12. Blushing Atau Blus On

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Coba deh baca sambil puter lagu yang di atas. Cocok buat part ini hahahha. Aku juga suka sama lagunya.

🎵Raiden X Chanyeol - yours (ft. Lee Hi, Changmo)

Ada yang berbeda saat kamu menatapku. Biasanya tidak seperti ini.

-MIVI-

Setelah berhasil menghabiskan isi dompet milik Mike, Via mengajak mereka-Mike dan Mika-untuk makan. Kali ini Via yang akan mentraktir mereka. Kasihan kalau Mike yang harus membayar ini semua, Via masih punya perasaan.

Di meja tinggal Via dan Mika yang sedang sibuk menikmati makanan pesanan mereka. Tadi Mike berpamitan mau pergi ke toilet. Bahkan laki-laki itu belum menyentuh makanannya.

"Ada hubungan apa Gladis sama Mike? Enggak mungkin kalau enggak ada hubungan apa-apa." Via membuka suara sambil tangannya masih sibuk menggulung pasta pada garpu untuk dia makan. Matanya menatap Mika meminta penjelasan.

"Maksud lo apa? Dia itu cuma masa lalu Mike yang masih mengharap balikan lagi."

Mika rasanya ingin kabur saja saat ini juga. Kalau seperti ini dia benar-benar tidak suka berdekatan dengan Via. Kepalanya menoleh ke belakang mencari keberadaan Mike yang belum juga kembali.

"Kalau lo pengen tahu lebih jauh, mending lo tanya ke Mike aja."

Dari jauh terlihat Mike sedang berjalan ke arah mereka. Banyak yang menatap Mike dengan rasa kagum, terutama kaum perempuan.

Mike duduk di samping Via dan mulai memakan makanannya. Dia perlu energi setelah beberapa jam lamanya berkeliling mall untuk memenuhi keinginan Via dan Mika. Terutama keinginan Via.

"Gue mau tanya, Mik!"

"Makan dulu. Gue laper banget," jawab Mike.

Lagi-lagi mereka mengalihkan pembicaraan. Sebenarnya ada apa dengan mereka, Via hanya ingin tahu saja. Bukannya bagaimana, hanya saja mereka sudah berteman sejak masih SMA lalu sekarang ketika ada masalah hanya Via yang tidak tahu apa-apa. Tidak masalah jika mereka tidak mau memberitahu sekarang. Bisa saja Via bertanya pada Gladis secara langsung.

Pucuk di cinta ulam pun tiba, di sana di dekat eskalator ada Gladis yang menatap sekeliling seakan sedang mencari-cari sesuatu. Via tahu kalau perempuan itu sedang mencari keberadaan Mike. Kesempatan bagus kalau perempuan itu tahu keberadaannya.

Via melambaikan tangan ke arah Gladis. Dia tersenyum saat Gladis tahu dan berjalan mendekat.

Mata kedua temannya-Mike dan Mika-membelalak terkejut. Apalagi Mike yang sudah memperlihatkan rasa tidak suka. Tangannya bahkan sudah membanting sendok dan garpu yang tadi dia gunakan untuk makan.

Gladis tersenyum dan langsung duduk di samping Mika. Suasana meja mendadak menjadi tegang. Hanya Via saja yang terlihat santai kembali melanjutkan acara makannya. Perempuan itu bahkan melupakan kalau Gladis pernah menyakiti perasaannya. Hanya demi rasa penasarannya terjawab, dia rela satu meja dengan Gladis. Bahkan dia acuh melihat Mike menatapnya tajam. Tahu sekali kalau laki-laki itu marah padanya.

"Gue tadi mau ikut kalian tapi malah udah ditinggal aja."

"Keburu mall tutup," jawab Via santai. Sebenarnya dia juga tidak suka pada Gladis, hanya saja dia kesal pada Mike dan Mika yang tidak mau bercerita padanya.

"Kalian beli apa? Banyak banget." Gladis menatap paper bag yang berada di samping meja.

Jelas banyak, itu barang-barang hasil dari memoroti dompet Mike yang saat ini pasti sudah tipis.

"Yang jelas beli barang bukan beli badan orang!" Mika menatap Gladis sinis.

Gladis hanya diam tidak dapat berkomentar apapun. Dirinya merasa terpojokkan di sini. Tidak menyangka kalau Mika berani mengatakan hal itu.

"Beli tubuh orang? Maksud lo jajan? Ya, kalik." Via tertawa menanggapi perkataan Mika. Dia sama sekali tidak tahu arti dan maksud dari perkataan temannya itu.

"Oh, iya. Katanya orangtua gue pengen ket-"

"Gue enggak mau bahas itu di sini!" Mike menatap Gladis tajam.

Gencar sekali perempuan itu mendekatinya setelah apa yang pernah dilakukannya di masa lalu. Tidak ada rasa penyesalan di wajahnya. Bahkan mungkin sudah tidak ada rasa malu untuk perempuan itu.

Via menatap Gladis dan Mike secara bergantian, "Orangtua lo apa?"

Gladis balik menatap Via. Dia yakin kalau pertanyaan itu ditujukan untuknya. Sepertinya Via belum tahu akar permasalahan saat ini.

"Jadi lo belum tahu?" tanya Gladis dengan alis mata yang diangkat.

Langsung saja Mike menarik tangan Via untuk menjauh. Dia tidak ingin Gladis mengatakan hal yang tidak-tidak. Sebenarnya untuk apa dia menutup-nutupi semua ini. Bahkan dirinya dengan Via tidak ada hubungan apa-apa. Tapi entah kenapa perasaannya mengatakan kalau dia tidak rela jika Via mengetahui semuanya saat ini.

"Apaan, sih lo?! Gue belum denger penjelasan Gladis!" Via menyentakkan tangannya yang dicekal Mike.

"Gue tanya sama lo, apa lo percaya dengan apa yang akan cewek itu katakan? Inget, kemarin dia buat lo kayak gimana?!"

Via menendang kaki Mike kesal, "Kalau lo tahu itu, kenapa enggak lo aja yang kasih penjelasan ke gue?!" bentak Via.

"Apa itu penting buat cewek kayak lo?" tanya Mike sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

Kepala Via menoleh sesaat sebelum dia menatap ke samping memerhatikan anak-anak yang akan menaiki eskalator.

"Maksud lo apa?! Emang gue cewek kayak apa?!" kali ini Via benar-benar marah pada Mike. Apa yang ada dalam pikiran laki-laki itu?

"Cewek yang hanya mementingkan skincare doang," kata Mike sambil mencondongkan tubuhnya ke arah Via.

Bahkan Via dapat merasakan hembusan napas Mike yang mengenai wajahnya. Bergerak sedikit bisa membuat bibir mereka bertemu. Dari kejauhan mereka terlihat seperti sedang berciuman. Padahal itu tidak sama sekali. Mereka tidak tahu kalau ada Gladis yang menatapnya dengan pandangan mata yang sulit diartikan. Mungkin dia marah atau tidak suka.

Via mendorong tubuh Mike untuk menjauh. Dia memalingkan wajahnya menghindari tatapan Mike yang entah kenapa terasa berbeda dari biasanya. Rasanya seperti panas dingin saat mengingat kelakuan Mike tadi.

"Ternyata lo bisa blushing juga hahah." Tawa Mike pecah saat tahu ada rona merah di sekitar wajah Via.

Malu sekali Via saat ini. Mau menghindari tapi tidak bisa. Mike terus tertawa sambil menunjuk-nunjuk pipinya.

"Ini tuh blush on. Lo jangan sok tau, deh!"

"Owalah gitu?!" tanya Mike menyebalkan.

Via memukul dada Mike dengan keras. Sedari tadi laki-laki itu hanya tertawa terus tidak ada hentinya.

"Gara-gara lo skincare gue ketinggalan! Awas aja kalau sampai hilang, gue mau lo ganti rugi dua kali lipat!"

Wajah Mike seketika langsung pucat. Dua kali lipat?! Itu sangat banyak, tadi saja dia bersyukur uangnya tidak kurang. Semoga saja Mika mau berinisiatif untuk membawakan skincare milik Via. Pokoknya jangan sampai hilang, kalau hilang tamat sudah riwayat dompetnya.

"Kalian sweet banget, sih pacarannya. Gue jadi iri."

Mereka menoleh menatap Gladis yang sudah berdiri di hadapan mereka. Tangan perempuan itu disilangkan di atas dada.

"Jelas dong. Harus sweet biar awet," kata Via sambil memeluk lengan Mike seakan menandakan kalau laki-laki itu hanya miliknya.

"Gue liat tadi lo beli belanjaan banyak, itu yang bayarin Mike?"

Via menatap Gladis menantang, "Kalau iya, emang kenapa? Lagian punya cowok kaya buat apa kalau enggak dimanfaatkan."

Gladis mengepalkan tangannya kuat. Dulu selama mereka-Mike dan Gladis-berpacaran tidak sekalipun Mike bersikap seperti itu.

Assalamualaikum

Gimana, gimana ceritanya? Masih adakah yang stay tune?

Tanggapan kalian sama cerita ini gimana, sih? Kemarin waktu aku baca komen di ceritanya David, ada yang minta ceritanya Jenny-Brian. Aku kudu ottoke? Wkwk

Kenapa aku update sekarang? Padahal masih ada beberapa hari lagi menuju hari Minggu. Karena ini adalah hari sepesial aku hahahah. Tahulah apa itu wkwk. Kalau gak tau ya udah.

Jangan lupa vote sama bom komen ya

Jogja | 22 September 2020 | 04.30

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro