XII

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"TELL ME!" Ucap Dhira dengan nada dingin dan penuh penekanan.

Mashel dan pak Ronald terpaku dengan ucapan Dhira. "Ee.. to.. tadi saat kita sampai disini. Aku melihat pak Ronald, dan begitupun sebaliknya. Namun, pak Ronald malah mengobrol dengan entah siapa. Lalu, sesekali melihat kearah kita. Dan saat ia akan menghampiri kafe. Aku memberikan kode bahwa ada penjahat disini. Lalu berikutnya, ya.. seperti yang kalian lihat." Jelas Mashel. Ketiga orang temannya hanya menghela nafas lega, beruntungnya mereka karena Mashel dan pak Ronald langsung mengambil tindakan.

"Makasih ya pak, maaf sudah suudzon sama bapak." Ucap Majid. "Gak apa-apa, tenang aja." Ucap pak Ronald dengan mengeluarkan gummy smile khasnya dan tangan yang memberikan tanda peace pada mereka. "Bisakah kita pergi ke tempat yang lebih menyenangkan? Tanpa ada gangguan seperti tadi lagi?" Tanya pak Ronald.

Dhira dan Majid berjalan beriringan karena pak Ronald menggandeng tangan mereka. Malu, sebenarnya. Tapi karena mereka merasa mempunyai hutang budi, jadi.. ya sudahlah. Mereka pasrah. Jangan lupakan Mashel dan Fairuz yang berjalan dibelakang mereka. Fairuz masih menatap lurus pada ketiga orang didepannya sedangkan Mashel sibuk melihat sekelilingnya.

"Makasih." Ucap Fairuz tiba-tiba. "Hah?" Mashel menengok terkejut mendengar ucapan Fairuz. "Gak usah diulang denger juga kan?" Ucap Fairuz dingin. Mashel menggembungkan pipinya dengan sebal, "iya gue denger kok. Terus makasih buat apa?" Tanya Mashel gemas. Fairuz mendelik, "gak usah dijelasin juga udah taukan maksudnya apa." Mashel semakin menggembungkan pipinya dan mengerucutkan bibirnya. 'Heran deh sama cowok satu ini. Irit banget penjelasan. Arrgghh.. gue jual ke museum juga nih.'

Fairuz yang sedari tadi memperhatikan tingkah Mashel, tanpa sadar tersenyum geli. Lalu mengasak rambut Mashel yang selalu dipotong pendek itu dengan gemas. "Ha! Ngapain lu?" Ucap Mashel menangkis tangan Fairuz. "Tingkah lu kaya bocah sd. Bukan.. bukan.. kalau di komik jepang. Lu tuh tsundere." Lalu Fairuz tertawa dengan bahagia.

Menutup kasus yang mereka alami hari ini, dengan keempat orang sahabat Fairuz melihatnya tertawa dengan lepasnya. Tangan yang terus sibuk menggasak kepala Mashel dan disinari matahari sore. Membuat Fairuz terlihat bersinar dan menjadi kejutan untuk mereka berempat.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro