Onomatope

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Onomatopea atau onomatope adalah kata tiruan bunyi, misal “kokok” merupakan tiruan bunyi ayam (KBBI). Istilah onomatope sendiri berasal dari Yunani—ονοματοποιία—yang berarti kata atau sekelompok kata yang menirukan bunyi-bunyi dari sumber yang digambarkannya.

Mungkin kalian sering baca wattpad  atau novel yang pakai onomatope ini. Bahkan di komik pun banyak.

• Contoh onomatope itu seperti:
-Prang!
-Buk!
-Byar! Ambyar--eh enggak deng😆

Nah, kalau udah kayak gitu pasti kalian sering nemu,'kan? Apa contoh lainnya? Ada yang tahu?

Brak?
Drrt!
Tap tap tap
Krriiingg
Pletak
Tok tok tok

Nah, banyak bukan?
Kebanyakan emang yang pakai kring. Biasa itu pengawalan cerita banyak yang pakai. Wkwk ....

Tapi gak cuma itu, loh.

°Suara makhluk hidup
Kucing mengeong
Burung mencericip/berkicau
Babi menguik
Bebek meleter
Anjing menggonggong/mendengking
Serigala melolong
Sapi melenguh
Katak menguak
Ular mendesis
Kambing mengembik
Merpati berdekut
Ayam jantan berkokok
Ayam betina berkotek
Anak ayam menciap
Macan mengaum
Tikus mencicit
Kuda meringkik
Tidur mendengkur
Berjalan terhuyung-huyung.
Suara benda mati
Meriam berdentam
Angin berkesiur/mendesau
Papan/kayu berderak
Bel/lonceng berdentang
Sendok berdenting
Air bergemericik
Pintu berderit
Gigi gelemetuk (kedinginan)
Telepon berdering
Peluru berdesing
Daun bergemeresik
Jantung berdegup
Uang logam bergemerincing
Petir menggelegar
Kuda berderap.
Darah berdesir/menggelenyar.
Selendang berkibar.

°Berdasarkan aktivitas
Minum: gluk, gluk, gluk
Menginjak kayu/ranting: krak, krak, krak
Jatuh ke dalam air: Byur, jebur, plung (jika yang jatuh adalah benda)
Menggunting: kres, kres, kres
Meninju: Buk, dhuak
Menyobek kertas: srek, srek
Meledak: bum!
Jatuh dengan keras: gedebuk! Gedebum!
Barang pecah: Prang!
Kaleng tertendang: Klontang!
Menembak: Dor!
Menyeruput: Srup, srup.
Mengayun tongkat: Syuut, syuut.
Menumpuk barang: Bruk, bruk.
Batuk: Uhuk, uhuk.
Bersin: Hatsyi! Hatsyi!
Kunci diputar: Klik.
Menusuk dengan pisau: Jleb.
Perut keroncongan: Kruk, kruk.
Kain dirobek: Breet, breeet.
Menggigit makanan renyah: Kriuuk.
Jam dinding kuno: Tik tok.
Pohon bambu tertiup angin: Keriang keriut
Ketukan di pintu: Tok tok tok.
Sepatu hak tinggi di lantai: Tuk tuk tuk.
Air menetes: Tes tes tes.

°Dari KBBI
- bang n tiruan bunyi spt bunyi – barang jatuh, meletup, dsb

- bap n tiruan bunyi barang jatuh di tanah lembut dsb; debap

- celebuk n tiruan bunyi spt batu dsb yg jatuh ke air

- celepik n tiruan bunyi spt barang kecil (cecak, kertas, dsb) jatuh di lantai

- celepuk n tiruan bunyi spt celepik tetapi lebih nyaring

- celung n tiruan bunyi spt bunyi angklung dsb

- ceter /cetér/ n tiruan bunyi cemeti (cambuk dsb) yg dicambukkan

- cit n tiruan bunyi spt bunyi tikus atau anak burung

- ciut n tiruan bunyi spt bunyi pohon ditempuh angin, pintu terbuka, dsb;
berciut-ciut (menciut-ciut) v berbunyi “ciut, ciut”

- debak n bunyi spt bunyi orang meninju; debuk;

- debak-debuk v berulang-ulang berbunyi ”bak-buk” (spt bunyi barang-barang berat berjatuhan, orang meninju berulang-ulang, dsb)

- debam n tiruan bunyi spt bunyi benda berat jatuh ke lantai

- debap n tiruan bunyi spt bunyi barang jatuh dsb

- debar n, berdebar (berdebar-debar) v bergerak-gerak atau berdenyut-denyut keras atau lebih kencang

- decup n tiruan bunyi spt bunyi ikan menangkap kelekatu;
berdecup(-decup) v berbunyi spt bunyi ikan menangkap kelekatu
decur n tiruan bunyi spt bunyi air memancar (memancur dsb);

- medecur v 1 berbunyi spt bunyi air memancar; 2 memancar; memancur; bercucuran

- decut n tiruan bunyi spt bunyi bayi menyusu;

- berdecut(-decut) v berbunyi seperti bunyi bayi menyusu

- gar n tiruan bunyi spt bunyi guruh dsb; degar

- gelebuk n tiruan bunyi spt, barang jatuh

- gerdam n tiruan bunyi spt bunyi barang yg berat dan besar yg jatuh

- gerentang n tiruan bunyi berdentam-dentam (berdentang-dentang)

- koak (koak-koak) n tiruan bunyi spt bunyi burung gagak;

- letang n tiruan bunyi spt bunyi besi dipalu

- letik n tiruan bunyi spt bunyi gelas retak kena air panas;
meletik v berbunyi

- mung n tiruan bunyi canang

- ning n tiruan bunyi sbg bunyi lonceng kecil

- nung n tiruan bunyi spt bunyi kenung

Ini adalah contoh lain dari onomatope

Sekarang, mengenai penggunaannya. Perlu gak sih?

Terkadang onomatope perlu tetapi jangan mendominasi (shireishou.com).

Dee Lestari dalam blognya menulis:
“We’re writers, but don’t write’em all down. Trust our readers’ ability to imagine things. And give them some inspiring convincing description, bukan sekadar deskripsi harfiah karena malas mikir. A person laugh, okay, but we don’t need to write hahaha.(shireishou.com)

Nah, itu katanya, guys. Onomatope itu perlu, tapi jangan sering sering digunain. Biar pembaca yang berimajinasi.

Apalagi dalam cerita action. Pasti banyak, tuh. Kalau aku biasa gunakan onomatope biar menambah suasana deg degan. Biasa di akhir chapter gitu. Bisa menimbulkan pertanyaan ke depan.

Misal:
Aku tak ingin rahasia ini terbongkar. Namun, tiba-tiba saja ....

Ceklek!

---
Suara itu udah pasti membuat deg degan. Siapa, sih, yang masuk?

Jadi, pemakaiannya dikurangi saja.
Misal ganti kata kriet dengan pintu berderit.

Sekali lagi, onomatope boleh digunakan. Tapi jangan kebanyakan.
Berlebihan itu tidak baik🙈
Pemakaian yang lebih afdhol pun dimiringkan.

Misal:
Buk!

🖇️ Sesi QnA
1. Onomatope itu akhirannya titik (.) atau tanda seru (!)? Atau diiringi elipsis, benar atau salah?
Kalau benar bagaimana tata caranya

Elipsis itu tanda yang digunakan untuk kalimat terputus putus atau ada bagian yang dihilangkan. Di onomatope, penggunaan dengan elipsis kurang tepat.

Jadi pakai tanda seru.

- Meskipun bunyinya panjang ya?

Contoh :
Kring ... Kring ....

Jadi yang benar :
Kring! Kring! Kring!

Iya, yang di bawah. Kalau yang di atas, elipsis kan sama aja jeda gitu kan? Bayangin suara kring kringnya dijeda. Aneh, 'kan?

2. Jika sudah pakai onomatope apa perlu kita jelaskan lagi di bawahnya?

Semisal:
Dhuak!

Juni menendang pria itu hingga tak sadarkan diri.

Untuk pengartian seperti itu, diperlukan. Karena kita tidak tahu dhuak itu suara apa.

Berbeda kalau pakai bruk misalnya. Jelas di KBBI ada keterangan suara benda yang jatuh. Jadi gak perlu penjelasan.

Kalau memang sudah jelas itu suara apa, jangan dijelaskan lagi.

Misal:
Kring: sudah pasti suara bel.

Atau semisal di dhuak tadi diperlukan untuk penjelasan siapa yang ditendang, menurutku perlu. Mungkin saat dia bertengkar banyak orangnya, dan untuk kebutuhan cerita memang yang dituju Joni tadi.

3. Argh!

Itu juga termasuk, kah?

Argh itu suara orang kan? Mengerang. Kalau udah bikin argh gak usah bikin penjelasan kalau dia mengerang lagi.

- Argh!

Clif meringis menahan luka sayatan  yang ada di lengan kirinya.

Kayak gitu berarti gak boleh, ya?

Argh ini suara mengerang kan?

Mungkin lebih baik langsung pakai narasi, gak pakai argh lagi.

4. Oh ya, soal onomatope. Kalau berulang kali benar atau salah?

Maksudnya begini,

Buk! Buk! Buk!

Gitu?
Gak masalah, sih. Kalau emang dibutuhin. Tapi dikira kira juga. Jangan kebanyakan.
Kalau aku biasa maksimal tiga kali

5. Kalau berdecih, bersin, batuk, tertawa itu onomatope atau bukan?
Perlu dimiringkan juga terus memakai tanda seru? Atau enggak?

Itu udah penjelasan bukan lagi tiruan bunyi. Jadi tidak perlu miring atau tanda seru.

Contoh penggunaan onomatope tanpa penjelasan. Begini lebih baik, ya.

Hatchi! Hatchi!

Suara itu membuatku terganggu. Ingin kuabaikan, tetapi kasihan. Egoku menyuruh untuk tidak perlu menoleh.
---
Dan satu lagi. Hindari tawa dalam dialog.

Misal:

"Hahaha ...."

Abian tertawa.

Padahal sudah jelas kalau hahaha itu suara tawa. Mending gak usah dipakai dalam dialog.

- Ini maksudnya yang enggak usah dipakai itu pas bagian, 'Abian tertawa' ya?
Hahaha-nya gak usah dipakai. Langsung pakai 'Abian tertawa' aja.

6. Misalnya batuk

"Uhuk ... uhuk ...."

Seperti ini benar enggak? Atau tidak perlu pakai elipsis.

Pakai tanda seru aja. Karena onomatope ini sebenarnya dikembalikan menurut pendapat, sih. Karena gak ada aturannya di PUEBI.

7. Isakan tangis yang bener gimana?

Hiks!

- Itu misal kayak dia isakan nangis tersendu-sendu, diulangnya pakak seru atau elipsis?

Hiks ... hiks ... hiks

Atau

Hiks! Hiks! Hiks!

Sama kayak ini. Biasanya isakan ini di dalam dialog kan, ya. Kalau merasa kurang nyaman, mending gak usah dipakai aja suara hiks-nya.

📌 Kampus AWAN

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro