One

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Me and My Prince Charming

Story Written by Yogatrisna

♤♤♤

Story Made in 2018

Pairing : SasufemNaru, SasuShion, and KuraIno.

Disclaimer : Naruto milik Masashi Kishimoto, bukan milik saya. Saya hanya meminjamnya untuk kebutuhan imajinasi semata.

Warning : K+, OOC, OC, EYD tidak sesuai, Typos bertebaran.

Don't Like Don't Read

♡♡♡

I Hope You Like It

.
.
.
.

_______________________________________

"Hah.... Membosankan." Hela napas bosan seorang gadis berambut kuning keemasan berkulit tan di King size cover bed miliknya. Gadis itu adalah tokoh utama dalam cerita ini, yaitu Namikaze Naruto.

"Mendung sekali hari ini." Sahut tidak nyambung seorang laki - laki berambut hitam dengan gaya rambut ekor ayam berkulit putih salju. Dia adalah pacar dari tokoh utama kita, yaitu Uchiha Sasuke.

Ucapan Sasuke membuat dahi Naruto mengernyit kesal. "Bisa - bisanya dia berbicara tentang cuaca di saat seperti ini. Dasar Teme pantat ayam tidak peka!" umpat kesal Naruto dalam hati.

"Memang kenapa jika langit mendung, Sasu?" tanya Naruto dengan ketus.

"Tidak apa - apa, sih. Hanya saja rasanya tidak menyenangkan jika tidak ada Kurama. Kapan Kurama pulang, Nar?" ucap Sasuke sambil memandang Naruto meminta jawaban.

"Aku tidak tahu. Kenapa tanya aku? Telpon saja dia." Jawab Naruto ketus. Dia sudah kehilangan mood untuk berbicara dengan kekasih pantat ayamnya yang tidak peka.

Sasuke menaikkan alisnya bingung. "Kau kenapa, Dobe? Sedang PMS, ya?" celetuk Sasuke polos. Segera wajah tampan bin kece milik Sasuke dihadiahi lemparan sebuah bantal bergambar rubah ekor sembilan kesukaan Naruto.

"Ughh.... Sakit, Naru-Dobe. Kalau marah, jangan lemparkan padaku, Dobe." Ucapnya dengan mengambil bantal milik Naruto lalu dia jadikan sandaran di kursi yang ia duduki.

Naruto semakin meradang. "Sasukeee!!!" Keluar dari kamarku sekarang juga, Baka no Teme pantat ayam!!!" teriak Naruto dengan menarik kasar tangan Sasuke menuju pintu keluar kamarnya, lalu ia hempaskan keluar dari kamarnya, dan menutup kamarnya dengan keras.

Braakkk...

"Gghhh.... Dasar Dobe." Gumam Sasuke. Ia tak marah terhadap apa yang dilakukan oleh Naruto. Lagipula ia sudah kebal dengan tingkah bar bar yang Naruto lakukan. Mungkin berada di dalam kamar Kurama lebih baik.

Dalam Kamar Naruto.

Sekarang Naruto sedang menenggelamkan dirinya dalam selimut. Ditemani sebuah boneka Kyuubi kesukaannya sejak kecil untuk menenangkan emosinya yang meledak - ledak seperti bom yang sewaktu - waktu bisa meledak kapan saja.

Ia buka selimutnya sampat setengah badannya. Lalu menatap langit - langit kamar dengan tatapan sendu.

"Sampai kapan kau peka Sasuke-Teme?Tidakkah kau tahu bahwa aku juga ingin diperlakukan romantis seperti wanita umumnya dengan pasangannya." Batinnya nelangsa.

Ia pun menangis dalam diam dengan suara rintik - rintik hujan yang deras mengiringi tangisannya. Sampai ia tertidur kelelahan di kasurnya.

Esok Pagi Harinya.

Di ruang makan kini ada tiga orang. Satu sedang menyiapkan makanan, yang satu sedang duduk di kursi dengan membaca sebuah koran, dan satunya lagi duduk manis di kursi dengan memainkan sebuah ponsel di tangannya. Datanglah tokoh utama kita dengan tas selempang sedang tergantung di bahunya. Dia adalah Namikaze Naruto.

"Ohayou, Minna." Sapa Naruto ceria. Sepertinya ia sudah melupakan kejadian kemarin.

Semua orang yang sedang beraktivitas segera mengalihkan pandang mereka ke gadis itu lalu tersenyum lembut. "Ohayou mo, Naru." Sapa balik mereka bersamaan.

"Sayang, kenapa kemarin malam kamu tidak turun makan malam?Kau membuat Kaa-san khawatir." Ucap Kushina dengan khawatir sambil menghampiri Naruto.

"Aku tidak apa - apa, Kaa-san. Hanya kemarin ketiduran saja." Jawab Naruto menenangkan ibunya.

Segera Kushina menarik tangan putri bungsunya untuk duduk di sebelah kursi miliknya. Kushina dan Naruto pun duduk dan mulai sarapan pagi dengan doa dipimpin oleh Minato selaku kepala keluarga Namikaze.

"Itadakimasu." Seru Minato. Segera mereka semua makan dengan khidmat tanpa suara. Selesai makan, Naruto dan Kurama pamit kepada kedua orang tuanya untuk pergi kuliah.

Mereka berangkat ke sekolah menggunakan motor milik Kurama. Motor bermerek NCR Legerra 1200 berharga 936 juta atau USD 72.000 itu melaju cepat menuju Konoha University. Lima belas menit kemudian, Kurama dan Naruto pun tiba di sekolah.

Setelah memberi salam kecup pipi dahi dengan kakak rubahnya, ia pun masuk ke dalam sekolah. Namun, langkahnya terhenti karena dicegat oleh Haruno Sakura, sang Hater nomor satu dirinya karena telah menaklukkan hati beku si jenius Uchiha Sasuke pantat ayam sialan.

"Oh, halo, Sakura-chan." Sapa Naruto manis.

Sakura tersenyum remeh ke arah Naruto. "Apakah kau sudah putus dengan Sasuke-kun, rubah kuning?" tanya Sakura tidak nyambung sembari mengejek Naruto.

Naruto menaikkan alisnya bingung. "Belum, Sakura-chan. Lebih baik kau menyerah saja, karena Sasuke tidak mau dengan nenek sihir berambut norak seperti dirimu." Balas Naruto pedas. Dia sudah tidak peduli lagi jika dilihat orang banyak. Toh, Sakura dulu yang mulai bukan dia.

Sakura sudah merah meradang wajahnya. "Kau!!Berani sekali kau berkata begitu padaku!!" seru Sakura kesal. Bahkan seruannya membuat semua orang yang ada di situ mengalihkan perhatiannya pada dirinya.

"Hei, lihat Sakura sedang memaki rubah kuning."

"Hmm... Masih tidak menyerah juga si Haruno pink itu. Padahal Sasuke-senpai sudah berpacaran dengan Naruto-senpai."

"Rasakan kemarahan Haruno-senpai, Kotoran Berjalan."

Itulah kata - kata yang ditujukan menilik hubungan Naruto dan Sakura. Sudah jelas bahwa Sakura selalu mencecoki Naruto tiap pagi di gerbang Konoha University. Walaupun terlihat sepele, Sakura tetap saja melakukannya setiap harinya.

"Kau tidak lelah juga, ya, Sakura-chan." Sahut Naruto tidak mempedulikan Sakura yang sedang marah besar pada dirinya.

"Huh.... Jangan bilang kau takut padaku, Naruto." Balas Sakura dengan mendengus angkuh.

Naruto menatap Sakura datar. "Terserah. Yang penting aku tidak sepertimu yang kegatelan terhadap Sasuke yang sudah punya kekasih." Ucap Naruto menohok Sakura.

Wajah Sakura bertambah merah. Segera ia mengambil ancang - ancang untuk menampar Naruto. "Kau berani----"

Ucapan Sakura berhenti karena ada tangan yang menghalanginya menampar Naruto. Siapa lagi jika bukan Namikaze Uzumaki Kurama sang kakak dari Namikaze Uzumaki Naruto juga salah satu Prince University of Konoha.

"Ku...Kurama-sen...senpai." Ucap Sakura terbata - bata. Bahkan pelipisnya berkeringat karena melihat sang Uchiha Sasuke yang ia kagumi sedang berada di sebelah Kurama dan menatap dirinya dengan datar.

"I...Ini tak seperti yang kalian pikirkan, Sasuke-kun, Kurama-senpai." Ucap Sakura takut. Bahkan ia sudah menyembunyikan tangan kanan yang mau ia gunakan untuk menampar Naruto dibelakang punggungnya.

"Jangan ganggu adikku, Haruno. Jika kau tak ingin dikeluarkan dari universitas ini." Ancam Kurama dingin. Segera ia meninggalkan Sakura bersama Naruto dan Sasuke. Sedangkan Sakura, ia sedang termenung di gerbang itu sendirian. Tidak menghiraukan ucapan - ucapan kasihan yang ditujukan pada dirinya karena telah menganggu cucu pemilik Konoha University.

Kembali pada Naruto yang bersama Kurama dan Sasuke. Mereka kini sedang ada di kantin.

"Naru, apa kau baik - baik saja?" tanya Kurama khawatir.

Naruto menatap Kurama malas. "Aku tidak apa - apa, Aniki. Lagipula gulali pink itu hanya akan jadi sasaran empuk jika berhadapan dengan yang seorang pemegang sabuk hitam karate." Balas Naruto.

Kurama tersenyum lalu mengacak - acak rambut Naruto. "Syukurlah jika begitu, Baka Imotou." Ucapnya.

Naruto menyingkirkan tangan Kurama kasar. "Ish.... Jangan berantakan rambutku, Kuu." Gerutu Naruto kesal.

Kurama pun tersenyum lalu berdiri. "Jika begitu, aku tinggal dulu, ya. Sasuke, aku titip rubah bar bar ini." Ucap Kurama sambil mengejek Naruto. Ia pun berlalu pergi meninggalkan Sasuke dan Naruto.

Kini hanya tinggal mereka berdua saja di meja itu. Hal itu membuat keadaan menjadi canggung.

"Naru, jika kemarin aku ada kesalahan, aku minta maaf." Ucap Sasuke membuka percakapan.

Naruto tertawa garing. "Haha.... Tidak apa - apa kok, Sasu. Aku hanya kelelahan saja kemarin." Balas Naruto.

Sasuke mengangguk lalu menepuk pundak Naruto lembut. "Ya sudah jika begitu. Aku masuk kelas dulu. Sampai jumpa lagi, Dobe." Pamit Sasuke sambil berlalu pergi menuju kelasnya.

"Sampai jumpa, Suke." Bisik Naruto lirih.

"Kau benar - benar tidak peka, ya, Baka no Teme." Batinnya dalam hati.

To be Continue

Yo, semuanya. Bagaimana cerita SasufemNaru pertama Yoga? Kalau masih jelek, komen ya dibawah. Aku butuh saran kalian nih, biar bisa lebih baik lagi.

Aku harap kalian suka dengan cerita ini. Adegan Si Nenek Sihir Haruno Sakura masih dikit, dia akan jadi peran pembantu saja. Bukan orang ketiga dalam hubungan SasuNaru.

Tolong tinggalkan Jejak, ya, kawan - kawan semua. 😆😆

Satu lagi, terima kasih untuk littlecha99 atas rekomen pair SasufemNaru. 😊😊 Terima kasih atas rekomennya littlecha99 lagi.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro