XI

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Suara ketikan yang berasal dari ponsel pintar Majid cukup menggema di telinga ketiga sahabatnya. "Udah ada kabar belum?" Tanya Mashel. "Percuma, di telepon gak diangkat-angkat. Di chat line pun gak aktif." Jawab Majid seraya menekan tanda call di ponselnya. "Hadeuhh.." keluh Fairuz bersamaan dengan Mashel. Mereka berdua saling lirik, terkejut. Lalu saling mengalihkan pandangan. "Tunggu aja disana yuk? Panas nih." Tunjuk Dhira ke sebuah Book Cafe di depan mereka.

Sesuai janji pak Ronald, keempat sahabat ini akan ditraktir makan siang. Merayakan keberhasilan mereka memecahkan kasus. Akhirnya hari Minggu lah waktu yang tepat untuk mereka bertemu. Namun, orang yang ditunggu mereka belum muncul sampai matahari sudah mulai diatas kepala.

Es dan makanan kudapan mulai disajikan diatas meja. Tercium aroma sirup apel dan eskrim stroberi serta bunyi gemericik soda stroberi yang sangat menggiurkan. Mereka memulai menyantap makanan tersebut. "Masih belum ada kabar?" Tanya Dhira memecah keheningan diantara mereka. Matanya hanya melirik sekilas, lalu ia sibuk kembali membaca buku. Majid masih terfokus dengan ponsel pintarnya mengetikkan sesuatu. Ia hanya menjawab dengan gumaman dan gelengan kepala.

Mashel dan Fairuz sibuk bertengkar karena saling mencicipi makanan yang lain. 'Dasar.. kapan mereka bisa akur sih' gumam Dhira.

/Brak/
Terdengar suara pintu dibuka secara paksa. Ada sekelompok orang-orang yang berwajah sangar masuk kedalam cafe, mereka langsung menuju kearah kasir. "Serahkan uang kalian sekarang juga!" Ucap seseorang yang terlihat seperti ketuanya. Sisa anggota yang lain mendekati beberapa meja pelanggan sambil terus mengancam agar tidak ikut campur. Keempat sahabat itupun ikut terdiam melihat kejadian tersebut, namun bukan mereka namanya jika tidak melakukan sesuatu.

Tangan kanan Majid yang sengaja ia sembunyikan dibawah meja, sibuk melakukan panggilan. Fairuz dan Dhira sudah bersiap untuk menghadang penjahat tersebut, namun mereka butuh aba-aba. Para penjahat tersebut hanya melirik sekilas pada mereka berempat lalu kembali sibuk dengan hasil pencurian. Mashel hanya bersikap santai dengan kejadian tersebut namun ternyata ada hal yang ia lakukan.

Suara sirene menggema di depan cafe, lalu para penjahat tersebut kalang kabut dengan hal tersebut. "Sial! siapa yang berani menghubungi polisi?" Ucap salah satu pencuri lalu mengarahkan senjata kepada setiap pengunjung. Mashel tiba-tiba tertawa dengan gembira. "Kalian benar benar pencuri bodoh!" Teriak Mashel dengan naik keatas meja kafe. Ketiga sahabatnya hanya tercengang dengan kejadian tersebut.

"BERHENTI MELAKUKAN APAPUN! ATAU AKAN KAMI TEMBAK!" Suara itu berasal dari speaker mobil milik polisi. Beberapa anggota polisi masuk dengan paksa lalu menyergap para pencuri. Beberapa anggota polisi lainnya memberikan jalan kepada para pengunjung dan pekerja di kafe tersebut untuk keluar.

Keempat sahabat tersebut diminta untuk istirahat di trotoar seberang kafe tersebut. Sedikit terkejut karena ternyata daerah tersebut sudah steril dari banyak orang, terlihat dari garis polisi yang membentang sepanjang jalan kafe. Pak Ronald menghampiri keempat sahabat tersebut dengan cengiran khasnya, lalu melakukan high five dengan Mashel. "Kalian harus jelaskan semua ini." Ucap Dhira. Mashel hanya tersenyum kecut mendengar ucapan Dhira.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro