29. Nyosor

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Buktikan semua yang kamu ucapkan. Jangan hanya berakhir di mulut tanpa pembuktian.

-MIVI-

Pagi hari ini rumah Via ramai karena kedatangan keluarga David. Kebetulan hari ini tidak ada jam kuliah. Dosen mata kuliah sedang ada kegiatan di luar hingga dengan terpaksa kelas kosong. Hal itu cukup membuat Via senang, dia bisa bersantai sejenak.

Kini Via tengah berkutat dengan bermacam-macam skincare yang beberapa waktu lalu dia beli bersama Mike dan Mika. Ralat, dibelikan Mike. Sambil bersenandung riang tangannya mengolesi wajahnya dengan krim yang entah apa namanya. Pintu kamar sengaja dia buka sedikit agar Etlan yang biasanya main masuk mudah untuk membukanya.

Benar saja, tak beberapa lama bocah batita itu berjalan dengan bokongnya yang bergoyang ke kanan dan kiri. Tangan kanannya membawa botol yogurt yang sudah dibuka. Di sekitar mulutnya ada sisa yogurt yang masih menempel.

"Ate agi apa?" Etlan mendekat dan berdiri di samping tempat duduk Via. Sesekali dia meminum yogurt yang dibawanya tadi.

"Bikin wajah glow up." Via asal ceplos menjawab Etlan.

"Sini, Dek," pinta Via sambil mengambil tisu yang ada di depannya.

Dengan telaten dia mengelap bibir Etlan. Kalian mungkin bertanya-tanya kenapa mereka berdua tidak bertengkar seperti biasanya, itu karena Via sudah mendapat wejangan dari Rose jauh-jauh hari. Mamanya khawatir kalau Etlan tidak mau datang lagi ke rumahnya karena takut dan kesal karena Via.

Ponsel Via yang berada di atas kasur bergetar. Dia menoleh dan tangannya membuang tisu bekas tadi ke tempat sampah dekat meja rias.

"Ambilin hape Ate dong. Itu di atas kasur."

Etlan menyerahkan botol yogurt yang tinggal seperempat pada Via. Dia berlari kecil dan menaikki tempat tidur dengan sudah payah. Setelah mendapatkan apa yang diminta Via, Etlan segera turun dan menyerahkan benda itu.

"Dek, dipanggil Mama tuh. Katanya Etlan belum makan, kan?" tiba-tiba Jenny melongok memperlihatkan kepalanya.

Tangannya terulur membawa Etlan untuk turun ke bawah meninggalkan Via yang sedang membaca pesan dari Mika.

Plastik Mika 🐒

Gue mau otwh ke rumah lo. Gue denger Etlan dateng ke situ.

Sekalian mumpung Mike juga mau ke situ. Sekalian nebeng maksudnya hehe.

Via memilih tidak membalas pesan itu. Dia mencopot handuk yang masih membelit rambut basahnya. Karena malas mengeringkannya dia memilih langsung menyisir rambutnya dan segera turun. Tak lupa dia membawa ponsel serta laptop. Siapa tahu nanti tiba-tiba ingin menonton drama Korea atau menyicil tugas. Tapi sepertinya opsi kedua tidak berlaku.

Saat turun tangga dia dapat melihat kesibukan orang rumah. Ada Liona yang sibuk menyuapi Etlan yang katanya susah makan dengan David duduk di belakang Liona, duduk di atas sofa. Liona sesekali mendongak ke atas saat laki-laki itu bicara.

Di karpet bawah ada Jenny dan Brian yang sedang berhadapan dengan Etlan serta Liona. Bocah itu sesekali merecoki sejoli itu dengan mendusel-dusel Jenny.

"Mama mana?" tanya Via setelah duduk lesehan di samping Liona.

"Di belakang."

Via meletakkan laptop di meja dan menyandarkan tubuhnya di kaki sofa.

"Aku denger Mike dijodohin, ya, Vi?"

Via memutar bola matanya, "Coba tanya aja ke yang lebih tahu. Asal lo tahu, selama ini ternyata mereka nyembunyiin itu dari gue!"

Kata-kata sindiran itu ditujukan pada David, Brian, dan Jenny yang hanya bisa diam tidak berkutik. Liona sebenarnya juga sudah tahu. Hanya ingin memastikan saja dan sebagai basa-basi.

Beberapa lama kemudian terdengar klakson mobil disusul suara langkah kaki mendekat.

"Via Sayang?!" teriak Mika membahana tidak tahu tempat.

"Toa lo!" Mike mendengus dan duduk nyempil di samping Via.

"Apaan, sih?! Sana masih banyak tempat!" tunjuk Via dengan dagunya ke samping David.

"Maunya deket sama lo," jawab Mike manja.

"Jijik banget!"

"Gas terus sampai nyemplung got!" dukung Mika yang terlihat excited layaknya sedang menonton drama Korea.

Dari arah dapur datang Mbak Nik  membawa satu nampan gelas yang berisi jus mangga. Asal kalian tahu, mereka semua itu pecinta buah mangga. Mangga muda maupun mangga tua.

"Haduh, Den bagus e wes teko. Iki wes cocok banget. Sudah seperti couple serasi. Langgeng terus, ya, Mas, Mbak."

*Haduh, Anak ganteng sudah datang. Ini sudah cocok banget. Sudah seperti couple serasi. Langgeng terus, ya, Mas, Mbak.

"Doakan, ya, Mbak. Semoga aku sama Via segera lari ke KUA."

"Aamiin!" serentak semua orang di sana langsung menjawab. Termasuk Rose dan Lydia yang baru datang bergabung.

Via dibuat melongo menatap satu per satu orang-orang di sekitarnya. Mereka terlihat senyum-senyum tidak jelas.

"Basi! Cowok itu dipegang omongannya, jangan cuma asal nyeplos tanpa pembuktian!"

"Kalau cewek dipegang apanya? Itu-nya, ya?" Mata Mike melirik dada Via dengan terang-terangan.

Via langsung menutup mata laki-laki itu dan memiting kepalanya. Dia letakkan kepala Mike di bawah ketiaknya.

"Makan tuh yang lo kata itu-nya! Ngeres banget jadi cowok!"

Mike memukul lengan Via yang semakin erat memitingnya. Brian bersiul melihat adegan itu hingga ditirukan Etlan yang sama sekali tidak keluar suara. Hanya mulutnya saja yang monyong-monyong.

"Kode keras tuh. Minta langsung dihalalkan, eak!"

Mereka terkekeh melihat wajah Via yang merah padam menahan malu. Ternya mereka malah salah paham dengan perkataannya tadi.

"Mama sama Ibu pergi dulu. Kalian jaga rumah, ya?" Rose berpamitan dan menatap mereka sambil tertawa.

Ibu yang dimaksud Rose adalah Lydia. Rose memutuskan untuk Via dan Jenny memanggil Lydia dengan sebutan ibu. Lagipula Via dan Jenny juga sudah menganggap Lydia seperti ibu kandung mereka. Lydia juga tidak merasa keberatan. Dia malah merasa senang.

Setelah kedua wanita itu pergi Via baru melepaskan tangannya dan suasana kembali menjadi ramai. Di tambah celoteh Etlan yang terus saja menolak makan. Liona sampai pusing sendiri.

"Lo jadi ikut enggak?" tanya Mike mengalihkan fokus semua orang. Dia sesekali menggerakkan lehernya.

David menggeleng dan mengangkat Etlan ke pangkuannya. Dengan begitu Liona memutar duduknya menghadap sofa.

"Kalau gue ikut, apa kabar sama buntut gue?" tanya David sambil mengelus kepala Etlan.

"Gue juga udah mikir dia enggak ikut. Kasihan ponakan gue nanti malah sakit. Apalagi itu di alam terbuka, jangan ambil risiko, deh." Via ikut menimpali.

Sedari tadi Via menggerutu karena Mike yang usil mengganggunya. Entah itu meletakkan tangan di punggung, merangkulnya, bahkan sampai menyenderkan kepalanya di pundak Via.

"Gue di rumah aja. Mau lembur," kata David.

"Lembur apa?" Jenny ikut buka suara setelah lama diam.

"Bikin adek buat Etlan," jawab David santai tanpa memikirkan risikonya.

"David!" Liona menabok kaki suaminya yang menjuntai ke lantai.

"Telinga my future girlfriend masih suci! Jangan cemari, deh!" Brian menutup kedua telinga Jenny.

Sedangkan Via terbengong di tempatnya.

"Enggak nyangka aja, dulu lo gimana sama Liona? Sekarang malah jadi lebay gini, anjir!"

Mike mendekatkan mulutnya di telinga Via.

"Kalau lo mau, gue bisa kasih kok."

Mata Mike mengerling jahil dan tiba-tiba mencuri cium di pipi Via.

"Mike sialan! Balikin first kiss pipi gue!"

"Mama anakmu sudah tidak suci lagi pipinya!" teriak Via kencang sambil memukul tubuh Mike secara brutal.

Assalamualaikum

Update malam karena capek ngebolang wkwk. Tadi mau update tapi malah diajak kumpulan gibah syantik sama temen hahah.

Masih nunggu vote sama bom komen dari kalian yang belum pernah kasih.

Jogja | 21 Oktober 2020 | 20.35

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro