25/30

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

KOMIYUNO TAKU

Akan kuceritakan tentang diriku secara singkat saja, karena aku tidak suka berbasa-basi.

Aku Taku Komiyuno, 16 tahun, dan saat ini aku sedang di rumah Momo. Kalau kalian tidak tahu alasan mengapa aku bisa di rumahnya, tolong baca ulang chapter kemarin karena aku malas menjelaskan.

"Kira-kira sampai jam berapa?" tanya Momo saat aku meletakan satu persatu barang-barangku di atas meja.

"Jam lima," jawabku.

Jangan salah paham. Hubunganku dam Momo biasa saja, seperti teman pada umumnya. Aku tidak kenal dia sama sekali, tidak hari ulang tahunnya, atau zodiaknya, atau makanan kesukaannya. Pokoknya, hubungan kami biasa saja.

"Kau serius mau mengerjakan tugas kanji sekarang?" tanya Momo tak percaya, "Itu kan tugasnya baru diberikan kemarin."

"Tapi belum kukerjakan," ucapku sambil membetulkan letak kacamataku.

Momo mengembungkan kedua pipinya, "Kukira kau mau menemaniku nonton film."

"Memangnya apa untungnya nonton film? Lebih baik kita kerjakan PR," ucapku. "Tugas kanji yang ini agak susah. Jangan sampai kau meneleponku tengah malam untuk menanyakannya lagi, ya!"

Momo akhirnya menurut, dia mengambil bukunya dan mengerjakannya di depanku. Dengan muka kesal dan tidak terima, tentu saja.

"Nanti kalau selesai baru nonton," ucapku.

"Kan ada PR matematika untuk besok." Momo menaikkan kepalanya dan menatapku kesal.

"Sudah kukerjakan kemarin malam."

"Curang," gumamnya.

"Ya sudah, habis ini kerjakan matematika dulu baru nonton."

"Ibuku menyuruhku belanja."

Aku mengerutkan kening, "Pakai saja sepedaku."

"Aku kan tidak bisa naik sepeda! Jahat sekali," ucapnya kesal.

"Makanya belajar!"

"Sudah, masih jatuh."

Aku meletakan penaku di atas meja, lalu menghela napas. "Sebentar. Kita susun rencana dulu."

Momo menatapku malas, seperti mengatakan, "Astaga, planning lagi, planning lagi."

"Setelah mengerjakan tugas kanji, matematika, aku menemanimu belanja, lalu kita nonton fil--tunggu, memangnya apa gunanya kita nonton film?"

"Sudahlah, nanti saja." Momo mengibaskan tangannya malas.

Kuraih kembali penaku dan mengerjakan soal kembali.

Ada beberapa hal di dunia ini yang membuatku merasa terancam.

Pertama, aku takut dikejar waktu. Kedua, aku takut menghabiskan waktu untuk hal tidak berguna. Ketiga, aku takut usahaku sia-sia. Keempat, aku takut disudutkan keadaan yang memaksaku menyerah. Kelima--

Gerakan tanganku terhenti saat aku menyadari Momo menatap ke arahku.

"Apa?"

"Mengapa kau tidak suka Ninomiya?" tanya Momo tiba-tiba.

"Ha? Maksudmu?"

Momo meluruskan kakinya, "Kau selalu menyuruh Ninomiya melakukan banyak hal."

"Apa sih? Dia kan wakil ketua kelas dan aku ketua kelasnya. Ya, otomatis dia wakil-ku, kan?"

Momo menatapku tidak suka, aku menaikkan satu alisku.

"Apa?"

"Semalam kau menyuruhnya mengambil setengah file untuk kelas, kan?"

"Ya, karena Ninomiya itu wakil, jadi dia yang membantuku."

"Memangnya harus dia?"

Pembicaraan makin tidak jelas. Aku melirik jam yang terus berdetik dan Momo masih menuntutku menjawab, padahal kami bisa menghabiskan satu soal daripada pembicaraan tidak penting itu.

"Jadi, inti dari perkataanmu apa? Aku tidak mengerti."

Momo menarik napas, lalu melepaskan pelan-pelan, "Ada beberapa orang yang sudah protes kepadaku karena kau terlalu sering menitahnya seenakmu."

"Mengapa protes kepadamu? Dan bukan kepadaku?"

"Ah, sudahlah, jangan dibicarakan lagi."

Ninomiya Chizuko adalah ancaman bagiku. Aku tidak meremehkannya karena dia punya pengetahuan yang luas dan nilai yang nyaris sempurna. Aku tidak akan membiarkannya yang santai itu merebut ranking pertama.

Ancaman lain bagiku adalah Ichisaki Ren, si Tukang Tidur yang bisa dengan ajaibnya menjawab pertanyaan guru walau belum pernah diajari. Katanya, Ichisaki pernah bersekolah di luar negri dan mendapat beasiswa penuh, dia kembali ke Jepang karena ayah dan ibunya katanya sudah rujuk.

Dan dua orang ini sepertinya sedang bersekongkol untuk menjatuhkan juara pertamaku yang belum pernah putus.

Kelima, aku takut rangking pertamaku direbut. Keenam, aku takut aku kalah.

Ketujuh ...

"Sudahlah, jangan merajuk lagi. Aku minta maaf, apapun kesalahanku."

Momo mengangkat kepalanya, lalu melemparkan senyuman tipis.

"Oke. Tapi minggu depan, ajari aku cara naik sepeda, ya."

"Iya. Sekarang, kerjakan saja tugasmu."

Ketujuh, aku takut Momo membenciku.

* * *

25/30

Tema: Menghadapi ketakutan terbesar.

TBH, aku belum memunculkan beberapa chara lagi, tapi mereka tidak terlalu penting. Tapi aku tetap mau mereka muncul. Semoga di chp besok mereka muncul.

BTW aku baru akan menjelaskan relasinya di tgl 31. Jadi stay yaaaa.

Pair apa favoritemu sejauh ini?

Option saat ini:

1. Ichisaki Ren x Ninomiya Chizuko

2. Ichisaki Ren x Chisazawa Sora

3. Ichisaki Ken x Chisazawa Hoshi

4. Otohara Kuroto x Ninomiya Suzuko

5. Sakihaka Konatsu x Ninomiya Suzuko

6. Sakihaka Konatsu x Ninomiya Chizuko

7. Sakihaka Koharu x Ninomiya Chizuko

8. Kumiwara Saito x Kinoshita Yui

9. Gilbert x Ninomiya Yuzuko

10. Komiyuno Taku x Koihara Momo

Komeen <3

Cindyana

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro