Ramadan 30: Asif

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Sebelum Bapak meminta maaf, saya sudah memaafkan Bapak."

Tadinya kupikir, haruskah mengatakan kalimat klise begitu? Ya, rata-rata karakter utama dalam serial televisi pasti berkata semacam itu kepada tokoh antagonis di ending cerita, semua termaafkan pada akhirnya. Awalnya juga, aku merasa bukan orang yang cukup baik untuk memaafkan.

Tetapi hari raya Idul Fitri tahun ini, aku ingin memaafkan bapak, memaafkan laki-laki yang tengah berada di hadapanku sekarang. Laki-laki yang sudah membuatku hadir dan menikmati dunia. Seorang ayah, dulu amat kubenci karena mencapakkan ibu sampai beliau tiada.

"Sungguh, Bapak minta maaf. Maafkan Bapak...."

Air mata itu mengalir, membuatku semakin berkeinginan membuka pintu maaf. Luka bisa lama sembuh ketika kita terus menyiram dengan cuka, dan mudah mengering kalau kita mau menghapusnya dengan maaf. Aku tahu, memaafkan tidak semudah mengucapkan, karena aku berlaku begitu selama dua tahun kepada bapak—keras, menutup pintu hati. Dan ketika mulai memaafkan, beban dalam jiwa terasa terangkat. Kedamaian tercipta dalam diri.

---

Maafkanlah orang yang menyakitimu, maka Allah juga akan mengampuni dosamu.

.
.
.

The last, 30 Ramadan. 04 Juni 2019

#KSI #KOMUNITASSASTRAINDONESIA  #RAMADHANSUKACITA #CKSI

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro