🍁23🍁 Tidak Asing

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Saat jam istirahat telah tiba, empat cowok blesteran surga itu ke kantin bersama. Ini pertama kalinya mereka ke kantin bersama-sama semenjak sekolah di SMA Progist.

Baru saja mereka masuk ke kantin, semua cewek langsung menyambut mereka dengan heboh. Mereka sudah terbiasa dengan kehebohan para cewek jika mereka ke kantin karena saat mereka sekolah di SMA Olimpus, reaksi para cewek tidak jauh beda.

"Kalian mau apa?" tanya Yuga.

Mereka sudah duduk di tempat duduk yang posisinya ada di tengah-tengah. Itu adalah ide Ghanu. Padahal masih banyak tempat duduk yang jauh dari murid-murid lainnya.

"Terserah," kata Reja.

"Dih! Kayak cewek lo," cibir Ghanu.

Reja langsung menatap Ghanu dengan tajam. "Lo ngatain gue banci?"

"Ya kagak, njir. Gila gue ngatain cowok sekeren lo banci," ujar Ghanu sambil cengar-cengir.

Reja berdecak kesal lalu mengalihkan pandangannya ke sekeliling. Tidak sengaja ia melihat seorang cewek yang menatapnya lekat-lekat. Ia merasa tidak asing dengan cewek itu, tetapi ia tidak bisa mengingat sama sekali siapa sebenarnya cewek itu. 

"Ngelihatin siapa lo?" tanya Yuga yang baru selesai memesan. Cowok berdarah Jepang itu mengikuti arah pandang Reja. Tidak hanya Yuga, Deros dan Ghanu juga melakukan itu.

"Gue gak tahu. Dia ngelihatin gue terus," sahut Reja.

"Heh! Yang ngelihatin lo bukan dia doang. Lihat sekeliling lo, semuanya ngelihatin gue," kata Ghanu dengan percaya diri yang tinggi.

Deros yang duduk di samping Ghanu langsung mendorong kepala Ghanu hingga Ghanu menunduk. "Lo banyakan bacot."

"Lo! Napa sih berubah mulu? Frustrasi gue sama lo. Biasanya lo yang banyak bacot, lah giliran gue banyak bacot, lo protes," omel Ghanu.

"Sejak kapan gue banyak bacot?"

"Gak nyadar diri lo, anak ayam!"

"Makasih udah bilang gue anak ayam," kata Deros sambil tersenyum semringah. "Setidaknya gue satu spesies sama Sehun."

(Exo-l pasti tau kalo julukan Sehun tuh anak ayam🐥:v)

"Apaan deh lo bilang? Gue bilang lo anak ayam karena rambut lo warna-warni," ucap Ghanu sambil menarik-narik rambut Deros yang berwarna biru muda. Deros langsung menepis tangan Ghanu dan menyisir rambutnya karena sedikit berantakan.

"Ini namanya biru muda, bukan warna-warni. Kalau gak tahu warna, gak usah ngomong, bikin kuping panes!" omel Deros.

"Itu lo bacot. Tadinya gak—"

"Kalian bacot bener," sela Reja. Deros dan Ghanu langsung diam sebelum Reja mengamuk jika mereka tetap berisik.

"Lama banget sih makanannya. Istirahat cuma dua puluh menit, nunggu makanan udah hampir sepuluh menit, terus kita makannya berapa menit coba?" keluh Ghanu setelah sekian menit mereka dalam keadaan hening.

Tiba-tiba ponsel Reja yang ada di meja bergetar. Reja melirik ponselnya sekilas untuk melihat siapa yang menelepon.

"Angkat aja kali. Masa terus lo cuekin?" ujar Yuga yang juga melihat nama yang tertera di layar ponsel Reja.

"Males," kata Reja sambil menolak panggilan. Namun, lagi-lagi ponsel Reja bergetar. Rupanya orang yang menelepon itu tidak ingin menyerah sama sekali untuk menelepon Reja.

"Siapa tahu penting," kata Yuga lagi.

"Yang dia omongin selalu gak penting."

Namun tindakan Reja tidak sesuai dengan ucapannya. Ia menjawab telepon setelah sekian kali orang itu menelepon.

"Halo."

"Akhirnya kamu angkat juga."

"Penting gak?"

"Penting kok penting. Gimana sekolah barunya?"

"Biasa aja."

"Papa udah kirimin uang lagi sama beliin kamu motor baru. Kamu pasti suka."

"Pa, Reja bilang gak usah banyak-banyak. Lagian motor di garasi udah banyak, ngapain dibeliin lagi?"

"Ya pengin aja. Lagian Papa gak tahu mau diapain lagi uangnya."

"Kubur aja di makam Zakka."

"Reja, gak usah bahas Zakka, ya."

"Reja gak suka ngambil hak orang."

Reja langsung memutuskan panggilan dan mematikan ponselnya agar papanya tidak bisa menghubunginya lagi.

"Papa lo ngirimin uang lagi?" tanya Ghanu.

"Hm …"

"Lo jadi cowok irit banget. Sekali-kali boros lah. Papa lo kerja biar lo bisa hamburin uang. Malu nanti dia kalau punya anak gak bisa hamburin uang," cerocos Ghanu sambil menatap Reja heran.

Reja selalu dikirimkan banyak uang oleh papanya, tetapi Reja jarang menggunakan itu. Reja memilih untuk memakai uang hasil taruhannya setiap balapan dan uang hasil balapan itu lebih dari cukup bagi Reja untuk bertahan hidup.

"Ajaran sesat lo, Ghan. Reja gak kayak lo yang hambur-hamburin uang cuma buat pacar. Padahal pacaran cuma seminggu, tapi keluar uang belasan juta," cibir Deros yang sedang asyik menonton video tentang Blackpink.

"Anggep aja bersedekah," kata Ghanu sambil tersenyum polos.

"Mending—"

"Ini pesanannya," kata ibu-ibu kantin sambil tersenyum genit pada keempat cowok blesteran surga itu.

"Kok lama, Bu? Istirahat selesai lima menit lagi loh," keluh Ghanu sambil memasang wajah cemberut.

"Maaf ya, tadi rame banget soalnya."

"Besok-besok utamain kami, ya. Nanti ada biaya kilatnya kok," kata Ghanu sambil tersenyum polos.

"Wah! Yang bener? Iya deh, besok kalian jadi yang utama," kata ibu-ibu kantin itu sambil tersenyum senang sebelum akhirnya pergi meninggalkan tempat mereka makan.

"Itu gunanya duit," kata Ghanu pada Reja yang sekarang sedang memakan bakso dengan santai. Mereka berempat memesan makanan dan minuman yang sama, yaitu bakso dan jus semangka.

"Mending kalau mau sedekah mending sedekahin ke gue biar gue bisa nonton konser Blackpink setiap mereka manggung," ucap Deros melanjutkan kalimatnya yang tadi sempat terputus karena pesanan mereka datang.

"Dih! Enak di lo itu!"

"Bisa gak kalau makan tuh gak usah ngomong? Air liur lo bisa masuk ke makanan gue," protes Yuga yang sedari tadi diam menyantap baksonya. Ia benar-benar tidak suka jika ada orang yang berbicara saat makan.

"Galak ih, kayak Reja," gerutu Ghanu.

Saat mereka sudah selesai makan, tiba-tiba dua cewek menghampiri meja mereka. Salah satu dari mereka adalah cewek yang tadi bertatap-tatapan dengan Reja.

"Kak Reja," panggil cewek itu setelah disenggol oleh temannya.

"Siapa?" tanya Reja sambil memasang wajah tidak bersahabat. Kedua cewek itu sebenarnya merasa takut karena Reja terlihat tidak ingin diganggu.

"Aku Sessy." Cewek bernama Sessy itu terlihat sangat cantik dan juga imut. Alisnya tipis dan rapi, matanya kecil dan bulat, hidungnya kecil, bibirnya tipis diatas dan sedikit tebal dibawah, pipinya agak tembam, serta wajah bulat yang membuatnya terlihat manis. Juga rambut bergelombangnya yang membuat wajahnya tambah imut dan manis.

Reja mengangkat sebelah alisnya, keningnya sedikit berkerut. Menurutnya, cewek bernama Sessy ini sangat aneh. Tadi cewek itu menatap Reja lekat-lekat, sekarang menghampirinya. Reja tidak menyangka ada orang yang nekat menghampirinya walaupun tahu ia adalah ketua Geng Regaros.

"Mau apa?" tanya Reja.

Sessy terdiam sesaat. Ia melirik temannya yang ada di samping kanannya. "Yomi," cicitnya sambil menyenggol lengan temannya. Cewek bernama Yomi itu tidak tahu harus berbuat apa karena itu adalah urusan Sessy.

"Sessy Meraliva, nama yang cantik, seperti orangnya," ujar Ghanu setelah membaca badge nama Sessy. Rupanya cewek manis itu bernama lengkap Sessy Meraliva.

Sessy tersenyum kikuk. Ia merasa malu harus berhadapan dengan empat cowok yang sekarang menatapnya dengan berbagai tatapan. "Kak Reja gak inget aku, ya?"

"Hah?" Reja menatap Sessy bingung. Ia memang merasa tidak asing dengan Sessy, tetapi ia sama sekali tidak ingat Sessy itu siapa.

"Gak papa deh kalau gak inget," kata Sessy pelan. Ia menunduk dalam sambil memasang wajah lesu.

"Apaan sih? Gak jelas banget," ketus Reja. Cowok tidak sabaran itu justru kesal karena Sessy sangat lamban saat berbicara dan ia sangat tidak suka menunggu. Ia pun langsung pergi begitu saja tanpa berpamitan. Kemudian Deros, Ghanu, dan Yuga pun segera menyusul Reja yang tidak jauh.

"Sessy, lo gak papa?" tanya Yomi. Cewek bernama lengkap Yomi Sarfanisa itu tidak kalah cantik dengan Sessy. Rambutnya hitam legam, alisnya juga hitam dan tebal, matanya sedikit besar seperti barbie, hidungnya kecil, serta memiliki bibir cukup tipis.

"Hah? Enggak papa kok," kata Sessy sambil tersenyum.

"Kak Reja ganteng banget, ya?"

Sessy mengangguk setuju. "Tapi dia gak inget gue," ujar Sessy sambil mengerucutkan bibirnya.

"Tenang aja, kalau lo kasih tahu siapa lo, dia pasti inget kok. Nanti deketin lagi," kata Yomi sambil tersenyum lebar. Sessy juga tersenyum.

.
.
.


Hehehe aku kasih foto kantin dari berbagai sudut:v

Mereka tuh duduk di tengah-tengah pokoknya. Dimana semuanya bisa lihat kegantengan mereka:(

Ghanu emang baik ya?🤣
Dia ngasih kesempatan buat cewek-cewek lihat kegantengan mereka 🤣🤣🤣🤣🤣

YEY PEMERAN BARU MUNCUL LAGI🤣

MAU TAHU GAK SIAPA SESSY SAMA YOMI? KUY TUNGGU KELANJUTANNYA

BTW BARU BISA UPDATE GARA-GARA BUAT LAPORAN:(

Minggu, 27 September 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro