4

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Karya ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta no. 28 tahun 2014. Segala bentuk pelanggaran akan diselesaikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia. 


 

Pencipta Wulan Benitobonita

Ruangan berdinding batu yang dilapisi oleh kain beraneka warna dengan corak kekanak-kanakan tampak di hadapan Malizande. Bocah itu mengamati sekeliling dengan rasa penasaran yang menjadi-jadi.

Sebuah kasur seukuran tiga orang dewasa di tengah kamar dengan seprai putih bersih. Tiga deret kotak kayu merah muda berhiaskan beberapa ruby di sudut ruangan. Meja kayu beserta kursi tidak jauh dari … jen … de … la?

Malizande terbengong saat melihat lubang besar pada dinding yang ditutup oleh beberapa jeruji. Yah, sangat wajar bila lubang itu ada di ruang tamu ataupun lorong. Namun, untuk kamar tidur …, terutama kamar tidur untuk seorang calon ratu …. Mereka seharusnya menutupnya dengan kaca!

"Apa kamu suka dengan kamar ini?"

Dada bidang Dominic mendadak menutupi pandangan Malizande. Pria itu berdiri dengan punggung tegak dan menautkan kesepuluh jari tangan di belakang tubuh.

"E-eh …."

Kepala Malizande meneleng saat dia berusaha melihat lubang jelek yang kini terhalang oleh tubuh suaminya. Dia bahkan sedikit bergeser. Namun, anehnya Dominic pun ikut bergerak hingga menggagalkan usaha bocah itu.

"La Petit Reine, apa kamu suka? Duchess of Gloster yang turun langsung untuk menyiapkan segalanya."

"Eh …." Malizande mendongak hingga tatapan mereka bertemu. Ada raut penuh harap tampak di sana, tetapi gadis berusia delapan tahun itu belum piawai untuk berbohong. "E-eh, My Love …."

 "Ya?"

Akan tetapi, sebuah benda sebesar seorang bayi manusia yang didudukkan di atas kursi, mendadak menarik perhatian Malizande. Dia melupakan percakapan yang sedang terjadi. Bocah itu langsung mengangkat gaun dan berlari dengan semringah.

"Sophie!"

"Princessa Malizande, hati-hati!" seru seorang pengiring yang langsung mengangkat ujung rok panjang milik calon ratunya agar bocah itu tidak tersandung.

Sayangnya, Malizande tidak mendengarkan. Dia terlalu bahagia melihat boneka kesayangannya. 

Sepasang mata hijau berkilau terbuat dari zambrud membalas pandangan penuh kasih Malizande. Bocah itu membelai lembut rambut ikal yang terbuat dari benang emas dan memeluk mesra sahabat karibnya.

"Gaun itu hadiah dariku."

Ucapan Dominic yang tiba-tiba membuat Malizande melepaskan dekapannya. Dia kemudian mengamati baju yang dikenakan oleh sang boneka dengan secara saksama.

Bahan kain ungu itu terasa halus dengan renda emas pada ujung gaunnya. Sebuah ikat pinggang emas dengan batu ruby seukuran biji kacang hijau berada di tengahnya.

Cantik sekali. 

"Apa kamu suka dengan hadiah dariku?"

Malizande tidak mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan kedua Dominic. Dia langsung sedikit menekuk kaki dan berkata tulus. "Terima kasih, My Love. Saya sangat menyukainya."

Dada Dominic membusung bangga. Ekspresi pongah tampak pada wajah pria itu. 

"Tentu saja. Seleraku dalam keindahan memang sangat tinggi."

 Eh ….

Malizande sontak teringat akan lubang jelek yang sedari tadi berusaha disembunyikan oleh Dominic. Namun, aroma wangi dari Sophie membuat bocah itu memaafkan kekurangan kastel milik suaminya. Dia menghirup dalam-dalam bau yang menyerupai bunga itu dengan mendesah puas.

"Duchess of Gloster mencuci rambutnya dengan air bunga mawar," jelas Dominic masih dengan senyum congkak. "Tentu ini hal yang baru untuk bonekamu."

Baru?

Kening Malizande mengerut karena merasa keberatan. Bocah itu memeluk sayang bonekanya dan mengajukan protes.

"Non, My Love. Para pelayan selalu mencuci rambut Sophie dengan air bunga  seminggu sekali, termasuk mawar."

"Termasuk … mawar …."

Dominic mengulang perkataan istrinya dengan lambat. Senyum pria itu membias dan kini terasa sedikit masam. 

"Your Majesty, apa Anda akan bermalam di sini?" 

Pertanyaan dari seseorang membuat percakapan terhenti. Sepasang pengantin baru itu menoleh dan menemukan seorang perempuan berusia 20 tahun sedang berdiri dengan kedua tangan menangkup di depan.

Malizande mengamati gaun pelayan kerajaan suaminya dengan penuh penilaian. Ucapan Oncle Louis tidak salah. Minimnya sulaman pada pakaian panjang berwarna biru gelap itu membuat penampilan mereka tidak seindah para pelayan di kerajaan ayahnya.

"Ya, siapkan kamar. Saya akan pulang besok pagi."

Hah?! 

"Baik, Your Majesty."

Malizande terdiam saat sang pelayan berjalan mundur hingga menghilang di luar pintu. Namun, gadis kecil itu menatapi suaminya dengan pandangan bertanya-tanya. 

"My Love, bukankah ini tempat tinggal kita?"

Binar jenaka sontak berkilat pada mata biru Dominic. Sang raja menemukan kembali keangkuhannya saat dia menjawab, "La Petit Reine, tanah kami sangat luas, jauh lebih luas dibandingkan milik kerajaan ayahmu, maka sangat wajar apabila suami istri tinggal di kastel yang berbeda. Aku memberikan kastel ini berikut pelayannya untukmu, sedangkan kastel milikku setengah hari jarak berkuda ke Selatan."

Malizande ternganga saat mendengar penjelasan panjang dari Dominic. Jadi, aku akan ditinggal sendirian di sini?! Mere dan Pere saja tinggal di satu chateau yang sama meski berbeda kamar!

Dominic mengepalkan tangan kanan untuk menutupi bibirnya sendiri saat dia berdeham. "La Petit Reine, katupkan mulutmu."

Malizande menurut meski ekspresi keberatan jelas tampak pada wajah bocah itu. Walau mereka baru kenal, tetapi tetap lebih baik dibandingkan tinggal sendirian di tempat sebesar ini.

"Aku akan sering-sering berkunjung," ucap Dominic ketika mendung membayangi wajah pengantin kecilnya.

"Princessa …."

Sapaan bernada familier mendadak terdengar dari pintu kamar yang masih terbuka lebar. Malizande menoleh saat Madamme Lucie menekuk kaki sambil berkata penuh hormat ke arah Dominic. "Your Majesty."

"Ah, baiklah. Aku tinggal dulu, silakan beristirahat," ucap Dominic sambil mengangguk kecil ke arah pengasuh Malizande.

Dominic melangkah keluar pintu hingga lubang jelek yang dinamakan jendela itu kembali tampak pada pandangan Malizande. Namun, dia tidak langsung menghilang begitu saja. Sang Raja memutar tubuh dan memberi perintah kepada Madamme Lucie. "Persiapkan Princessa untuk makan malam bersamaku saat matahari terbenam."

"Oui, Your Majesty."

Dominic tersenyum kecil ke arah Malizande yang masih saja memeluk erat bonekanya. Pria itu kemudian berbalik dan melanjutkan langkah, meninggalkan istri mungilnya untuk melepas lelah.

25 Juni 2022
 

Wulan Benitobonita

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro