Op. 2: Mine

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Seoul, Spring 2014.

“Ae-chan, hari ini hari pertamamu masuk SMA. Kau senang?” tanya Kyuhyun pada Hyun Ae yang duduk di sampingnya. Lelaki itu terus mengecek kertas-kertas tentang agenda MOS yang akan diselenggarakan hari ini.

Saat ini, mereka berdua serta Paman Han sedang dalam perjalanan menuju sekolah mereka, SMA Blue World.

Hyun Ae menyandarkan kepalanya di lengan Kyuhyun, kemudian memeluknya dengan erat. “Aku takut, Oppa.”

Kyuhyun melirik Hyun Ae sekilas. “Untuk apa kau takut? Tidak ada yang perlu ditakutkan. Tunjukkan jika keluarga Cho tidak mengenal rasa takut.”

“T-Tapi, Opp—”

“Sudahlah, Ae-chan. Sekarang lepaskan lenganku. Aku tak bisa leluasa mengerjakan ini.” Kyuhyun memerlihatkan kertas-kertas kepanitian MOS.

Oppa.”

“Hyun Ae, diam!”

Hening.

Bahkan Paman Han pun tak berani masuk ke dalam obrolan anak majikannya. Ia hanya melirik melalui kaca spion.

“Paman, fokus saja menyetir. Tak perlu menghiraukan kami,” titah Kyuhyun dengan nada dingin.

“Ba-Baik, Tuan Muda.”

Kyuhyun memasukan berkas-berkas di tangannya ke dalam tas sekolahnya. Ia menatap Hyun Ae yang kini tengah menundukan kepalanya.

“Jangan cengeng, Hyun Ae.”

Oppa, jangan membentakku.” Hyun Ae mencengkeram erat ujung rok sekolahnya.

Kyuhyun mengembuskan napas pelan. Tak dihiraukannya permintaan Hyun Ae. Dia berpikir, Hyun Ae harus bisa mandiri dan tidak terlalu bergantung padanya. Dia memang berjanji pada ibunya untuk menjaga dan menyayangi Hyun Ae, tetapi semakin hari Kyuhyun merasakan jika Hyun Ae semakin manja padanya. Dan itu membuat Kyuhyun merasa risih. Walau dia sedikit senang Hyun Ae lebih memilih dirinya daripada ayah mereka.

“Tuan Muda, Nona Muda, kita sudah sampai di gerbang sekolah,” ucap Paman Han.

Tanpa menunggu Hyun Ae, Kyuhyun keluar terlebih dahulu. Berjalan masuk ke area sekolah seorang diri. Meninggalkan Hyun Ae yang masih terduduk di dalam mobil.

“Nona.” Paman Han menoleh ke belakang dan mendapati Hyun Ae tengah mengusap kedua pipinya.

Nona Muda-nya baru saja menangis.

Gomawo, Paman.” Hyun Ae menyunggingkan senyum. Namun, senyum itu justru terlihat aneh di mata Paman Han.

“Nona, perkataan Tuan Muda jangan diambil hati. Mungkin saat ini kakak Anda sedang banyak pikiran.” Paman Han berusaha menghibur Hyun Ae.

Hyun Ae tersenyum sekilas sebelum akhirnya keluar dari mobil dan berjalan memasuki area sekolah barunya.

Hyun Ae menggerutu, “Kyu Oppa meninggalkanku begitu saja tanpa memberitahu kemana aku harus pergi.”

Jdaaag!

Aw!” Hyun Ae mengusap keningnya. Dia—seperti—menabrak punggung seseorang karena terus saja menunduk tanpa memerhatikan jalan. “Eh?” Hyun Ae mendongak. “Tidak ada siapa pun. Jadi, yang tadi aku tabrak itu ... apa?”

Hyun Ae mengedarkan pandangannya ke segala arah. Mencari sosok yang tadi ditabraknya. Namun, nihil. Akhirnya, Hyun Ae berjalan ke sebuah papan pengumuman, di mana di papan tersebut tertempel denah SMA BLUE WORLD.

“Hm.” Hyun Ae memasang pose berpikir. “Jadi, dari sini jalan lurus lalu belok kanan. Setelah itu belok kiri lalu belok kanan lagi dan—” Gadis itu menggembungkan pipinya. “Aku pusing!”

“Hei, adik manis. Sedang apa? Kau terlihat kebingungan.”

Hyun Ae menoleh dan dapati sosok bertubuh lebih tinggi darinya. Lelaki itu memakai seragam yang sama dengannya dan Kyuhyun.

Anoo ... kau ini siapa?” tanya Hyun Ae dengan polosnya. Membuat wajah lelaki tadi sedikit merona.

I-mutnya!! batin lelaki itu.

Lelaki itu berdehem. “Namaku Lee Sungmin! Namamu siapa?” tanya Sungmin dengan riang gembira.

“Cho Hyun Ae.”

Krik.

Krik.

Krik.

“HEEEEEEEE?? C-CHO?!” Sungmin menganga.

Hyun Ae menatap Sungmin dengan bingung. “Sungmin Sunbae, kau kenapa?”

“Ka-Kau....” Sungmin mendadak gagap.

Hyun Ae mengedip imut. “Sunbae.” Dia mencolek lengan Sungmin.

“Hei, kau itu siapanya Kyunnie?”

“Kyunnie?” Hyun Ae mengernyit bingung.

“Ma-maksudku ... ada hubungan apa kau dengan Cho Kyuhyun?”

“Ah! Sunbae kenal Kyu Oppa? Dia kakakku! Dan aku adik kandungnya,” ucap Hyun Ae bangga. Oh, jangan lupakan rona merah jambu yang muncul di kedua pipinya saat mengatakan kalimat tadi.

Sungmin diam.

Sungmin mematung.

Sungmin tak bergerak.

Gadis seimut, semanis, dan sepolos ini adiknya Kyunnie? Yang benar saja! Kok aku tidak tahu?

Nee, Hyun A—”

“Ae-chan!”

Keduanya—Hyun Ae dan Sungmin—menoleh ke belakang saat sebuah suara melafalkan nama Hyun Ae. Gadis mungil itu tersenyum senang saat mengetahui siapa yang memanggilnya, sedangkan Sungmin? Lelaki tampan, namun berisik itu merasakan aura mencekam dan siap membunuh dari arah orang yang memanggil Hyun Ae.

Oppa!” Hyun Ae berlari ke arah lelaki bersurai berantakan—tapi, masih terlihat seksi—yang tak lain adalah Kyuhyun dan langsung memeluknya.

Sungmin melotot dan menganga. Bola matanya nyaris menggelinding keluar melihat adegan—yang menurutnya—manis di depan matanya. Maklum, single abadi.

Kyuhyun diam, membiarkan Hyun Ae memeluknya. Namun, kedua netranya menatap Sungmin tajam.

“Sungmin, setelah upacara pembukaan selesai, langsung ke ruanganku,” titah Kyuhyun.

“Ba-Baik.”

“Ae-chan, upacara pembukaan akan segera dimulai. Lepaskan pelukanmu. Kau membuatku kesulitan bernapas.” Kyuhyun mendorong—lembut—Hyun Ae agar melepaskan pelukannya.

“Uh! Aku benci Oppa! Hmph!” Hyun Ae melipat kedua tangannya di depan dada, menggembungkan pipinya, lalu memalingkan wajah dari Kyuhyun.

Dalam hati, Kyuhyun tersenyum geli melihat kelakuan adiknya yang imut. Dia langsung melirik Sungmin yang tengah menatap Hyun Ae dengan wajahnya yang memerah.

“Apa yang kaulihat, Sungmin?”

Kyuhyun mengeluarkan gunting merah dari dalam saku blazernya. Mengacungkannya tepat di depan wajah Sungmin.

Ckris!

“A-aku tidak melihat apa pun!” Sungmin gemetar. "Sungguh, Kyunnie. Aku tidak sedang melihat adikmu! Eh—”

Swiiiing!

Sungmin mematung. Sementara Hyun Ae menatap sang kakak tak percaya.

Kyuhyun tersenyum miring. “Heee ... Responmu bagus sekali, Sungmin.” Kyuhyun melirik gunting kesayangannya yang sudah tercemar oleh darah dari pipi Sungmin.

“Sungmin Sunbae!!” Hyun Ae menghampiri Sungmin yang masih syok. Ia menatap Kyuhyun tajam. “Oppa! Apa yang Oppa lakukan?” Hyun Ae mengeluarkan sapu tangan berwarna biru dari dalam tasnya. Ia menggerakan tangannya untuk membersihkan darah di pipi Sungmin, tapi...

Tap!

...Kyuhyun mencegahnya.

“Apa yang kaulakukan, Ae-chan?” tanya Kyuhyun tajam. Tangannya mencekal pergelangan tangan Hyun Ae.

“Tentu saja menolong Sungmin Sunbae,” sahut Hyun Ae polos.

Kyuhyun menyeringai. “Biarkan saja. Salah dia sendiri yang sudah berani mengganggu milikku. Kyuhyun mendekatkan wajahnya ke telinga Hyun Ae, membisikan kalimat yang membuat wajah gadis itu memerah dengan sempurna.

Kau milikku.”

***

Ish! Oppa berpidato lama sekali.” Hyun Ae mengayunkan kedua kakinya menuju ruang kelas barunya.

Selesai upacara pembukaan, para murid baru diarahkan ke kelas mereka masing-masing.

Hyun Ae mendongak saat sudah sampai di pintu kelas.

“Kelas 1-1, ya?” Hyun Ae tersenyum bangga. Detik selanjutnya, dia mengangguk. “Yosh!”

Hyun Ae masuk ke kelas dan mengedarkan pandangannya, mencari kursi kosong. Tapi ternyata, tempat duduk sudah diatur oleh pihak sekolah. Hyun Ae lantas mendekati gerombolan murid yang mengerubungi podium yang berada di kelas mereka.

Anoo ... Boleh aku lihat sebentar?” tanya Hyun Ae lembut. Murid-murid itu langsung menoleh ke arah Hyun Ae. Dan...

Sreet!

...tak sampai dua detik, murid-murid tadi langsung memberi jalan pada gadis itu. Sebenarnya yang memberi jalan adalah murid lelaki yang langsung terpesona oleh keimutan Hyun Ae.

“Terima kasih banyak,” ucap Hyun Ae dengan sopan, tak lupa senyuman manis terpatri di wajahnya. Membuat para siswa mimisan berjamaah.

Hyun Ae menengok selembar kertas yang tersimpan di atas podium. Itu adalah posisi duduk murid kelas 1-1. Hyun Ae mencari namanya. Tempat duduknya tiga baris dari belakang dekat dengan jendela. Gadis itu mengangguk sebentar lalu melangkahkan kakinya menuju mejanya.

Hyun Ae duduk di bangkunya, meletakkan tasnya di atas meja. Ia menopang dagunya dan menatap ke arah pohon Sakura yang berada di luar sana. Ia menyipitkan matanya kala melihat sosok berkacamata duduk di bawah pohon Sakura. Hyun Ae terus memerhatikan sosok tersebut sampai akhirnya seorang guru laki-laki masuk ke kelasnya.

Hyun Ae mengalihkan pandangannya untuk menjawab salam dari guru itu. Saat Hyun Ae menoleh kembali ke arah pohon Sakura, sosok yang tadi duduk di sana sudah tidak ada.

“Eh? Cepat sekali menghilangnya,” Hyun Ae bermonolog ria.

“Baiklah, semuanya....”

Hyun Ae kembali memerhatikan guru yang berdiri di belakang podium, di depan papan tulis.

“Nama saya Lee Jung Shin. Saya wali kelas 1-1,” ucap Jung Shin dengan senyum manis, membuat para siswi—kecuali Hyun Ae—menjerit histeris.

“Apa Ssaem sudah memiliki kekasih?”

Ssaem umur berapa?”

Ssaem tinggal di mana?”

“Minta alamat e-mail Ssaem, dong.”

Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan tidak jelas yang terlontar dari mulut siswi-siswi kelas 1-1. Jung Shin hanya tersenyum menanggapinya.

“Nah, sekarang kita adakan sesi perkenalan. Saya akan mengabsen satu per satu. Yang namanya saya panggil, silakan maju dan berdiri di samping saya.”

Jung Shin mulai mengabsen murid-murid. Satu per satu dari mereka ke depan dan memperkenalkan diri. Hingga tiba giliran Hyun Ae. Gadis mungil itu berjalan dengan anggun dan berdiri menghadap teman-teman barunya.

“Perkenalkan, namaku Cho Hyun Ae. Salam kenal.” Hyun Ae tersenyum. Para siswa mimisan untuk kedua kalinya saking imut dan manisnya senyuman Hyun Ae.

“Hm ... kau adiknya Cho Kyuhyun, ‘kan?” tanya Jung Shin.

Hyun Ae tersenyum lebar saat nama kakak kesayangannya disebut. “Iya, Ssaem.”

“Eh? Cho Kyuhyun? Bukankah itu nama Ketua OSIS sekolah ini?”

“Ah, dia yang tadi menghukumku karena telat.”

“Dia yang wajahnya seperti psikopat itu, ‘kan?”

Telinga Hyun Ae terasa panas. “Cukup!”

Hening.

Semuanya bungkam kala Hyun Ae membentak dengan nada tinggi. Bahkan Jung Shin sendiri terkejut mendengar bentakan Hyun Ae. Pasalnya, ia berpikir jika Hyun Ae tidak mungkin memakai nada tinggi seperti kakaknya—Kyuhyun—karena wajahnya yang polos.

“Jangan pernah membicarakan hal-hal yang jelek tentang kakakku. Kalian tidak tahu apa pun tentangnya. Kalian tidak seharusnya menilai orang lain hanya dengan sekali lihat, sekali bertemu, sekali bertatap wajah.” Hyun Ae menghela napas berat. Dia merasa sudah sedikit keterlaluan. “Dan asal kalian tahu, Kyuhyun Oppa bukan psikopat!”

Tidak ada yang bersuara.

Hyun Ae kembali ke tempat duduknya. Setelah hening selama tiga menit, Jung Shin memutuskan untuk membahas tentang sejarah sekolah.

Tanpa mereka sadari, seseorang berdiri di balik pintu kelas 1-1. Dia tersenyum miring.

Heee ... Hyun Ae berani juga membelaku di hadapan teman-teman barunya.”

***

“Kyunnie, kenapa adikmu tidak ikut latihan denganmu?” tanya Sungmin saat mereka berdua serta tim basket latihan di gym.

Kyuhyun mendelik tak suka. “Memangnya kenapa? Kau ingin mendekati adikku? Kau belum kapok rupanya, Sungmin.”

Sungmin merinding. “Bu-bukan begitu.”

Kyuhyun tidak memedulikan ucapan Sungmin. Dia fokus memerhatikan rekan—budaksatu timnya yang tengah latihan men-shoot bola ke ring dari ujung lapangan. Dia juga memerhatikan seseorang dengan kulit eksotis tengah men-dribble bola tak beraturan.

“Omong-omong, Kyunnie. Di mana Donghae?” Sungmin memerhatikan area gym. Namun, tidak menemukan sosok yang dicarinya.

“Aku di sini, Sungmin,” ucap Lee Donghae yang—sebenarnya—sejak tadi sudah duduk di samping Kyuhyun.

Uwaahh!!” Sungmin hampir saja terjungkal. “Hae, kalau muncul itu jangan tiba-tiba! Aku hampir terjatuh!” Dia mengerucutkan bibirnya.

“Itu deritamu, Sungmin,” sahut Donghae datar.

“Jahatnya.” Sungmin nangis bombay.

“Hae,” panggil Kyuhyun.

“Ada apa, Kyu?”

“Kau tadi pagi bertemu dengan Hyun Ae, ‘kan?”

“......”

“Benar?”

“Eh? Donghae sudah bertemu Hyun Ae? Kapan?” Sungmin kepo. Sungmin ingin tahu. Sungmin penasaran.

Donghae berdiri. “Aku akan latihan dengan Eunhyuk.” Dia berjalan ke arah lelaki cungkring di tengah lapangan tanpa menjawab pertanyaan Kyuhyun.

Kyuhyun menatap Donghae dengan pandangan yang sulit diartikan. Dia beranjak dari duduknya setelah meneguk air dalam botol minumnya.

Kyuhyun mengibaskan surai kecokelatannya yang sedikit basah karena keringat. “Perhatian semuanya!”

Semua anggota tim basket serentak menghentikan aktivitasnya.

“Latihan hari ini—” Kyuhyun menggantung perkataannya.

“Libur!”

“Cukup sampai di sini, ‘kan, Kyu?”

“.....”

“Mustahil latihan libur.”

Kyuhyun menyeringai. “Latihan hari ini sampai jam tujuh malam. Kalian berlatihlah tanpaku.”

“HEEEEE?!”

“Walaupun aku tidak ada, aku akan menyerahkan tugasku pada Han Kyung. Aku pergi.” Kyuhyun mengambil tasnya dan menyampirkan jaket klub basket di kedua bahunya tanpa dikancing. Dia melangkah pergi tanpa memedulikan kalimat-kalimat protes dari rekan timnya.

***

“Selamat datang, Tuan Muda.”

“Di mana Hyun Ae?” tanya Kyuhyun pada maid yang menyapanya.

“Nona Hyun Ae sedang membaca buku di perpustakaan,” jawab maid itu sopan.

“Apa Abeoji tidak ada di rumah?”

“Tuan Besar sedang ada perjalanan bisnis selama enam bulan ke luar negeri.”

Kyuhyun tersenyum miring. Tanpa basa-basi lagi, dia berjalan ke arah perpustakaan yang letaknya dekat denga taman bunga peninggalan ibunya. Dibukanya pintu perpustakaan. Dia melihat Hyun Ae sedang duduk memunggunginya.

Kyuhyun berjalan pelan, nyaris tidak menimbulkan suara.

Grep!

Hyun Ae tersentak. Ia diam. Dua tangan melingkar di lehernya. Hyun Ae mendongak. Kedua netranya bertemu dengan kedua netra milik kakaknya. Kelopak mata gadis itu beberapa kali mengedip.

Oppa.”

“Ya, Ae-chan?”

Hyun Ae menggeleng. “Tidak jadi.”

“Hm.” Kyuhyun menempelkan dagunya di atas kepala Hyun Ae.

Oppa bisa duduk di sana sebentar?” Hyun Ae menunjuk sofa panjang berwarna merah maroon. “Aku sedang membaca.”

“Kau berani memerintahku, Hyun Ae? Aku ini absolut. Tidak boleh ada yang berani memerintahku. Termasuk kau.” Tatapan Kyuhyun menggelap.

Atmosfer di ruangan itu mendadak mencekam. Hyun Ae menatap Kyuhyun takut. “Opp—” Hyun Ae membulatkan matanya. “Kyaaaaa!!!”

Kyuhyun mengangkat tubuh mungil Hyun Ae dan mengempaskannya ke atas sofa yang tadi ditunjuk Hyun Ae begitu saja.

“Sakit, Oppa!” Gadis mungil itu meringis.

Kyuhyun tidak menggubris perkataan Hyun Ae. Ia memosisikan tubuhnya di atas tubuh adiknya dengan kedua tangannya berada di sisi kanan dan kiri kepala adiknya.

“Kau harus dihukum, Cho Hyun Ae,” ucap Kyuhyun dengan nada seduktif.

“Me-memangnya aku salah apa?” Hyun Ae merengut.

Kyuhyun menyeringai. Tangannya bergerak mengusap lembut pipi Hyun Ae. Tatapan Kyuhyun kembali melembut. Tangannya berhenti tepat di bibir mungil Hyun Ae.

“Ae-chan, ingat tidak apa yang kaulakukan saat umurmu lima tahun?” Kyuhyun menatap Hyun Ae dengan intens.

Ditatap seperti itu, wajah Hyun Ae memanas. Detak jantungnya terasa begitu cepat. “Me-memangnya apa yang aku lakukan pada Oppa?” Bukannya dia tidak ingat, tapi Hyun Ae terlalu malu untuk menjawab pertanyaan kakaknya.

“Heee? Aku tahu kau berpura-pura tidak ingat, Ae-chan.” Kyuhyun mendekatkan wajahnya tepat sepuluh sentimeter dari wajah Hyun Ae.

“A-aku tidak mengerti.”

“Kalau begitu, aku akan membuatmu ingat kembali.” Kini jarak wajah mereka berdua hanya lima sentimeter.

Empat sentimeter.

Tiga sentimeter.

O-Oppa....” Hyun Ae bisa merasakan embusan napas Kyuhyun. Aroma maskulin menyeruak dari tubuh Kyuhyun, menusuk indra penciumannya.

Dua sentimeter.

“Kyu Oppa.”

Satu sentimeter.

“Be-berhenti, Oppa!”

Dan—

“Tuan Muda, ada yang mencari Anda.”

maid dengan kurang ajarnya mengganggu kegiatan Kyuhyun.

Kyuhyun menggeram. “Suruh saja dia pulang! Aku sedang sibuk!” Kyuhyun berteriak.

“Tapi ... yang mencari Anda itu bernama Choi Siwon.”

Kyuhyun antap.

“Tuan Muda?”

Setelah aksi diam selama sepuluh detik, Kyuhyun menyahut, “Aku akan ke sana. Suruh dia untuk menunggu di ruang tamu.”

“Baik.” Maid itu melenggang pergi.

Kyuhyun turun dari tubuh Hyun Ae lalu merapikan pakaiannya yang sedikit kusut. Dia melirik Hyun Ae yang mengembuskan napas lega.

“Hukumanmu belum selesai, Ae-chan.”

Kyuhyun keluar dari perpustakaan dan menutup pintu perpustakaan dengan rapat. Lebih tepatnya, Kyuhyun mengunci pintu perpustakaan agar Hyun Ae tidak kabur.

Yak! Pabo Oppa! Masa aku dikurung di sini?! Aku benci Oppa!”

--------------------킅-------------------

CHO KYUHYUN

CHO HYUN AE

LEE SUNGMIN

LEE DONGHAE

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro