi kamu.

Tahun ini ya, Ri. Mama nggak mau tau. Kamu cari atau Mama yang cariin.

Mama memang ingin membunuhnya.

Kalau saja mama bisa memahami.

Ia tidak bisa berkomitmen. Rasanya sulit mengikat janji sehidup semati dengan seseorang, karena hal itu berarti ia akan terikat dengannya dalam jangka waktu yang sangat lama. Percayalah, ia sudah mencoba dengan beberapa perempuan, namun semuanya berakhir dengan kata putus.

Mendengar kata pernikahan saja rasanya membosankan apalagi harus menjalaninya.

Bukankah bersenang-senang jauh lebih menyenangkan?

***

Sekali lagi, Arion memandangi benda-benda itu sebelum menyimpannya kembali di kotak khusus.

Dua buah kancing putih dan kalung emas putih berbandul inisial A.

Suvenir dari accident yang terjadi di suatu malam di awal tahun lalu. Ia menyimpan benda-benda itu, sekadar pengingat bahwa ia dan Ayana memang pernah "bersinggungan" satu sama lain.

Mereka tidak memiliki hubungan apapun selain hubungan profesional.

Hal yang pernah terjadi di antara mereka adalah murni ketidaksengajaan. Atau kesalahan, seperti yang sama-sama mereka sadari.

Bermula dari kedatangan Ayana ke apartemennya untuk mengantarkan laporan keuangan yang ia minta dari pak Dayat. Pak Dayat sedang ada urusan keluarga saat itu, sehingga Ayana yang mengantarkan laporan kepadanya.

Arion terlalu marah saat itu.

Ia bisa saja menunda memeriksa laporan tersebut sampai beberapa hari lagi, namun yang terjadi malah ia bersikeras meminta Ayana membawakannya malam itu juga.

Ia butuh pelampiasan. Ia harus melampiaskannya malam itu juga.

Ia masih mengingat ekspresi wajah Ayana saat ia menawari minum.

She said

"Saya nggak pernah minum alkohol, Pak."

"Temani saya saja."

"Saya beneran nggak mau minum, Pak. Apa bisa saya pulang sekarang?"

"Kamu mau saya pecat? Saya butuh orang buat nemenin saya."

"Bapak beneran butuh teman, tapi maaf saya nggak bisa. Lagipula saya cuma disuruh nganterin laporan. Permisi, Pak."

"Jangan pergi."

"Tapi, Pak?"

"Kamu nggak akan bisa pergi. Pintunya terkunci otomatis saat kamu masuk. Dan yang tahu passwordnya cuma saya. Jadi kamu nggak akan bisa ke mana-mana."

Lalu yang ia ingat, Ayana menemaninya mengobrol, mendengarkan setiap keluhannya dalam diam. Ia terpaksa tinggal di sana. Entah jika ia benar-benar takut dengan ancaman pemecatan.

Selebihnya ia mencoba mengumpulkan ingatannya tentang mengapa akhirnya obrolan mereka berlanjut dan berakhir di atas tempat tidur.

Gadis itu mengatakan sesuatu tentang patah hati, meneguk minuman yang ia hindari sebelumnya.

Arion menarik tubuh gadis itu sehingga ia pun beringsut mendekatkan diri kepada Arion.

Mereka saling meringankan beban pikiran yang ada dengan pelukan hangat. Sentuhan yang lembut, sekalipun tanpa suara. Wajah Ayana ia tangkup dengan satu tangan, dan itulah untuk pertamakalinya ia mengecup bibir Ayana.

Tidak ada batas lagi.

Ia dan Ayana saling berbagi oksigen, semakin lama terasa menyesakkan, namun tidak ingin ia hentikan.

Rasanya seperti melayang.

Gadis ini membuatnya frustrasi. Seperti candu. Arion tidak pernah bisa melepaskan ciumannya. Ia ingin menciumnya tanpa henti, hingga membuat gadis itu, dan tentunya ia sendiri menghadapi resiko kehabisan napas. Persetan dengan oksigen. Ia lebih butuh gadis ini.

Ia menginginkan Ayana meski hanya sekadar mencium bibirnya.

Oh, tidak. Ia ingin lebih dari ini.

Mereka mulai mengeluarkan kalimat-kalimat yang kacau, efek alkohol yang mulai menguasai.

Tapi satu hal yang tidak akan bisa Arion lupakan.

Aroma tubuh Ayana saat itu. Saat ia mulai menciumi tengkuk gadis itu, aroma vanilla favoritnya menyusup masuk ke dalam indera penciumannya. Kulitnya begitu halus, mulus seperti beledu.

Seharusnya semua berjalan lembut dan perlahan.

Namun nafsunya berkata lain. Ia ingin secepatnya memenuhi hasrat yang semakin tidak terbendung. Ia gelisah, ia tidak sabar.

Ia membuka paksa blus yang Ayana kenakan, karena begitu sulitnya menemukan lubang kancing dan kait bra di saat nafsumu terlalu mendesak untuk minta dituntaskan.

Gadis ini sangat amatir, tapi sepertinya ia menyukai bagaimana Arion memperlakukannya. Ia menikmati setiap sentuhan Arion di kulitnya yang telanjang.

Pertamakali Arion berada di dalam tubuhnya, gadis itu tersentak. Erangan tertahan terdengar dari mulutnya. Arion berhenti untuk memastikan gadis itu baik-baik saja.

Tapi sekali saja, tidak bisa memuaskan, Arion masih menginginkan sekali atau dua kali lagi.

Dan

Rasanya begitu pas saat Arion memasukinya untuk kedua kali.

"I love you."

Arion mengucapkannya dengan sepenuh hati sesaat sebelum mencapai pelepasannya.

Gadis ini sangat amatir, tapi Arion menyukainya. Arion mencintainya.

"I love vanilla, but i love your smell more."

Ia akan melakukan apa saja untuk berkencan dengannya.

Tapi sepertinya ia hanya berkhayal.

***

Friday night

Arion melihat status WA terbaru Ayana.

Ayana akan melihat namanya di daftar akun yang menonton story Whatsapp-nya. Apakah ia peduli soal itu? Tentu saja tidak. Ia bisa melihat story siapapun sesuka hati, tidak ada yang berhak melarang. Termasuk gadis itu.

***

Saturday night, Amuz Gourmet, Jakarta Selatan

Bersama Gya, Cessa turun dari taksi online yang mereka sewa. Cessa menjatuhkan pilihan busananya pada blus Korean Style warna peach dipadu celana panjang H&M hitam. Celana hitam adalah favoritnya. Selain karena netral, menutupi kaki, juga tidak akan terlihat perbedaan mencolok antara merek murah dan mahal. Pump shoes hitam sengaja ia pilih yang sedikit lebih tinggi dari yang ia pakai kemarin di kantor. Ia hanya mengepang French braids rambut panjangnya.

Teman-teman kantor sudah masuk lebih dulu ke dalam restoran, sementara Ala dan Jenn menunggu kedatangan mereka.

"Semoga saja gue masih inget table manner-nya," gumam Cessa. Entah mengapa ia merasa gugup.

Arion berbicara, secara simbolis memulai birthday dinner seperti ucapan terimakasih, selamat menikmati, semoga kalian suka. Semacam itu. Cessa tidak memerhatikan kata-kata yang keluar dari mulut laki-laki itu karena ia terlalu sibuk menghindari tatapan laki-laki itu.

Bisakah mereka segera memulai makan malam, jadi ia bisa segera makan dan pulang ke rumah?

***

Arion tidak pernah bisa mengalihkan perhatiannya dari gadis yang tengah menikmati makanannya. Ia tahu Ayana menyadari ia memerhatikannya, tapi dasar gadis itu. Ia tidak pernah menghiraukannya.

Arion rasanya ingin memberinya pelajaran.

Dan kenapa ia terlihat begitu manis malam ini?

No, Arion. You don't like her.

Or she doesn't like you. She hates you.

"Pak, jadi annual meeting awal tahunnya saya langsung buatin list vendornya saja ya?" tanya seseorang entah siapa. Mungkin Melissa.

Blus itu juga memiliki kancing. Membayangkan melepaskannya dari tubuh gadis itu.

Ia berjanji akan melakukannya lebih lembut kali ini. Ia berjanji tidak akan kasar.

"Pak Arion?"

Pak Dayat menepuk pelan punggung tangannya. Arion segera tersadar, dan laki-laki tua itu tersenyum padanya. Pak Dayat ikut melihat ke arah mana pandangan Arion terhenti. "Bapak suka sama Cessa?"

Cessa, who?

"Maksud saya, Ayana," ralat pak Dayat.

"Mm, ya. Prestasinya sangat bagus dua tahun terakhir ini, Pak Dayat. Saya senang dengan karyawan yang rajin dan cekatan." Arion berusaha menjaga nada suaranya saat berbicara kepada pak Dayat.

"Dia sudah saya anggap seperti anak saya sendiri." Pak Dayat tersenyum. "Saya menghormati nak Cessa sebagai asisten sekaligus sebagai anak saya sendiri."

Arion hendak memberi alasan, namun sepertinya pak Dayat tidak bisa ia bohongi. Ia hanya mengatakan ini. "Saya rasa, saya harus tetap profesional, Pak. Saya tidak ingin kejadian yang sama terulang lagi."

Pak Dayat mengangguk. Ia sudah mengerti bahwa yang dimaksud Arion adalah Annette Siswoyo. Skandal itu cukup ramai beredar di kantor dan puncaknya semua terbongkar hingga Annette terpaksa harus resign.

Liburan mereka.

Dan foto-foto mereka yang tersebar di Instagram.

Hal itu yang membuat papa murka. Tapi, Arion bersyukur hingga saat ini, ia masih diberikan kesempatan. Posisinya di perusahaan masih aman. Selama ia masih bisa melakukan pekerjaan dengan baik, seharusnya tidak ada masalah.

***

Setelah selesai makan malam, satu-persatu undangan berpamitan sekaligus mengucapkan terimakasih atas jamuan makan malam mewah.

"Terimakasih, Pak. Panjang umur dan sukses selalu," ucap Gya sebelum bergeser dan memberikan kesempatan bagi Cessa untuk maju.

Ketika gilirannya tiba, Cessa ragu saat Arion mengulurkan tangan. Ia tidak bisa menjabat tangannya dan mengucapkan ucapan yang baik sementara yang ingin Cessa lakukan adalah melampiaskan kebencian yang selama ini ia pendam.

Tapi sampai kapan ia akan menahan diri untuk tidak menampakkan kebenciannya kepada Arion?

"Cess, buruan dong. Yaelah mau salaman aja lama banget." Ala yang berdiri di belakangnya menggerutu.

Cessa hanya melemparkan tatapan tajam kepada Arion sebelum menggeser tubuhnya sehingga Ala bisa maju. Ala mungkin memerhatikannya. Atau mungkin tidak.

Ia tidak peduli.

"Ayana."

Cessa berbalik dan ia mendapati Arion meninggalkan posisi berdirinya. Masih ada beberapa orang yang belum mendapat giliran untuk mengucapkan ucapan selamat.

"Kamu lupa voucher-nya." Arion menyelipkan sebuah kertas putih panjang gradasi biru. Cessa melihat ke dalam genggamannya.

Tapi ia tidak peduli.

Ia hanya ingin secepatnya berlalu pergi. Cessa memasukkan kertas voucher ke dalam clutch lalu bergabung dengan Gya yang menunggunya di luar restoran.

Seharusnya ia resign sejak dulu.

Duduk di dalam taksi online, Cessa membuka clutch untuk memeriksa apakah ponselnya ada di dalamnya. Kertas voucher yang ia lipat tadi ikut tertarik keluar.

Pandangannya mengabur, buru-buru ia seka airmata yang menggantung di kedua kelopak matanya.

Sorry for evthing. I'll text you sumthin, read and reply ASAP

Cessa mengambil ponselnya, membuka menu dan segera setelah menemukan aplikasi Whatsapp, ia memblokir nomor Whatsapp Arion.

Seharusnya ia melupakan semuanya.

Tapi mengapa rasanya terlalu menyakitkan.

"Gy. Gue mau resign."


***

Kyaaaa aku update lebih awal :D

Kasih Vote dan komen ya kalau suka

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro